· Penapisan fitofarmaka untuk mengetahui jenis kandungan senyawa
pada kandungan tersebut. ·
Uji toksisitas untuk mengetahui keamanan bila dikonsumsi untuk pengobatan.
· Uji farmakologi eksperimental terhadap binatang percobaan.
· Uji klinis untuk memastikan efek farmakologi, keamanan dan manfaat
klinis untuk pencegahan, pengobatan penyakit atau gejala penyakit. Berdasarkan penggunaannya, Widaryanto 1987 menggolongkan
tanaman obat kedalam dua kelompok, yaitu : tanaman yang hanya dikenal kegunaannya sebagai bahan baku obat-obatan, dan tanaman yang selain
berfungsi sebagai bahan obat, juga dapat digunakan untuk berbagai keperluan lain seperti untuk menyamak, rempah-rempah, buah segar, sayuran, minuman,
tanaman hias dan berbagai keperluan lainnya. Berdasarkan tahap pengembangannya, tanaman obat atau obat
tradisional dapat diarahkan menjadi 3 yaitu : tetap tradisional, produk terstandar dan mencari zat kimia tunggal lead compound. Tahap
pengembangan hingga diperolehnya zat kimia tunggal merupakan tahap pengembangan menjadi obat modern Depkes, 2004.
Obat-obatan herbal yang dapat diterima dunia medis tergolong obat- obatan fitofarmaka, bukan yang hanya berdasar pengalaman empirik atau
literatur. Bentuknya mulai dari serbuk, cairan sampai kaplet. Yang penting memenuhi 5 syarat :
· Benar, misalkan kalau berbahan temulawak benar-benar pakai temulawak.
· Bersih, tidak ada mikroba patogen dan standar.
· Aman terhadap lever, ginjal.
· Tidak bersifat karsinogen beracun.
· Bermanfaat
Syariefa, 2003.
B. BAHAN BAKU
Yang dimaksud dengan bahan baku berdasarkan “Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik CPOTB” ialah simplisia, sediaan galenik, bahan
tambahan atau bahan lainnya, baik yang berkhasiat maupun yang tidak berkhasiat, yang berubah maupun yang tidak berubah yang digunakan dalam
pengolahan obat. Sedangkan yang disebut dengan produk jadi adalah produk yang telah melalui seluruh tahap proses pembuatan obat tradisional Depkes,
1995. Menurut Rismunandar 1988, rempah-rempah berbentuk biji-bijian,
daun-daunan, rimpang, bunga, buah dan kulit batang yang pemanfaatannya dapat berbentuk masih segar maupun dalam bentuk kering. Rempah-rempah
dihasilkan oleh tumbuh-tumbuhan yang : ·
Berumur musiman, berbentuk pohon-pohonan cengkeh, pala, kayu manis ·
Menjalar vanili, merica, kemukus ·
Membentuk rimpang yang berumur tahunan, dan ada yang mengalami masa tidur senescence dan ada juga yang tetap hijau selama hidup
bertahun-tahun. ·
Menghasilkan daun dan biji lombok, seledri, bawang putih, bawang merah dan sebagainya.
Dalam proses produksi ada berbagai macam bahan antara lain bahan mentah, bahan setengah jadi dan bahan pendukung, yaitu :
1. Bahan mentah, yaitu bahan baku yang belum pernah diproses sejak
penerimaan bahan di gudang. 2.
Bahan setengah jadi, yaitu bahan-bahan yang pernah mengalami proses tetapi belum selesai.
3. Bahan pendukung, yaitu bahan-bahan yang diperlukan untuk membantu
terlaksananya proses produksi tetapi bahan tersebut tidak tampak pada hasil akhir Harsono, 1986.
Persediaan bahan baku yang baik bisa memeperlancar proses produksi dan dapat dicapai dengan jalan :
1. Menyediakan bahan yang dibutuhkan untuk kelancaran proses produksi.
2. Menjamin persediaan yang cukup sehingga dapat memenuhi permintaan
konsumen dengan segera. 3.
Dapat mengatasi masalah-masalah yang timbul akibat faktor musim, siklus ekonomi, serta dapat memperkirakan harga terlebih dahulu.
4. Pelaksanaan penyimpanan bahan dapat dilaksanakan dengan biaya dan
waktu yang minimum, disertai peralatan pengaman terhadap resiko kecurian dan kerusakan.
5. Mempertahankan keseimbangan antara jumlah dengan modal yang terikat
dalam persediaan dengan kebutuhan operasi yang efisien Assauri, 1980. Simplisia ialah bahan dari tanaman yang masih sederhana, murni,
belum tercampur atau belum diolah, kecuali dibersihkan dan dijaga dengan baik agar tidak tercampur dengan bagian-bagian tanaman lainnya.
Pengambilan simplisia atau bagian tanaman yang berkhasiat obat dari tanaman hendaknya dilakukan secara manual dengan tangan, agar persyaratan-
persyaratan simplisia yang dikehendaki dapat terpenuhi Kartasapoetra,1992. Simplisia dapat berupa simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia
pelikan atau mineral. 1.
Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh , bagian tanaman atau eksudat tanaman. Yamg dimaksud dengan eksudat tanaman
adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati lainnya yang
dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya. 2.
Simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan.
3. Simplisia mineral atau pelikan adalah simplisia yang berupa bahan pelikan
atau mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni Depkes,1985.
Kualitas simplisia dipengaruhi oleh faktor bahan baku dan proses pembuatannya.
a. Bahan Baku Simplisia
Berdasarkan bahan bakunya, simplisia bisa diperoleh dari tanaman liar atau dari tanaman yang dibudidayakan. Jika simplisia berasal dari
tanaman yang dibudidayakan maka keseragaman umur, masa panen, dan galur asal usul dan garis keturunan tanaman dapat dipantau. Sementara
jika diambil dari tanaman liar maka banyak kendala dan variabilitasnya yang tidak bisa dikendalikan seperti asal tanaman, umur, dan tempat
tumbuh. b.
Proses Pembuatan Simplisia Dasar pembuatan simplisia meliputi beberapa tahapan. Adapun
tahapan tersebut dimulai dari pengumpulan bahan baku, sortasi basah, pencucian, pengubahan bentuk, pengeringan, sortasi kering, pengepakan
dan penyimpanan Gunawan dan Sri, 2004.
C. PROSES PENGOLAHAN