5.2 Saran
Adapun saran yang bisa penulis berikan dari hasil penelitian ini adalah: Sebaiknya PLN maupun Badan Kesehatan Lingkungan lebih aktif
mensosialisasikan dampak ataupun pengaruh radiasi medan magnet SUTT kepada masyarakat sekitar yang tinggal di kawasan SUTT tersebut.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Transmisi
Saluran Transmisi merupakan media yang digunakan untuk mentransmisikan tenaga listrik dari Generator Station Pembangkit listrik sampai didistribusi
station hingga sampai pada konsumer pengguna listrik. Tenaga listrik ditransmisikan oleh suatu bahan konduktor yang mengalirkan tipe Saluran
Transmisi Listrik.
Saluran Udara Tegangan Tinggi memiliki tegangan operasi antara 30kV sampai 150kV. Konfigurasi jaringan pada umumnya single atau double sirkuit,
dimana 1 sirkuit terdiri dari 3 phasa dengan 3 atau 4 kawat. Biasanya hanya 3 kawat dan penghantar netralnya diganti oleh tanah sebagai saluran kembali.
Apabila kapasitas daya yang disalurkan besar, maka penghantar pada masing- masing phasa terdiri dari dua atau empat kawat Double atau Quadrapole dan
berkas konduktor disebut Bundle Conduktor. Jarak terjauh yang paling efektif dari saluran transmisi ini ialah 100km. Jika jarak transmisi lebih dari 100km maka
tegangan jatuh drop voltage terlalu besar, sehingga tegangan diujung transmisi menjadi rendah.
Tegangan pada generator besar biasanya berkisar diantara 13,8kV dan 24kV. Tetapi generator besar yang modern dibuat dengan tegangan yang
bervariasi antara 18kV dan 24kV. Tidak ada suatu standar yang umum diterima untuk tegangan generator.
Tegangan generator dinaikkan ke tingkat yang dipakai untuk transmisi yaitu antara 115 dan 765kV. Tegangan tinggi standar high voltage-HV standar
adalah 115, 138, 230kV. Tegangan tinggi ekstra ekstra high voltage –EHV
adalah 345, 500, dan 765 kV. Kini sedang dilakukan penelitian untuk pemakaian tegangan-tinggi-ultra ultra high voltages- UHV antara 1000-5000 kV.
Keuntungan transmisi dengan tegangan yang lebih tinggi akan menjadi jelas jika kita melihat pada kemampuan transmisi transmisi capability suatu saluran
transmisi.Kemampuan ini biasanya dinyatakan dalam megavolt-ampereMVA.
Universitas Sumatera Utara
Kemampuan transmisi dari saluran yang panjangnya berubah-ubah kira-kira sebanding dengan kuadarat tegangannya. Tetapi kemampuan transmisi dari suatu
saluran dengan tegangan tertentu tidak dapat ditetapkan dengan pasti, karena kemampuan ini masih tergantung lagi pada batasan-batasan termal dari
penghantar, jatuh-tegangan voltage drop yang diperbolehkan, keterandalan, dan persyaratan kestabilan sistem, yaitu penjagaan bahawa mesin pada system tersebut
tetap berjalan serempak stu terhadap yang lain. Kebanyakan faktor-faktor ini masih tergantung pula pada panjangnya saluran.
2.1.1 Saluran Transimisi
Suatu sistem tenaga listrik terdiri dari tiga bagian utama : pusat-pusat pembangkit listrik, saluran-saluran transmisi, dan sistem-sistem distribusi. Saluran-saluran
transmisi merupakan rantai penghubung antara pusat-pusat pembangkit listrik dan sistem-sistem distribusi, dan melalui hubungan-hubungan antar sistem dapat pula
menuju ke sistem tenaga yang lain. Suatu sistem distribusi menghubungkan semua beban-beban yang terpisah satu dengan yang lain kepada saluran-saluran
transmisi. Tegangan pada generator-generator besar biasanya berkisar diantara
13,8kV dan 24 kV. Tetapi generator-generator besar yang modern dibuat dengan tegangan yang bervariasi antara 18 dan 24 kV. Tidak ada suatu standar yang
umum diterima untuk tegangan-tegangan generator. Tegangan generator dinaikkan ke tingkat-tingkat yang dipakai untuk transmisi yaitu antara 115 dan
765 kV. Tegangan-tegangan tinggi standar high voltages – HV standard adalah
115, 138, dan 230 kV. Tegangan-tegangan tinggi-ekstra extra high voltage –
EHV adalah 345, 500 dan 765 kV. Kini sedang dilakukan penelitian untuk pemakaian tegangan-tegangan tinggi ultra yaitu diantara 1000 dan 500 kV ultra
high voltages – UHV. Keuntungan dari transmisi dengan tegangan yang lebih
tinggi akan menjadi jelas jika kita melihat pada kemampuan transmisi transmission capability dari suatu saluran transmisi.Kemampuan ini biasanya
dinyatakan dalam megavolt ampere MVA. Kemampuan transmisi dari suatu saluran dengan tegangan tertentu tidak dapat ditetapkan dengan pasti, karena
kemampuan ini masih tergantung lagi pada batasan-batasan limit thermal dari
Universitas Sumatera Utara
penghantar, jatuh tegangan voltage drop yang diperbolehkan, keterandalan, dan persyaratanpersyaratan kestabilan sistem system stability, yaitu penjagaan
bahwa mesin- mesin pada sistem tersebut tetap berjalan serempak satu terhadap yang lain. Kebanyakan faktor- faktor ini masih tergantung pula pada panjangnya
saluran.Adapun saluran transmisi berdasarkan tegangan terbagi atas . 1. Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi SUTET 200 kV
– 500 kV Pada umumnya digunakan pada pembangkitan dengan kapasitas di atas 500
MW. Tujuannya adalah agar drop tegangan dan penampang kawat dapat direduksi secara maksimal, sehingga diperoleh operasional yang efektif dan efisien.
Permasalahan mendasar pembangunan SUTET adalah: konstruksi tiang tower yang besar dan tinggi, memerlukan tapak tanah yang luas, memerlukan isolator
yang banyak, sehingga pembangunannya membutuhkan biaya yang besar. Pembangunan transmisi ini cukup efektif untuk jarak 100 km sampai dengan 500
km.
2. Saluran Udara Tegangan Tinggi SUTT 30 kV – 150 kV
Tegangan operasi antara 30 kV sampai dengan 150 kV. Konfigurasi jaringan pada umumnya single atau double sirkuit, dimana 1 sirkuit terdiri dari 3 phasa
dengan 3 atau 4 kawat. Biasanya hanya 3 kawat dan penghantar netralnya digantikan oleh tanah sebagai saluran kembali. Apabila kapasitas daya yang
disalurkan besar, maka penghantar pada masing-masing phasa terdiri dari dua atau empat kawat Double atau Qudrapole dan Berkas konduktor disebut Bundle
Conductor.
2.1.2 Bagian- Bagian Saluran Transmisi Adapun komponen-komponen utama dari saluran transmisi terdiri dari
1. Tiang Transmisi atau Menara Pada suatu Sistem Tenaga Listrik, energi listrik yang dibangkitkan dari pusat
pembangkit listrik ditransmisikan ke pusat-pusat pengatur beban melalui suatu saluran transmisi, saluran transmisi tersebut dapat berupa saluran udara atau
saluran bawah tanah, namun pada umumnya berupa saluran udara. Energi listrik yang disalurkan lewat saluran transmisi udara pada umumnya menggunakan
Universitas Sumatera Utara
kawat telanjang sehingga mengandalkan udara sebagai media isolasi antara kawat penghantar tersebut dengan benda sekelilingnya, dan untuk menyanggah
merentang kawat penghantar dengan ketinggian dan jarak yang aman bagi manusia dan lingkungan sekitarnya, kawat-kawat penghantar tersebut dipasang
pada suatu konstruksi bangunan yang kokoh, yang biasa disebut menara tower. Konstruksi tower besi baja merupakan jenis konstruksi saluran transmisi tegangan
tinggi SUTT ataupun saluran transmisi tegangan ekstra tinggi SUTET yang paling banyak digunakan di jaringan PLN , karena mudah dirakit terutama untuk
pemasangan di daerah pegunungan dan jauh dari jalan raya, harganya yang relatif lebih murah dibandingkan dengan penggunaan saluran bawah tanah serta
pemeliharaannya yang mudah. Namun demikian perlu pengawasan yang intensif, karena besi-besinya
rawan terhadap pencurian. Seperti yang telah terjadi dibeberapa daerah di Indonesia, dimana pencurian besi-besi baja pada menara tower listrik
mengakibatkan menara tower listrik tersebut roboh, dan penyaluran energi listrik ke konsumen pun menjadi terganggu. Suatu menara atau tower listrik harus kuat
terhadap bebanyang bekerja padanya, antara lain yaitu : - Gaya berat tower dan kawat penghantar gaya tekan.
- Gaya tarik akibat rentangan kawat.
Universitas Sumatera Utara
- Gaya angin akibat terpaan angin pada kawat maupun badan tower
Gambar 2.1 Konstruksi Tiang Untuk Saluran Udara Tegangan Tinggi SUTT
Universitas Sumatera Utara
2. Isolator Jenis isolator yang digunakan pada saluran transmisi pada umumnya adalah
jenis porselin atau gelas yang berfungsi sebagai isolasi tegangan listrik antara kawat penghantar dengan tiang. Macam-macam isolator yang digunakan pada
saluran udara tegangan tinggi adalah sebagai berikut : - isolator piring
dipergunakan untuk isolator penegang dan isolator gantung, dimana jumlah piringan isolator disesuaikan dengan tegangan sistem pada saluran udara
tegangan tinggi tersebut - isolator tonggak saluran vertical
- isolator tonggak saluran horizontal
3.Kawat Penghantar Untuk Saluran Transmisi Udara Kawat penghantar berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dari suatu
tempat keempat yang lain. Jenis kawat penghantar yang biasa digunakan pada saluran transmisi adalah tembaga dengan konduktivitas 100 CU 100 , atau
aluminium dengan konduktivitas 61 AL 61 . Kawat penghantar tembaga mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan kawat penghantar
aluminium karena konduktivitas dan kuat tariknya lebih tinggi. Tetapi kelemahannya ialah, untuk besar tahanan yang sama, tembaga lebih berat dari
aluminium, dan juga lebih mahal. Oleh karena itu kawat aluminium telah menggantikan kedudukan tembaga.
a. Klasifikasi Kawat menurut Kontruksinya
Yang dinamakan kawat padat solid wire adalah kawat tunggal padattidak berongga dan berpenampang buat ; jenis ini hanya dipakai untuk penampang-
penampang kecil, karena penghantar-penghantar yang berpenampang sukar ditangani serta kurang fleksibel.
Apabila diperlukan penampang yang besar, maka dipergunakan 7 sampai 61 kawat padat yang dililit menjadi satu, biasanya secara berlapis dan konsentris.
Tiap-tiap kawat padat merupakan kawat komponen dari kawat berlilit tadi. Apabila kawat- kawat komponen itu sama garis tengahnya maka persamaan-
persamaan berikut berlaku:
Universitas Sumatera Utara
N = 3n 1+ n + 1 D = d 1+ 2n
A = an W= wN 1+
� R = 1 +
� rN Dimana : N = Kawat komponen
N = Jumlah Lapisan Kawat Komponen D = Garis Tengah luar dari Kawat Belilit
d = Garis Tengah Kawat Komponen A = Luas Penampang Kawat Berlilit
W = Berakt Kawat Berlilit w = Berat Kawat Komponen per Satuan Panjang
� = Perbandingan Berat Terhadap Lapisan R = Tahanan Kawat Berlilit
R = Tahanan Kawat Komponen Per Satuan panjang � = Perbandingan Tahan Terhadap Lapisan
Jenis - jenis kawat penghantar yang biasa digunakan pada saluran transmisi adalah : Tembaga dengan konduktivitas 100 CU 100, tembaga konduktivitas
97,5 CU 97,5 atau aluminium dengan konduktivitas 61 Al 61. Kawat penghantar aluminium terdiri dari berbagai jenis dengan lambang sebagai berikut :
a. AAC = All - Aluminium Conductor, yaitu kawat penghantar yang seluruhnya terbuat dari aluminium.
b. AAAC = All Aluminium - Alloy Conductor, yaitu kawat penghantar yang seluruhnya terbuat dari campuran aluminium.
c. ACSR = Aluminium Conductor Steel - Reinforced, yaitu kawat penghantar aluminium ber-inti kawat baja.
d. ACAR = Aluminium Conductor Alloy - Reinforced, yaitu kawat penghantar aluminium yang diperkuat dengan logam campuran.
Kawat rongga hollow Conductor adalah kawat berongga yang dibuat untuk mendapatkan garis tengah luar yang besar. Ada dua jenis kawat rongga : a yang
rongganya dibuat oleh kawat lilit yang ditunjang oleh sebuah batang, dan b yang rongganya dibuat oleh kawat- kawat komponen yang membentuk segmen-segmen
Universitas Sumatera Utara
sebuah silinder. Kawat penghantar tembaga mempunyai beberapa kelebihan
disbanding dengan kawat penghantar aluminium karena konduktivitas dan kuat tariknya lebih tinggi. tapi kelemahan nya ialah untuk besar tahanan yang sama,
tembaga lebih berat dari aluminium dan juga lebih mahal. Oleh karena itu kawat penghantar aluminium telah menggantikan kedudukan tembaga. Untuk
memperbesar kuat tarik dari kawat aluminium digunakan campuran aluminium aluminium alloy. Untuk saluran - saluran tegangan tinggi, dimana jarak antara
dua tiangmenara jauh ratusan meter, dibutuhkan kuat tarik yang lebih tinggi. Untuk itu digunakan kawat penghantar ACSR.
4.Kawat Tanah Kawat tanah atau ground wires, juga disebut sebagai kawat pelindung
shield wires gunanya untuk melindungi kawat-kawat penghantar atau kawat- kawat fasa terhadap sambaran petir. Jadi kawat tanah ini dipasang diatas kawat
fasa. Sebagai kawat tanah dipakai kawat baja steel wires.
5.Arester Arester petir atau disingkat arrester, atau sering juga disebut penangkap
petir, adalah alat pelindung bagi peralatan sistem tenaga listrik terhadap petir. Itu berlaku sebagai jalan pintas by-pass sekitar isolasi. Arester membentuk jalan
yang mudah dilalui oleh arus petir, sehingga tidak timbul tegangan lebih yang tinggi pada peralatan. Jalan pintas itu harus sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu aliran arus daya sistem 50 Hertz. Jadi pada kerja normal arrester itu berlaku sebagai isolator dan bila timbul surja dia berlaku sebagai konduktor, jadi
melewatkan aliran arus yang tinggi . Setelah surja hilang arrester harus dengan cepat kembali menjadi isolator, sehingga pemutus daya tidak sempat membuka.
Arester dapat memutuskan arus susulan tanpa menimbulkan gangguan, inilah salah satu fungsi terpenting dari arester.
Universitas Sumatera Utara
Arester terdiri dari dua jenis : jenis ekspulsi expulsion type atau tabung pelindung protector tube dan jenis katup valve type .
a. Arester Jenis Ekspulsi atau Tabung Pelindung
Arester jenis ekspulsi pada prinsipnya terdiri dari sela percik yang berada dalam tabung serat atau sela percik batang yang berada diluar di udara atau
disebut sela seri. Bila ada tegangan surja yang tinggi sampai pada jepitan arester kedua sela
percik, yang diluar dan yang berada di dalam tabung serat, tembus seketika dan memebentuk jalan penghantar dalam bentuk busur api. Jadi arester menjadi
konduksi dengan impedansi rendah dan melakukan surja arus dan surja daya sitem bersama-sama. Panas yang timbul karena mengalirnya arus petir
menguapkan sedikit bahan dinding tabung serat, sehingga gas yang ditimbulkannya menyembur pada api dan memeatikannnya pada waktu arus
susulan melewati titik nolnya . Arus susulan dalam arester jenis ini dapat mencapai harga yang tinggi sekali tetapi lamanya tidak lebih dari satu atau dua
gelombang, dan biasanya kurang jadi setengah gelombang. Jadi tidak menimbulkan gangguan.
Arester jenis ekspulsi ini mempunyai karakteristik volt-waktu yang lebih baik dari sela batang dan dapat memutuskan arus susulan . Tetapi tegangan
percik susulan tergantung dari tingkat arus hubung singkat dari sistem pada titik dimana arester itu dipasang. Dengan demikian perlindungan dengan arester ini
dipandang tidak memadai untuk perlindungan transformator daya, kecuali untuk sistem distribusi. Arester ini banyak juga digunakan pada saluran transmisi
untuk membatasi besar surja yang memasuki gardu induk. Dalam penggunaan yang terkahir ini arester jenis ini sering disebut sebagai tabung pelindung.
b.Arester Jenis Katup Arester jenis katup ini terdiri dari sela percik terbagi atau sela seri yang
terhubung dengan elemen tahanan yang mempunyai karakteristik tidak liniear. Tegangan frekuensi dasar tidak dapat menimbulkan tembus pada sela seri.
Apabila sela seri tembus saat tibanya suatu surja yang cukup tinggi, alat tersebut menjadi penghantar.
Universitas Sumatera Utara
Sela seri itu dapat memutuskan arus susulan, dalam hal ini dia dibantu oleh tahanan tak linier yang mempunyai karakteristik tahanan kecil untuk arus besar
dan tahanan besar untuk arus susulan dari frekuensi dasar. Arester jenis ini terbagi atas tiga jenis yaitu:
1.Arester Katup Jenis Gardu Arester katup jenis gardu ini adalah jenis yang paling efesien dan juga
paling mahal. Perkataan ‘gardu’ disini berhubungan dengan pemakaiannya secara umum pada gardu induk besar . Umumnya dipakai untuk melindungi
alat-alat yang mahal pada rangkaian- rangkaian mulai dari 2.400 volt sampai 278 KV dan lebih tinggi .
2. Arester Katup Jenis Saluran Arester katup jenis saluran ini lebih murah dari arester katup jenis gardu.
Kata ‘saluran’ disini bukanlah berarti untuk perlindungan saluran transmisi. Seperti arester jenis gardu , arester jenis saluran inijuga dipakai pada gardu
induk untuk melindungi peralatan yang kurang penting. Arester jenis saluran ini dipakai pada sistem dengan tegangan 15 sampai 69 KV.
3.Arester katup Jenis Distribusi untuk mesin-mesin Arester jenis distribusi ini khusus untuk melindungi mesin mesin berputar
dan juga untuk melindungi transformator dengan pendingin udara tanpa minyak. Arester jenis ini dipakai pada peralatan dengan tegangan 130 volt
sampai 750 volt.
6. Andongan Beratnya kawat penghantar yang direntangkan antara dua tiang transmisi
mempunyai bentuk lengkung tertentu catenary curve yang dapat dinyatakan oleh persamaan-persamaan tertentu. Andongan dan tegangan tarik pada suatu
rentang kawat penghantar antar menara dalam saluran udara dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut : berat kawat per satuan panjang, modulus elastisitas,
koefisien perubahan panjang, ultimate strength, diameter kawat, jarak antara dua menara span , dan kondisi lingkungan sekitar yang mungkin berpengaruh,
Universitas Sumatera Utara
misalnya angin, es, debu, dan suhu. Berat efektif maksimum dari kawat penghantar adalah jumlah vektor dari berat vertikal dan tekanan angin horisontal.
2.1.2 Ambang Batas Medan Magnet
Jarak bebas minimum vertikal merupakan jarak terpendek secara vertikal antara konduktor SUTT atau SUTET dengan permukaan bumi atau benda di atas
permukaan bumi yang tidak boleh kurang dari jarak yang telah ditetapkan demi keselamatan manusia, makhluk hidup dan benda lainnya serta keamanan operasi
SUTT dan SUTET. Rekomendasi WHOIRPAIDI untuk batas exposureterhadap medan
magnet yang berlaku pada lingkungan kerja dan umum pada frekuensi 5060 Hz. Klasifikasi
Kuat Fluks Magnetik m �
- Lingkungan kerja: 1.Sepanjang hari kerja
2.Waktu singkat 3.Anggota tubuh
0,5 5sd 2 jamhari
25 - Lingkungan Umum:
1. Sampai 24 jam hari 2.Beberapa jamhari
0,1ruang terbuka 1
Tabel 2.1 Ambang Batas Medan Magnet pada lingkungan kerja dan umum berdasarkan WHOIRPAIDI
Sumber: WHO1987;IRPA1990;IDI1997
Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Standart IEEE std. C95.6-2000 IEEE std. C95.6-2000 for Safety Levels with Respect to Human Exposure to
Electromagnetic Fields, 0 –3 kHz, memberikan batasan kuat medan magnet yang
dizinkan untuk khalayak ramai general public dan lingkungan kerja controlled environment berdasarkan rentang frekuensi adalah sebagai berikut :
Selang FrekuensiHz
Kuat Fluks Magnetik mT General Public
Controlled Environtment 0.153
118 153
0.153-20 18,1f
54,3f 20-759
0,904 2,71
759-3000 687f
2060f f adalah frekuensi sistem dalam Hz
Tabel 2.2 Batas Medan Magnet pada lingkungan umum dan kerja berdasarkan IEEE
Limit Kuat Medan Magnet yang diizinkan berdasarkan IEEE std.C95.6-2000
Radiasi elektromagnetik berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan tertentu. Berbagai potensi gangguan kesehatan tersebut adalah
sebagai berikut: 1 Sistem darah, berupa leukemia dan limfoma malignum.
2 Sistem reproduksi laki-laki, berupa infertilitas. 3 Sistem saraf, berupa degeneratif saraf tepi.
4 Sistem kardiovaskular, berupa perubahan ritme jantung. 5 Sistem endokrin,berupa perubahan metabolisme hormon melatonin
6 Psikologis, berupa neurosis dan gangguan irama sirkadian 7 Hipersentivitas
2.1.5 Dampak yang dapat ditimbulkan pada SUTT
Fenomena khusus yang sering terjadi pada SUTETSUTT, sering tterjadi kekhawatiran dan kecemasan di kalangan masyarakat yang bertempat tinggal
dibawah atau di sekitarnya. Beberapa gejala yang dikemukakan, berkaitan dengan adanya medan magnet yang ditimbulkan oleh jaringan transmisi tegangan tinggi .
Universitas Sumatera Utara
Hal ini merupakan fenomena normal, bukan merupakan indikator kondisi yang membahayakan. Fenomena itu antara lain sebagai berikut.
1. Menimbulkan busur cahaya yang jelas terlihat pada malam hari
2. Suara mendesis yang juga jelas terdengar pada malam hari
3. Bulu rambut yang berdiri , pada nagian yang terpajan, akibat gaya tarik
medan magnet yang kecil. 4.
Lampu neon atau tes-pen dapat menyala, tetapi redup. 5.
Kejutan lemah pada sentuhan pertama terhadap benda-benda yang mudah menghantarkan listrik, misalnya atap seng, pagar besi,kawat jemuran,
badan mobil dan sebagainya. Fenomena SUTETSUTT ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Radiasi
elektromagnetik adalah kombinasi medan listrik yang bersilasi dan medan magnet yang merambah lewat ruang dan membawa energy dari satu tempat ke tempat
yang lain. Berkaitan SUTETSUTT , secara teoritis adanya medan listrik dan medan magnet akan mempengaruhi elektron bebas di udara. Pengaruh itu
menyebabkan pergerakan electron makin liar dan menimbulkan ionisasi, sehingga lahirlah ion-ion dan electron baru. Pada jaringan kabel tegangan tinggi dan ekstra
tinggi, karena arusnya mengalir secara terus-menerus, sehingga ion dan electron akan berlipat ganda, terutama jika gradien teganggannya cukup tinggi.
Udara lembab yang terjadi karena adanya pepohonan di bawah transmisi tegangan tinggi ini akan mempercepat terbentuknya pelipatan ion dan electron,
yang disebut avalanche. Akibat berlipatgandanya ion dan electron tersebut akan menimbulkan suatu fenomena khas pada SUTETSUTT, yang dikenal dengan
korona, berupa percikan busur cahaya, yang seringkali disertai suara mendesis atau bau khas yang disebut bau ozone. Jadi pada hakikatnya fenomena
SUTETSUTT bukanlah sesuatu yang membahayakan, dan sama sekali tidak menggangu kesehatan.
Radiasi elektromagnetik ini terdiri dari berbagai macam jenis yang dikelompokkan
berdasarkan tinggi
rendahnya frekuensi
atau panjang
gelombangnya. Nilai Ambang Batas NAB yang ditentukan IRPA, INIRC dan WHO 1990 yaitu sebesar 0,1 mT untuk kuat medan magnet dan 5 kVm kuat
medan listrik. [Badan Standar Nasional, SNI 04-6950-2003. Menurut IRPA
Universitas Sumatera Utara
International Radiation Protection Association danWHO, batasan pajanan kuat medan magnet yang diduga dapat menimbulkan efek biologis, untuk umum
adalah 0,5 mili Tesla. Selain itu, UNEP, WHO dan IRPA pada tahun 1987 mengeluarkan suatu pernyataan mengenai nilai rapat arus induksi terhadap efek-
efek biologis yang ditimbulkan akibat pajanan medan listrik dan medan magnet pada frekuensi 5060HZ terhadap tubuh manusia sebagai berikut : [IRPAINIRC
Guidelines, 1990] 1. antara 1 dan 10 mA
� tidak menimbulkan efek biologis yang berarti, 2. antara 10 dan 100 mA
� menimbulkan efek biologis yang terbukti termasuk efek pada sistem penglihatan dan syaraf,
3. antara 100 dan 1000 mA � menimbulkan stimulasi pada jaringan-jaringan
yang dapat dirangsang dan ada kemungkinan bahaya terhadap kesehatan dan,
4. di atas 1000 mA � dapat menimbulkan ekstrasistole dan fibrasi
ventrikular dari jantung bahaya akut terhadap kesehatan. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mensosialisakan pengertian
dampak dari medan lisrik dan medan magnet, sehingga masyarakat dapat mengerti dan menanggulangi dari dampak tersebut.
Adapun upaya yang dapat kita lakukan untuk mengurangi dampak tersebut adalah .
1. Mengusahakan agar rumah menggunakan langit-langit plafon
2. Apabila atap rumah terbuat dari logam atau seng yang berfungsi sebagai
penghantar listrik, sebaiknya dilakukan pentahanan grounding 3.
Apabila atap rumah tidak berbahan logam misalnya genting, asbes atau sirap, usahakan untuk tidak dipergunakan meletakkan bahan logam
seperti antenna TV, talang seng dan sebagainya. 4.
Semua benda logam, misalnya kawat jemuran, mobil dan sepeda motor yang berada dibawah SUTT , sebaiknya dialirkan ke tanah , agar netral
kembali. 5.
Apabila terdapat salutan intercom, sedapat mungkin dijauhkan dari SUTT
Universitas Sumatera Utara
6. Janganlah membuat jemuran yang atasnya bebas sama sekali dari
pepohonan.Buatlah jemuran dari kayu, babmbu, tali plastik, dan bukan dari kawat maupun tiang besi
7. Tanamlah sebanyak mungkin pohon disekitar rumah.
8. Sebaiknya tidak berada di luar rumah di bawah SUTT , terutama pada
malam hari.Pada saat ini arus yang mengaliri kawat penghantar SUTT lebih tinggi dari siang hari.
2.2 Medan Magnet