Dimana td adalah wakru operasi, k adalah koefisien invers 1, T adalah time dial, β adalah koefisien invers 3, I adalah nilai arus, I
set
adalah arus pickup, dan α adalah koefisien invers 2. Seluruh nilai koefisien untuk relay dapat dilihat pada tabel.
Tabel 1.1. Koefisien Relay Invers
Karakteristik K
α β
Standard Inverse 0.14
0.02 2.97
Very Inverse 13.5
1.0 1.5
Extremely Inverse 80.0
2.0 0.808
Long Time Inverse 120.0
1.0 1
2.2.10.2. Penyetelan Relay Arus Lebih Waktu Instan
Untuk penyetelan waktu instan membutuhkan nilai parameter dari studi hubung singkat untuk menentukan arus dan tegangan maksimum
serta minimum pada titik tertentu arus dan tegangan maksimum serta minimum pada titik tertentu dari sistem kelistrikan untuk mengatasi
gangguan yang terjadi. Nilai dari studi hubung singkat ini menggunakan I
sc
min dimana nilai I
sc
min adalah nilai hubung singkat 3 fasa 30 cycle. Sehingga nilai pick up point didpt dari persamaan
berikut. . × ��� �
��
.8 × �
�� ��
Nilai 0.8 adalah factor keamanan dari sistem proteksi untuk estimasi apabila terjadi gangguan yang lebih kecil dari arus hubung singkat
minimum.
2.2.11. Koordinasi Berdasarkan Arus dan Waktu
Suatu koordinasi sistem kelistrikan yang baik adalah koordinasi yang bekerja secara berurutan sehingga tidak terjadi tumpang tindih antar relay.
untuk itu dibutuhkan adanya time delay antara relay pengaman utama dengan
relay pengaman cadangan. Time delay ini sering dikenal dengan granding time. Berdasarkan standar IEEE 242 dapat dilihat time delay sebagai berikut.
Waktu buka pemutus : 0.006
– 0.1 sekon 3-5 cycle Overtravel relay
: 0.1 sekon Faktor keamanan
: 0.12 – 0.22 sekon
Untuk relay digital berbasis microprosesor, maka oventravel diabaikan.
29
BAB III METODELOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, metode yang dilakukan ialah dengan cara : a.
Pengumpulan Data. Dalam penelitian ini, hal pertama yang perlu dilakukan ialah
mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini. Pengumpulan data ini dilakukan pada perusahaan PT. Pupuk Kalimantan Timur. Adapun
data yang diperlukan ialah seperti ; Singel Line Diagram SLD pabrik Kaltim-1A PT. Pupuk
Kalimantan Timur. Data Power Grid PT. Kaltim Data Mandiri atau pembangkit
generator yang mensuplay pabrik Kaltim-1A. Data transformator distribusi yang dimiliki Pabrik Kaltim-1A.
Data Setting atau pengaturan pengaman relay arus lebih yang
terpasang pada sistem kelistrikan Pabrik Kaltim-1A. Data Transformator Current CT yang terpasang pada setiap Pabrik
Kaltim-1A. Data Kabel.
Data Circuit Breaker CB atau Fuse yang terpasang pada setiap
Pabrik Kaltim-1A. Data beban atau motor-motor pada Pabrik Kaltim-1A.
b. Pemodelan Singel Line Diagram SLD Menggunakan Software ETAP.
Melakukan pemodelan dengan cara mendesain singel line diagram SLD yang telah diperoleh menggunakan software ETAP Power Station Ver.
12.6.0. sesuai dengan keadaan dilapangan dan singel line diagram pabrik Kaltim-1A.
Pemodelan dengan menggunakan software ETAP Power Station ini berguna untuk mempermudah menentukan titik-titik relay arus lebih yang akan
diteliti dan di analisis.
c. Analisis Hubung Singkat Short Circuit.
Analisis hubung singkat dilakukan setelah merancang pemodelan singel line diagram kelistrikan Pabrik Kaltim-1A. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar arus hubung singkat yang terjadi pada daerah yang telah ditentukan atau pun tertentu. Akan tetapi, dalam penelitian ini hubung
singkat yang akan dilakukan ialah pada bus bar 16-SG-101 dengan tegangan 11 kv, 02-MC-201 dengan tegangan 6.9 kv, dan 21-MC-201 dengan
tegangan 0.4 kv. Analisis hubung singkat short circuit ini pun dilakukan dengan menggunakan software Etap Power Station Ver. 12.6.0.
d. Analisis Koordinasi Proteksi Kondisi Eksisting.
Untuk mempermudah analisis koordinasi terhadap relay arus lebih pada Pabrik Kaltim-1A penulis menggunakan software Etap untuk mengetahui
sejauh mana koordinasi relay bekerja. Dan untuk menyesuaikan dengan kondisi lapangan yang ada maka data setting relay arus lebih yang
digunakan ialah data setting lapangan yang telah diperoleh saat pengumpulan data. Kemudian dilakukanlah simulasi menggunakan
software ETAP terhadap relay pengaman arus lebih yang terpasang pada pabrik Kaltim-1A relay F-3, relay F3-1, relay R3-9 dan R3-11.
e. Analisis Perhitungan Setting Relay Arus Lebih.
Analisis perhitungan setting relay arus lebih dilakukan setelah mengetahui kinerja koordinasi relay arus lebih yang telah ditentukan. Analisis
perhitungan ini dilakukan secara manual menggunakan rumus-rumus persamaan relay arus lebih. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki
koordinasi proteksi relay yang tidak berjalan dengan baik.
f. Analisis Koordinasi Relay Arus Lebih Kondisi Resetting.
Setelah melakukan perhitungan terhadap setting relay arus lebih, data perhitungan yang diperoleh di input ke dalam software ETAP Power Station
untuk mengetahui apakah telah benar atau belum. Analisi ini hampir sama dengan analisis sebelumnya yaitu pada analisis koordinasi relay kondisi
eksisting yang menggunakan data lapangan. Hanya saja yang membedakan ialah data yang digunakan untuk analisis koordinasi relay yang ini ialah
menggunakan data perhitungan.
g. Kesimpulan dan Saran
Setelah semua dilakukan secara bertahap dan mendapatkan hasil analisis pada penelitian maka keseluruhan setiap tahapan akan disimpulkan menjadi
satu.