BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 207
Bidang Pelayanan
Gambar VI.6. : Hubungan Organisasi Ruang dan Hubungan antar Kegiatan Bidang Pelayanan.
BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 208
C. Besaran Ruang
Analisis besaran ruang membahas mengenai pertimbangan dimensi ruang sesuai kegiatan yang diwadahi. Dalam besaran ruang digunakan
beberapa standar neufert yang menjadi acuan yaitu : 1. Dimensi manusia ditentukan 0,625 x 0,625 x 1 m
2
= 0,390625 m
2
, dibulatkan menjadi 0,4 m
2
. 2. Dimensi saat aktif bergerak ditentukan 1,75 x 1,75 x 1 m
2
= 3,0625 m
2
, dibulatkan menjadi 3,1 m
2
. 3. Dimensi meja ditentukan sebesar 0,7 x 1,2 x 1 m
2
= 0,84 m
2
. 4. Dimensi kursi ditentukan sebesar 0,5 x 0,5 x 1 m
2
= 0,25 m
2
. 5. Dimensi kursi meja perkuliahan sebesar 0,75 x 0,5 x 1 m
2
= 0,375 m
2
, dibulatkan menjadi 0,38 m
2
. 6. Dimensi rak barang ditentukan sebesar 0,8 x 3 x 1 m
2
= 0,24 m
2
. 7. Dimensi mobil ditentukan sebesar 3,58 x 5,12 x 1 m
2
= 18,437 m
2
, dibulatkan menjadi 19 m
2
. 8. Dimensi motor ditentukan sebesar 0,75 x 2,25 x 1 m
2
= 1,6975 m
2
, dibulatkan menjadi 1,7 m
2
. 9. Area sirkulasi ruangan ditentukan sebesar 30 dari luasan
ruangan. 10. Area sirkulasi parkir ditentukan sebesar 50 dari luasan lahan
parkir. 11. Tetapan untuk ruang amphitheather ditentukan sebesar 0,54 m
2
per orang, sedangkan untuk kelas 0,45 m
2
per orang. Besaran ruang untuk Sekolah Tinggi Film Indonesia di Yogyakarta ini,
untuk total ruangannya ditambah dengan lahan parkir adalah 13.894 m
2
. Untuk luas terbangun ditambah sirkulasi antar ruang 30 = 13.894 +
4168,2 atau 13.894 + 4168 = 18.062 m
2
. Apabila dibulatkan, proyek ini
membutuhkan lahan sekitar 18.000 m
2
.
Bangunan direncanakan akan dibangun bertingkat. Sedangkan 40 lahan tidak terbangun akan digunakan sebagai tempat parkir dan taman.
BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 209
Walaupun lahan tersebut memungkinkan untuk lahan parkir, namun tidak akan digunakan sepenuhnya untuk area parkir. Area parkir nantinya
akan berada sebagian di lantai basement bangunan.
VI.1.4. Konsep Perencanaan dan Perancangan Tapak Site A. Tata Letak Bangunan Zoning
Konsep tata letak bangunan dalam tapak site berhubungan dengan penataan ruang luar dan ruang dalam. Penataan di dasari tingkatan
privasi, dimana ruang-ruang yang bersifat publik akan diletakkan di zona paling luar sedangkan yang bersifat privat berada pada bagian dalam.
Penataan tersebut bertujuan agar setiap kegiatan di dalam bangunan Sekolah Tinggi Film Indonesia bisa terlaksana dengan baik, nyaman, dan
aman dari setiap pelaku dan juga jenis kegiatannya.
Gambar VI.7. : Konsep Tata Letak Bangunan Zoning.
BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 210
B. Sirkulasi
Konsep sirkulasi kendaraan dalam site, diatur berdasarkan jalan di depan dan disamping pada site yang merupakan akses utama menuju
site. Untuk menata alur sirkulasi agar tidak semraut, maka dibuat dua akses pencapaian ke dalam site, yakni sirkulasi masuk dan sirkulasi
keluar.
Akses masuk utama berada di Jalan Magelang, dan akses masuk lainnya berada di Jalan Tegal Mlati. Sedangkan akses utama keluar site
berada di Jalan Ring Road Utara. Area sirkulasi diperkirakan lebih luas dibandingkan pintu masuk utama karena pada bagian area pintu keluar,
ada sedikit ruang tambahan yaitu ruang pengecekan STNK kendaraan atau surat kendaraan lainnya sehingga keamanan untuk kendaraan dapat
terkendali dengan baik.
Gambar VI.8. : Konsep Sirkulasi.
BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 211
VI.1.5. Konsep Aklimatisasi Ruang A. Penghawaan Ruang
Sistem penghawaan udara yang digunakan pada Sekolah Tinggi Banugnan Tinggi di Yogyakarta adalah sistem penghawaan alami dan
buatan. Sistem penghawaan alami akan dimaksimalkan pada seluruh ruang, diterapkan dengan memberi ventilasi melalui perlubangan-
perlubangan pada dinding, agar pergantian udara baik dan tetap terpelihara, maka ventilasi dibuat dengan sistem persilangan cross
ventilation.
Gambar VI.9. : Konsep penghawaan alami pada ruang dengan sistem persilangan. Sumber : http:casitacourt.blogspot.com201301townhouse-jakarta-selatan-
menggunakan.html, diakses 5 Desember 2014.
Sedangkan sistem penghawaan buatan hanya untuk pengkondisian udara pada ruang-ruang yang dominan tertutup dan bersifat privat, seperti
ruang rapat, studio, laboratorium, auditorium dan lain sebagainya. Penghawaan buatan yang digunakan adalah Air Conditioning AC, yang
difungsikan sesuai dengan fungsi kebutuhan ruangnya.
BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 212