LKP : Desain dan Implementasi Jaringan Wireless Pada PT.Crossnetwork Indonesia.

(1)

ii

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DESAIN DAN IMPLEMENTASI JARINGAN WIRELESS PADA

PT. CROSS NETWORK INDONESIA

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana

Disusun Oleh :

Nama : Jhon Hotman NIM : 11.41020.0032 Program : S1 (Strata Satu) Jurusan : Sistem Komputer

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA 2016


(2)

ix DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK………. vi

KATA PENGANTAR……… vii

DAFTAR ISI……….. ix

DAFTAR GAMBAR………. xii

DAFTAR LAMPIRAN………. xiv

BAB I PENDAHULUAN………. 1

1.1Latar Belakang Masalah……….. 1

1.2 Perumusan Masalah………. 2

1.3 Batasan Masalah……….. 2

1.4 Tujuan……….. 2

1.5 Manfaat ………... 3

1.6 Sistematika Penulisan………... 3

1.7 Waktu Pelaksanaan Praktik………. 4

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN………. 5

2.1 Sejarah Singkat PT. Cross Network Indonesia………...………… 5

2.2 Visi dan Misi Perusahaan……… 5

2.3 Struktur Organisasi………. 6

2.4 Karyawan ( jumlah karyawan )……….. 8

2.5 Pengalaman dan proyek kerja sama……… 8

BAB III LANDASAN TEORI... 9


(3)

x

3.2 Router... 9

3.3 Switch... 9

3.4 Acces point... 9

3.5 Mikrotik... 10

3.5.1 Arti kode dari setiap seri routerboard mikrotik... 12

3.6 POE ( power over ethernet )... 14

3.7 Kabel Lan... 15

3.8 WI-FI... 17

3.9 RJ-45... 17

BAB IV METODE PENELITIAN... 18

4.1 Konfigurasi dasar mikrotik ... 20

4.1.1 Point to Point... 21

4.2 Sisi Acces point... 21

4.3 Sisi client... 22

4.4 Brige... 23

4.5 Point to Multipoint... 24

4.6 Wireless Security... 24

4.7 Hasil... 25

BAB V PENUTUP... 25

5.1 Kesimpulan... 25

5.2 Saran... 25

DAFTAR PUSTAKA... 26


(4)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan internet yang semakin pesat sejak munculnya teknologi

internet sangat membantu dalam kemudahan serta kecepatan pengiriman,

penyampaian dan penerimaan informasi. Mulai dari perusahaan-perusahaan, sekolah-sekolah, perguruan tinggi, dan lembaga atau organisasi lainnya telah banyak memanfaatkan aplikasi internet dalam kegiatan penjualan, promosi, belajar dan kegiatan lainnya dimana dibutuhkan pengiriman, penyebaran dan penerimaan informasi sehingga memberikan kemudahan bagi pengguna (user) yang membutuhkan.

Aplikasi internet atau bisa disebut juga dengan perangkat lunak berbasis web telah berkembang dengan pesat baik dari segi penggunaan, ukuran, bahasa yang digunakan dan kompleksitasnya. Aplikasi internet pada mulanya hanya berupa situs

web yang bersifat statis dan navigated oriented, serta lebih banyak digunakan sebagai

brosur produk atau profil perusahaan online.

Salah satu penyedia pelayanan internet PT. Cross Network Indonesia merupakan solusi lengkap pelayanan internet bagi pengguna rumah tangga, perkantoran, ataupun penggunaan yang membutuhkan layananya. PT. Cross Network Indonesia sendiri tersebar di beberapa kota besar dan jumlah pelanggan dari PT. Cross network Indonesia yaitu kurang lebihnya berjumlah 150 pelanggan yang


(5)

2

terbagi di beberapa daerah-daerah besar semisal di kota Makassar, Surabaya, Jakarta, dan masih banyak lagi.

PT. Cross Network Indonesia selama ini belum memiliki jaringan wireless atau area hotspot. Sehingga pengunjung atau tamu di PT. Cross Network Indonesia yang membawa laptop dan ingin terkoneksi dengan Internet harus mencari port UTP. Tentu saja hal ini sangat tidak fleksibel dan mengganggu mobilitas kenyamanan dari pengunjung tersebut. Untuk memberikan solusi dari permasalahan ini dan sekaligus sebagai topik Kerja, maka dibuatlah Desain Dan Implementasi Jaringan Wireless Pada PT. Cross Network Indonesia.

1.2 Perumusan masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada kerja praktik ini:

1. Bagaimana merancang topologi jaringan pada client PT. Cross Network Indonesia

2. Bagaimana konfigurasi mikrotik untuk penerapan jaringan sehingga terhubung ke client di PT. Cross Network Indonesia

1.3 Tujuan

Berikut Tujuan dari Kerja Praktik ini :

1. Melakukan perancangan topologi jaringan client di PT. Cross Network Indonesia

2. Melakukan konfigurasi mikrotik untuk penerapan jaringan ke client di PT. Cross Network Indonesia


(6)

1.4 Manfaat

Berikut manfaat Kerja Praktik di PT. Cross Network Indonesia antara lain : 1. Dengan merancangkan topologi jaringan yang baik akan

memudahkan bagi client PT. Cross Network Indonesia

2. Dapat mengatahui cara mengkonfigurasi mikrotik untuk penerapan jaringan ke client.

BAB I PENDAHULUAN

Di bab ini terdapat Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Penulisan, Manfaat pada instansi tempat kerja praktik serta Sistematika Penulisan.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Pada bab ini membahas tentang sejarah perusahaan, awal berdirinya PT. Cross Network Indonesia dan struktur organisasi beserta visi dan misi perusahaan PT. Cross Network Indonesia

BAB III LANDASAN TEORI

Pada bab ini dijelaskan tentang cara teori-teori yang digunakan untuk menunjang penyelesain permasalahan, berupa: jaringan komputer, mikrotik, acces


(7)

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM

Pada bab ini, akan dijelaskan seluruh konfigurasi jaringan sebagai arah kerja praktik yang dilakukan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisi kesimpulan kerja praktik dan saran untuk pengembangan

wireless.

1.5 WAKTU PELAKSANAAN PRAKTIK

Pelaksanaan kerja praktik pada PT. Cross Network Indonesia berlangsung selama 4 minggu yang dimulai pada tanggal 20 Januari 2016 hingga 27 Febuari 2016.


(8)

5 BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat PT. Cross Network Indonesia

Cross Network memiliki maksud network yang bisa melingkupi seluruh dunia. Cross network berdiri sejak tahun 1996. Perusahaan ini pertama kali bergerak di bidang pembuatan software untuk perusahaan-perusahaan yang memerlukan, design dalam bidang multimedia, konsultan untuk jaringan suatu perusahaan, konsultan untuk system software suatu perusahaan, dan penjualan hardware computer. Setelah berjalan selama 4 tahun, pada tahun Cross Network membuka online games yang sangat di gemari oleh kaum muda. Pada tahun 2004, cross Netwok memperluas bidang kerjanya lagi bidang internet service provider (ISP) yang menggunakan teknologi wireless sampai sekarang. Berikut adalah gambaran network perusahaan.

2.2 Visi dan Misi perusahaan

Pada saat ini, Teknologi berkembang dengan begitu pesatnya. Tetapi masih banyak sekali perusahaan yang kurang mengoptimalkan adanya teknologi untuk mempermudah dan mengefiesinsikan kerja perusahaan itu sendiri. Perusahaan-perusahaan tersebut tentunya membutuhkan konsultan yang ahli dalam bidang teknologi ini. Dengan adanya permasalahaan di atas, maka Cross Network memiliki Visi yaitu untuk selalu berusaha membuat suatu sistem yang dapat mengefesiensikan


(9)

6

komunukasi saat pada perusahaan sehingga kinerja dari perusahaan tersebut menigkat dengan sendirinya baik dalam bidang software maupun hardware.

Misi dari Cross Network ke depan adalah membuat inovasi-inovasi dalam komunikasi data untuk di terapkan pada setiap klien yang nantinya akan sangat membantu menigkatkan kinerja dari klien. Memperkenalkan dan memasyaratkan teknolgi wireless karena efesiensi yang sangat banyak banyak dari teknologi wireless karena efesiensi yang sangat banyak banyak dari teknolgi wireless ini.

2.3 Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan sistem pengendali jalannya kegiatan dimana terdapat pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian pada organisasi tersebut, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.1.


(10)


(11)

2.4. Karyawan (Jumlah Karyawan)

Karyawan PT. Cross Network Indonesia berjumlah 20 orang, Yaitu :

2.5. Pengalaman dan proyek kerja sama dengan PT.Cross Network Indonesia:

1. PRIMADONA.NET : pemasangan fiber optic ( 2008-2016 ) 2. NUSA.NET : online komersial ( 2008- 2016 ) 3.BIT.NET : jasa internet nirkable ( 2010-2016 )

 Taufan Aries  Etty S.

 Habi C. Krisma  Akris M.  Venti

 Danang Indrajaya  Viki R.P.

 Kholis

 Agustino Nugroho  Bernandho

 Rijal  Agung  Saiful Amin  Titis S. Aji  Tris Bona

 Nidaan Khofiyan  Ronny Marzuki  Iwan Setiawan  Enrick


(12)

9

BAB III DASAR TEORI

3.1 Jaringan komputer

Jaringan komputer (computer networks) adalah suatu himpunan interkoneksi sejumlah komputer autonomous atau dalam bahasa popular adalah kumpulan beberapa komputer (perangkat lain seperti Router, Switch, dan sebagainya) yang saling tehubung satu sama lain melalui media perantara. Media perantara ini bisa berupa media kabel ataupun media tanpa kabel (nirkabel). Informasi berupa data akan mengalir dari satu komputer ke komputer lainnya atau dari satu komputer ke perangkatan yang lain, sehingga masing-masing komputer yang terhubung tersebut bisa saling bertukar data atau berbagi perangkat keras. Jaringan komputer berdasarkan beberapa klasifikasi, diantaranya: berdasarkan

area atau skala, berdasarkan media penghantar, berdasarkan fungsi dan

berdasarkan metode access control. 3.2 Router

Router ( modem ) adalah salah satu perangkat keras jaringan Komputer

yang digunakan untuk membagi protocol kepada anggota jaringan yang lainnya. dengan adanya router, maka sebuah protocol dapat di Sharing kepada perangkat jaringan lain. Ciri -ciri router adalah adanya fasilitas DHCP (dynamic host

configuration protocol) untuk Membagikan ip, adanya Nat (Network Adrees

translator) Yang dapat memungkinkan suatu ip address atau koneksi internet ke ip address lainnya. Secara umum Router terdapat dua jenis ,yakni ;

1. Static router (pengola jaringan ) adalah sebuah router yang memiliki table


(13)

2. Dynamic router (table jaringan ) adalah sebuah router yang memiliki dan

membuat table router dinamis, dengan mendengarkan lalu lintas jaringan dan juga dengan saling berhubungan dengan router lainnya.

3.3 Switch

Switch adalah perangkat yang berfungsi melakukan briging transparan

penghubung segmentasi banyak jaringan dengan melakukan forwarding (penerusan) berdasarkan alamat MAC. Dilihat dari Fungsinya, switch mirip dengan

Hub Perbedaan kedua alat ini adalah switch bekerja pada layer 2 dan layer

3. Sementara hub berkerja pada layer 1. Switch bekerja berdasarkan alamat MAC pada NIC (network interface card ) sedangkan cara kerja hub adalah menyalin paket data dari sumber yang terkoneksi pada suatu port dan mentrasferkan ke seluruh port yang tersambung pada hub.

3.4 Acces Point ( AP )

Acces point ( antenna ) adalah sebuah perangkat jaringan yang berisi

sebuah transciver dan antenna untuk transmisi dan menerima sinyal ke Client dan dari jaringan Client. Fungsi acces point adalah sebagai hub/switch di jaringan local dengan jarigan wireless para Client. di acces point koneksi internet dikirim melalui gelombang radio dimana ukuran kekuatan sinyal jugag mempengaruhi

area coverage yang akan di jangkau, semakin tinggi kekuatan sinyal semakin luas


(14)

11

3.5 Mikrotik

Mikrotik routerboard adalah router embedded produk dari mikrotik router board seperti sebuah pc mini yang terinstegerasi dalam suatu board tertanam processor, ram,rom, dan memori flash. Router board menggunakan OS yaitu router os yang berfungsi sebagai router jaringan, bandwitch management, proxy

server, DHCP server, DNS server dan bias juga berfungsi hotspot server.

Routerboard mikrotik ada juga yang bisa di fungsikan sebagai Wi-Fi acces point,

brige, Wds ataupun sebagai Wi-fi Client. Seperti seri Rb411, Rb433, Rb600. Routerboard sendiri ukurannya lebih kecil lebih kompak dan hemat listrik karena

hanya adaptor sebagai sumber listriknya.

Mikrotik pada standar perangkat keras berbasiskan personal computer (PC) dikenal dengan kestabilan, kualitas control dan fleksiblitas untuk berbagai jenis paket data penangan proses router atau lebih dikenal dengan istilah routing. Beberapa aplikasi kapasitas akses (Bandwitch) manajemen, firewall, wireless,

acces point (Wi-Fi), backhaul link, system hotspot virtual private network (Vpn) ,

untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.1 dan 3.2


(15)

Gambar 3.2 Mikrotik Routerboard 433 3.5.1 Arti kode dari setiap seri routerboard mikrotik 1. Penamaan routerboard

3 digit pertama router board yaitu menunjukan: - Digit pertama, digit untuk membedakan seri.

- Digit kedua, digit indikasi jumlah kabel port kabel (ETHERNET, SFP,

SFP).

- Digit ketiga, Indikasi jumlah interface wireless (yang build in, mini

PCI dan jumlah port mini PCI).

- Nama – jika board memiliki perbuhan dalam perangkat kerasnya (seperti cpu yang berbeda) nama versi akan ditambahkan pada versi akhir nama tipenya. (Omnitik, groove, SXT, SEXTANT, Metal)

2. Fitur routerboard

Fitur router board biasanya terletak pada nama belakang nomer seri setiap routerboard yaitu;


(16)

13

- P – power injection with controller

- I – single port power injector without controller

- A – memory lebih besar (dan juga biasanya level lisensi lebih tinggi) - H – CPU yang lebih kuat

- G – Gigabit

- L – paket hemat atau lite edition

- S – SFP port (legacy usage – SwitchOS devices)

3. Penamaan Built-in wireless - Band

1. 5 = 5Ghz 2. 2 = 2.4Ghz

3. 52 = dual band 5 Ghz dan 2.4 Ghz - Power per chain

1. Tidak memakai kode = Normal sinyal antara <23dBm at 6Mbps 802.11a; <24dBm at 6Mbps 802.11g

2. H = High sinyal antara 23-24dBm at 6Mbps 802.11a; 24-27dBm at 6Mbps 802.11g

3. HP = High Power sinyal antara 25-26dBm 6Mbps 802.11a; 28-29dBm at 6Mbps 802.11g

4. SHP = Super High Power sinyal antara 27+dBm at 6Mbps 802.11a; 30+dBm at 6Mbps 802.11g

- Protocol

1. Jika tidak memakai kode = untuk kartu hanya dengan dukungan 802.11a/b/g


(17)

2. n = untuk kartu dengan dukungan 802.11n 3. ac = untuk kartu dengan dukungan 802.11ac - Number_of_chains

1. Jika tidak memakai kode = single chain 2. D = dual chain

3. T = triple chain

Contohnya router board seri RB912UAG-5HPnD yang berarti:

- 912 – tipe seri yang ke 9 dengan 1 port ethernet dan 2 interface wireless

(built-in dan miniPCIe)

- UAG – mempunyai port USB, memori lebih besar dan port ethernet

gigabit.

- 5HPnD – mempunyai built in 5GHz high power dual chain wireless card dan support 802.11n.

3.6 POE (Power over Ethernet)

PoE adalah sebuah device yang dapat menyalurkan listrik melalui kabel Ethernet atau kabel UTP/STP. PoE adalah teknologi yang memanfaatkan kabel UTP twisted pair untuk mentransmisikan daya atau power melalui pair yang tidak

terpakai. Di mana di dalam kabel UTP Cat-5 hanya menggunakan 2 pair (4 urat) saja untuk Tx (+ dan -) dan Rx (+ dan -), dan 2 pair kabel UTP 1,2,3,6 atau 4,5,7,8 yang digunakan untuk mentransmisikan power, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.3.


(18)

15

Gambar 3.3 PoE

3.7 Kabel LAN

Kabel LAN merupakan media transmisi Ethernet yang menghubungkan piranti-piranti jaringan dalam jaringan komputer. Desain kabel jaringan yang bagus, merupakan unsur pendukung yang membuat jaringan komputer LAN nantinya mudah dipelihara dan bisa diandalkan. Jadi Kabel LAN sangat bermanfaat sekali dalam realitas jaringan. Yang berikut adalah jenis-jenis Kabel LAN yang umum dipakai dalam jaringan

LAN adalah:

1. Kabel lan Coaxial

Kabel Coaxial adalah jenis kabel yang memiliki dua buah penghantar konduktor berupa kabel solid terbuat dari tembaga sebagai inti, kemudian dilapisi sekat isolator dan dililit kembali oleh penghantar berupa kabel serabut yang terbuat dari tembaga atau alumunium sebagai penghantar bagian luar. Kabel coaxial atau kabel Coaxial terbungkus oleh isolator elastis yang terbuat dari plastik tahan air. dan biasa digunakan untuk antena televisi, antena pemancar radio, dan juga kabel jaringan LAN.


(19)

2. UTP (Unshielded Twisted Pair) dan STP (Shielded Twisted Pair) UTP (Unshielded Twisted Pair) berarti kabel pasangan

berpilin/terbelit (twisted pair) tanpa pelindung (unshielded). Fungsi lilitan ini adalah sebagai eleminasi terhadap induksi dan kebocoran 3. Kabel UTP biasanya digunakan untuk indoor (didalam ruangan)

Standard UTP:

4. Kabel LAN UTP Cat 1, dipakai untuk jaringan telepon

5. Kabel LAN UTP Cat 2, kecepatan maksimum 4 Mbps, aslinya dimaksudkan untuk mendukung Token Ring lewat UTP

6. Kabel LAN Cat 3, dengan kecepatan maksimum 10 Mbps. Kabel LAN ini bisa dipakai untuk jaringan telepon dan merupakan pilihan kabel LAN UTP masa dahulu.

7. Kabel LAN UTP Cat 4, kecepatan maksimum adalah 16 Mbps, umum dipakai jaringan versi cepat Token Ring.

8. Kabel LAN Cat 5, kecepatan maksimum 1 Gigabps, sangat popular untuk kabel LAN desktop.

9. Kabel LAN UTP Cat 5e, dengan kecepatan maksimum 1 Gigabps, tingkat emisi lebih rendah, lebih mahal dari Cat 5 akan tetapi lebih bagus untuk jaringan Gigabit.

10.Kabel LAN UTP Cat 6, kecepatan maksimum adalah 1 Gigabps, dimaksudkan sebagai pengganti Cat 5e dengan kemampuan mendukung kecepatan-2 multigigabit


(20)

17

3.8 Wi-Fi

Wi-Fi merupakan kependekan dari Wireless Fidelity, sebuah media

penghantar komunikasi data tanpa kabel yang bisa digunakan untuk komunikasi atau mentransfer program dan data dengan kemampuan yang sangat cepat. Pada awalnya Wi-Fi ditujukan untuk pengunaan perangkat nirkabel dan jaringan LAN.

3.9 RJ-45

RJ merupakan singkatan dan register pack yaitu peralatan pada jaringan

yang fungsinya untuk mengatur instalasi jaringan atau pemasangan konektor pada kabel. RJ- 45 adalah konektor kabel enthernet yang biasa digunakan dalam tropologi jaringan computer LAN maupun jaringan computer tipe lainya. Konektor

RJ-45 mempunyai konfigurasi sebanyak tiga macam, sesuai dengan perangkat

yang ingin di hubungkannya. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.4.

Gambar 3.4 Konektor RJ 45


(21)

18 BAB IV

IMPLEMENTASI SISTEM

Metodologi pelaksanaan berisi penjelasan tentang langkah-langkah yang digunakan dalam analisa dan menghadapi masalah yang ada pada PT. Crossnetwork Indonesia yang meliputi:

1. Pengumpulan Data di lakukan dengan cara kerja praktek selama 30 hari. Dari hasil magang nantinya akan ditemukan masalah-masalah yang ada pada PT.Cross Network Indonesia.

2. Analisis Data terhadap data yang telah dikumpulkan, mencari refrensi yang diperlukan, kemudian mendefinisikan kebutuhan yang nantinya akan diterapkan. 3. Penerapan Sistem setelah melakukan analisis data yang dibutuhkan, kemudian

menerapkan instalasi.

4. Penyusunan Laporan setelah penerapan selesai dilakukan, maka laporan disusun disertai dengan kesimpulan dan saran.


(22)

19

Gambar 4.1 Blok diagram

DHCP Client

Pada blok diagram gambar 4.1, untuk dapat memperoleh alokasi IP Address dari ISP, yang nantinya dapat digunakan untuk terkoneksi ke internet, bisa menggunakan fitur DHCP Client Untuk pengaktifkan DHCP Client, definisikan parameter interface dengan interface yang terhubung ke DHCP Server, atau dalam kasus ini adalah interface yang terhubung ke ISP.

Terdapat beberapa parameter yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan jaringan;

1. Interface : Interface yang sesuai yang terkoneksi ke DHCP Server

2. Use-Peer-DNS : Bila hendak menggunakan DNS server sesuai dengan

informasi DHCP

3. Use-Peer-NTP : Bila hendak menggunakan informasi pengaturan waktu di


(23)

20

4. Add-Default-Route : Bila menginginkan default route kita mengarah sesuai

dengan informasi DHCP

5. Default-Route-Distance : Menentukan nilai Distance pada rule routing yang

dibuat secara otomatis. Akan aktif jika add-default-route=yes

DHCP Server

Penerapan DHCP Server akan sangat tepat diterapkan, jika pada jaringan memiliki user yang sifatnya dinamis, seperti tamu pengunjung Dengan jumlah dan personil yang tidak tetap dan selalu berubah. pengaturan yang dihubungkan adalah dengan menghubungkan pc ke ether 3 kemudian mengubah pengatutan ippc pada posisi “obtain ip address automatically” hal ini akan, membuat tamu memiliki alamat ip secara otomatis

4.1 Konfigurasi Dasar Mikrotik

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah konfigurasi dasar Mikrotik agar dapat menerima akses dari provider. Ada banyak metode yang bisa diterapkan, disesuaikan dengan metode distribusi yang diterapkan oleh provider. Berikut ini adalah beberapa metode distribusi wireless :

Ada 2 metode yang bisa digunakan dalam melakukan distribusi wireless ke arah client. Pertama dengan topologi point to point dan yang kedua adalah point to

multipoint. Pada wireless Mikrotik ada banyak mode yang dapat digunakan untuk


(24)

21

4.1.1 Point to Point

Biasa digunakan untuk pendistribusian akses ke arah perangkat wireless lain, misal dari NOC ke arah BTS atau dari NOC ke arah client dengan jarak cukup jauh, dimana client tidak bisa menangkap pancaran frekuensi NOC secara langsung, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.2

Gambar 4.2 Point to point

4.2 Sisi Acces point

Untuk pengaturan pada sisi acces point, bisa menggunakan mode brige karena untuk di sisi server, pengaturan Band menggunakan 5GHZ-A agar jangkauannya luas, chanel width dengan menggunakan protocol 20MHz agar

throhput bandwitch relative kecil, SSID dengan sesuai nama wireless, frequency

5765, pemilihan frequency tersebut karena hanya sedikit yang dipakai. Jika semakin sedikit maka akan mempengaruhi bandwith yang diberikan dari acces point ke client, scan list diisikan default karena berhubungan dengan rentang frekuensi, wireless


(25)

22

profile disikan default untuk menambahkan autentifikasi, pada gambar 4.3 dilakukan konfigurasi dengan mengubah mode bridge ke acces point

Gambar 4.3 Pengaturan sisi acces point

4.3 Sisi Client

Pengaturan sisi client menggunakan mode station bridge, sebab digunakan sebagai penerima, mode station bride hanya untuk membentuk network yang sifatnya routing, scan list diisikan 5745-5785 agar masuk ke dalam jaringan acces point dan untuk konfigurasi lainnya sama seperti di sisi acces point, pada gambar 4.4 dilakukan konfigurasi mengubah mode stasion brige ke sisi client.


(26)

23

Gambar 4.4 Pengaturan sisi client

4.4 Bridge

Didalam ports bridge terdapat interface ether1 dan wlan1 kedua interface tersebut akan dijadikan mode brige-wireles untuk ether1dan wlan1 dengan priority 80 dan patch cost 10, pengertian priority adalah tingkat level jaringan dan patch

cost,pengertian adalah rentang nilai kepercayaan, pada gambar 4.5 dilakukan

konfigurasi pengaturan brige


(27)

24

4.5Point to Multipoint

Point to Multipoint adalah satu computer yang dapat di sambungkan ke

banyak komputer dan biasanya jaringan ini digunakan pada area hotspot ataupun pada warnet, sedangkan point to point adalah salah satu komputer/perangkat yang disambungkan ke satu komputer baik menggunakan perangkat wireless maupun menggunakan kabel Lan saja, contohnya melakukan sharing antar laptop menggunakan kabel lan Cross, untuk lebih jelasnya point to multipoint dapat dilihat pada gambar 4.6

Gambar 4.6 Pengaturan Point to Multipoint

4.6Wireless Security

Penerapan WPA/WPA2 PSK dengan pre-shared-key dimana jika terdapat perangkat lain yang terkoneksi, maka harus salah satu WPA atau WPA2 dengan


(28)

25

metode enkripsi AES berbasis CCM, WPA2 EAP adalah metode autentifikasi EAP yang disupport oleh mikrotik dimana proses autentikasi dilakukan dengan menggunakan CA Certificate,Agar jaringan wireless lebih aman dan tidak semua orang bisa terkoneksi, bisa menerapkan wireless security profile dengan WPA/WPA2. Pada gambar 4.7 dilakukan proses konfigurasi wireless security

Gambar 4.7 Wireless security

4.7Hasil

Untuk membutikan pengujian dalam membangun jaringan wireless digunakan menu cmd pada windows kemudian ketik ping dan masukan alamat ip yang dituju, dalam hal ini ip gateway mikrotik, Reply from 192.168.1.1

bytes=32time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.1: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.1: bytes=32 time<1ms TTL=128 Ping statistics for 192.168.1.1: Packets: Sent = 3, Received = 3, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 0ms, Maximum =


(29)

26

0ms, Average = 0ms artinya ping ke localhost pc sendiri dengan 32 bytes data

tanpa ada paket data yang hilang dikirim 3 diterima juga 3 ukuran 32bytes adalah ukuran buffer di windows secara default fungsi buffer sendiri untuk melihat waktu yg dibutuhkan ketika paket ping dikirim dengan ukuran yg berbeda, TTL=time to live = angka maximum dari pc ketika mereply paket ICMP disebut latency secara default TTL windows adalah 128, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.8

Gambar 4.8 Ping dari mikrotik gateway

4.7.1 Ping 192.168.1.50

Reply from 192.168.1.50 bytes=32time<1ms TTL=128 Reply from


(30)

27

time<1ms TTL=128 Ping statistics for 192.168.1.50: Packets: Sent = 3, Received = 3, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 0ms, Maximum = 0ms, Average = 0ms artinya sama seperti

pada pengertian di atas perbedaanya adalah ping 192.168.1.50 adalah ip tersebut di didapatkan oleh dari sisi acces point setelah itu di ujicobakan dengan menu ping, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.9

Gambar 4.9 Ping dari sisi acces point 4.7.2 Ping 192.168.1.51

Reply from 192.168.1.50 bytes=32time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.50: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.50: bytes=32 time<1ms TTL=128 Ping statistics for 192.168.1.50: Packets: Sent = 3, Received = 3, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 0ms, Maximum = 0ms, Average artinya sama seperti pada


(31)

28

didapatkan dari sisi client setelah itu di uji cobakan dengan menu ping, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.10


(32)

29 BAB V PENUTUP

Dari hasil uji coba Desain dan implementasi jaringan wireless pada PT. Cross Network Indonesia ini terdapat beberapa kesimpulan dan saran-saran sebagai berikut:

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan kerja praktik yang telah dilakukan di PT. Cross Network Indonesia maka dapat disimpulkan antara lain:

1. Topologi jaringan yang di impelementasikan pada PT. Cross Network Indoneisa ini dapat diterapkan pada jenis aplikasi point to point.

2. Konfigurasi mikrotik untuk penerapan jaringan yang terhubung ke client adalah dengan menggunakan network security sehingga keamanan dalam konfigurasi mikrotik aman dan tidak terjadi masalah.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil kerja praktik yang dilakukan penulis di PT. Cross Network Indonesia maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Setiap beberapa kurun waktu perlu dilakukan kebutuhan evaluasi terhadap jaringan baru yang digunakan untuk penyesuaian

2. Pada saat proses penginstalan mikrotik pada komputer diperlukan kecermatan, dikarenakan sistem operasi ini akan mengakibatkan kerusakan jika di format total.


(33)

30

DAFTAR PUSTAKA

Heriadi, D. (2007). Jaringan wi-fi teori dan implementasi. Surabaya: Koncono.

Mamad. (2013, febuari 9). Retrieved from http://lpmp.wordpress.comlangkah-langkah-setting-mikrotik-sebagai-router-dan-akses-point.com

Sugeng, W. (2005). Installasi wireless. Bandung: Informatika bandung.


(1)

metode enkripsi AES berbasis CCM, WPA2 EAP adalah metode autentifikasi EAP yang disupport oleh mikrotik dimana proses autentikasi dilakukan dengan menggunakan CA Certificate,Agar jaringan wireless lebih aman dan tidak semua orang bisa terkoneksi, bisa menerapkan wireless security profile dengan WPA/WPA2. Pada gambar 4.7 dilakukan proses konfigurasi wireless security

Gambar 4.7 Wireless security

4.7Hasil

Untuk membutikan pengujian dalam membangun jaringan wireless digunakan menu cmd pada windows kemudian ketik ping dan masukan alamat ip yang dituju, dalam hal ini ip gateway mikrotik, Reply from 192.168.1.1 bytes=32time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.1: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.1: bytes=32 time<1ms TTL=128 Ping statistics for 192.168.1.1: Packets: Sent = 3, Received = 3, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 0ms, Maximum =


(2)

26

0ms, Average = 0ms artinya ping ke localhost pc sendiri dengan 32 bytes data tanpa ada paket data yang hilang dikirim 3 diterima juga 3 ukuran 32bytes adalah ukuran buffer di windows secara default fungsi buffer sendiri untuk melihat waktu yg dibutuhkan ketika paket ping dikirim dengan ukuran yg berbeda, TTL=time to live = angka maximum dari pc ketika mereply paket ICMP disebut latency secara default TTL windows adalah 128, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.8

Gambar 4.8 Ping dari mikrotik gateway

4.7.1 Ping 192.168.1.50

Reply from 192.168.1.50 bytes=32time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.50: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.50: bytes=32


(3)

time<1ms TTL=128 Ping statistics for 192.168.1.50: Packets: Sent = 3, Received = 3, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 0ms, Maximum = 0ms, Average = 0ms artinya sama seperti pada pengertian di atas perbedaanya adalah ping 192.168.1.50 adalah ip tersebut di didapatkan oleh dari sisi acces point setelah itu di ujicobakan dengan menu ping, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.9

Gambar 4.9 Ping dari sisi acces point

4.7.2 Ping 192.168.1.51

Reply from 192.168.1.50 bytes=32time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.50: bytes=32 time<1ms TTL=128 Reply from 192.168.1.50: bytes=32 time<1ms TTL=128 Ping statistics for 192.168.1.50: Packets: Sent = 3, Received = 3, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds: Minimum = 0ms, Maximum = 0ms, Average artinya sama seperti pada pengertian di atas perbedaanya adalah ping 192.168.1.51 adalah ip tersebut di


(4)

28

didapatkan dari sisi client setelah itu di uji cobakan dengan menu ping, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.10


(5)

29 BAB V PENUTUP

Dari hasil uji coba Desain dan implementasi jaringan wireless pada PT. Cross Network Indonesia ini terdapat beberapa kesimpulan dan saran-saran sebagai berikut:

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan kerja praktik yang telah dilakukan di PT. Cross Network Indonesia maka dapat disimpulkan antara lain:

1. Topologi jaringan yang di impelementasikan pada PT. Cross Network Indoneisa ini dapat diterapkan pada jenis aplikasi point to point.

2. Konfigurasi mikrotik untuk penerapan jaringan yang terhubung ke client adalah dengan menggunakan network security sehingga keamanan dalam konfigurasi mikrotik aman dan tidak terjadi masalah.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil kerja praktik yang dilakukan penulis di PT. Cross Network Indonesia maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Setiap beberapa kurun waktu perlu dilakukan kebutuhan evaluasi terhadap jaringan baru yang digunakan untuk penyesuaian

2. Pada saat proses penginstalan mikrotik pada komputer diperlukan kecermatan, dikarenakan sistem operasi ini akan mengakibatkan kerusakan jika di format total.


(6)

30

DAFTAR PUSTAKA

Heriadi, D. (2007). Jaringan wi-fi teori dan implementasi. Surabaya: Koncono.

Mamad. (2013, febuari 9). Retrieved from http://lpmp.wordpress.comlangkah-langkah-setting-mikrotik-sebagai-router-dan-akses-point.com

Sugeng, W. (2005). Installasi wireless. Bandung: Informatika bandung.