5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Tinjauan Tentang Anak Tunagrahita
a. Pengertian Anak Tuna Grahita
Pemahaman tentang anak tunagrahita itu merupakan hal yang sangat penting untuk menyelenggarakan layanan pendidikan dan pengajaran yang tepat
bagi mereka. Berbagai definisi telah dikemukakan oleh para ahli salah satu definisi yang diterima secara luas dan menjadi rujukan utama ialah definisi yang
dirumuskan Grossinan 1983 yang secara resmi digunakan AAMD American Association of Mental Deficiency sebagai berikut :
Mental reradation refers to significantly sub average general intellectual functioning resulting in or adaptive behavior and manifested during the
developmental period. Artinya : Ketunagrahitaan mengacu pada fungsi intelektual umum yang
secara nyata berada di bagian rata-rata normal bersamaan dengan kekurangan dalam tingkah laku penyesuaian diri dan semua itu berlangsung pada masa
perkembangannya. Sejalan dengan definisi tersebut, AFMR Vivian Navaratnam, 1987 : 403 menggariskan bahwa seseorang yang dikategorikan
tunagrahita harus melebihi komponen keadaan kecerdasannya yang jelas-jelas dibawah rata-rata, adanya ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri dengan
norma dan tuntutan yang berlaku di masyarakat. Dari definisi tersebut ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai
berikut : 1. Fungsi Intelektual umum secara signifikan berada dibawah rata-rata,
maksudnya adalah bahwa kekurangan itu harus benar-benar meyakinkan sehingga yang bersangkutan memerlukan layanan pendidikan khusus.
Misal : anak normal rata-rata IQ 100 sedangkan anak tunagrahita IQ paling tinggi 70.
commit to users
6 2. Kekurangan dalam tingkah laku penyesuaian perilaku adaptif,
maksudnya bahwa yang bersangkutan tidak kurang memeiliki kesanggupan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan
usianya. 3. Ketunagrahitaan berlangsung pada periode perkembangan, maksudnya
adalah ketunagrahitaan itu terjadi pada usia perkembangan yaitu sejak konsepsi hingga usia 18 tahun.
b. Penyebab Anak Tuna Grahita