xiii Kulit nanas ini dipergunakan sebagai pakan karena selain menekan
biaya pakan juga memanfaatkan limbah industri pertanian. Pada pakan, kulit nanas yang diberikan secara segar sehingga tidak memberi pengaruh yang
nyata terhadap performan kelinci New Zealand White jantan.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan kulit nanas dalam ransum terhadap performan kelinci New Zealand White jantan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kelinci
Menurut Kartadisastra 2001, kelinci diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom
: Animalia Phylum
: Chordata Sub phylum
: Vertebrata Kelas
: Mammalia Ordo
: Lagomorpha Famili
: Leporidae Sub famili
: Leporinae Genus
: Orictolagus Kelinci mempunyai potensi yang cukup besar sebagai ternak penghasil
daging, karena mempunyai persentase karkas yang tinggi yaitu 49 - 52 Kartadisastra, 1994. Kelinci juga dapat menggunakan protein dari bahan
pakan hijauan secara efisien, mampu berproduksi dengan cepat, pakannya tidak bersaing dengan manusia dan kandungan zat gizi dagingnya cukup baik.
Daging kelinci mengandung protein 21, kadar lemak 10,2 kadar kolesterol 0,36 Kartadisastra, 1997.
Ras New Zealand White merupakan kelinci albino, tidak mempunyai bulu yang mengandung pigmen. Bulunya putih halus, padat, tebal dan
xiv matanya berwarna merah. New Zealand White berasal dari New Zealand,
sehingga disebut New Zealand White. Keunggulan dari kelinci tersebut adalah pertumbuhannya yang cepat. Oleh karena itu cocok untuk diternakkan
sebagai penghasil daging komersil. Berat anak umur 58 hari sekitar 1,8 kg. Berat dewasa rata-rata 3,6 kg. Setelah lebih tua berat maksimalnya dapat
mencapai 4,5-5 kg Sarwono, 2003. Kelinci New Zealand White sangat populer di kalangan industri daging
komersial di beberapa negara berkembang, karena sangat memungkinkan sebagai penghasil daging. Hal itu disebabkan karena konversi pakan kelinci
New Zealand White sangat baik ditunjang dengan kondisi yang baik pula, seperti tata laksana perkandangan, pakan dan pemeliharaannya. Disamping
itu, jenis kelinci New Zealan White sudah banyak diternakkan di negara- negara tropis dengan berbagai lingkungan yang berbeda, dan pada
kenyataannya dapat berkembang biak dengan baik Kartadisastra, 1994.
B. Pakan Kelinci
Bahan pakan adalah setiap bahan yang dapat dimakan, disukai, dapat dicerna sebagian atau seluruhnya, dapat diabsorpsi dan bermanfaat bagi
ternak. Pakan adalah satu macam atau campuran lebih dari satu macam bahan pakan yang khusus disediakan untuk ternak Kamal, 1994.
Pakan yang dikonsumsi oleh ternak digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok, yaitu menunjang proses dalam tubuh yang harus
dilaksanakan walaupun tidak ada proses produksi ataupun pembentukan jaringan baru. Apabila jumlah pakan yang dikonsumsi melebihi kebutuhan
hidup pokok maka kelebihan nutrien yang ada digunakan untuk keperluan pertumbuhan,
penggemukan atau
keperluan produksi
lainnya Tillman, et al., 1991.
Jenis pakan yang diberikan pada kelinci yaitu hijauan meliputi rumput lapangan, rumput gajah, sayuran meliputi kol, sawi, kangkung, daun kacang,
daun turi dan daun kacang panjang, biji-bijian pakan penguat meliputi jagung, kacang hijau, padi, kacang tanah, sorghum, dedak dan bungkil. Pakan
xv tambahan berupa konsentrat perlu diberikan untuk memenuhi kebutuhan
nutrien ternak kelinci. Peternakan kelinci secara intensif tidak hanya menggunakan hijauan sebagai pakan pokok, tetapi konsentrat dan biji-bijian
diberikan sebagai pakan tambahan. Pakan hijauan dapat diberikan sekitar 60 – 80 dan sisanya konsentrat Sarwono, 2003.
Bahan pakan hijauan adalah semua bahan pakan yang berasal dari tanaman dalam bentuk daun-daunan. Hijauan merupakan bahan pakan pokok
kelinci. Dalam peternakan kelinci secara semi intensif, umumnya hijauan diberikan sebesar 80 persen sedangkan 20 persen lainnya dalam bentuk
konsentrat. Hijauan yang biasa diberikan untuk kelinci antara lain daun kangkung, rumput lapang, daun pisang, daun lamtoro, daun turi dan
sebagainya Whendrato dan Madyana, 1983.
C. Hasil Sisa Buah Nanas