6
BABBIIB GAMBARANBUMUMBPERUSAHAANB
2.1. SejarahBPerusahaanB
Ditengah persaingan para pelaku bisnis, agar perusahaan kami selalu mengikuti perkembangan dan tidak tertinggal, alhasil pada tanggal 9 Juni 1969
berdirilah perusahaan garam yang diberi nama P.D SUMATRACO yang di kepalai direktur oleh TAN KIEM THOEN serta lengkap dengan komposisi personil dan
karyawannya. Kebijakan-kebijakan perusahaan selalu bertumpu pada direksi, namun
melalui forum meeting rapat. Dalam perjalanannya, perusahaan mengalami pengantian
direksi karena
pendiriperintis perusahaan
menyerahkan kepemimpinannya kepada anaknya: TAN WIE KONG pada tahun 1989.
Ketika pergantian direksi, maka manajemen perusahaan mengalami perubahan nama perusahaan dari P.D SUMATRACO menjadi PT. SUMATRACO.
Kepemimpinan perusahaan tidak bertahan lama. Karena pada tahun 2000 kepemimpinan perusahaan diserahkan kepada anaknya: TAN Pony sampai
sekarang. Kemudian pada tahun 2008 perusahaan garam PT.SUMATRACO berubah
nama menjadi PT. SUMATRACO LANGGENG MAKMUR.
STIKOM SURABAYA
2.2. Visi,BMisi,BDanBTujuanBPerusahaanB
2.2.1. Visi
Menjadi perusahaan yang unggul, terpercaya dan bersaing khususnya dalam industri garam.
2.2.2. Misi
1. Meningkatkan produktivitas sesuai dengan pangsa pasar. 2. Menciptakan lahan pekerjaan yang sehat dan produktif.
3. Menjadi sarana pekerjaan yang inovatif dan ujung tombak pelayanan.
2.2.3. Tujuan
1. Mendorong semangat kerja guna menhasilkan produksi yang memadai. 2. Melayani pangsa pasar sesuai dengan permintaan.
3. Memperluas akses kerja sama dengan perusahaan lain. 4. Sebagai basis penghasilan dalam pemenuhan kebutuhan hidup.
STIKOM SURABAYA
8
BABBIIIB LANDASANBTEORIB
3.1. InventarisB
Menurut Soemarsono S.R. l994,pl5 inventaris adalah daftar barang- barang yang digunakan di perusahaan atau di kantor yang menyertakan barga,
lumíah, lenis dan keadaannya. Sedangkan Inventansasi menurut Muhammad Ali 2000:78, inventaris adalah daftar yang memuat semua barang perusahan dan
sebagainya yang dipakai dalam melaksanakan tugas. Daftar yang dimaksud ialah berupa cacatan tentang semua alat dan bahan yang disediakan untuk dipergunakan
dalam pengolahan usaha yang dilalankan maupun sebagai peralatan operasional perusahan.
3.2. KonsepBDasarBPerawatanBB
3.2.1. PengertianBPerawatanBB
Pengertian Perawatan atau yang sering disebut luga dengan Maintenance Menurut Sislono dan Iwan Koswara, Perawatan Mainteance
ialah suatu kegiatan yang dilakukan secara sengala terhadap suatu fasilitas dengan menganut suatu sistematika tertentu untuk mencapai hasil telah
ditetapkan Sislono dan Iwan Koswara, 2004.
3.2.2. JenisB-BJenisBPerawatanBB
Didalam konsep dari Perawatan terbagi menladi dua lenis yang sering digunakan yaitu Preventive Maintenance dan Corrective Maintenance.
STIKOM SURABAYA
Berikut adalah pengertian dari lenis-lenis Perawatan : 1. Preventive Maintenance
Adalah suatu pengamatan secara sistematik disertai analisis teknis- ekonomis untuk menlamin berfungsinya suatu peralatan produksi
dan memperpanlang umur peralatan yang bersangkutan. Tuluan Preventive Maintenance adalah untuk dapat mencapai suatu tingkat
pemeliharaan terhadap semua peralatan produksi agar diperoleh suatu kualitas produk yang optimum.
Salah satu dari tuluan Preventive Maintenance adalah untuk menemukan suatu tingkat keadaan yang menunlukan gelala
kerusakan sebelum alat-alat tersebut mengalami kerusakan fatal. Hal ini dapat dilakukan dengan lalan membuat perencanaan dan
penladwalan kegiatan maintenance dengan interupsi sekecil mungkin terhadap proses produksi.
2. Corrective Maintenance Corrective Maintenance merupakan kegiatan perawatan yang
dilakukan untuk mengatasi kegagalan atau kerusakan yang ditemukan selama masa waktu Preventive Maintenance. Pada
umumnya, Corrective Maintenance bukanlah aktivitas perawatan yang terladwal, karena dilakukan setelah sebuah komponen
mengalami kerusakan dan bertuluan untuk mengembalikan kehandalan sebuah komponen atau sistem ke kondisi semula.
Corrective Maintenance, dikenal sebagai breakdown atau run to failure maintenance. Pemeliharaan hanya dilakukan setelah peralatan
STIKOM SURABAYA
atau mesin rusak. Bila strategi pemeliharaan ini digunakan sebagai strategi utama akan menimbulkan dampak tingginya kegiatan
pemeliharaan yang tidak direncanakan dan inventori part pengganti.
3.2.3. TujuanBMaintenanceBB
Maintenance memiliki tuluan tuluan untuk unit peralatan produksi itu sendiri, berikut adalah poin poin dari tuluan maintenance:
1. Memperpanlang usia pakai dari alat produksi terutama bagi peralatan yang sulit diganti suku cadangnya.
2. Memaksimalkan tingkat kegunaan dari alat produksi tersebut agar bisa digunakan sesuai fungsinya dan meminimalisir kesalahan
produksi. 3. Memelihara peralatan dan fasilitas dari kerusakan dan keausan.
4. Menlamin kesiapan operasional dari semua peralatan ketikan kegiatan produksi dilaksanakan.
5. Menlamin keselamatan personil ketikan menggunakan alat tersebut.
3.3. Penjadwalan
Penladwalan adalah suatu proses pengalokasian sumber daya yang terbatas untuk melakukan beraneka ragam pekerlaan pada bidang manufaktur
dengan mesin-mesin dan tenaga kerla sebagai sumber dayanya dan lob sebagai tugas yang harus diselesaikan.
Menurut Jay heizer dan Barry Render 2001:466 menlelaskan penladwalan sebagai berikut “Penladwalan yang efesien dalah bagaimana
STIKOM SURABAYA
perusahaan dapat memenuhi batas tanggal seperti yang dilanlikan kepada pelanggan dan menghadapi kompetisi berdasarkan waktu”.
3.3.1. Tujuan Penjadwalan
Tuluan penladwalan produksi menurut Roberto S. Russel dan Bernard W. Tayor III 2006:719 adalah
1. Meeting customer due date Membuat tanggal latuh tempo konsumen 2. Minimize lob lateness Meminimalkan keterlambatan kerla
3. Minimize response time Meminimalkan waktu respon 4. Minimize completion time Meminimalkan waktu penyelesaian
5. Minimize time in the system Meminimalkan waktu dalam sistem 6. Minimize overtime Meminimalkan kelebihan waktu
7. Maximizing machine or laborutilization Memaksimalkan penggunaan mesin atau tenaga kerla
8. Minimize late time Meminimalkan waktu keterlambatan 9. Minimize work in the Processinventory Meminimalkan persediaan
barang dalam proses
3.3.2. ManfaatBPenjadwalanBB
Menurut Jay Heizer and Barry Render 2001:466 akan pentingnya penladawalan adalah dengan implikasi strategis, adalah sangat lelas bagi
perusahaan akan pentingnya penladwalan dengan penladwalan yang efektif, perusahaan menggunakan asetnya dengan efektif dan menghasilkan kapasitas
dolar yang diinvestasikan menladi lebih besar, yang sebaliknya akan
STIKOM SURABAYA
mengurangi biaya Penladwalan, menambah kapasitas dan fleksibilitas yang terkait memberikan waktu pengiriman yang lebih cepat dan dengan demikian
pelayanan kepada pelanggan menladi baik keuntungan yang ketiga dari bagusnya penladwalan adalah keunggulan kompetitif dengan pengiriman yang
bisa diandalkan. Fungsi pokok dari penladawalan adalah untuk membuat arus barang dapat
berlalan lancar sesuai dengan waktu yang direncanakan melalui produksi. Hal ini membuat penyelesaian dan pengiriman produk akan dilakukan tepat waktu,
dan secara tidak langsung menghindari keterlambatan penerimaan kepada konsumen.
3.3.3. KriteriaBProsesBPenjadwalanBB
Teknik penladwalan yang benar tergantung pada volume pesanan, ciri operasi,dan keseluruhan kompleksitas pekerlaan, sekaligus pentingnya tempat
pada masingmasing dari empat kriteria. Menurut Jay Heizer and Barry Render 2001:468 menyebutkan kriteria
dari penladwalan adalah sebagai berikut: 1. Meminimalkan waktu penyelesaian. Ini dinilai dengan menentukan
rata-rata penyelesaian. 2. Memaksimalkan utilisasi. Ini dinilai dengan menentukan persentase
waktu fasilitas itu digunakan. 3. Meminimalkan persediaan barang dalam proses. Ini dinilai dengan
menentukan rata-rata lumlah pekerlaan dalam sistem. hubungan antara lumlah pekerlaan dalam sistem dan persediaan barang dalam
STIKOM SURABAYA
proses adalah tinggi. dengan demikian semakin kecil lumlah pekerlaan yang ada di dalam sistem, maka akan semakin kecil
persediaannya. 4. Meminimalkan waktu tungggu pelanggan. Ini dinilai dengan
menentukan rata-rata lumlah keterlambatan.
3.3.4. ProsesBPenjadwalanBB
Menurut Jay Heizer and Barry Render 2001: 468 untuk mengolah fasilitas dengan cara yang seimbang dan efesien manaler membutuhkan
perencanaan produksi dan sistem pengendalian. Proses penladwalan harus melalui tahapan sebagai berikut:
1. Penladwalan pesanan yang akan datang tanpa mengganggu kendala kapasitas pusat kerla individual.
2. Mengecek ketersediaan alat-alat dan bahan baku sebelum memberikan pesanan ke suatu departemen.
3. Membuat tanggal latuh tempo untuk masing-masing pekerlaan dan mengecek kemaluan terhadapa tanggal keperluan dan waktu
tempuh pesanan. 4. Mengecek barang dalam proses pada saat pekerlaan bergerak
menulu perusahaan 5. Memberikan feedback pada pabrik efesiensi pekerlaan dan
memonitor waktu operator untuk analisis distribusi tenaga kerla dan gali dan upah.
STIKOM SURABAYA
3.4. Sistem Flowchart Diagram
Menurut Hartono J. , 1999 merupakan bagan yang menunlukkan arus pekerlaan secara keseluruhan dari sistem. Bagan ini menlelaskan urutan-urutan
dari prosedur-prosedur yang ada di dalam system. Bagan alir system digambar dengan menggunakan simbol – simbol yang tampak seperti berikut ini.
Gambar 3.1 : Bagan Alir System
3.5. Data Flowchart Diagram DFD