Out Door dan bulan-bulan lainnya di dalam ruangan In Door. Data dari Kepala Bidang Operasional Taman Wisata Candi Prambanan, Wiharjanto, menunjukkan
bahwa wisatawan yang mengunjungi Candi Prambanan mengalami peningkatan.
Pada tahun-tahun sebelumnya pada akhir bulan Desember hingga Tahun baru, pengunjung berkisar 7.000-8.000 orang. Pada pergantian tahun 2012–2013
pengunjung per hari mencapai 15.000-16.000 orang, dengan komposisi pengunjung mayoritas wisatawan lokal, sementara wisatawan asing stabil dengan kisaran 350–
400 orang per hari. Wisatawan asing akan meningkat pada bulan Mei-Oktober Solo Pos, 2012.
Analisa
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka keputusan untuk menganalis risiko dalam rangka meningkatkan pendapatan di bidang pengelolaan
pariwisata Candi Prambanan akan melibatkan banyak unsur seperti adanya kenyamanan pengunjung, ekonomi, sosial budaya, keamanan, dan situasi yang
kondusif untuk edukasi serta rekreasi. Kawasan internal maupun eksternal hendaknya memberikan fasilitas yang memadai bagi setiap pengunjung yang semuanya
mendukung bagi keberadaan Candi Prambanan yang merupakan pusat daya tarik objek wisata. Ini semua merupakan investasi yang harus dijaga keberlangsungannya
supaya tetap terjaga dengan baik, sehingga wisatawan akan mendapat kesan yang baik dengan harapan akan dapat menyampaikan kesan baik tersebut kepada banyak
orang yang tentunya akan tertarik untuk datang ke Candi Prambanan. Dengan adanya keinginan menganalisis risiko ini maka rumusan permasalahan yang muncul adalah
“Bagaimanakah analisis risiko terhadap pendapatan PT TWC Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko Yogyakarta?”
1. Risiko dan Ketidakpastian
Kata risiko dan ketidakpastian adalah dua bentuk istilah dasar yang terkait dengan kerangka dalam pembuatan keputusan. Risiko dapat didefinisikan
sebagai pengetahuan yang kurang sempurna, dimana peluang dari hasil yang mungkin terjadi diketahui dan ketidakpastian terjadi ketika peluang ini tidak diketahui Kaan,
2005. Menurut Baker, Ponniah dan Smith 1998, dewasa ini manajemen risiko menjadi suatu perhatian yang penting terkait hasil dari proyek-proyek utama.
Pada
manajemen risiko
umumnya terdapat
tiga area utama, yaitu: analisis,
evaluasi dan kontrol. Dari definisi tentang risiko dan ketidakpastian, kemudian dapat ditentukan
jenis risiko dan ketidakpastian yang dihadapi pada bisnis PT TWC Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko Yogyakarta. Terdapat enam jenis risiko yang dapat
dihadapi pada bisnis TWC Balloo, 2010, antara lain: a. Operational Risk
Risiko operasional
terkait dengan
kerugian yang
dialami karena
tidak berjalannya
suatu sistem
secara optimal
yang diterapkan
pada TWC,
ketidakcakapan sumber daya manusia pada TWC dan peristiwa eksternal yang berpengaruh, seperti inflasi, peraturan pemerintah, dan kondisi keamanan serta
lingkungan.
b. Financial risk Risiko keuangan terkait dengan ketidakmampuan dalam pengelolaan aliran kas
untuk kegiatan operasional TWC. c. Forensic risk
Risiko forensik terkait dengan tindak kejahatan yang dilakukan di TWC, seperti pencurian, perusakan, dan penipuan.
d. Strategic risk Risiko strategis yang dihadapi terkait dengan waktu kunjungan, wisman-
wisnus, acara pendukung, agen wisata, dan konsultan. Risiko waktu kunjungan merupakan permasalahan baru yang dihadapi TWC, mengingat daya tampung
parkir dan areal TWC harus memberi kenyamanan pada pengunjung. Risiko dalam hal suasana politik menjadi penentu jumlah kunjungan terhadap wisman-wisnus,
maka harus dijaga supaya selalu kondusif. Risiko acara pendukung merupakan daya tarik TWC sehingga pengunjung akan tertarik berkunjung dan akan
menghabiskan waktu lama untuk menikmati TWC dan acara pendukung. Risiko agen wisata dalam negeri maupun luar negeri yang tidak secara masif
mempromosikan TWC akan menurunkan angka kunjungan. Risiko konsultan yang kurang mampu menguasai masalah dalam memberikan arahan strategis akan
menjadi ancaman terhadap manajemen TWC.
e. Knowledge risk Knowledge
risk terkait
dengan risiko
yang timbul
karena pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi yang belum optimal, seperti pemanfaatan kamera CCTV dan metal detector yang belum optimal diaplikasikan.
f. Compliance risk Compliance risk
terkait dengan risiko yang timbul dari pemanfaatan metode pembayaran, seperti pembayaran dengan kartu kredit yang membutuhkan
sistem keamanan yang baik dan proses audit yang kontinu.
2. Manajemen dan Analisis Risiko