Analisa Penampang Tinjauan Kedalaman Penggerusan

28 Tabel 2.8 Angka Pengaliran koefisien Run Off Tipe Daerah aliran Harga C Perumputan Tanah pasir, datar, 2 0,05-0,10 Tanah pasir, rata-rata, 2-7 0,10-0,15 Tanah pasir, curam, 7 0,15-0,20 Tanah gemuk, datar, 2 0,13-0,17 Tanah gemuk, rata-rata, 2-7 0,18-0,22 Tanah gemuk, curam, 7 0,25-0,35 Business Daerah kota lama 0,75-0,95 Daerah pinggiran 0,50-0,70 Perumahan Daerah singgle family 0,30-0,50 multi unit, terpisah-pisah 0,40-0,60 multi unit, tertutup 0,60-0,75 suburban Daerah rumah-rumah apartemen 0,25-0,40 Industri Daerah ringan 0,50-0,70 Daerah berat 0,60-0,90 Pertamanan, kuburan 0,10-0,25 Tempat bermain 0,20-0,35 Halaman kereta api 0,20-0,40 Daerah yang tidak dikerjakan 0,10-0,30 Jalan Beraspal 0,70-0,95 Beton 0,80-0,95 Batu 0,70-0,85 Untuk berjalan dan naik kuda 0,75-0,85 Atap 0,75-0,95

2.6. ASPEK HIDROLIKA

Dalam aspek hidrolika dibahas mengenai tinggi muka air sungai maksimum dan pendalaman penggerusan oleh aliran sungai. Selanjutnya digunakan untuk menentukan elevasi minimum jembatan dan menentukan bentuk pilar jembatan.

2.6.1. Analisa Penampang

Adanya hasil dari analisa hidrologi, yaitu debir maksimum dan kecepatan aliran dari sungai maka dapat ditentukan tinggi muka air maksimum sungai dengan rumus: A I R n Q . . 1 2 1 3 2 = 29 Dimana: n = koeffisien manning R = jari-jari hidrolis I = kemiringan saluran A = luas penampang sungai Q = debit banjir rencana m 3 dtk M Gambar 2.15. Penampang Melintang Sungai V = kecepatan aliran mdtk B = lebar penampang sungai m A = luas penampang basah m 2 H = tinggi muka air sungai m M = kemiringan lereng sungai

2.6.2. Tinjauan Kedalaman Penggerusan

• Untuk menghitung kedalaman penggerusan scouring digungakan metode Lacey yang tergantung pada jenis material dasar sungai. Faktor lempung Lacey dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.9. Faktor Lempung Lacey No Tipe Material ө mm Factor 1 Very fine silt lanau sangat halus 0,052 0,40 2 Fine silt lanau halus 0,120 0,80 3 Medium silt lanau medium 0,233 0,85 4 Standart silt lanau 0,322 1,00 5 Medium sand pasir 0,525 1,25 6 Coarse sand pasir halus 0,725 1,50 7 Heavy sand kerikil 0,290 2,00 Kedalaman penggerusan pada sungai adalah tergantung dari kecepatan aliran air dan debit sungai. Adapun diagram aliran sungai sebagai berikut: 30 V Gambar 2.16. Diagram Kecepatan Aliran Sungai. Sedangkan pada bagian pilar diagram kecepatan akan berubah sesuai dengan perubahan luas penampang sungai yang dikurangi oleh luasan pilar. Diagram kecepatan aliran pada pilar jika dibandingkan dengan keadaan diatas sebagai berikut: V2 V1 Gambar 2.17. Diagram Kecepatan Aliran Pada Pilar. Rumus lacey: LW = 61 , ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ × = W L H d LW = 333 , 473 , ⎟⎟⎠ ⎞ ⎜⎜⎝ ⎛ × = f Q d Dimana: d = kedalaman penggerusan Q = debit maksimum L = bentang jembatan W = lebar alur sungai H = tinggi banjir rencana 31 f = faktor lempung lacey • Penggerusan lokal dihitung dengan humus Carterns: Dasar Sungai Akibat Penggerusan Dasar Sungai Muka Air V Gambar 2.18. Gerusan Lokal Pada Pilar Djoko Legono,1987 6 5 2 2 02 , 5 25 , 1 546 , ⎟⎟⎠ ⎞ ⎜⎜⎝ ⎛ − − = N N b d se Djoko Legono,1987 Dimana: H = 4,941 m d se = kedalaman seimbang b = lebar pilar =2,5 m N = sediment number = D g V w s . 1⎟⎟⎠ ⎞ ⎜⎜⎝ ⎛ − γ γ V = Kecepatan rata-rata di hulu pilar = 4,843 kmjam = 1,345 ms s γ = berat jenis butiran tanah = 2,456 tonm 3 w γ = berat jenis air = 1 tonm 3 g = percepatan gravitasi = 9,81 ms 2 D = diameter butiran timbunan = 0,322 mm N = 00322 , . 81 , 9 1 1 456 , 2 345 , 1 ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − = 6,27 32

2.7. ASPEK LALU LINTAS