VMA Void in the mineral aggregate VIM Void in the mix

S-2

1. VMA Void in the mineral aggregate

VMA Void in the mineral aggregate adalah banyaknya volume pori di dalam masing-masing butir agregat di dalam beton aspal padat, dinyatakan dalam persentase. VMA dapat dihitung melalui 2 cara yaitu :

1.1 Jika komposisi campuran ditentukan sebagai persentase dari berat beton aspal padat.

Maka menggunakan rumus : VMA = 100 dari volume bulk beton aspal padat 1 Dengan : VMA = Volume pori antara agregat di dalam beton aspal padat, dari volume bulk beton aspal padat. Gmb = Berat jenis bulk dari beton aspal padat. Ps = Kadar agregat, terhadap berat beton aspal padat. Gsb = Berat jenis bulk dari agregat pembentuk beton aspal padat.

1.2 Jika komposisi campuran ditentukan sebagai persentase dari berat agregat.

Maka menggunakan rumus : VMA = 100 - dari volume bulk Beton aspal padat 2 Dengan : VMA = Volume pori antara agregat di dalam beton aspal padat, dari volume bulk beton aspal padat. Gmb = Berat jenis bulk dari beton aspal padat. P a1 = Kadar agregat, terhadap berat agregat. Gsb = Berat jenis bulk dari agregat pembentuk beton aspal padat.

2. VIM Void in the mix

VIM adalah banyaknya pori di antara butir-butir agregat yang diselimuti aspal. VIM ini dibutuhkan untuk tempat bergesernya butir-butir agregat, akibat pemadatan tambahan yang terjadi oleh repetisi beban lalu lintas, atau tempat jika aspal menjadi lunak akibat meningkatnya temperatur. VIM yang terlalu besar akan mengakibatkan beton aspal padat berkurang kekedapan airnya, sehingga berakibat meningkatnya proses oksidasi aspal yang dapat mempercepat penuaan aspal dan menurunkan sifat durabilitas beton aspal. VIM yang terlalu kecil akan mengakibatkan perkerasan mengalami bleending jika temperatur meningkat. Maka menggunakan rumus : VIM = dari volume bulk beton aspal padat 3 dengan : VIM = Volume pori dalam beton aspal padat, dari volume bulk beton aspal padat Gmm = Berat jenis maksimum dari beton aspal yang belum dipadatkan tanpa poriudara Gmb = Berat jenis bulk dari beton aspal padat

3. VFWA Volume of voids filled with asphalt

Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN ORIENTASI AGREGAT CAMPURANASPAL YANG DIPADATKAN MENGGUNAKAN ALAT Perbandingan Orientasi Agregat Campuran Aspal Yang Dipadatkan Menggunakan Alat Pemadat Roller Slab (APRS) Dan Stamper.

0 1 22

PENDAHULUAN Perbandingan Orientasi Agregat Campuran Aspal Yang Dipadatkan Menggunakan Alat Pemadat Roller Slab (APRS) Dan Stamper.

0 1 5

PERBANDINGAN ORIENTASI AGREGAT CAMPURAN ASPALYANG DIPADATKAN MENGGUNAKAN ALAT PEMADAT ROLLER Perbandingan Orientasi Agregat Campuran Aspal Yang Dipadatkan Menggunakan Alat Pemadat Roller Slab (APRS) Dan Stamper.

0 1 14

PERBANDINGAN ORIENTASI AGREGAT CAMPURAN ASPAL YANG DIPADATKAN MENGGUNAKAN ALAT PEMADAT RODA Perbandingan Orientasi Agregat Campuran Aspal Yang Dipadatkan Menggunakan Alat Pemadat Roda Gilas (Aprs) Dan Marshall Hammer.

0 1 26

PENGEMBANGAN KOMPONEN ALAT PEMADAT ROLLER SLAB (APRS) Pengembangan Komponen Alat Pemadat Roller Slab (APRS).

0 0 17

PENGEMBANGAN KOMPONEN ALAT PEMADAT ROLLER SLAB (APRS) Pengembangan Komponen Alat Pemadat Roller Slab (APRS).

0 0 16

ANALISIS KARAKTERISTIK MARSHALL CAMPURAN ASPHALT Analisis Karakteristik Marshall Campuran Asphalt Concrete (AC) Yang Dipadatkan Menggunakan Alat Pemadat Roller Slab (APRS).

0 1 13

EVALUASI DISTRIBUSI VOID CAMPURAN AC YANG DIPADATKAN DENGAN Evaluasi Distribusi Void Campuran Ac Yang Dipadatkan Dengan Alat Pemadat Roller Slab (APRS).

0 2 18

PENDAHULUAN Evaluasi Distribusi Void Campuran Ac Yang Dipadatkan Dengan Alat Pemadat Roller Slab (APRS).

0 2 6

EVALUASI DISTRIBUSI VOID CAMPURAN AC YANG DIPADATKAN DENGAN Evaluasi Distribusi Void Campuran Ac Yang Dipadatkan Dengan Alat Pemadat Roller Slab (APRS).

0 9 18