Hasil Pengujian Foto Struktur Mikro

dyeing dengan variabel yang sama ketebalan lapisan oksida berubah menjadi 40 μm. Peningkatan tersebut diduga karena cairan pewarna yang masuk ke dalam pori-pori setelah dianodizing. Gambar 4.8 Foto mikro variasi kuat arus 2 Ampere, a. Setelah proses anodizing, b. Setelah proses dyeing. Gambar 4.8 a menunjukkan hasil pengujian ketebalan lapisan oksida setelah proses anodizing pada kuat arus 2 Ampere, tegangan 18 Volt, suhunya tercatat 37°C sampai 43°C, waktu pencelupan 20 menit sebesar 40 μm. Gambar 4.8 b setelah proses dyeing dengan variabel yang sama ketebalan lapisan oksida 50 μm. Peningkatan ketebalan lapisan oksida setelah anodizing dan dyeing diduga karena pori-pori yang dihasilkan lebih besar dan tidak merata sehingga cairan pewarna yang masuk sedikit. Gambar 4.9 Foto mikro variasi kuat arus 3 Ampere, a. Setelah proses anodizing, b. Setelah proses dyeing. Lapisan Oksida Lapisan Oksida Lapisan Oksida Lapisan Oksida Resin Resin Resin Resin Raw material Raw material Raw material Raw material 200 µm 200 µm 200 µm 200 µm 40 µm 50 µm 30 µm 35 µm a b b a Gambar 4.9 a menunjukkan hasil pengujian ketebalan lapisan oksida setelah proses anodizing pada kuat arus 3 Ampere, tegangan 18 Volt, suhunya tercatat 39°C sampai 42°C, waktu pencelupan 20 menit sebesar 30 μm. Gambar 4.9 b setelah proses dyeing dengan variabel yang sama ketebalan lapisan oksida 35 μm. Peningkatan tersebut diduga karena pori-pori ysng dihasilkan sangat besar dan lebar sehingga cairan pewarna yang masuk ke dalam pori-pori setelah dianodiz keluar dan tidak meresap. Dari hasil pengujian struktur foto mikro ketebalan lapisan oksida setelah proses anodizing dan dyeing diatas, maka dapat disimpulkan menggunakan grafik pada gambar 4.10 Grafik 4.10 diatas menujukkan pada variasi kuat arus 1 Ampere, 2 Ampere, dan 3 Ampere setelah proses anodizing, menghasilkan ketebalan lapisan oksida sebesar 20 μm, 40 μm, 30 μm secara berurutan. Grafik diatas juga menunjukkan ketebalan lapisan oksida setelah proses dyeing sebesar 40 μm, 50 μm, 35 μm secara berurutan. Tidak ada perubahan ketebalan lapisan oksida secara signifikan diduga karena variasi kuat arus yang digunakan berdekatan. Ketebalan lapisan oksida setelah anodizing pada arus 3 Ampere menurun hal ini diduga karena perpindahan ion-ion elektrolit yang kurang baik dan temperatur elektrolit yang meningkat . Pada penelitian yang pernah dilakukan oleh Purnama, D. dkk, 2012 juga menyebutkan bahwa semakin meningkatnya temperatur, 20 40 30 40 50 35 10 20 30 40 50 60 1 2 3 K et ebal an L apis an O ksi da μ m Arus A Setelah proses anodizing Setelah proses anodizing dan dyeing akibatnya akan menurunkan ketebalan lapisan oksida yang terbentuk. Hal itu terjadi karena temperatur meningkatkan kemampuan larutan elektrolit untuk melarutkan lapisan oksida.

4.4. Hasil Pengujian KekerasanVickers Permukaan

Pengujian kekerasan permukaan dilakukan untuk mengetahui nilai kekerasan permukaan raw material, setelah proses anodizing dan dyeing dengan variasi kuat arus listrik 1 Ampere, 2 Ampere dan 3 Ampere. Pengujian dilakukan dengan pembebanan 200 gf. Hasil pengujian ditunjukan pada tabel dan grafik dibawah ini Tabel 4.2 Hasil pengujian kekerasan permukaan aluminium setelah proses anodizing dan dyeing N o Variasi Posisi Titik Uji d 1 d 2 d rata- rataμm Kekeras an VHN Kekerasa n Rata- rata VHN μm μm 1 Raw Material Acak 75 75 75 65.92 79.16 66 66 66 85.12 65.5 65.5 65.5 86.43 2 Arus 1 Ampere Anodizing Acak 58 58 58 110.23 102.22 63 63 63 93.42 60 60 60 103 sealing Acak 60 60 60 103 112.67 53 53 53 132 60 60 60 103 3 Arus 2 Ampere Anodizing Acak 73 72 72.5 70.54 92.75 66 66 66 85.12 58 52 55 122.58 sealing Acak 70 70 70 75.67 100.83 61 61 61 99.65 54 54 54 127.16 4 Arus 3 Ampere Anodizing Acak 54 55 54.5 124.84 115.42 58 58 58 110.23 59.5 56 57.75 111.18 sealing Acak 53 46 49.5 151.33 125.28 56.5 56.5 56.5 116.16 58.5 58.5 58.5 108.35 Contoh perhitungan nilai kekerasan VHN pada posisi titik injakan acak untuk pengujian raw material aluminium. Diketahui : P = 200 gf d rata-rata = + = 75 mm Penyelesaian : VHN = . � � � 2 VHN = . x ² = 0.06592. μm x 10 3 VHN = 65.92 kgmm² Kekerasan rata − rata = . + . + . VHN = 79.15 VHN Dari tabel dan perhitungan diatas, maka dapat disimpulkan menggunakan grafik yang ditunjukkan pada Gambar 4.11. Gambar 4.11 Grafik hubungan antara kuat arus listrik dengan nilai kekerasan VHN setelah proses anodizing dan dyeing. 79.16 79.16 79.16 102.22 92.75 115.42 112.67 100.83 125.28 20 40 60 80 100 120 140 160 1 2 3 N il ai K ek er as an V H N Arus A Raw material Anodizing Dyeing