Pembinaan Wanita Pengolah Ikan Asin di Pesisir Muara Angke Jakarta Utara

PEMBINAAN WANITA PENGOLAH IKAN ASIN
DI PESISIR MUARA ANGKE JAKARTA UTARA

NAYU NURMALIA

P ER
I AN

S
IN T I T

T

AN
T

U

B

O G O R


SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2006

SURAT PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “Pembinaan Wanita Pengolah
Ikan Asin di Pesisir Muara Angke Jakarta Utara”, adalah benar merupakan hasil
karya saya sendiri dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada
Perguruan Tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang digunakan,
diperoleh dari hasil pengumpulan di lapangan melalui kuesioner dan dengan
pengamatan langsung di lapangan, serta dikutip dari karya yang diterbitkan dari
penulis lain yang dicantumkan dalam daftar pustaka.
Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagai mana
mestinya.

Bogor, Januari 2006


Nayu Nurmalia

ABSTRAK

Nayu Nurmalia. Pembinaan Wanita Pengolah Ikan Asin di Muara Angke Jakarta
Utara. Dengan susunan komisi pembimbing. Richard W.E. Lumintang dan Djoko
Susanto.
Muara Angke merupakan sentra pengolahan ikan asin di Jakarta. Kegiatan
usaha pengolahan ikan asin melibatkan hampir seluruh anggota keluarga, salah
satunya adalah wanita. Kontribusi wanita dalam kegiatan usaha pengolahan ikan asin
besar, tetapi dalam kegiatan penyuluhan kelompok wanita pengolah jarang dilibatkan
secara khusus. Umumnya kegiatan penyuluhan lebih banyak diikuti oleh kaum pria.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji hubungan antara karakteristik
internal dan eksternal wanita pengolah ikan asin dengan keterampilannya, serta
mengkaji hubungan antara keterampilan wanita pengolah ikan asin dengan
produktivitas usahanya.
Populasi penelitian adalah seluruh wanita pengolah ikan asin di Muara Angke
Jakarta Utara sebanyak 196 orang. Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan
metode acak sederhana (Simple Random Sampling) sebanyak 50 orang wanita
pengolah ikan asin. Analisis hubungan antara variabel menggunakan uji korelasi

Rank Spearman.
Hasil analisis menunjukkan bahwa karakteristik internal wanita pengolah
ikan asin yaitu pendidikan, pengalaman usaha dan motivasi berhubungan nyata
dengan keterampilannya. Factor eksternal wanita pengolah ikan asin yaitu materi
penyuluhan dan ketersediaan pasar berhubungan nyata dengan keterampilannya.
Tingkat keterampilan wanita pengolah ikan asin yaitu melakukan pengolahan ikan
asin, pengeringan, pengemasan, administrasi pembukuan dan mencari informasi
pasar berhubungan nyata dengan produktivitas usahanya.

Kata kunci: pengolah ikan asin, pembinaan, sistem pemasaran

PEMBINAAN WANITA PENGOLAH IKAN ASIN
DI PESISIR MUARA ANGKE JAKARTA UTARA

NAYU NURMALIA

Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan


SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2006

Judul Tesis

: Pembinaan Wanita Pengolah Ikan Asin di Pesisir Muara
Angke Jakarta Utara

Nama

: Nayu Nurmalia

NRP

: P 051030031

Program Studi


: Ilmu Penyuluhan Pembangunan

Disetujui
Komisi Pembimbing

Ir.Richard W.E. Lumintang, M.SEA. Prof.Dr.Ign. Djoko Susanto, SKM.,APU.
Ketua
Anggota

Diketahui
Ketua Program Studi
Ilmu Penyuluhan Pembangunan,

Dekan Sekolah Pascasarjana IPB

Dr. Ir. Amri Jahi, M.Sc.

Prof.Dr.Ir. Syafrida Manuwoto, M.Sc.


Tanggal Ujian: 1 Desember 2005

Tanggal Lulus:

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 25 Maret 1963, sebagai anak
keempat dari delapan bersaudara dari pasangan R. Mohd. Ali (alm) dan R.Hj.
Rodiah.
Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri
1 Bogor pada tahun 1982. Sarjana Pendidikan Biologi penulis peroleh di Universitas
Pakuan Bogor pada tahun 1995. Tahun 2003 penulis diterima sebagai mahasiswa
pada Program Ilmu Penyuluhan Pembangunan (PPN) Sekolah Pascasarjana IPB.
Penulis bekerja sebagai staf pengajar pada Sekolah Usaha Perikanan
Menengah (SUPM) Bogor sejak tahun 1984, dan sejak tahun 1995 penulis bekerja
pada Jurusan Penyuluhan Perikanan Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP)
Bogor.
Penulis sampai saat ini tinggal di Bogor bersama suami (Azam B. Zaidy) dan
dua orang putra/i (Anaiza Azlia dan Dinan Fakhri).


PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rakhmat dan
karunia-Nya, sehingga tesis dengan judul: “Pembinaan Wanita Pengolah Ikan Asin
di Pesisir Muara Angke Jakarta Utara”, dapat tersusun.
Dalam kesempatan ini penulis menghaturkan ucapan terimakasih kepada:
Bapak Ir. Richard WE. Lumintang, M.SEA., selaku Ketua Komisi Pembimbing, dan
Bapak Prof. Dr. Djoko Susanto, SKM.APU., selaku Anggota Komisi Pembimbing
yang telah memberikan motivasi, pengarahan dan bimbingan dalam peyusunan tesis
ini.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Dr. Amri Jahi, selaku Ketua Program Studi Ilmu Penyuluhan
Pembangunan
2. Ibu Dr. Ir. Alamanda Kartika S., M.Ed., selaku Ketua Sekolah Tinggi
Penyuluhan Pertanian (STPP) Bogor yang telah memberi izin untuk mengikuti
Program S2.
3. Bapak Purwanto, selaku Kepala Unit Pelaksana PHPT Muara Angke Pluit
Jakarta Utara
4. Rekan-rekan Mahasiswa Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan IPB
5. Suami dan anak-anak tercinta yang telah memberikan dorongan dan pengertian

yang mendalam.
Semoga tesis ini bermanfaat. Amin.
Bogor, Januari 2006
Penulis

I. DAFTAR ISI
Halaman
PRAKATA .....................................................................................................
i
DAFTAR TABEL ..........................................................................................

iv

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................

v

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................

vi


PENDAHULUAN ..........................................................................................

1

Latar Belakang ....................................................................................

1

Masalah Penelitian ..............................................................................

2

Tujuan Penelitian ................................................................................

5

Manfaat Penelitian ..............................................................................

6


TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................

7

Konsep Pembinaan ...............................................................................

7

Karakteristik Wanita Pengolah Ikan Asin ...........................................
Umur ....................................................................................................

8
9

Pendidikan ...........................................................................................
Jumlah Tanggungan Keluarga ..............................................................

10
10


Pengalaman Usaha ................................................................................
Motivasi ..............................................................................................

11
11

Kebutuhan Informasi ...........................................................................
Produktivitas Usaha ............................................................................

12
14

Konsep Pengolahan Ikan Asin ............................................................
Teknik Pengolahan Ikan Asin .............................................................

15
16

KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN..................................

19

Kerangka Pikir ....................................................................................

19

Hipotesis Penelitian .............................................................................

22

METODE PENELITIAN ................................................................................

23

Populasi dan Sampel Penelitian Penelitian ........................................
Rancangan Penelitian ...........................................................................

23
23

Data dan Instrumentasi ........................................................................
Pengumpulan Data ..............................................................................

24
30

Analisis Data .......................................................................................

31

HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................

33

Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...................................................
Karakteristik Internal Wanita Pengolah Ikan Asin .............................

33
37

Faktor Eksternal Wanita Pengolah Ikan Asin .....................................
Hubungan Karateristik Internal dengan Tingkat Keterampilan ..........

41
43

Hubungan Faktor Eksternal dengan Tingkat Keterampilan ................
Hubungan Tingkat Keterampilan dengan Produktivitas Usaha ..........

51
54

KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................
Kesimpulan .........................................................................................

60
60

Saran ....................................................................................................

60

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

61

LAMPIRAN ....................................................................................................

64

II.

DAFTAR TABEL
Halaman

1. Hasil Uji Korelasi Antar Pertanyaan Dalam Suatu Variabel .....................

26

2. Produksi Ikan Asin di PHPT Muara Angke Tahun 1997-2004 .................

36

3. Distribusi Karakteristik Individu Wanita Pengolah Ikan Asin
di Muara Angke ..........................................................................................

37

4. Distribusi Faktor Eksternal Wanita Pengolah Ikan Asin di
Muara Angke ..............................................................................................

41

5. Koefisien Korelasi Karakteristik Internal dengan Tingkat
Keterampilan Wanita Pengolah Ikan Asin di Muara Angke .....................

44

6. Koefisien Korelasi Faktor Eksternal dengan Tingkat Kete rampilan
Wanita Pengolah Ikan Asin di Muara Angke ...........................................

51

7. Koefisien Korelasi Tingkat Keterampilan dengan Produktivitas Usaha
Wanita Pengolah Ikan Asin di Muara Angke ............................................

54

PEMBINAAN WANITA PENGOLAH IKAN ASIN
DI PESISIR MUARA ANGKE JAKARTA UTARA

NAYU NURMALIA

P ER
I AN

S
IN T I T

T

AN
T

U

B

O G O R

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2006

SURAT PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “Pembinaan Wanita Pengolah
Ikan Asin di Pesisir Muara Angke Jakarta Utara”, adalah benar merupakan hasil
karya saya sendiri dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada
Perguruan Tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang digunakan,
diperoleh dari hasil pengumpulan di lapangan melalui kuesioner dan dengan
pengamatan langsung di lapangan, serta dikutip dari karya yang diterbitkan dari
penulis lain yang dicantumkan dalam daftar pustaka.
Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagai mana
mestinya.

Bogor, Januari 2006

Nayu Nurmalia

ABSTRAK

Nayu Nurmalia. Pembinaan Wanita Pengolah Ikan Asin di Muara Angke Jakarta
Utara. Dengan susunan komisi pembimbing. Richard W.E. Lumintang dan Djoko
Susanto.
Muara Angke merupakan sentra pengolahan ikan asin di Jakarta. Kegiatan
usaha pengolahan ikan asin melibatkan hampir seluruh anggota keluarga, salah
satunya adalah wanita. Kontribusi wanita dalam kegiatan usaha pengolahan ikan asin
besar, tetapi dalam kegiatan penyuluhan kelompok wanita pengolah jarang dilibatkan
secara khusus. Umumnya kegiatan penyuluhan lebih banyak diikuti oleh kaum pria.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji hubungan antara karakteristik
internal dan eksternal wanita pengolah ikan asin dengan keterampilannya, serta
mengkaji hubungan antara keterampilan wanita pengolah ikan asin dengan
produktivitas usahanya.
Populasi penelitian adalah seluruh wanita pengolah ikan asin di Muara Angke
Jakarta Utara sebanyak 196 orang. Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan
metode acak sederhana (Simple Random Sampling) sebanyak 50 orang wanita
pengolah ikan asin. Analisis hubungan antara variabel menggunakan uji korelasi
Rank Spearman.
Hasil analisis menunjukkan bahwa karakteristik internal wanita pengolah
ikan asin yaitu pendidikan, pengalaman usaha dan motivasi berhubungan nyata
dengan keterampilannya. Factor eksternal wanita pengolah ikan asin yaitu materi
penyuluhan dan ketersediaan pasar berhubungan nyata dengan keterampilannya.
Tingkat keterampilan wanita pengolah ikan asin yaitu melakukan pengolahan ikan
asin, pengeringan, pengemasan, administrasi pembukuan dan mencari informasi
pasar berhubungan nyata dengan produktivitas usahanya.

Kata kunci: pengolah ikan asin, pembinaan, sistem pemasaran

PEMBINAAN WANITA PENGOLAH IKAN ASIN
DI PESISIR MUARA ANGKE JAKARTA UTARA

NAYU NURMALIA

Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2006

Judul Tesis

: Pembinaan Wanita Pengolah Ikan Asin di Pesisir Muara
Angke Jakarta Utara

Nama

: Nayu Nurmalia

NRP

: P 051030031

Program Studi

: Ilmu Penyuluhan Pembangunan

Disetujui
Komisi Pembimbing

Ir.Richard W.E. Lumintang, M.SEA. Prof.Dr.Ign. Djoko Susanto, SKM.,APU.
Ketua
Anggota

Diketahui
Ketua Program Studi
Ilmu Penyuluhan Pembangunan,

Dekan Sekolah Pascasarjana IPB

Dr. Ir. Amri Jahi, M.Sc.

Prof.Dr.Ir. Syafrida Manuwoto, M.Sc.

Tanggal Ujian: 1 Desember 2005

Tanggal Lulus:

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 25 Maret 1963, sebagai anak
keempat dari delapan bersaudara dari pasangan R. Mohd. Ali (alm) dan R.Hj.
Rodiah.
Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri
1 Bogor pada tahun 1982. Sarjana Pendidikan Biologi penulis peroleh di Universitas
Pakuan Bogor pada tahun 1995. Tahun 2003 penulis diterima sebagai mahasiswa
pada Program Ilmu Penyuluhan Pembangunan (PPN) Sekolah Pascasarjana IPB.
Penulis bekerja sebagai staf pengajar pada Sekolah Usaha Perikanan
Menengah (SUPM) Bogor sejak tahun 1984, dan sejak tahun 1995 penulis bekerja
pada Jurusan Penyuluhan Perikanan Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP)
Bogor.
Penulis sampai saat ini tinggal di Bogor bersama suami (Azam B. Zaidy) dan
dua orang putra/i (Anaiza Azlia dan Dinan Fakhri).

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rakhmat dan
karunia-Nya, sehingga tesis dengan judul: “Pembinaan Wanita Pengolah Ikan Asin
di Pesisir Muara Angke Jakarta Utara”, dapat tersusun.
Dalam kesempatan ini penulis menghaturkan ucapan terimakasih kepada:
Bapak Ir. Richard WE. Lumintang, M.SEA., selaku Ketua Komisi Pembimbing, dan
Bapak Prof. Dr. Djoko Susanto, SKM.APU., selaku Anggota Komisi Pembimbing
yang telah memberikan motivasi, pengarahan dan bimbingan dalam peyusunan tesis
ini.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Dr. Amri Jahi, selaku Ketua Program Studi Ilmu Penyuluhan
Pembangunan
2. Ibu Dr. Ir. Alamanda Kartika S., M.Ed., selaku Ketua Sekolah Tinggi
Penyuluhan Pertanian (STPP) Bogor yang telah memberi izin untuk mengikuti
Program S2.
3. Bapak Purwanto, selaku Kepala Unit Pelaksana PHPT Muara Angke Pluit
Jakarta Utara
4. Rekan-rekan Mahasiswa Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan IPB
5. Suami dan anak-anak tercinta yang telah memberikan dorongan dan pengertian
yang mendalam.
Semoga tesis ini bermanfaat. Amin.
Bogor, Januari 2006
Penulis

I. DAFTAR ISI
Halaman
PRAKATA .....................................................................................................
i
DAFTAR TABEL ..........................................................................................

iv

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................

v

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................

vi

PENDAHULUAN ..........................................................................................

1

Latar Belakang ....................................................................................

1

Masalah Penelitian ..............................................................................

2

Tujuan Penelitian ................................................................................

5

Manfaat Penelitian ..............................................................................

6

TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................

7

Konsep Pembinaan ...............................................................................

7

Karakteristik Wanita Pengolah Ikan Asin ...........................................
Umur ....................................................................................................

8
9

Pendidikan ...........................................................................................
Jumlah Tanggungan Keluarga ..............................................................

10
10

Pengalaman Usaha ................................................................................
Motivasi ..............................................................................................

11
11

Kebutuhan Informasi ...........................................................................
Produktivitas Usaha ............................................................................

12
14

Konsep Pengolahan Ikan Asin ............................................................
Teknik Pengolahan Ikan Asin .............................................................

15
16

KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN..................................

19

Kerangka Pikir ....................................................................................

19

Hipotesis Penelitian .............................................................................

22

METODE PENELITIAN ................................................................................

23

Populasi dan Sampel Penelitian Penelitian ........................................
Rancangan Penelitian ...........................................................................

23
23

Data dan Instrumentasi ........................................................................
Pengumpulan Data ..............................................................................

24
30

Analisis Data .......................................................................................

31

HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................

33

Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...................................................
Karakteristik Internal Wanita Pengolah Ikan Asin .............................

33
37

Faktor Eksternal Wanita Pengolah Ikan Asin .....................................
Hubungan Karateristik Internal dengan Tingkat Keterampilan ..........

41
43

Hubungan Faktor Eksternal dengan Tingkat Keterampilan ................
Hubungan Tingkat Keterampilan dengan Produktivitas Usaha ..........

51
54

KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................
Kesimpulan .........................................................................................

60
60

Saran ....................................................................................................

60

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

61

LAMPIRAN ....................................................................................................

64

II.

DAFTAR TABEL
Halaman

1. Hasil Uji Korelasi Antar Pertanyaan Dalam Suatu Variabel .....................

26

2. Produksi Ikan Asin di PHPT Muara Angke Tahun 1997-2004 .................

36

3. Distribusi Karakteristik Individu Wanita Pengolah Ikan Asin
di Muara Angke ..........................................................................................

37

4. Distribusi Faktor Eksternal Wanita Pengolah Ikan Asin di
Muara Angke ..............................................................................................

41

5. Koefisien Korelasi Karakteristik Internal dengan Tingkat
Keterampilan Wanita Pengolah Ikan Asin di Muara Angke .....................

44

6. Koefisien Korelasi Faktor Eksternal dengan Tingkat Kete rampilan
Wanita Pengolah Ikan Asin di Muara Angke ...........................................

51

7. Koefisien Korelasi Tingkat Keterampilan dengan Produktivitas Usaha
Wanita Pengolah Ikan Asin di Muara Angke ............................................

54

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembangunan pada dasarnya merupaka n upaya mencapai taraf hidup
masyarakat yang lebih berkualitas sesuai dengan nilai- nilai sosial yang berlaku. Oleh
karena itu proses pembangunan menuntut adanya partisipasi masyarakat yang lebih
besar agar tujuan pembangunan dapat tercapai. Sumber daya manusia yang
mempunyai peranan penting dalam pembangunan, salah satunya adalah wanita.
Upaya untuk memaksimalkan kemampuan yang dimiliki oleh wanita di
Indonesia

dalam

pembangunan

diawali

dengan

kegiatan

wanita

dalam

memperjuangkan harkat, martabat, dan kedudukannya agar wanita dapat berperan
aktif dalam pembangunan nasional. Tjokrowinoto dalam Rini Laili Prihatini
(2000:24) mengatakan bahwa perempuan menjadi bagian yang penting dalam
pembangunan, hal ini dapat dilihat dari perannya di masyarakat dan kerja ya ng
dilakukannya di dalam dan di luar rumah. Perempuan memegang peranan penting
dan sentral dalam struktur masyarakat.
Wanita dalam keluarga sebagai anggota dan bagian masyarakat merupakan
salah satu potensi penting yang perlu diberdayakan, agar dapat menunjang
pendapatan keluarga. Sebagai ujung tombak kegiatan pembangunan, keberhasilan
penyuluhan sangat diharapkan utamanya agar dapat merubah perilaku masyarakat
sehingga menjadi tahu, mau dan mampu dalam menyelenggarakan kegiatan usaha
nelayan/pengolah hasil perikanan secara tepat sehingga dapat meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan mereka.
Keterlibatan wanita baik secara langsung maupun tidak langsung untuk ambil
bagian dan bertanggung jawab dalam meningkatkan pendapatan keluarga dan

produktivitas usaha pengolahan ikan asin di Muara Angke Jakarta Utara merupakan
salah satu potensi penting. Oleh karena itu sangat diperlukan upaya-upaya untuk
meningkatkan keterampilan wanita pengolah ikan asin sehingga dapat meningkatkan
produktivitas usahanya. Berkaitan dengan peningkatan produktivitas, sesuai yang
diamanatkan dalam UU Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan pasal 3 bahwa
“pengelolaan perikanan dilaksanakan dengan tujuan: f. meningkatkan produktivitas,
nilai tambah dan daya saing”.
Kegiatan penyuluhan kepada pengolah ikan asin yang dilakukan di Muara
Angke, tidak dikhususkan kepada kelompok wanita pengolah. Kegiatan peningkatan
keterampilan tersebut umumnya lebih banyak diikuti oleh pengolah ikan asin pria.
Kegiatan untuk peningkatan keterampilan wanita pengolah ikan asin seyogyanya
dilakukan melalui penyuluhan dan pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan
kegiatan usahanya. Hal ini karena keberhasilan suatu kegiatan penyuluhan dapat
dilihat dari terjadinya perubahan perilaku sasaran, antara lain menyangkut aspek
keterampilan. Oleh karena itu agar materi yang disuluhkan atau dilatihkan dalam
pembinaan sesuai dengan kebutuhan wanita pengolah ikan asin, maka perlu
dilakukan penelitian untuk: (1) mengkaji tingkat keterampilan wanita pengolah ikan
asin, (2) mengkaji materi pembinaan yang dibutuhkan oleh wanita mengolah ikan
asin untuk meningkatkan keterampilan dan produktivitas usahanya.
Masalah Penelitian
Muara Angke merupakan salah satu daerah di pesisir pantai Jakarta Utara,
yang pada tahun 1984 telah ditetapkan sebagai pusat pengolahan hasil perikanan
tradisional. Kegiatan pengolahan hasil perikanan tradisional yang diusahakan di
Muara Angke umumnya adalah pengolahan ikan asin. Produksi ikan asin yang

dihasilkan oleh pengolah ikan asin di Muara Angke setiap tahun selalu meningkat,
terutama dalam lima tahun terakhir. Hal tersebut merupakan hasil dari usaha yang
dilakukan sumberdaya manusia dalam kegiatan pengolahan hasil perikanan.
Kegiatan usaha pengolahan ikan asin yang dilakukan di Muara Angke melibatkan
seluruh anggota keluarga, terutama suami dan istri (wanita).
Wanita pada keluarga pengolah ikan asin sebagai anggota dan bagian dari
masyarakat yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dan ikut
bertanggung

jawab

dalam

peningkatan

kesejahteraan

keluarga.

Mengingat

pentingnya peran seorang wanita dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga, maka
perlu adanya upaya-upaya untuk meningkatkan keterampilannya. Kegiatan-kegiatan
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan wanita pengolah ikan asin
adalah melalui penyuluhan dan pelatihan-pelatihan yang bermanfaat dan sesuai
dengan kebutuhannya sebagai pengolah ikan asin.
Kegiatan penyuluhan yang terkait dengan usaha pengolahan hasil perikanan
telah dlakukan kepada pengolah ikan asin di Muara Angke. Pada tahun 2004
beberapa kegiatan penyuluhan telah dilaksanakan diantaranya oleh Subdin Bina
Mutu DKI Jakarta yaitu sosialisasi rencana pengembangan PHPT dengan materi
teknologi sistem pengeringan dengan menggunakan sistem tertutup. Subdin
Kesehatan Jakarta Utara melakukan penyuluhan kepada pengolah ikan asin tentang
bahan-bahan yang berbahaya dalam pengolahan ikan asin.
Pelatihan Teknologi Pasca Panen Ikan yang diselenggarakan oleh
Pengembangan Sumberdaya Perikanan Tangkap Provinsi DKI Jakarta pada tanggal
12-14 Mei 2004 diikuti oleh 25 orang peserta pengolah ikan asin tradisional dengan
pesertanya mayoritas adalah kaum pria, dan sekitar 10% wanita pengolah yang
mengikuti kegiatan ini. Pada pertengahan tahun 2004 beberapa perwakilan pengolah

ikan asin diundang oleh Lembaga Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan
Perikanan untuk diberikan penyuluhan mengenai bahan-bahan berbahaya yang tidak
boleh digunakan dalam pengolahan ikan asin yang direkomendasi berdasarkan hasil
penelitian. Solusi pengganti formalin dengan menggunakan bahan yang lebih aman
yang telah direkomendasikan oleh Departemen Kesehatan RI tahun 1988 yaitu
kalsium khlorida (CaCl2), dapat mengeraskan bahan makanan,

juga telah

disosialisasikan kepada pengolah ikan asin di Muara Angke.
Kegiatan-kegiatan penyuluhan dan pelatihan yang dilakukan kepada
pengolah ikan asin tersebut di atas, tidak secara khusus menyentuh kelompok wanita
pengolah ikan asin. Hal ini berarti bahwa wanita belum memperoleh kesempatan
yang sama dengan pria dalam kegiatan penyuluhan. Menurut Totok Mardikanto
(1993:252-253), perumusan strategi penyuluhan pertanian juga harus diarahkan
untuk meningkatkan keterlibatan kaum perempuan dan generasi muda dalam
pernyuluhan

pertanian.

Khusus

yang

menyangkut

peningkatan

peran

wanita/perempuan dalam penyuluhan pertanian, perlu diperhatikan bahwa:
(1)

Kaum perempuan terbukti memberikan kontribusi yang besar dalam pertanian,
tetapi masih jarang dilibatkan dalam pertemuan-pertemuan penyuluhan
pertanian.

(2)

Kaum perempuan belum memperoleh perhatian yang sederajat dengan kaum
pria, baik dalam kegiatan penyuluhan maupun dalam pelaksanaan seluruh
kegiatan pertanian.
Seperti dinyatakan oleh Totok Mardikanto (1993), kegiatan pembinaan yang

ditujukan khusus kepada kelompok wanita pengolah ikan asin di Muara Angke
dalam bentuk penyuluhan dan pelatihan untuk meningkatkan keterampilannya relatif

masih belum memadai, karena selama ini penyuluhan atau pelatihan lebih banyak
diikuti oleh kaum pria.
Kontribusi wanita yang cukup besar dalam kegiatan usaha pengolahan ikan
asin, sudah seharusnya wanita mendapat kesempatan yang sama dengan kaum pria
dalam kegiatan penyuluhan. Kegiatan penyuluhan dan pelatihan tersebut dilakukan
untuk meningkatkan keterampilan dan produktivitas usaha wanita pengolah ikan
asin, hal ini dipengaruhi oleh karakteristik wanita pengolah ikan asin. Oleh karena itu
yang menjadi permasalahan penelitian ini adalah:
(1)

Karakteristik internal apakah yang berhubungan dengan keterampilan wanita
pengolah ikan asin?

(2)

Faktor eksternal apakah yang berhubungan dengan keterampilan wanita
pengolah ikan asin?

(3)

Apakah tingkat keterampilan wanita pengolah ikan asin berhubungan dengan
produktivitas usahanya?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan penelitian yang telah

diuraikan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
(1)

Mengkaji hubungan antara karakteristik internal wanita pengolah ikan asin
dengan keterampilannya.

(2)

Mengkaji hubungan antara faktor eksternal wanita pengolah ikan asin dengan
keterampilannya..

(3)

Mengkaji hubungan antara tingkat keterampilan wanita pengolah ikan asin
dengan produktivitas usahanya

Manfaat Penelitian
Manfaat atau kegunaan dari penelitian yang dilakukan adalah:
(1)

Sebagai informasi untuk penelitian yang lebih luas dalam pengembangan
penyuluhan bagi masyaraka t nelayan.

(2)

Sebagai bahan untuk menyusun materi dan strategi penyuluhan atau pelatihan
yang sesuai dengan kebutuhan wanita pengolah ikan asin di masa yang akan
datang.

TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Pembinaan
Pembinaan, dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (1987) berasal dari kata
dasar bina yang berarti bangun (bangunan), sementara pengertian pembinaan itu
sendiri adalah pembangunan (negara, dsb.); pembaharuan. Menurut salah seorang
ilmuwan sosial di Indonesia Hadad dalam Isbandi Rukminto Adi (2003:3), dari sudut
pandang histories, istilah ‘pembangunan’ pada intinya tidaklah berbeda dengan
istilah ‘perubahan’. Kedua istilah ini masing-masing mempunyai sisi positif dan
negatif, tergantung kepada apa dan siapa yang akan dirubah, dan juga bagaimana
perubahan itu akan dilakukan.
Isbandi

Rukminto

Adi

(2003:53-54)

mengemukakan

bahwa

upaya

pembangunan sosial pada dasarnya merupakan upaya pemberdayaan masyarakat.
Bagi seorang pelaku perubahan, hal yang dilakukan terhadap klien mereka (baik
pada tingkat individu, keluarga, kelompok ataupun komunitas) adalah upaya
memberdayakan (mengembangkan klien dari keadaan tidak atau kurang berdaya
menjadi mempunyai daya)
Ravik

Karsidi

(2003:170),

mengemukakan

bahwa

upaya-upaya

pemberdayaan masyarakat seharusnya mampu berperan meningkatkan kualitas
sumberdaya manusia (SDM) terutama dalam membentuk dan mengubah perilaku
masyarakat untuk mencapai taraf hidup yang lebih berkualitas. Pemberdayaan
masyarakat tidak lain adalah memberikan motivasi dan dorongan kepada masyarakat
agar mampu menggali potensi dirinya dan berani bertindak memperbaiki kualitas
hidupnya, antara lain melalui pendidikan untuk penyadaran dan pemampuan diri.

Di Indonesia, perkembangan pemberdayaan petani dan nelayan kecil dikenal dengan
program penyuluhan.
Menurut Sikhondze dalam Ravik Karsidi (2003:173), orientasi pemberdayaan
masyarakat haruslah membantu petani dan nelayan (sasaran) agar mampu
mengembangkan diri atas dasar inovasi-inovasi yang ada, ditetapkan secara
partisipatoris, yang pendekatan metodenya berorientasi pada kebutuhan masyarakat
sasaran dan hal-hal yang bersifat praktis, baik dalam bentuk layanan individu
maupun kelompok. Peran petugas pemberdayaan masyarakat sebagai outsider people
dalam hal ini dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu peran konsultan, peran
pembimbingan dan peran penyampai informasi.
Karakteristik Wanita Pengolah Ikan Asin
Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di
dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola
tingkah laku spesifik dirinya. Makna manusia menjadi individu bila tingkah lakunya
hampir identik dengan tingkah laku massa yang bersangkutan (M. Soelaeman,
1992:55).
Individu merupakan bagian dari keluarga, yang salah satunya adalah wanita.
Karakteristik individu merupakan sifat-sifat yang ditampilkan seseorang yang
berhubungan dengan aspek kehidupannya di dunia atau lingkungannya sendiri
Reksowardoyo (1983:4). Margono Slamet (1978:396) mengemukakan bahwa
perbedaan-perbedaan individu yang mempengaruhi cepat lambatnya proses adopsi
adalah: umur, pendidikan, status sosial ekonomi, pola hubungan (localite vs
cosmopolite), keberaninan mengambil resiko, sikap terhadap perubahan, motivasi

berkarya, aspirasi, fatalisme (tidak adanya kemampuan untuk mengontrol masa
depannya sendiri), dan diagnotisme (system kepercayaan yang tertutup).
Menurut A.M.Sardiman (1986), karakteristik individu adalah hasil dari
pembawaan dan lingkungan sosialnya, sehingga menentukan pola aktivitas dan
lingkungan sosialnya, pola aktivitas dalam meraih cita -citanya. Karakteristik yang
harus diperhatikan adalah sebagai berikut: (1) latar belakang pengetahuan, (2) umur,
(3) tingkat kematangan mental, (4) minat, (5) lingkungan social ekonomi, (6)
motivasi, (7) prestasi, (8) sikap mental.
Umur
Umur bukan merupakan faktor psikologis, tetapi apa yang diakibatkan oleh
umur, adalah faktor psikologis. Kemampuan belajar seseorang berkembang secara
gradual semenjak lahir sampai menjadi dewasa. dari asumsi ini, dapat diketahui
bahwa anak berusia lebih tua, akan belajar lebih cepat dan berhasil mempertahankan
retensi dalam jumlah yang besar bila dibandingkan dengan anak yang berusia lebih
muda. Kemampuan belajar seseorangpun akan berkurang secara gradual dan terasa
sangat nyata setelah berumur 55 atau 60 tahun (Soedijanto Padmowihardjo,
1994:36).
Umur seseorang berkaitan dengan kemampuannya dalam proses belajar dan
atau mengajar yang akhirnya akan mempengaruhi produktivitas kerjanya dalam
berusaha. Menurut Mappiare (1983), ada kecenderungan bagi perempuan yang
berusia tiga puluh lima tahun ke atas untuk lebih memantapkan dirinya dalam
bekerja, alasannya berkenaan dengan semakin tingginya biaya hidup yang perlu
dikeluarkan.

Pendidikan
Pendidikan merupakan tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan yang
digunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai ilmu
pengetahuan, kebiasaan, dan sikap (Muhibbin Syah, 2003:11). Pendidikan erat
kaitannya dengan aspek psikologi, sebab hal tersebut dapat mempengaruhi kuantitas
dan kualitas perolehan pembelajaran seorang peserta didik. Menurut Mosher
(1965:136), pendidikan diperlukan oleh setiap orang untuk mempersiapkan dirinya
menghadapi hidup dalam masyarakat yang sedang berkembang.
Pendidikan berfungsi untuk mempersiapkan seseorang menjadi manusia yang
memiliki perilaku, nilai dan norma sesuai system yang berlaku, sehingga terwujud
totalitas manusia yang utuh dan mandiri, sesuai tata cara hidup bangsa. Selain, secara
mental, pendidikan juga mempersiapkan seseorang menghadapi tantangan hidup
yang berubah-ubah (C.R.Semiawan, 1999:36).
.
Jumlah Tanggungan Keluarga
Besar kecilnya jumlah tanggungan keluarga mempunyai kaitan erat dengan
upaya untuk memperoleh pendapatan dalam keluarga, sehingga dapat menyebabkan
besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk pemenuhan kebutuhan hidup keluarga
tersebut. Oleh karena itu menurut Pudjiwati (1985), peningkatan pendapatan yang
diperoleh dari perempuan yang bekerja sangat diperlukan untuk meningkatkan
kesejahteraan keluarganya, terlebih bagi yang mempunyai jumlah tanggungan beban
keluarga yang tidak sedikit. Pandangan yang disampaikan Ken Surtiyah (1990)
menyatakan bahwa bagi perempuan miskin yang mempunyai jumlah anggota
keluarga yang besar umumnya mempunyai semangat kerja yang tinggi.

Pengalaman Usaha
Pengalaman merupakan salah satu cara memiliki pengetahuan yang dialami
seseorang dalam kurun waktu yang tidak ditentukan. Secara psikologis seluruh
pemikiran manusia, kepribadian dan temperamen ditentukan oleh pengalaman indera
(Jalaludin Rakhmat, 2001:89)
Pengalaman bekerja ada keterkaitan dengan percepatan penerimaan proses
adopsi inovasi, umumnya orang yang sudah lama bekerja di bidangnya akan berada
pada posisi lebih mudah memahami dan menerima teknologi. Menurut Soerjono
Soekanto (2002), pengalaman bekerja merupakan salah satu karakteristik dari
seseorang dalam melakukan pekerjaannya.
Motivasi
Motivasi terdiri atas kata ‘motif’ yang berarti dorongan dan ‘asi’ berarti
usaha.

Motivasi

adalah usaha yang dilakukan manusia untuk menimbulkan

dorongan untuk berbuat atau melakukan suatu tindakan (Soedijanto Padmowihardjo,
1994). Motivasi adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melaksanakan
sesuatu. Daya atau kekuatan tersebut dapat berupa pemenuhan akan kebutuhan
biologis, seperti kebutuhan makan, istirahat atau kebutuhan sosial lainnya
sebagaimana kebutuhan berprestasi, berafiliasi, atau kebuthan untuk berkuasa.
Sementara M. Handoko (1995:9) mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu
tenaga atau faktor yang terdapat dalam diri manusia yang menimbulkan,
menggerakkan dan mengorganisasikan tingkah lakunya. Selanjutnya M.Handoko
(1995:252) mendefinisikan motivasi sebagai keadaan dalam pribadi seseorang yang
mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna
mencapai tujuan.

Motivasi terdiri dari dua macam, yaitu motivasi instrinsik dan motivasi
ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah dorongan yang berasal dari dalam diri
seseorang, sedangkan motivasi ekstrinsik adalah dorongan dari luar diri seseorang
sehingga melakukan sesuatu hal.
Tingkah laku manusia disebabkan oleh adanya kebutuhan dan ditambah
dengan adanya dorongan tertentu.

Dengan adanya kebutuhan dan dorongan ini

seseorang merasa siap untuk melakukan suatu perilaku tertentu. Jika keadaan siap
mengarah kepada suatu kegiatan konkrit disebut sebagai motif. Selanjutnya usaha
untuk menggiatkan motif-motif tersebut menjadi tingkah laku konkrit disebut dengan
tingkah laku bermotivasi.
Manusia akan termotivasi bila didahului keinginan. Keinginan tersebut
muncul melalui proses persepsi yang diterima olehnya dengan dipengaruhi oleh
kepribadian, sikap, pengalaman dan harapan seseorang untuk kemudian sesuatu yang
diterima tersebut diberi arti oleh orang yang bersangkutan menurut minat dan
keinginannya. Motivasi yang demikian bersumber kepada faktor psikologis manusia
yang menyangkut emosi dan perasaan.
Kebutuhan Informasi
Menurut L. Suhardiyono (1990:24), seseorang dapat didorong untuk
belajar, jika ia merasa akan memperoleh kepuasan akan kebutuhan dasarnya melalui
proses belajar mengajar tersebut.

Kebutuhan dasar manusia tersebut dapat

dinyatakan sebagai berikut:
(1) Kebutuhan akan keamanan yang dapat berupa kebutuhan ekonomi rumah tangga,
sosial, spiritual dan keamanan terhadap dirinya sendiri beserta keluarganya.

(2) Kebutuhan akan pengalaman ba ru, berupa gagasan baru, kebutuhan baru atau
metode baru untuk melakukan suatu pekerjaan.
(3) Kebutuhan akan kasih sayang atau tanggapan, berupa kerjasama dengan orang
lain, kebersamaan di dalam masyarakat atau rasa sosial di dalam masyarakat.
(4) Kebutuhan untuk dikenal atau diakui eksistensinya yang dapat berupa status
sosial, atau prestasi yang dicapai dan lainnya yang dapat meningkatkan prestise
seseorang di dalam masyarakat.
Abraham Maslow

dalam Wahjosumidjo (1984:185) dalam bukunya

“Motivation and Personality” mengungkapkan lima jenjang kebutuhan pokok
manusia yaitu (1) Kebutuhan mempertahankan hidup, (2) Kebutuhan akan rasa
aman, (3) Kebutuhan social, (4) Kebutuhan akan penghargaan , dan (5) Kebutuhan
mempertinggi kapasitas kerja.
Seseorang akan dapat bela jar dengan baik apabila: (1) memiliki sasaran dan
tujuan yang jelas, (2) memiliki keinginan yang kuat untuk belajar, (3) memperoleh
pengalaman baru yang memuaskan dirinya, dan (4) dapat mempraktekkan apa yang
telah dipelajarinya. Oleh karena itu supaya rasa ingin tahunya bisa terpuaskan dapat
ditempuh dengan memberikan informasi yang sesuai dengan yang dibutuhkannya.
Setiap individu mempunyai kebutuhan informasi yang bermacam-macam
baik dalam bentuk penyuluhan maupun pelatihan, tergantung pada sifat pekerjaan
dan orang yang harus melaksanakan pekerjaan itu. Pada umumnya menyangkut
aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan. Pengetahuan, sikap dan keterampilan
adalah perilaku yang dapat dirubah melalui penyuluhan atau pelatihan. Melalui
penyuluhan atau pelatihan, kesenjangan atau gap antara apa yang dikerjakan dengan
apa yang harus dikerjakan dapat dihilangkan.

Pelatihan adalah proses belajar yang ditujukan pada orang dewasa untuk
merubah kinerja orang tersebut dalam melakukan suatu pekerjaan (Hickerson,
1975:4).

Menurut E. Susilowati (1996:11), pelatihan merupakan suatu usaha

meningkatkan pengetahuan dan keahlian seseorang karyawan untuk mengerjakan
suatu pekerjaan.
Produktivitas usaha
Pengertian

produktivitas

dalam

Kamus

Pertanian

Umum

(1997:400)

merupakan jumlah produksi per satuan luas tertentu untuk masa pemeliharaan
tertentu dinyatakan dengan satuan kg/ha/musim atau kg/ha/tahun.
Pengertian produktivitas dalam Ensiklopedia Nasional Indonesia (1990:404)
pada dasarnya adalah rasio atau perbandingan antara output (keluaran) dan input
(masukan). Nilai rasio ini menunjukkan jumlah keluaran yang diperoleh dari
sejumlah masukan. Makin besar nilai tersebut, berarti produktivitasnya makin tinggi.
Secara umum perhitungan tingkat produktivitas hampir selalu dikaitkan dengan
produktivitas tenaga kerja.
Produktivitas memegang peranan amat penting, baik secara mikro, dalam tiap
organisasi perusahaan, maupun secara makro, yakni pada tingkat nasional, bahkan
internasional. Tingkat produktivitas dalam sebuah organisasi tidak hanya
menentukan kemampuan organisasi itu menghasilkan laba (profitabilitas), tetapi juga
kelangsungan hidupnya
Untuk mengetahui tingkat perubahan atau perkembangan produktivitas yang
dialami, bermacam-macam metode pengukuran digunakan. Pada umumnya cara
pengukuran untuk setiap jenis industri berkaitan langsung dengan jenis masukan dan
keluarannya. Pengukuran produktivitas total untuk seluruh organisasi harus

melibatkan semua masukan sumberdaya yang ada, yakni tenaga kerja, bahan baku,
modal, energi, ruang, waktu, dan lain-lain. Salah satu rumus sederhana yang biasa
digunakan untuk mengukur perkembangan produktivitas total dari suatu periode ke
periode lain, secara sederhana adalah:
Perubahan dalam produktivitas
--------------------------------------Produktivitas tahun sebelumnya

X 100 %

Konsep Pengolahan Ikan Asin
Pengawetan ikan dengan cara penggaraman sebenarnya terdiri dari dua
proses, yaitu proses penggaraman dan proses pengeringan. Tujuan utama dari
penggaraman yaitu untuk memperpanjang daya tahan dan daya simpan ikan. Ikan
yang mengalami proses penggaraman menjadi awet karena garam dapat menghambat
atau membunuh bakteri penyebab pembusukan pada ikan. Hasil akhir dari
pengawetan dengan proses penggaraman adalah ikan asin, yaitu ikan yang telah
mengalami proses penggaraman dan pengeringan.
Proses penggaraman ini menggunakan garam sebagai media pengawet, baik
yang berbentuk kristal maupun larutan. Selama proses penggaraman berlangsung
terjadi penetrasi garam ke dalam tubuh ikan dan keluarnya cairan dari tubuh ikan
karena adanya perbedaan konsentrasi. Cairan ini dengan cepat akan melarutkan
kristal garam atau mengencerkan larutan garam. Bersamaan dengan keluarnya cairan
cairan dari dalam tubuh ikan, partikel garam memasuki tubuh ikan. Lama kelamaan
kecepatan proses pertukaran garam dan cairan akan semakin lambat dengan
menurunnya konsentrasi garam di luar tubuh ikan dan meningkatnya konsentrasi
garam di dalam tubuh ikan, dan akhirnya akan terhenti setelah terjadi keseimbangan
konsentrasi garam di dalam tubuh ikan dengan konsentrasi garam di luar tubuh ikan.

Pada saat itulah terjadi pengentalan cairan tubuh yang masih tersisa dan
penggumpalan (denaturasi) serta pengerutan sel-sel tubuh ikan sehingga sifat
dagingnya berubah (Evi Afrianto dan E. Lina waty, 1989:50-51).
Setelah digarami, ikan segera dijemur di bawah sinar matahari langsung
sampai kering. Proses pengeringan untuk membantu menurunkan kadar cairan di
dalam tubuh ikan, sehingga aktivitas bakteri dapat dihambat.
Pengeringan merupakan cara pengolahan atau pengawetan ikan yang paling
populer di Indonesia. Cara pengolahan dengan pengeringan dikombinasikan dengan
penggaraman. Faktor yang menyebabkan pengeringan merupakan cara pengolahan
utama produk perikanan di Indonesia (Soen’an Hadi Poernomo, 2002:24) antara lain
karena:
-

Teknologi yang digunakan sangat sederhana, misalnya dengan menjemur di
panas matahari;

-

Biaya produksi sangat murah;

-

Sangat sesuai dengan daerah tropis yang iklimnya panas;

-

Produk akhir tidak memerlukan perlakuan khusus, seperti pendinginan atau
pembekuan;

-

Produk pengeringan dapat tahan lama;

-

Produk pengeringan mudah disimpan dan didistribusikan;

-

Harga produk murah.
Teknik Pengolahan Ikan Asin
Pengolahan ikan asin dimulai dengan penyediaan bahan baku, penyediaan

peralatan, penyiangan, pencucian, penggaraman dan penjemuran/pengeringan.
Penyediaan bahan baku: ikan yang akan diproses dipisahkan dahulu berdasarkan

jenis,

tingkat

kesegaran

dan

ukuran

ikan. Hal

ini

dimaksudkan

untuk

menyeragamkan proses penetrasi pada saat penggaraman berlangsung. Garam yang
akan digunakan disiapkan sebanyak 10 – 35% dari berat total ikan yang akan diolah,
tergantung tingkat keasinan yang diinginkan. Sebaiknya digunakan garam murni
agar diperoleh produk ikan asin yang berkualitas baik.
Peralatan yang harus disiapkan adalah bak kedap air, penutup bak dari papan
yang dilengkapi dengan pemberat untuk membantu mempercepat penetrasi garam
dan pengeluaran cairan dari dalam tubuh ikan, pisau yang tajam untuk membersihkan
dan memotong ikan, alat penimbang, keranjang plastik/bambu untuk mengangkut
ikan sebelum dan setelah proses penggaraman berlangsung, dan rak-rak penjemuran.
Penyiangan untuk ikan yang berukuran besar (kakap, tenggiri), sisik, insang
dan isi perut ikan harus dibersihkan dahulu baru dilakukan pembelahan sepanjang
garis punggung ke arah perut, tetapi jangan terbelah dua. Isi perut dikeluarkan
dengan cara menarik insang secara perlahan-lahan sehingga seluruh isi perut dapat
tertarik melalui rongga insang. Ikan yang berukuran sedang (layang, kembung atau
mujair) tidak perlu dibelah, cukup dibuang sisik, serta isi perutnya. Ikan yang
berukuran kecil (teri, petek) cukup dicuci dengan air bersih tanpa harus
membersihkan sisik, insang dan isi perutnya.
Ikan yang telah disiangi dicuci dengan air bersih agar semua kotoran yang
masih melekat terutama bagian rongga perut dan sisa-sisa pembuluh darah serta
selaput yang ada dapat dibersihkan. Sebaiknya air yang digunakan untuk mencuci
adalah air bersih yang mengalir, agar tubuh ikan menjadi benar-benar bersih. Ikan
yang telah dicuci bersih diletakkan dalam keranjang dengan bagian perut menghadap
ke bawah agar tidak ada air yang menggenang, untuk ditiriskan beberapa saat. Ikan

yang telah ditiriskan ditimbang agar dapat dengan mudah diketahui jumlah garam
yang diperlukan dalam proses penggaraman.
Proses penggaraman dapat dilakukan dengan cara penggaraman kering dan
penggaraman basah.

Menurut R. Moeljanto (1982:2-3), penggaraman kering

dilakukan dengan melumuri ikan dengan garam lalu disusun berlapis-lapis, dengan
lapisan garam. Penggaraman basah ikan ditumpuk dalam bak yang diisi larutan
garam. Larutan garam dibuat terlebih dulu, konsentrasi larutan garam dapat dibuat
sesuai keperluan. Larutan garam yang sudah dipakai sebaiknya jangan digunakan
lagi.
Ikan yang te lah digarami, dicuci dengan air bersih untuk menghilangkan
kemungkinan terdapat kotoran berasal dari garam. Ikan ditiriskan hingga benar-benar
kering dan selanjutnya diletakkan pada rak-rak yang telah disediakan untuk
menjemur ikan. Bagian tubuh ikan sebaiknya yang dibelah diletakkan menghadap ke
atas agar terkena sinar matarhari. Selama penjemuran, ikan harus sering dibolak
balik agar proses penjemuran semakin cepat dan hasilnya rata. Pada sore atau malam
hari ikan-ikan tersebut sebaiknya diangkat dari jemuran agar tidak menjadi basah
oleh air hujan, embun atau udara lembab.
Sinar matahari cukup baik, dalam waktu tiga hari proses pengeringan selesai.
Ikan dapat diketahui sudah kering atau belum , dapat dilakukan dengan dua cara (Evi
Afrianto dan E. Liviawaty, 1989:62):
1) Tekanlah jari ke tubuh ikan. Apabila penekanan jari tersebut tidak meninggalkan
bekas, ikan dapat dianggap cukup kering.
2) Cara kedua terutama digunakan untuk ikan-ikan berukuran besar, yaitu dengan
menutupkan bagian tubuh ikan yang dibelah. Ikan apabila tidak patah dapat
dianggap cukup kering.

KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Kerangka Pikir Penelitian
Unit terkecil pendukung ketangguhan perekonomian pedesaan adalah rumah
tangga, sehingga sudah selayaknya pembinaan kualitas sumber daya manusia
penekanannya lebih diarahkan pada pembinaan rumah tangga petani nelayan dan
masyarakat yang hidup dan berusaha di sekitar pantai. Masyarakat yang hidup dan
berusaha di sekitar pantai salah satunya adalah pengolah ikan asin.
Kegiatan usaha pengolahan ikan asin tidak dilakukan oleh pengolah pria saja,
tetapi melibatkan istri pengolah (wanita pengolah).

Kegiatan produksi yang

dilakukan wanita di dalam keluarganya, merupakan sumber nafkah yang sangat
penting. Wanita pengolah ikan asin dapat melakukan kegiatan produksi yang
menguntungkan, apabila wanita memiliki keterampilan yang cukup tentang kegiatan
usahanya. Hal tersebut selanjutnya dapat meningkatkan produktivitas usahanya dan
pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan keluarga.
Wanita pengolah ikan asin dalam kehidupannya menerapkan pola ganda
sebagai strategi ekonomi rumah tangga, padahal wanita pedesaan/masyarakat pantai
pada umumnya memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Oleh karena itu diperlukan
adanya upaya untuk mengetahui kebutuhan materi penyuluhan untuk meningkatkan
keterampilan wanita pengolah ikan asin, untuk itu dibutuhkan adanya tinjauan
terhadap apa yang dikerjakan, dan apa yang harus dikerjakan oleh wanita pengolah
ikan asin.
Kebutuhan materi penyuluhan merupakan kesenjangan pengetahu