DESAIN DOKUMEN ANGKUTAN BARANG DI INDONESIA
SEMINAR PUSTRAL UGM
YOGYAKARTA, 20 DESEMBER 2016
Dr. NOOR MAHMUDAH, S.T., M.Eng.
Dr. Noor Mahmudah
1
MATERI PRESENTASI
•
•
•
•
Latar Belakang
Maksud – Tujuan – Harapan
Ruang Lingkup
Kegunaan Penelitian
LATAR BELAKANG
Negara Kesatuan Republik Indonesia terdiri atas beribu pulau
dengan wilayah yang sangat luas dan sumber daya alam yang
sangat beragam. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan
meningkatkan nilai tambah hasil produksi setiap daerah, maka
perlu diciptakan sistem perdagangan yang efektif dan efisien agar
disparitas harga antar daerah seminimal mungkin.
Peran transportasi multimoda sangat penting dalam upaya
mendukung perdagangan dalam negeri maupun luar negeri
terutama untuk menyediakan angkutan multimoda yang efektif
dengan didukung oleh sistem dokumen angkutan barang
multimoda yang handal.
LATAR BELAKANG
Transportasi
multimoda
telah
direncanakan
dalam
sistem
transportasi di Indonesia melalui strategi Sistem Transportasi
Nasional (Sistranas), baik untuk angkutan penumpang maupun
barang. Terkait dengan transportasi barang, telah ditetapkan
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2012
tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional
(Sislognas). Sislognas diharapkan dapat memberikan arahan dan
pedoman bagi pemerintah dan dunia usaha untuk membangun
Sistem Logistik Nasional yang efektif dan efisien.
MAKSUD – TUJUAN - HARAPAN
Maksud
• menyusun kebijakan sistem dokumen angkutan barang multi
moda dalam rangka mendukung perdagangan dalam negeri yang
lebih sederhana
Tujuan
• tersusunnya desain sistem dokumen angkutan barang multi
moda dalam rangka mendukung perdagangan dalam negeri
Harapan
• terlaksananya angkutan barang multimoda terutama angkutan
barang di dalam negeri secara efektif dan efisien
RUANG LINGKUP
Inventarisasi studi dan
peraturan perundangan
yang terkait
Inventarisasi dan
identifikasi kondisi
permasalahan di bidang
dokumen untuk
mendukung perdagangan
dalam negeri;
Inventarisasi dan
identifikasi dokumen
perdagangan dalam
negeri;
Inventarisasi jenis dan
bentuk dokumen
angkutan barang;
Inventarisasi dan
identifikasi hak dan
kewajiban pemangku
kepentingan dalam
perdagangan dalam
negeri;
Benchmarking desain
dokumen angkutan
multimoda;
Penyusunan desain
dokumen angkutan
multimoda.
TINJAUAN PUSTAKA
TRANSPORTASI MULTIMODA DAN INTERMODA
Transportasi antar moda adalah transportasi yang melibatkan penggunaan paling
sedikit dua moda yang berbeda untuk melakukan perjalanan dari tempat asal
sampai tempat tujuan.
Sumber: Rodrigue,P, 2014
(http://people.hofstra.edu/geotrans/eng/ch3en/conc3en/multiintermodalnet.html)
8
TRANSPORTASI MULTIMODA DAN INTERMODA
Sumber: Rodrigue,P, 2014
(http://people.hofstra.edu/geotrans/eng/ch3en/conc3en/multiintermodalnet.html)
9
TRANSPORTASI MULTIMODA DAN INTERMODA
Total Biaya = C (cp) + C (cn) + C (I) + C (cn) + C (dc)
Sumber: Rodrigue,P, 2014
(http://people.hofstra.edu/geotrans/eng/ch3en/conc3en/multiintermodalnet.html)
10
PERATURAN TERKAIT TRANSPORTASI BARANG
Perpres 26/2012 (Sislognas) sasaran pembangunan dan pengembangan transportasi
multimoda adalah terbangun dan efektifnya pengoperasian jaringan transportasi multi
moda yang menghubungkan simpul-simpul logistik
Peraturan Pemerintah No 8 Tahun 2011 (Angkutan Multimoda) Angkutan multimoda
adalah angkutan barang dengan menggunakan paling sedikit 2 (dua) moda angkutan yang
berbeda atas dasar 1 (satu) kontrak sebagai dokumen angkutan multimoda angkutan
multimoda
UU 1/2009 (Penerbangan) Usaha angkutan multimoda adalah usaha angkutan dengan
menggunakan paling sedikit dua moda angkutan yang berbeda atas dasar suatu kontrak
angkutan multimoda dengan menggunakan satu dokumen angkutan multimoda (DAM)
UU 17/2008 (Pelayaran), angkutan multimoda dilakukan oleh badan usaha yang telah
mendapat izin khusus untuk melakukan angkutan multimoda dari Pemerintah. Pelaksanaan
angkutan multimoda dilakukan berdasarkan 1 (satu) dokumen yang diterbitkan oleh
penyedia jasa angkutan multimoda.
UU 22/2009 (LLAJ) Perusahaan angkutan umum yang mengangkut barang wajib membuat
surat muatan barang sebagai bagian dokumen perjalanan dan membuat surat perjanjian
pengangkutan barang
LOGISTIK DAN RANTAI PASOK
Logistik adalah bagian dari rantai pasok (supply chain) yang menangani
arus barang, arus informasi dan arus uang melalui proses :
• pengadaan (procurement),
• penyimpanan (warehousing),
• transportasi (transportation),
• distribusi (distribution), dan
• pelayanan pengantaran (delivery services)
sesuai dengan jenis, kualitas, jumlah, waktu dan tempat yang
dikehendaki konsumen, secara aman, efektif dan efisien, mulai dari titik
asal (point of origin) sampai dengan titik tujuan (point of destination).
12
INFRASTRUKTUR DAN JARINGAN SISTEM LOGISTIK
Sumber: Perpres No. 26/2012 tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional, 2012
13
SISTEM LOGISTIK NASIONAL (SISLOGNAS)
Sumber: Perpres No. 26/2012 tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional, 2012 14
Tujuan: untuk mendukung pergerakan barang yang efektif dan efisien
15
15
16
Source: Coordinating Ministry for Economic Affairs, 2013
SISTEM DISTRIBUSI BARANG
A)
sistem distribusi sangat sederhana
yang hanya melibatkan produsen,
pedagang eceran, dan konsumen.
Distribusi barang dilakukan oleh pihak
industri, termasuk dalam pemilihan
moda transportasi yang dioperasikan;
B) sistem distribusi sederhana yang
terdiri dari produsen, distributor,
pedagang eceran, dan konsumen.
Distributor berperan dalam mengatur
dan mengelola distribusi barang;
Produsen (Producers)
Produsen (Producers)
Distributor (Distributors)
Pedagang Eceran
(Retailers)
Pedagang Eceran
(Retailers)
B
A
Konsumen
(Consumers)
Konsumen (Consumers)
SISTEM DISTRIBUSI BARANG
D) sistem distribusi kompleks, distribusi barang
agak berbeda karena adanya pengaruh sole
agent di mana distribusi bisa dilakukan oleh
agent, sub-agent, dan distributor.
C) sistem distribusi agak kompleks
yang
melibatkan
produsen,
distributor,
pedagang
besar,
pedagang eceran, dan konsumen
Produsen
(Producers)
Produsen (Producers)
Distributor
(Distributors)
Pedagang Besar
(Wholesalers)
Agen (Agents)
C
Sub-Agen
(Sub-Agents)
Pedagang Eceran
(Retailers)
Konsumen
(Consumers)
Distributor
(Distributors)
D
Pedagang Eceran
(Retailers)
Konsumen
(Consumers)
Tahun 2007: Ranking 43 dari 155 negara yang disurvei (LPI = 3.01)
Tahun 2010: Ranking 75 dari 155 negara yang disurvei (LPI = 2.76)
Tahun 2012: Ranking 59 dari 155 negara yang disurvei (LPI = 2.94)
19
Indikators Logistics Performance Index (LPI):
(1) Customs; (2) Infrastructure; (3) International Shipments;
(4) Logistics Competence; (5) Tracking and Tracing; and (6) Timeliness
20
Rata-rata dunia (10% - 20% PDB)
Negara berkembang lain (15% -25% PDB)
(http://transportasi.bappenas.go.id/).
Komponen Biaya Logistik di Indonesia
Biaya transportasi : 12%
Logistics
Performance
Index (LPI):
2007: 43
2010: 75
2012: 59
21
METODE PENELITIAN
Studi Desain Sistem Dokumen Angkutan
Multimoda Dalam Rangka Mendukung
Perdagangan Dalam Negeri
Pusat Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Perhubungan Republik Indonesia
Tahun 2014
Rancangan Penelitian
• Perumusan pendekatan pola pikir dan identifikasi sistem dokumen
angkutan multimoda mencakup aspek legalitas, studi pustaka, review dari
studi/dokumen.
• Kompilasi data dan informasi dokumen angkutan barang, yang salah
satunya berdasarkan hasil kunjungan lapangan dengan melihat pada
dokumen perdagangan dalam penyelenggaraan angkutan barang
multimoda, kendala penyelenggaraan yang ada di lapangan, serta pihak
yang terlibat dalam dokumen perdagangan
• Evaluasi dan analisis sistem dokumen perdagangan pada angkutan
multimoda dengan melihat pada pemetaan sistem transportasi yang ada
(darat, laut, udara)
• Pada bagian akhir disusun sistem dokumen perdagangan dalam angkutan
multimoda dengan melihat alur barang, alur dokumen dan alur finansial
HASIL PENELITIAN
PELAKU
PABRIK
KETERANGAN
DOKUMEN
SHIPPER
LOKASI
CONTOH FLOW OF GOODS DAN FLOW OF DOCUMENTS
SURAT
JALAN
(OTOBOND)
Tanda
tangan:
- EMKL
- Shipper
EMKL (EKSPEDISI MUATAN KAPAL LAUT)
FORWARDER
KAPAL DI PELABUHAN
KEBERANGKATAN
SEBELUM MASUK
KAPAL
·
·
·
TIME SHEET
TELLY
MATE’S RECEIPT
(SHIPPING
INSTRUCTION)
Perusahaan
Bongkar Muat
(PBM) yang
ditunjuk
pelayaran &
EMKL
PERJALANAN
KAPAL
CONSIGNEE
KAPAL DI PELABUHAN
KEDATANGAN
LOKASI
TUJUAN
DI ATAS KAPAL
·
STATEMENT OF
FACT
·
Berisi ringkasan
kegiatan di atas
kapal pada saat
kegiatan bongkar
muat
Format dari
pelayaran
Tanda tangan
(yang
memeriksa):
Mualim I, EMKL &
PBM
·
·
·
·
B/L LUAR NEGERI
B/L DALAM NEGERI:
CONOSEGMENT
·
B/L dalam negeri
(Conosegment)
dikeluarkan oleh
pelayaran
Diterima pengirim
diwakili EMKL
Dapat digunakan
untuk klaim
asuransi
·
·
Catatan Penting Rekomendasi Hasil Diskusi:
Penyederhanaan DAB dapat dilakukan dengan hanya memerlukan cakupan keterangan yang
berada pada Surat Jalan, Statement of Fact & Conosegment (Blok Kuning)
MANIFEST
·
·
Dibuat oleh
Agen EMKL di
Pelabuhan
Tujuan
berdasarkan
Shipping
Instruction &
Conosegment
DELIEVERY
ORDER (DO)
SURAT JALAN
Dibuat
berdasarkan
Manifest
Sumber: Puslitbang Kemenhub,2014
CONTOH FLOW OF GOODS DAN FLOW OF DOCUMENTS
Gudang
Pelabuhan 1
Port Agent
Handling
Kapal
Delivery
Bongkar Muat di CY
SHIPPER
FORWARDER
Pelabuhan 2
Consignee
Proses Umum
dari Pengirim
Barang (Shipper)
hingga Penerima
Barang
(Consignee)
CONSIGNEE
Ship Ouwner
Trucking 2
Trucking 1
PBM 2
Pihak-Pihak yang
Terlibat dengan EMKL
(Forwarder) dalam
Proses Angkutan Barang
PBM 1
Warehousing
Sumber: Puslitbang Kemenhub, 2014
CONTOH FLOW OF GOODS DAN FLOW OF DOCUMENTS
4) Selesai kegiatan B/M
diterbitkan Dokumen
Manifest Tetap dan
Dokumen B/L
1). Surat Jalan
Pemilik Barang
yang dibawa Truk
TRUCKING
SAMPAI
PELABUHAN
ASAL
SEBELUM
MASUK
KAPAL
2). Surat Jalan dari
Truk diganti Surat
Jalan dari Pelayaran
agar truk bisa masuk
pelabuhan
3). Pelayaran membuat Dokumen
Manifest Sementara untuk
pengurusan PLAB dan pemberitahuan
ke kapal (Dokumen Shipping
Instruction)
PLAB: Dokumen
Pemberitahunan
Lalulintas
Angkutan Barang
oleh OP/KSOP
DI DALAM
KAPAL
PELABUHAN
TUJUAN
CLEARANCE IN
(CI)
Agen Pelayaran di Pelabuhan menyiapkan
dokumen:
- SPK (Surat Penunjukkan Keagenan) pemilik kapal
- RPT (Rencana Pola Trayek)/ ijin tiap 3 bulan
- Particular (spesifikasi Kapal)
- B/L
- Manifest
Kegiatan CI
dilaksanakan melalui
meeting dibawah KSOP
yang dilaksanakan H-1
kapal berlabuh, dihadiri:
- Agen pelayaran
- EMKL
- PBM
- Pelindo
- KSOP
Sumber: Puslitbang Kemenhub, 2014
CONTOH FLOW OF GOODS
DAN FLOW OF DOCUMENTS
Sumber: Puslitbang Kemenhub, 2014
PERMASALAHAN
FORWARDER 1
PERMASALAHAN:
•Perijinan Shipping Liner dari
Ditjen HUBLAT ;terkadang habis
saat operasi
•Waktu tunggu sandar dan bongkar
muat memerlukan terkadang “perlu
biaya ekstra”
SHIPPING LINER
PELINDO
OTORITAS
PELABUHAN
FORWARDER 2
PERMASALAHAN:
•Masing-masing pihak, baik
PELINDO maupun OTORITAS
PELABUHAN selaku otoritas
pelabuhan mempunyai dokumen
dengan format berbeda;
•Perbedaan dokumen terkadang
menimbulkan beda persepsi;
•Perbedaan persepsi memerlukan
waktu untuk mendapatkan titik
temu
Sumber: Puslitbang Kemenhub, 2014
HASIL ANALISIS
TRANSPORTASI BARANG MULTI MODA LAUT
(EXISTING)
Sumber: Puslitbang Kemenhub, 2014
TRANSPORTASI BARANG MULTI MODA JALAN REL
(EXISTING)
Sumber: Puslitbang Kemenhub, 2014
TRANSPORTASI BARANG MULTI MODA UDARA
(EXISTING)
Sumber: Puslitbang Kemenhub, 2014
SUBSTANSI DOKUMEN ANGKUTAN BARANG
No Substansi
1
2
3
4
Keterangan
Alamat
asal-tujuan
keterangan
catatan khusus, jumlah lembar, tipe layanan, nomor
dokumen
dokumen
Otoritas
id consignee, shipper, shipping liner, forwarder
Jenis, nama barang, jumlah, berat, ukuran, volume,
keterangan barang
pembungkusan/pengepakan, id peti kemas
5
6
7
rute dan moda
kapal, truk, pesawat, kereta, rute OD
waktu proses
tanggal dan jam pemberangkatan, waktu pengangkutan
barang
dan perkiraan waktu tiba, waktu bongkar muat
pembiayaan
kirim, asuransi, pajak, cara bayar, no rekening
Matriks Analisis Dokumen Angkutan Barang dan Substansi
Ket.
Alamat Doku
Substansi
men
No
Ket.
Otoritas
Barang
Rute
dan
Moda
Waktu
Pembia
Proses
yaan
Barang
1
Nama Dokumen
Surat Jalan
√
√
√
√
√
2
Delivery Notice (DN)
√
√
√
√
√
3
Bill of Lading (B/L)
√
√
√
√
√
4
Delivery Order (DO)
√
√
√
√
√
5
Shipping Instruction (SI)
√
√
√
√
√
√
6
Manifest/Cargo List
√
√
√
√
√
√
7
Pemberitahuan Lalu Lintas
Angkutan Barang
√
√
√
√
√
√
8
Delivery Ticket (DT)
√
√
√
√
√
9
Airway Bill
√
√
√
√
√
√
√
10
Surat Muatan Udara
√
√
√
√
√
√
√
11
Surat Pengiriman Kereta Api
√
√
√
√
Sumber: Puslitbang Kemenhub, 2014
√
Matriks Analisis Dokumen Angkutan Barang dan Stakeholder
Shipper/
No
Stake Holder Sender
Forwarder Conveyance Consignee OP
Nama Dokumen
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Surat Muatan Udara
√
√
√
Surat Pengiriman Kereta Api
√
√
√
1
Surat Jalan
2
Delivery Notice
3
Bill of Lading
4
Delivery Order
5
Shipping Instruction
6
Manifest/Cargo List
7
Pemberitahuan Lalu Lintas
Angkutan Barang
8
Delivery Ticket
9
Airway Bill
10
11
√
√
√
√
Sumber: Puslitbang Kemenhub, 2014
√
EVALUASI TERHADAP DOKUMEN ANGKUTAN BARANG ALFI (1997)
SUBSTANSI
• Tidak mencantumkan nilai barang pada dokumen
(negotiable) mengingat DAB merupakan surat berharga
• Tidak ada keterangan waktu proses barang
• Jika DAB merupakan surat berharga , maka yang berwenang
mengeluarkan adalah lembaga keuangan
STAKEHOLDER, dll.
• Kewenangan stakeholder lain menjadi lebih terbatas
• Alur keuangan yang kurang jelas
• Biaya cenderung menjadi lebih tinggi
• Melibatkan pihak asuransi
Sumber: Puslitbang Kemenhub, 2014
RENCANA ALUR DOKUMEN
(PROPOSED FLOW OF DOCUMENT)
1
1
BANK
2
SHIPPER
CONSIGNEE
FORWARDER
3
Conveyance
Otoritas
Pelabuhan
Forwarder-2
3
1. SURAT KREDIT BERDOKUMEN DALAM NEGERI (LETTER OF CREDIT)
2. SHIPPING INSTRUCTION (SI) & BILL OF LADING (B/L)
3. STAKEHOLDERS APPROVAL FORM & NOTES
Sumber: Puslitbang Kemenhub, 2014
SISTEM INFORMASI DOKUMEN
ANGKUTAN BARANG MULTIMODA
Dalam rangka upaya SIMPLIFIKASI (penyederhanaan) Desain
Sistem Dokumen Angkutan Multimoda Dalam Rangka
Mendukung Perdagangan Dalam Negeri, dapat disarankan
penggunaan SINGLE DOCUMENT untuk dokumen utama
dalam pengiriman barang tersebut yang akan melewati
semua stake holder terkait secara online.
Dokumen tambahan (additional document) hanya diperlukan
untuk hal-hal yang bersifat optional bila memang diperlukan
dan bersifat darurat.
Sumber: Puslitbang Kemenhub, 2014
Kewenangan dan Otorisasi Dokumen
Forwarder
Shipping
Liner
1 Kewenangan pengisian data pengirim
√
√
2 Kewenangan pengisian data penerima
√
√
3 Kewenangan pengisian data barang
√
√
4 Kewenangan pengisian keterangan barang
√
√
No
Kewenangan
√
5 Kewenangan pengisian keterangan dokumen
6 Kewenangan pengisian rute dan moda
√
√
7 Kewenangan pengisian pembiayaan
√
√
8 Kewenangan pengisian hasil inspeksi barang
9
Kewenangan/ otorisasi kelanjutan perjalanan
angkutan barang multi moda
10
Kewenangan pengisian keterangan tambahan
yang diperlukan.
OP
√
√
√
√
Sumber: Puslitbang Kemenhub, 2014
Tahapan Penggunaan IT
Dalam Angkutan Barang Multimoda Dalam Rangka Mendukung Perdagangan Dalam Negeri
Tahap penyusunan perangkat
pelaksanan
Tahap sosialisasi
Tahap otorisasi Perangkat
Keras pada Stake Holder terkait
Tahap Implementasi
Kaitan Flow of Finance, Goods dan Documents
Flow of
Goods
Nyata
Flow of
Document
Nyata
Flow of
Finance
Virtual, bisa didukung IT
KESIMPULAN DAN
REKOMENDASI
KESIMPULAN
1. Untuk simplifikasi sistem dokumen dalam angkutan barang yang pada
prinsipnya dibutuhkan secara substansi maupun stakeholder yang terkait
adalah dokumen:
• Shipping Instruction (SI) dan Bill of Lading (B/L)
• Letter of Credit (LC)
2.
Flow of Finance sangat berbeda dengan Flow of Goods maupun Flow of
Document yang bersifat nyata, dalam hal ini Flow of Finance dapat
bersifat virtual sehingga dengan dukungan IT maka Flow of Finance
dari tinjauan waktu dapat dikatakan tidak ada permasalahan yang cukup
serius.
3.
Berdasarkan analisis terhadap substansi dokumen Angkutan Barang
Multi Moda dalam menunjang Perdagangan Dalam Negeri (11 DAB
existing), terdapat beberapa substansi yang sama dan bersifat
pengulangan. Pengulangan pengisian data yang pada prinsipnya sama ini
dikhawatirkan menyebabkan kesalahan atau perbedaan data atau
substansi yang bersifat otentik.
Sumber: Puslitbang Kemenhub, 2014
KESIMPULAN
4.
Berdasarkan analisis terhadap stakeholder pada dokumen Angkutan
Barang Multi Moda dalam menunjang Perdagangan Dalam Negeri yang
ada (existing), terdapat 5 stakeholder yang berperan penting yaitu
shipper, consignee, forwarder, conveyance, dan Otoritas Pelabuhan.
5.
Penyederhanaan (simplifikasi) Sistem Dokumen dapat dilakukan dengan
cara antara lain:
• Penyusunan Dokumen Tunggal untuk pengangkutan (SI dan B/L)
• Penerbitan Dokumen Keuangan (SKBDN/LC) untuk pembayaran
• Pemberian Kewenangan pada setiap stakeholder pemberi jasa
layanan Angkutan Barang Multi Moda dalam menunjang
Perdagangan Dalam Negeri, maupun pihak lain yang terkait
Simplifikasi sistem dokumen ini akan berpengaruh pada generalisasi
Flow of Goods yang terdiri dari Shipper, Forwarder, dan Consignee.
6. Perlu dipertimbangkan pemanfaatan teknologi informasi (IT) secara
online dalam penyelenggaraan Sistem Dokumen Angkutan Barang Multi
Moda dalam menunjang Perdagangan Dalam Negeri.
Sumber: Puslitbang Kemenhub, 2014
REKOMENDASI
2 . Kewenangan Stakeholder
STAKE HOLDER
KEWENANGAN
FORWARDER
CONVEYANCE
OTORITAS
PELABUHAN
PER-BANK-AN
Kewenangan pengisian data pengirim
Sekedar akses
Kewenangan pengisian data penerima
Sekedar akses
Kewenangan pengisian data barang
Sekedar akses
Kewenangan pengisian keterangan barang
Sekedar akses
Kewenangan pengisian keterangan dokumen
Sekedar akses
Kewenangan pengisian rute dan moda
Sekedar akses
Kewenangan pengisian pembiayaan
Sekedar akses
Kewenangan pengisian hasil inspeksi barang
Sekedar akses
Kewenangan/ otorisasi kelanjutan perjalanan angkutan
barang multi moda
Sekedar akses
Kewenangan pengisian keterangan tambahan yang
diperlukan.
Sekedar akses
Sumber: Puslitbang Kemenhub, 2014
FLOW OF DOCUMENT DAN KEWENANGAN PENGISIAN DATA
(USULAN BERBASIS KOMPUTER SECARA ONLINE
BENTUK SINGLE DOCUMENT)
SHIPPER/ PENGIRIM
PENGISIAN DATA
FORWARDER 1
FORWARDER
SHIPPING LNR
OTORITAS PLB
SHIPPING LINER
OTORITAS PELAB
FORWARDER
V
pengisian data pengirim
V
pengisian data penerima
V
pengisian data barang
V
pengisian keterangan barang
V
pengisian keterangan dokumen
V
V
V
pengisian rute dan moda
V
V
V
pengisian pembiayaan
V
V
pengisian hasil inspeksi barang
V
V
V
V
V
V
V
otorisasi kelanjutan perjalanan
pengisian keterangan tambahan
V
FORWARDER 2
CONSIGNEE
V
V
Sumber: Puslitbang Kemenhub, 2014
ylen llsyu sMsrseLlew
ll\3n y\ldtd es eA srsel{eu\l
il\lcn cydy! zs e,lAstseqey!
euElte{0o^ ersauopul sod 'ld rn}Iorc
pUBIeAooA 1"0 qeAElrM !plluallv'ld ueurdlurd
'ld
upurdrrrd
lyll'ld
ueurdrurd
eUpXE^ooA l'C rJB^ElrM o3reuropul
pUEIe,{ooA l'fl qeAelrM
l'0 uB^plrM f Nr 'ld uEurdrurd
euBle,too^ l'o rlE^B[M rx[]3loH 'ld Jn]lorc
EUEIe^0OA In doefl tvlt 'ld rnllarc
epBXeI6oA
ersouopul asrl-o Jnllairc
(tffV) ersouopul JapJEA JoJ uep 1r1sr0o1 rsersosv pnlay
(OOtritUfaV) ersauopul Inrl eqesnbua6 rsersosv enlsy
BUe>leA0o1 (opuuadsy) ersauopul
ue:e1ue6ued
uep
0ue:e6
ueuur0ue6 leuorseN uEpt{esn:ad rsersosv En}oy ,OZ
f,!Cn (Udds6) leuorOay ueun0uequad uep ueeue3uarad !pnls ]esnd eleday '61
lnpt)i
0unung ualednqey tse:adoy uep 'ue0ue6ep.ra6 'ueulsnpuuad seur6 eleday
lnlueg ualednqey lseredoy uep 'ue0ue0epreg 'uaulsnpuuad seur6 eleday
o6o.16
uo;ny uaiednqey tserodoy uep 'ue6ue0eptsd 'ueulsnpuuad sEUrO eleday
el.te1ed6oA eloy rseradoy uBp 'ueOueOep:€d 'uaulsnpuuad seurg eleday
ueursls uelednqey tseredcy uep 'ue0ue0epta6 'uBrJlsnpuilad seu16l eledey
epe1eI6o1 1'6 rseredoy uep 'ue0ue6ep.ra6 'ueulsnpuuod seur6 eledey
;npty Sunung ualednqey uOe0unqnUod seurO eleday
InlueB ualednqey ue0unqnqrad ssurg eledey
o0o.16 uolny ualednqey ueGunqnWsd sEur6 egeday
epele{0o1 eloy ue6unqnqiad seurg eledey
ueuals uelednqey ueOunqnryad seurC eled*y
eliele,{oo^ 1'g ueounqnqJod sEurO eleday
epeleA$ol I'C uJnufi uee[:a1a6 seur6 eledey
lnlueg ualednqey epaddeg eleday
o0o16 uolny ualednqey epeddeg eleday
epe1eA6o1 eloy oleddeg eleday
uerlols ualednqey epeddeg eledey
epe1efiSotr 1 6 epaddeg eleday
:ueOuepup JeUEC
g
Lgelltx/tx3/ruen/02/"6e0 :'oN 1e:ng ue:rdue1
'6ul'W ''t'S'qopnwqoW rcoN 'tA
6uatng ualn4buy uawil4a1 u!0sa0
YOGYAKARTA, 20 DESEMBER 2016
Dr. NOOR MAHMUDAH, S.T., M.Eng.
Dr. Noor Mahmudah
1
MATERI PRESENTASI
•
•
•
•
Latar Belakang
Maksud – Tujuan – Harapan
Ruang Lingkup
Kegunaan Penelitian
LATAR BELAKANG
Negara Kesatuan Republik Indonesia terdiri atas beribu pulau
dengan wilayah yang sangat luas dan sumber daya alam yang
sangat beragam. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan
meningkatkan nilai tambah hasil produksi setiap daerah, maka
perlu diciptakan sistem perdagangan yang efektif dan efisien agar
disparitas harga antar daerah seminimal mungkin.
Peran transportasi multimoda sangat penting dalam upaya
mendukung perdagangan dalam negeri maupun luar negeri
terutama untuk menyediakan angkutan multimoda yang efektif
dengan didukung oleh sistem dokumen angkutan barang
multimoda yang handal.
LATAR BELAKANG
Transportasi
multimoda
telah
direncanakan
dalam
sistem
transportasi di Indonesia melalui strategi Sistem Transportasi
Nasional (Sistranas), baik untuk angkutan penumpang maupun
barang. Terkait dengan transportasi barang, telah ditetapkan
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2012
tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional
(Sislognas). Sislognas diharapkan dapat memberikan arahan dan
pedoman bagi pemerintah dan dunia usaha untuk membangun
Sistem Logistik Nasional yang efektif dan efisien.
MAKSUD – TUJUAN - HARAPAN
Maksud
• menyusun kebijakan sistem dokumen angkutan barang multi
moda dalam rangka mendukung perdagangan dalam negeri yang
lebih sederhana
Tujuan
• tersusunnya desain sistem dokumen angkutan barang multi
moda dalam rangka mendukung perdagangan dalam negeri
Harapan
• terlaksananya angkutan barang multimoda terutama angkutan
barang di dalam negeri secara efektif dan efisien
RUANG LINGKUP
Inventarisasi studi dan
peraturan perundangan
yang terkait
Inventarisasi dan
identifikasi kondisi
permasalahan di bidang
dokumen untuk
mendukung perdagangan
dalam negeri;
Inventarisasi dan
identifikasi dokumen
perdagangan dalam
negeri;
Inventarisasi jenis dan
bentuk dokumen
angkutan barang;
Inventarisasi dan
identifikasi hak dan
kewajiban pemangku
kepentingan dalam
perdagangan dalam
negeri;
Benchmarking desain
dokumen angkutan
multimoda;
Penyusunan desain
dokumen angkutan
multimoda.
TINJAUAN PUSTAKA
TRANSPORTASI MULTIMODA DAN INTERMODA
Transportasi antar moda adalah transportasi yang melibatkan penggunaan paling
sedikit dua moda yang berbeda untuk melakukan perjalanan dari tempat asal
sampai tempat tujuan.
Sumber: Rodrigue,P, 2014
(http://people.hofstra.edu/geotrans/eng/ch3en/conc3en/multiintermodalnet.html)
8
TRANSPORTASI MULTIMODA DAN INTERMODA
Sumber: Rodrigue,P, 2014
(http://people.hofstra.edu/geotrans/eng/ch3en/conc3en/multiintermodalnet.html)
9
TRANSPORTASI MULTIMODA DAN INTERMODA
Total Biaya = C (cp) + C (cn) + C (I) + C (cn) + C (dc)
Sumber: Rodrigue,P, 2014
(http://people.hofstra.edu/geotrans/eng/ch3en/conc3en/multiintermodalnet.html)
10
PERATURAN TERKAIT TRANSPORTASI BARANG
Perpres 26/2012 (Sislognas) sasaran pembangunan dan pengembangan transportasi
multimoda adalah terbangun dan efektifnya pengoperasian jaringan transportasi multi
moda yang menghubungkan simpul-simpul logistik
Peraturan Pemerintah No 8 Tahun 2011 (Angkutan Multimoda) Angkutan multimoda
adalah angkutan barang dengan menggunakan paling sedikit 2 (dua) moda angkutan yang
berbeda atas dasar 1 (satu) kontrak sebagai dokumen angkutan multimoda angkutan
multimoda
UU 1/2009 (Penerbangan) Usaha angkutan multimoda adalah usaha angkutan dengan
menggunakan paling sedikit dua moda angkutan yang berbeda atas dasar suatu kontrak
angkutan multimoda dengan menggunakan satu dokumen angkutan multimoda (DAM)
UU 17/2008 (Pelayaran), angkutan multimoda dilakukan oleh badan usaha yang telah
mendapat izin khusus untuk melakukan angkutan multimoda dari Pemerintah. Pelaksanaan
angkutan multimoda dilakukan berdasarkan 1 (satu) dokumen yang diterbitkan oleh
penyedia jasa angkutan multimoda.
UU 22/2009 (LLAJ) Perusahaan angkutan umum yang mengangkut barang wajib membuat
surat muatan barang sebagai bagian dokumen perjalanan dan membuat surat perjanjian
pengangkutan barang
LOGISTIK DAN RANTAI PASOK
Logistik adalah bagian dari rantai pasok (supply chain) yang menangani
arus barang, arus informasi dan arus uang melalui proses :
• pengadaan (procurement),
• penyimpanan (warehousing),
• transportasi (transportation),
• distribusi (distribution), dan
• pelayanan pengantaran (delivery services)
sesuai dengan jenis, kualitas, jumlah, waktu dan tempat yang
dikehendaki konsumen, secara aman, efektif dan efisien, mulai dari titik
asal (point of origin) sampai dengan titik tujuan (point of destination).
12
INFRASTRUKTUR DAN JARINGAN SISTEM LOGISTIK
Sumber: Perpres No. 26/2012 tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional, 2012
13
SISTEM LOGISTIK NASIONAL (SISLOGNAS)
Sumber: Perpres No. 26/2012 tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional, 2012 14
Tujuan: untuk mendukung pergerakan barang yang efektif dan efisien
15
15
16
Source: Coordinating Ministry for Economic Affairs, 2013
SISTEM DISTRIBUSI BARANG
A)
sistem distribusi sangat sederhana
yang hanya melibatkan produsen,
pedagang eceran, dan konsumen.
Distribusi barang dilakukan oleh pihak
industri, termasuk dalam pemilihan
moda transportasi yang dioperasikan;
B) sistem distribusi sederhana yang
terdiri dari produsen, distributor,
pedagang eceran, dan konsumen.
Distributor berperan dalam mengatur
dan mengelola distribusi barang;
Produsen (Producers)
Produsen (Producers)
Distributor (Distributors)
Pedagang Eceran
(Retailers)
Pedagang Eceran
(Retailers)
B
A
Konsumen
(Consumers)
Konsumen (Consumers)
SISTEM DISTRIBUSI BARANG
D) sistem distribusi kompleks, distribusi barang
agak berbeda karena adanya pengaruh sole
agent di mana distribusi bisa dilakukan oleh
agent, sub-agent, dan distributor.
C) sistem distribusi agak kompleks
yang
melibatkan
produsen,
distributor,
pedagang
besar,
pedagang eceran, dan konsumen
Produsen
(Producers)
Produsen (Producers)
Distributor
(Distributors)
Pedagang Besar
(Wholesalers)
Agen (Agents)
C
Sub-Agen
(Sub-Agents)
Pedagang Eceran
(Retailers)
Konsumen
(Consumers)
Distributor
(Distributors)
D
Pedagang Eceran
(Retailers)
Konsumen
(Consumers)
Tahun 2007: Ranking 43 dari 155 negara yang disurvei (LPI = 3.01)
Tahun 2010: Ranking 75 dari 155 negara yang disurvei (LPI = 2.76)
Tahun 2012: Ranking 59 dari 155 negara yang disurvei (LPI = 2.94)
19
Indikators Logistics Performance Index (LPI):
(1) Customs; (2) Infrastructure; (3) International Shipments;
(4) Logistics Competence; (5) Tracking and Tracing; and (6) Timeliness
20
Rata-rata dunia (10% - 20% PDB)
Negara berkembang lain (15% -25% PDB)
(http://transportasi.bappenas.go.id/).
Komponen Biaya Logistik di Indonesia
Biaya transportasi : 12%
Logistics
Performance
Index (LPI):
2007: 43
2010: 75
2012: 59
21
METODE PENELITIAN
Studi Desain Sistem Dokumen Angkutan
Multimoda Dalam Rangka Mendukung
Perdagangan Dalam Negeri
Pusat Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Perhubungan Republik Indonesia
Tahun 2014
Rancangan Penelitian
• Perumusan pendekatan pola pikir dan identifikasi sistem dokumen
angkutan multimoda mencakup aspek legalitas, studi pustaka, review dari
studi/dokumen.
• Kompilasi data dan informasi dokumen angkutan barang, yang salah
satunya berdasarkan hasil kunjungan lapangan dengan melihat pada
dokumen perdagangan dalam penyelenggaraan angkutan barang
multimoda, kendala penyelenggaraan yang ada di lapangan, serta pihak
yang terlibat dalam dokumen perdagangan
• Evaluasi dan analisis sistem dokumen perdagangan pada angkutan
multimoda dengan melihat pada pemetaan sistem transportasi yang ada
(darat, laut, udara)
• Pada bagian akhir disusun sistem dokumen perdagangan dalam angkutan
multimoda dengan melihat alur barang, alur dokumen dan alur finansial
HASIL PENELITIAN
PELAKU
PABRIK
KETERANGAN
DOKUMEN
SHIPPER
LOKASI
CONTOH FLOW OF GOODS DAN FLOW OF DOCUMENTS
SURAT
JALAN
(OTOBOND)
Tanda
tangan:
- EMKL
- Shipper
EMKL (EKSPEDISI MUATAN KAPAL LAUT)
FORWARDER
KAPAL DI PELABUHAN
KEBERANGKATAN
SEBELUM MASUK
KAPAL
·
·
·
TIME SHEET
TELLY
MATE’S RECEIPT
(SHIPPING
INSTRUCTION)
Perusahaan
Bongkar Muat
(PBM) yang
ditunjuk
pelayaran &
EMKL
PERJALANAN
KAPAL
CONSIGNEE
KAPAL DI PELABUHAN
KEDATANGAN
LOKASI
TUJUAN
DI ATAS KAPAL
·
STATEMENT OF
FACT
·
Berisi ringkasan
kegiatan di atas
kapal pada saat
kegiatan bongkar
muat
Format dari
pelayaran
Tanda tangan
(yang
memeriksa):
Mualim I, EMKL &
PBM
·
·
·
·
B/L LUAR NEGERI
B/L DALAM NEGERI:
CONOSEGMENT
·
B/L dalam negeri
(Conosegment)
dikeluarkan oleh
pelayaran
Diterima pengirim
diwakili EMKL
Dapat digunakan
untuk klaim
asuransi
·
·
Catatan Penting Rekomendasi Hasil Diskusi:
Penyederhanaan DAB dapat dilakukan dengan hanya memerlukan cakupan keterangan yang
berada pada Surat Jalan, Statement of Fact & Conosegment (Blok Kuning)
MANIFEST
·
·
Dibuat oleh
Agen EMKL di
Pelabuhan
Tujuan
berdasarkan
Shipping
Instruction &
Conosegment
DELIEVERY
ORDER (DO)
SURAT JALAN
Dibuat
berdasarkan
Manifest
Sumber: Puslitbang Kemenhub,2014
CONTOH FLOW OF GOODS DAN FLOW OF DOCUMENTS
Gudang
Pelabuhan 1
Port Agent
Handling
Kapal
Delivery
Bongkar Muat di CY
SHIPPER
FORWARDER
Pelabuhan 2
Consignee
Proses Umum
dari Pengirim
Barang (Shipper)
hingga Penerima
Barang
(Consignee)
CONSIGNEE
Ship Ouwner
Trucking 2
Trucking 1
PBM 2
Pihak-Pihak yang
Terlibat dengan EMKL
(Forwarder) dalam
Proses Angkutan Barang
PBM 1
Warehousing
Sumber: Puslitbang Kemenhub, 2014
CONTOH FLOW OF GOODS DAN FLOW OF DOCUMENTS
4) Selesai kegiatan B/M
diterbitkan Dokumen
Manifest Tetap dan
Dokumen B/L
1). Surat Jalan
Pemilik Barang
yang dibawa Truk
TRUCKING
SAMPAI
PELABUHAN
ASAL
SEBELUM
MASUK
KAPAL
2). Surat Jalan dari
Truk diganti Surat
Jalan dari Pelayaran
agar truk bisa masuk
pelabuhan
3). Pelayaran membuat Dokumen
Manifest Sementara untuk
pengurusan PLAB dan pemberitahuan
ke kapal (Dokumen Shipping
Instruction)
PLAB: Dokumen
Pemberitahunan
Lalulintas
Angkutan Barang
oleh OP/KSOP
DI DALAM
KAPAL
PELABUHAN
TUJUAN
CLEARANCE IN
(CI)
Agen Pelayaran di Pelabuhan menyiapkan
dokumen:
- SPK (Surat Penunjukkan Keagenan) pemilik kapal
- RPT (Rencana Pola Trayek)/ ijin tiap 3 bulan
- Particular (spesifikasi Kapal)
- B/L
- Manifest
Kegiatan CI
dilaksanakan melalui
meeting dibawah KSOP
yang dilaksanakan H-1
kapal berlabuh, dihadiri:
- Agen pelayaran
- EMKL
- PBM
- Pelindo
- KSOP
Sumber: Puslitbang Kemenhub, 2014
CONTOH FLOW OF GOODS
DAN FLOW OF DOCUMENTS
Sumber: Puslitbang Kemenhub, 2014
PERMASALAHAN
FORWARDER 1
PERMASALAHAN:
•Perijinan Shipping Liner dari
Ditjen HUBLAT ;terkadang habis
saat operasi
•Waktu tunggu sandar dan bongkar
muat memerlukan terkadang “perlu
biaya ekstra”
SHIPPING LINER
PELINDO
OTORITAS
PELABUHAN
FORWARDER 2
PERMASALAHAN:
•Masing-masing pihak, baik
PELINDO maupun OTORITAS
PELABUHAN selaku otoritas
pelabuhan mempunyai dokumen
dengan format berbeda;
•Perbedaan dokumen terkadang
menimbulkan beda persepsi;
•Perbedaan persepsi memerlukan
waktu untuk mendapatkan titik
temu
Sumber: Puslitbang Kemenhub, 2014
HASIL ANALISIS
TRANSPORTASI BARANG MULTI MODA LAUT
(EXISTING)
Sumber: Puslitbang Kemenhub, 2014
TRANSPORTASI BARANG MULTI MODA JALAN REL
(EXISTING)
Sumber: Puslitbang Kemenhub, 2014
TRANSPORTASI BARANG MULTI MODA UDARA
(EXISTING)
Sumber: Puslitbang Kemenhub, 2014
SUBSTANSI DOKUMEN ANGKUTAN BARANG
No Substansi
1
2
3
4
Keterangan
Alamat
asal-tujuan
keterangan
catatan khusus, jumlah lembar, tipe layanan, nomor
dokumen
dokumen
Otoritas
id consignee, shipper, shipping liner, forwarder
Jenis, nama barang, jumlah, berat, ukuran, volume,
keterangan barang
pembungkusan/pengepakan, id peti kemas
5
6
7
rute dan moda
kapal, truk, pesawat, kereta, rute OD
waktu proses
tanggal dan jam pemberangkatan, waktu pengangkutan
barang
dan perkiraan waktu tiba, waktu bongkar muat
pembiayaan
kirim, asuransi, pajak, cara bayar, no rekening
Matriks Analisis Dokumen Angkutan Barang dan Substansi
Ket.
Alamat Doku
Substansi
men
No
Ket.
Otoritas
Barang
Rute
dan
Moda
Waktu
Pembia
Proses
yaan
Barang
1
Nama Dokumen
Surat Jalan
√
√
√
√
√
2
Delivery Notice (DN)
√
√
√
√
√
3
Bill of Lading (B/L)
√
√
√
√
√
4
Delivery Order (DO)
√
√
√
√
√
5
Shipping Instruction (SI)
√
√
√
√
√
√
6
Manifest/Cargo List
√
√
√
√
√
√
7
Pemberitahuan Lalu Lintas
Angkutan Barang
√
√
√
√
√
√
8
Delivery Ticket (DT)
√
√
√
√
√
9
Airway Bill
√
√
√
√
√
√
√
10
Surat Muatan Udara
√
√
√
√
√
√
√
11
Surat Pengiriman Kereta Api
√
√
√
√
Sumber: Puslitbang Kemenhub, 2014
√
Matriks Analisis Dokumen Angkutan Barang dan Stakeholder
Shipper/
No
Stake Holder Sender
Forwarder Conveyance Consignee OP
Nama Dokumen
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Surat Muatan Udara
√
√
√
Surat Pengiriman Kereta Api
√
√
√
1
Surat Jalan
2
Delivery Notice
3
Bill of Lading
4
Delivery Order
5
Shipping Instruction
6
Manifest/Cargo List
7
Pemberitahuan Lalu Lintas
Angkutan Barang
8
Delivery Ticket
9
Airway Bill
10
11
√
√
√
√
Sumber: Puslitbang Kemenhub, 2014
√
EVALUASI TERHADAP DOKUMEN ANGKUTAN BARANG ALFI (1997)
SUBSTANSI
• Tidak mencantumkan nilai barang pada dokumen
(negotiable) mengingat DAB merupakan surat berharga
• Tidak ada keterangan waktu proses barang
• Jika DAB merupakan surat berharga , maka yang berwenang
mengeluarkan adalah lembaga keuangan
STAKEHOLDER, dll.
• Kewenangan stakeholder lain menjadi lebih terbatas
• Alur keuangan yang kurang jelas
• Biaya cenderung menjadi lebih tinggi
• Melibatkan pihak asuransi
Sumber: Puslitbang Kemenhub, 2014
RENCANA ALUR DOKUMEN
(PROPOSED FLOW OF DOCUMENT)
1
1
BANK
2
SHIPPER
CONSIGNEE
FORWARDER
3
Conveyance
Otoritas
Pelabuhan
Forwarder-2
3
1. SURAT KREDIT BERDOKUMEN DALAM NEGERI (LETTER OF CREDIT)
2. SHIPPING INSTRUCTION (SI) & BILL OF LADING (B/L)
3. STAKEHOLDERS APPROVAL FORM & NOTES
Sumber: Puslitbang Kemenhub, 2014
SISTEM INFORMASI DOKUMEN
ANGKUTAN BARANG MULTIMODA
Dalam rangka upaya SIMPLIFIKASI (penyederhanaan) Desain
Sistem Dokumen Angkutan Multimoda Dalam Rangka
Mendukung Perdagangan Dalam Negeri, dapat disarankan
penggunaan SINGLE DOCUMENT untuk dokumen utama
dalam pengiriman barang tersebut yang akan melewati
semua stake holder terkait secara online.
Dokumen tambahan (additional document) hanya diperlukan
untuk hal-hal yang bersifat optional bila memang diperlukan
dan bersifat darurat.
Sumber: Puslitbang Kemenhub, 2014
Kewenangan dan Otorisasi Dokumen
Forwarder
Shipping
Liner
1 Kewenangan pengisian data pengirim
√
√
2 Kewenangan pengisian data penerima
√
√
3 Kewenangan pengisian data barang
√
√
4 Kewenangan pengisian keterangan barang
√
√
No
Kewenangan
√
5 Kewenangan pengisian keterangan dokumen
6 Kewenangan pengisian rute dan moda
√
√
7 Kewenangan pengisian pembiayaan
√
√
8 Kewenangan pengisian hasil inspeksi barang
9
Kewenangan/ otorisasi kelanjutan perjalanan
angkutan barang multi moda
10
Kewenangan pengisian keterangan tambahan
yang diperlukan.
OP
√
√
√
√
Sumber: Puslitbang Kemenhub, 2014
Tahapan Penggunaan IT
Dalam Angkutan Barang Multimoda Dalam Rangka Mendukung Perdagangan Dalam Negeri
Tahap penyusunan perangkat
pelaksanan
Tahap sosialisasi
Tahap otorisasi Perangkat
Keras pada Stake Holder terkait
Tahap Implementasi
Kaitan Flow of Finance, Goods dan Documents
Flow of
Goods
Nyata
Flow of
Document
Nyata
Flow of
Finance
Virtual, bisa didukung IT
KESIMPULAN DAN
REKOMENDASI
KESIMPULAN
1. Untuk simplifikasi sistem dokumen dalam angkutan barang yang pada
prinsipnya dibutuhkan secara substansi maupun stakeholder yang terkait
adalah dokumen:
• Shipping Instruction (SI) dan Bill of Lading (B/L)
• Letter of Credit (LC)
2.
Flow of Finance sangat berbeda dengan Flow of Goods maupun Flow of
Document yang bersifat nyata, dalam hal ini Flow of Finance dapat
bersifat virtual sehingga dengan dukungan IT maka Flow of Finance
dari tinjauan waktu dapat dikatakan tidak ada permasalahan yang cukup
serius.
3.
Berdasarkan analisis terhadap substansi dokumen Angkutan Barang
Multi Moda dalam menunjang Perdagangan Dalam Negeri (11 DAB
existing), terdapat beberapa substansi yang sama dan bersifat
pengulangan. Pengulangan pengisian data yang pada prinsipnya sama ini
dikhawatirkan menyebabkan kesalahan atau perbedaan data atau
substansi yang bersifat otentik.
Sumber: Puslitbang Kemenhub, 2014
KESIMPULAN
4.
Berdasarkan analisis terhadap stakeholder pada dokumen Angkutan
Barang Multi Moda dalam menunjang Perdagangan Dalam Negeri yang
ada (existing), terdapat 5 stakeholder yang berperan penting yaitu
shipper, consignee, forwarder, conveyance, dan Otoritas Pelabuhan.
5.
Penyederhanaan (simplifikasi) Sistem Dokumen dapat dilakukan dengan
cara antara lain:
• Penyusunan Dokumen Tunggal untuk pengangkutan (SI dan B/L)
• Penerbitan Dokumen Keuangan (SKBDN/LC) untuk pembayaran
• Pemberian Kewenangan pada setiap stakeholder pemberi jasa
layanan Angkutan Barang Multi Moda dalam menunjang
Perdagangan Dalam Negeri, maupun pihak lain yang terkait
Simplifikasi sistem dokumen ini akan berpengaruh pada generalisasi
Flow of Goods yang terdiri dari Shipper, Forwarder, dan Consignee.
6. Perlu dipertimbangkan pemanfaatan teknologi informasi (IT) secara
online dalam penyelenggaraan Sistem Dokumen Angkutan Barang Multi
Moda dalam menunjang Perdagangan Dalam Negeri.
Sumber: Puslitbang Kemenhub, 2014
REKOMENDASI
2 . Kewenangan Stakeholder
STAKE HOLDER
KEWENANGAN
FORWARDER
CONVEYANCE
OTORITAS
PELABUHAN
PER-BANK-AN
Kewenangan pengisian data pengirim
Sekedar akses
Kewenangan pengisian data penerima
Sekedar akses
Kewenangan pengisian data barang
Sekedar akses
Kewenangan pengisian keterangan barang
Sekedar akses
Kewenangan pengisian keterangan dokumen
Sekedar akses
Kewenangan pengisian rute dan moda
Sekedar akses
Kewenangan pengisian pembiayaan
Sekedar akses
Kewenangan pengisian hasil inspeksi barang
Sekedar akses
Kewenangan/ otorisasi kelanjutan perjalanan angkutan
barang multi moda
Sekedar akses
Kewenangan pengisian keterangan tambahan yang
diperlukan.
Sekedar akses
Sumber: Puslitbang Kemenhub, 2014
FLOW OF DOCUMENT DAN KEWENANGAN PENGISIAN DATA
(USULAN BERBASIS KOMPUTER SECARA ONLINE
BENTUK SINGLE DOCUMENT)
SHIPPER/ PENGIRIM
PENGISIAN DATA
FORWARDER 1
FORWARDER
SHIPPING LNR
OTORITAS PLB
SHIPPING LINER
OTORITAS PELAB
FORWARDER
V
pengisian data pengirim
V
pengisian data penerima
V
pengisian data barang
V
pengisian keterangan barang
V
pengisian keterangan dokumen
V
V
V
pengisian rute dan moda
V
V
V
pengisian pembiayaan
V
V
pengisian hasil inspeksi barang
V
V
V
V
V
V
V
otorisasi kelanjutan perjalanan
pengisian keterangan tambahan
V
FORWARDER 2
CONSIGNEE
V
V
Sumber: Puslitbang Kemenhub, 2014
ylen llsyu sMsrseLlew
ll\3n y\ldtd es eA srsel{eu\l
il\lcn cydy! zs e,lAstseqey!
euElte{0o^ ersauopul sod 'ld rn}Iorc
pUBIeAooA 1"0 qeAElrM !plluallv'ld ueurdlurd
'ld
upurdrrrd
lyll'ld
ueurdrurd
eUpXE^ooA l'C rJB^ElrM o3reuropul
pUEIe,{ooA l'fl qeAelrM
l'0 uB^plrM f Nr 'ld uEurdrurd
euBle,too^ l'o rlE^B[M rx[]3loH 'ld Jn]lorc
EUEIe^0OA In doefl tvlt 'ld rnllarc
epBXeI6oA
ersouopul asrl-o Jnllairc
(tffV) ersouopul JapJEA JoJ uep 1r1sr0o1 rsersosv pnlay
(OOtritUfaV) ersauopul Inrl eqesnbua6 rsersosv enlsy
BUe>leA0o1 (opuuadsy) ersauopul
ue:e1ue6ued
uep
0ue:e6
ueuur0ue6 leuorseN uEpt{esn:ad rsersosv En}oy ,OZ
f,!Cn (Udds6) leuorOay ueun0uequad uep ueeue3uarad !pnls ]esnd eleday '61
lnpt)i
0unung ualednqey tse:adoy uep 'ue0ue6ep.ra6 'ueulsnpuuad seur6 eleday
lnlueg ualednqey lseredoy uep 'ue0ue0epreg 'uaulsnpuuad seur6 eleday
o6o.16
uo;ny uaiednqey tserodoy uep 'ue6ue0eptsd 'ueulsnpuuad sEUrO eleday
el.te1ed6oA eloy rseradoy uBp 'ueOueOep:€d 'uaulsnpuuad seurg eleday
ueursls uelednqey tseredcy uep 'ue0ue0epta6 'uBrJlsnpuilad seu16l eledey
epe1eI6o1 1'6 rseredoy uep 'ue0ue6ep.ra6 'ueulsnpuuod seur6 eledey
;npty Sunung ualednqey uOe0unqnUod seurO eleday
InlueB ualednqey ue0unqnqrad ssurg eledey
o0o.16 uolny ualednqey ueGunqnWsd sEur6 egeday
epele{0o1 eloy ue6unqnqiad seurg eledey
ueuals uelednqey ueOunqnryad seurC eled*y
eliele,{oo^ 1'g ueounqnqJod sEurO eleday
epeleA$ol I'C uJnufi uee[:a1a6 seur6 eledey
lnlueg ualednqey epaddeg eleday
o0o16 uolny ualednqey epeddeg eleday
epe1eA6o1 eloy oleddeg eleday
uerlols ualednqey epeddeg eledey
epe1efiSotr 1 6 epaddeg eleday
:ueOuepup JeUEC
g
Lgelltx/tx3/ruen/02/"6e0 :'oN 1e:ng ue:rdue1
'6ul'W ''t'S'qopnwqoW rcoN 'tA
6uatng ualn4buy uawil4a1 u!0sa0