Pengobatan tuberkulosis Tinjauan Pustaka

4. Pengobatan tuberkulosis

a. Tujuan pengobatan Tujuan pemberian obat anti tuberkulosis adalah untuk menyembuhkan pasien, mempertahankan kualitas hidup dan produktivitas pasien, mencegah kekambuhan, mencegah terjadinya kematian, serta mencegah perkembangan dan penularan resistensi OAT. b. Prinsip pengobatan TB berdasarkan Keputusan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2014 mengenai pedoman nasional penanggulangan tuberkulosis, bahwa pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap intensif dan tahap lanjutan. 1 Tahap intensif Pada tahap intensif pasien mendapat obat setiap hari dan perlu diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat. 2 Tahap lanjutan Pada tahap ini pasien mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam jangka waktu yang lebih lama. Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persister sehingga mencegah terjadinya kekambuhan. Pengobatan yang adekuat harus memenuhi prinsip: yaitu pengobatan diberikan dalam bentuk OAT yang tepat mengandung minimal 4 macam obat untuk mencegah terjadinya resistensi, diberikan dalam dosis yang tepat, ditelan secara teratur dan diawasi secara langsung oleh PMO Pengawas Menelan Obat, serta pengobatan diberikan dalam jangka waktu yang cukup terbagi dalam tahap awal serta tahap lanjutan untuk mencegah terjadinya kekambuhan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014. c. Pedoman terapi tuberkulosis pada pasien dewasa . Menurut World Health Organization WHO pada Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis, direkomendasikan kombinasi dosis tetap KDT lini pertama bagi pasien dewasa untuk mengurangi risiko terjadinya TB resisten obat akibat monoterapi. Tabel 1 menunjukkan kisaran dosis pemberian OAT untuk pasien dewasa. Tabel 1. Jenis dan dosis OAT Jenis OAT Dosis Rekomendasi Harian 3 kali per minggu Dosis mgkgBB Maksimum mg Dosis mgkgBB Maksimum mg Isoniazid H 5 4-6 300 10 8-12 900 Rifampisin R 10 8-12 600 10 8-12 600 Pyrazinamid Z 25 20-30 - 35 30-40 - Etambutol E 15 15-20 - 30 25-35 - Streptomisn S 15 12-18 - 15 12-18 1000 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014 1 Kategori 1: 2HRZE4HR3 Pasien yang termasuk kategori 1 adalah pasien TB paru dengan BTA positif yang baru, pasien TB paru dengan BTA negatif dan fototoraks positif yang baru, pasien TB ekstra paru. Tabel 2. Dosis untuk panduan OAT KDT Kategori 1 Berat Badan Tahap Intensif Tiap hari selama 56 hari RHZE 15075400275 Tahap Lanjutan 3 kali seminggu selama 16 minggu RH 150150 30-37 kg 2 tablet 4KDT 2 tablet 2KDT 38-54 kg 3 tablet 4KDT 3 tablet 2KDT 55-70 kg 4 tablet 4KDT 4 tablet 2KDT ≥ 71 kg 5 tablet 4KDT 5 tablet 2KDT Tabel 3. Dosis untuk panduan OAT kombipak Kategori 1 Tahap Pengobatan Lama Pengobatan Dosis per harikali Jumlah Harikali Menelan Obat Tablet Isoniazid 300 mg Tablet Rifampisin 450 mg Tablet Pirazamid 500 mg Tablet Etambutol 250 mg Intensif 2 bulan 1 1 3 3 56 Lanjutan 4 bulan 2 1 - - 48 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014 2 Kategori 2: HRZESHRZE5HR3E3 Pasien yang termasuk kategori 2 adalah pasien BTA positif yang telah diobati sebelumnya, misalnya pasien kambuh, pasien gagal, pasien dengan pengobatan yang putus berobat. Tabel 4. Dosis untuk panduan OAT KDT Kategori 2 Berat Badan Tahap Intensif Tiap Hari RHZE 15075400275 + S Tahap Lanjutan 3 Kali Seminggu RH 150150 + E 400 Selama 56 hari Selama 28 hari Selama 20 minggu 30-37 kg 2 tablet 4KDT + 500 mg S injeksi 2 tablet 4KDT 2 tablet 2KDT + 2 tablet Etambutol 38-54 kg 3 tablet 4KDT + 750 mg S injeksi 3 tablet 4KDT 3 tablet 2KDT+ 3 tablet Etambutol 55-70 kg 4 tablet 4KDT + 1 gr S injeksi 4 tablet 4KDT 4 tablet 2KDT+ 4 tablet Etambutol ≥ 71 kg 5 tablet 4KDT + 1 gr S injeksi 5 tablet 4KDT 5 tablet 2KDT+ 5 tablet Etambutol Tabel 5. Dosis untuk panduan OAT kombipak Kategori 2 Tahap Pengobatan Lama Pengobatan Tablet Isoniazid 300 mg Tablet Rifampisin 450 mg Tablet Pirazamid 500 mg Etambutol Streptomisin injeksi Jumlah Harikali Menelan obat Tablet 250 mg Tablet 400 mg Tahap Awal dosis harian 2 bulan 1 bulan 1 1 1 1 3 3 3 3 - - 0,75 g - 56 28 Tahap Lanjutan dosis 3x seminggu 5 bulan 2 1 - 1 2 - 60 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014 3 OAT sisipan RHZE Tahap pengobatan ini diberikan kepada pasien BTA positif yang pada akhir pengobatan masih tetap BTA positif. Tabel 6. Dosis untuk panduan OAT KDT Sisipan Berat Badan Tahap Intensif Tiap hari selama 28 hari RHZE 15075400275 30-37 kg 2 tablet 2KDT 38-54 kg 3 tablet 2KDT 55-70 kg 4 tablet 2KDT ≥ 71 kg 5 tablet 2KDT Pada tahap pengobatan intensif dengan lama pengobatan 1 bulan diberikan 1 tablet Isoniazid 300 mg, 1 tablet rifampisin 450 mg, 3 tablet pirazinamid 500 mg, dan 3 tablet etambutol 250 mg Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2009.

5. Efek samping obat

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN KEPATUHAN DAN KEBERHASILAN TERAPI PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU FASE INTENSIF DI INSTALASI RAWAT JALAN Hubungan Kepatuhan Dan Keberhasilan Terapi Pada Pasien Tuberkulosis Paru Fase Intensif di Instalasi Rawat Jalan Balai Besar Kesehatan Paru Mas

0 4 15

HUBUNGAN KEPATUHAN DAN KEBERHASILAN TERAPI PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU FASE INTENSIF Hubungan Kepatuhan Dan Keberhasilan Terapi Pada Pasien Tuberkulosis Paru Fase Intensif di Instalasi Rawat Jalan Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta.

0 2 12

PENGARUH KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN TUBERKULOSIS TERHADAP KEBERHASILAN TERAPI DI BALAI Pengaruh Kepatuhan Penggunaan Obat pada Pasien Tuberkulosis terhadap Keberhasilan Terapi di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat di Surakarta Tahun 2013.

0 4 12

PENDAHULUAN Evaluasi Penggunaan Obat Antituberkulosis Pada Pasien Tuberkulosis Paru Dewasa Di Instalasi Rawat Jalan Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Klaten Tahun 2011.

0 3 13

PENDAHULUAN Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dengan Kepatuhan Penggunaan Obat Antituberkulosis Oleh Pasien Tuberkulosis Paru Di Instalasi Rawat Jalan Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta Tahun 2012.

0 1 11

PENDAHULUAN Evaluasi Penggunaan Inhaler Terhadap Keberhasilan Terapi Pasien Asma Rawat Jalan Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Surakarta.

0 1 13

KAJIAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ANAK- ANAK PENYAKIT TUBERKULOSIS PARU DI INSTALASI RAWAT JALAN BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA TAHUN 2008.

0 3 25

EVALUASI KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN TUBERKULOSIS RAWAT JALAN DI BALAI BESAR Evaluasi Kepatuhan Penggunaan Obat Pada Pasien Tuberkulosis Rawat Jalan Di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta 2012.

0 2 10

PENDAHULUAN Evaluasi Kepatuhan Penggunaan Obat Pada Pasien Tuberkulosis Rawat Jalan Di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta 2012.

0 2 18

EVALUASI KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN TUBERKULOSIS RAWAT JALAN DI BALAI BESAR Evaluasi Kepatuhan Penggunaan Obat Pada Pasien Tuberkulosis Rawat Jalan Di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta 2012.

0 2 17