TA : Rancang Bangun Sistem Penjadwalan Produksi Dengan Menggunakan Metode Earliest Due Date Pada Kasus CV Tidar Jaya.
RANCANG BANGUN SISTEM PENJADWALAN PRODUKSI
DENGAN MENGGUNAKAN METODE EARLIEST DUE DATE
PADA KASUS CV TIDAR JAYA
TUGAS AKHIR
Program Studi S1 Sistem Informasi
Oleh:
CITRA PRASETYA 12.41010.0062
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA
INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA 2016
(2)
viii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABLE ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 3
1.3 Batasan Masalah... 4
1.4 Tujuan ... 4
1.5 Sistematika Penulisan ... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 7
2.1 Sistem ... 7
2.2 Proses Produksi ... 7
2.2.1 Pentingnya Perencanaan Produksi ... 8
2.3 Penjadwalan Produksi ... 8
2.4 Istilah-Istilah Dalam Penjadwalan Produksi ... 10
2.5 Metode Earliest Due Date ... 12
2.6 Perbandingan Metode... 14
2.7 Diagram Alir Dokumen (Document Flowchart) ... 15
(3)
ix
2.9 Diagram Konteks (Context Diagram) ... 17
2.10 Data Flow Diagram (DFD) ... 18
2.11 Entity Relationship Diagram (ERD) ... 22
2.12 Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SDLC) ... 28
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 32
3.1 Identifikasi Masalah, Peluang dan Tujuan ... 32
3.1.1 Analisis Tugas Bagian Penjualan ... 36
3.1.2 Analisis Tugas Bagian Pembelian ... 36
3.2 Elisitasi Kebutuhan Informasi ... 37
3.2.1 Kebutuhan Informasi Untuk Manajer ... 37
3.2.2 Kebutuhan Informasi Untuk Bagian Penjualan... 38
3.2.3 Kebutuhan Informasi Untuk Bagian Produksi ... 39
3.3 Analisis Kebutuhan Sistem ... 40
3.3.1 Manajer ... 41
3.3.2 Bagian Penjualan ... 45
3.3.3 Bagian Produksi ... 52
3.4 Merancang Sistem yang Direkomendasikan ... 55
3.4.1 Data Flow Diagram ... 58
3.4.2 Entity Relationship Diagram ... 64
3.4.3 Struktur Tabel... 66
3.4.4 Desain Antar Muka ... 69
3.5 Mengembangkan dan Merekomendasikan Perangkat Lunak ... 85
3.6 Menguji dan Mempertahankan Sistem... 85
(4)
x
4.1 Implementasi Sistem ... 90
4.1.1 Kebutuhan Sistem ... 90
4.1.2 Instalasi Program ... 91
4.2 Uji Coba dan Evaluasi Sistem ... 91
4.2.1 Evaluasi Hasil Uji Coba Halaman Login ... 91
4.2.2 Evaluasi Hasil Uji Coba Menu Master... 94
4.2.3 Evaluasi Hasil Uji Coba Menu Transaksi ... 102
4.2.4 Evaluasi Hasil Uji Coba Menu Penjadwalan ... 106
4.2.5 Evaluasi Hasil Uji Coba Menu Laporan ... 108
4.3 Perbandingan Perhitungan Manual dengan Perhitungan Aplikasi ... 112
4.4 Perhitungan Kepuasan Pelanggan ... 114
BAB V PENUTUP ... 117
5.1 Kesimpulan ... 117
5.2 Saran ... 117
DAFTAR PUSTAKA ... 119
(5)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
CV Tidar Jaya adalah sebuah perusahaan jasa yang berdiri pada tahun 1989. Perusahaan yang beralamatkan Jl Petemon II A No. 136-138 A Surabaya ini bergerak pada bidang percetakan buku, undangan dan brosur dengan hanya melayani cetakan dalam jumlah banyak (minimal pemesanan 50 buah/cetakan). Perusahaan ini tergolong perusahaan yang maju dan berkembang, hal ini dapat dilihat dari banyaknya pesanan yang masuk kepada perusahaan dan omset perusahaan yang didapat sekitar 30 juta rupiah setiap bulannya. Dalam menjalankan usahanya CV Tidar Jaya menggunakan 2 buah mesin cetak dengan kapasitas yang berbeda, (1) mesin besar dengan kapasitas cetak warna maupun hitam putih sebanyak 500 lembar per-jamnya; (2) mesin kecil dengan kapasitas cetak warna sebanyak 200 lembar per-jam dan hitam putih sebanyak 300 lembar per-jam.
Proses bisnis yang ada pada perusahaan ini dimulai dari pelanggan mengirimkan pesanan kepada perusahaan, setelah perusahaan menerima pesanan tersebut pihak perusahaan memberikan tanggal jatuh tempo penyelesaian pesanan kepada pelanggan untuk digunakan sebagai tanggal pengambilan pesanan. Proses selanjutnya yaitu tahap produksi cetak, dalam tahap produksi memiliki 3 proses yaitu desain, cetak dan penjilitan. Dalam tahap produksi tidak semua pesanan melalui 3 tahap didalamnya, terkadang pihak perusahaan menerima pesanan yang telah siap cetak tanpa melalui proses desan dan penjilitan. Setelah proses produksi selesai dilanjutkan proses pengepakan, dalam proses ini pihak perusahaan selalu
(6)
2 melakukan pengepakan pesanan tanpa melihat banyaknya jumlah pesanan. Tahap terakhir yaitu tahap pengiriman pesanan, pesanan yang telah selesai tahap pengepakan selajutnya dilakukan proses pengiriman kepada pelanggan, proses pengiriman tidak selalu dilakukan oleh pihak perusahaan tekadang pihak pelanggan melakukan pengambilan pesanan sendiri sesuai dengan tanggal jatuh tempo yang telah disepakati saat order pesanan.
Dalam pelaksanaan proses bisnisnya, perusahaan ini memiliki beberapa permasalahan yaitu dalam menerima pesanan pelanggan dan menentukan waktu penyelesaian pesanan selalu memperkirakan berapa lama waktu pekerjaan produk dapat diselesaikan serta seringnya mendahulukan pesanan lain yang memiliki prioritas khusus tanpa memikirkan pesanan-pesanan yang datang lebih dulu. Prioritas khusus yang dimaksud yaitu terkadang pelanggan menginginkan waktu penyelesaiaan yang lebih cepat dari yang lain dengan jumlah/banyaknya pesanan yang sama dan pelanggan tersebut berani untuk membayar lebih mahal, secara otomatis pihak perusahaan menerima pesanan tersebut dan mendahulukan proses produksi tanpa memperhitungkan pesanan-pesanan yang lain.
Permasalahan di atas disebabkan karena: (1) belum adanya perhitungan dalam menentukan waktu penyelesaian pesanan; (2) tidak adanya penjadwalan produksi yang dilakukan oleh pihak perusahaan. Kedua hal tersebut berdampak pada perusahaan dalam menjalankan proses bisnisnya. Tanpa adanya perhitungan dalam menentukan waktu penyelesaian dan tidak adanya menjadwalan produksi yang dilakukan mengakibatkan sering terjadinya keterlambatan dalam penyelesaian dan pengiriman pesanan kepada pelanggan, berdasarkan hasil
(7)
3 wawancara keterlambatan yang dihasilkan sekitar 70% dari total pesanan yang masuk dengan rata-rata pesanan 25-30 pesanan setiap minggu.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka CV Tidar Jaya membutuhkan suatu sistem penjadwalan produksi yang dapat menentukan waktu penyelesaian pesanan (due date) serta memperkirakan atau menghitung waktu keterlambatan minimum setiap pemrosesan pesanan dan jika terlambat, keterlambatan tersebut harus seminimal mungkin. Dari kedua kondisi diatas, didapatkan suatu metode penjadwalan yang dapat meminimalkan keterlambatan maksimum (maximum
tardiness) yaitu metode Earliest Due Date (EDD). Dengan menggunakan metode
EDD, pekerjaan yang memiliki saat jatuh tempo paling awal dijadwalkan terlebih dahulu daripada pekerjaan dengan saat jatuh tempo paling akhir hal ini bertujuan untuk meminimalkan keterlambatan maksimum.
Dengan adanya sistem penjadwalan ini diharapkan mampu menghasilkan keputusan waktu penyelesaian pesanan dan mempercepat proses produksi sehingga keterlambatan dapat diminimalkan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada, maka perumusan masalah dalam tugas akhir ini yaitu:
1. Bagaimana membangun sistem penjadwalan produksi dengan menggunakan
metode Earliest Due Date (EDD) dalam lingkup produksi percetakan.
2. Bagaimana merancang dan membangun sistem penjadwalan produksi
(8)
4
1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah yang dibahas dalam perancangan ini:
1. Objek penelitian hanya dibatasi pada penjadwalan produksi percetakan saja, sedangkan kualitas produk tidak dibahas.
2. Sistem penjadwalan produksi percetakan dirancang berdasarkan sistem yang ada pada CV Tidar Jaya dengan memperhatikan variable-variable sebagai berikut: (1) jumlah keterlambatan maksimum; (2) waktu pemrosesan setiap pesanan; (3) tanggal jatuh tempo masing-masing pesanan.
3. Faktor non teknis yang juga dijadikan variable dalam sistem penjadwalan produksi ini yaitu jika terjadinya lampu mati (adanya idle time).
4. Permasalahan dibatasi pada proses penjadwalan produksi percetakan dan tidak menyangkut masalah inventory, sehingga diansumsikan material selalu tersedia.
5. Penjadwalan akan dilakukan setiap 1 hari sekali.
6. Proses penjadwalan hanya menangani penjadwalan cetak tidak menyangkut mengenai proses desain dan penjilitan.
1.4Tujuan
Tujuan dari sistem ini yaitu:
1. Merancang dan membangun sebuah sistem penjadwalan produksi percetakan
pada CV Tidar Jaya.
2. Menerapkan metode Earliest Due Date untuk melakukan proses penjadwalan
(9)
5
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penyususan laporan ini dibedakan dengan pembagian bab sebagai berikut:
BAB I: PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi tentang latar belakang permasalahan yang dihadapi CV Tidar Jaya, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan sistematika penulisan tugas akhir.
BAB II: LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisi pembahasan landasan teori tentang sistem penjadwalan produksi, metode Earliest Due Date (EDD), sistem informasi dan perancangan sistem.
BAB III: ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Pada bab ini membahas tentang analisis dan perancangan sistem, mulai dari melakukan identifikasi masalah dan melakukan pengumpulan data dengan cara wawancaara pemilik perusahaan CV Tidar Jaya dan observasi, menentukan kebutuhan informasi untuk pemilik perusahaan dan bagian produksi, melakukan perancangan sistem yang baru meliputi document flow, system flow, flowchart EDD,
data flow diagram, entity relationship diagram. Selain itu
juga melakukan pembuatan desain antar muka, melakukan pembuatan sistem sesuai rancangan yang telah dibuat, melakukan uji coba menggunakan metode blackbox
(10)
6 yang akan dibuat nanti melakuakn perhitungan EDD dengan benar.
BAB IV: IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Pada bab ini akan dibahas tentang kebutuhan minimal perangkat lunak dan perangkat keras, melakukan pengujian sistem yang dibuat dengan cara membandingkan hasil perhitungan aplikasi dengan perhitungan menggunakan
excel serta membandingkan perhitungan menggunakan
metode EDD dengan metode SPT. Selain itu juga dilakukan evaluasi terhadap sistem yang telah dibuat apakah setiap fungsi berjalan dengan baik atau tidak.
BAB V: PENUTUP
Pada bab ini akan dibahas tentang kesimpulan dari hasil uji coba terhadap sistem penjadwalan produksi pada CV Tidar
Jaya dan saran yang dapat disampaikan untuk
(11)
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Sistem
Menurut Badri (2007) Sistem terdiri dari subsistem yang berhubungan dengan prosedur yang membantu pancapain tujuan. Pada saat prosedur diperlukan untuk melengkapi beberapa proses pekerjaan, maka metode berisi tentang aktivitas operasional atau teknis yang akan menjelaskanya.
2.2 Proses Produksi
Proses produksi yaitu suatu kegiatan perbaikan terus-menerus (continuos
improvment), yang dimulai dari sederet siklus sejak adanya ide-ide untuk
menghasilkan suatu produk, pengembangan produk, proses produksi, sampai distribusi kepada konsumen (Gaspersz, 2004).
Secara umum, proses produksi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu proses produksi yang terus-menerus (countinous processes) dan proses produksi yang terputus-putus (intermittent processes). Perbedaan dari kedua proses produksi tersebut adalah berdasarkan pada panjang tidaknya waktu persiapan untuk mengatur (set up) peralatan produksi yang digunakan untuk memproduksi suatu produk atau beberapa produk tanpa mengalami perubahan. Pada proses produksi yang terus-menerus, perusahaan atau pabrik menggunakan mesin-mesin yang dipersiapkan (set up) dalam jangka waktu yang lama dan tanpa mengalami perubahan. Sedangkan untuk proses produksi yang terputus-putus menggunakan mesin-mesin yang dipersiapkan dalam jangka waktu yang pendek, dan kemudian akan dirubah atau dipersiapkan kembali untuk memproduksi produk lain. Selain
(12)
8
countinous processes dan intermittent processes juga terdapat proses produksi
yang bersifat proyek, di mana kegiatan produksi dilakukan pada tempat dan waktu yang berbeda – beda, sehingga peralatan produksi yang digunakan ditempatkan di lokasi di mana proyek tersebut dilaksanakan dan pada saat yang direncanakan.
2.2.1 Pentingnya Perencanaan Produksi
Pentingnya perencanaan produksi (Tersine dalam Pangestu, 2005) dimaksudkan untuk mengadakan persiapan produksi, sehingga proses produksi dapat berjalan dengan lancar. Persiapan tersebut meliputi persiapan bahan baku, tenaga kerja, mesin-mesin dan peralatan lainnya yang dibutuhkan untuk memproduksi barang.
Dengan adanya perencanaan produksi, maka kita dapat mengatehui beberapa jumlah bahan baku yang dibutuhkan dan beraa lama waktu penyelesaian suatu produk sehingga tidak terjadi keterlambatan serta proses produksi berjalan dengan lancar.
Adapun tujuan dari perencanaan prosuksi adalah:
1. Menentukan jumlah persediaan bahan baku yang optimal.
2. Dapaat memenuhi permintaan pelanggan dengan tepat.
3. Menentukan persiapan-persiapan yang dibutuhkan untuk produksi secara
tepat.
2.3 Penjadwalan Produksi
Menurut Arman, dkk (2008), penjadwalan produksi dapat didefinisikan sebagai proses pengalokasian sumber daya dan mesin yang ada untuk menyelesaikan semua pekerjaan dengan mempertimbangkan batasan-batasan yang
(13)
9
ada. Pada saat merencanakan suatu jadwal produksi, ketersediaan sumber daya yang dimiliki harus dipertimbangkan dengan baik.
Menurut Arman, dkk (2008), tujuan dari penjadwalan produksi adalah:
1. Meningkatkan penggunaan sumber daya atau mengurangi waktu tunggunya,
sehingga total waktu proses dapat berkurang dan produktivitasnya dapat meningkat.
2. Mengurangi persediaan barang setengah jadi atau mengurangi sejumlah
pekerjaan yang menunggu dalam antrian ketika sumber daya yang ada masih mengerjakan tugas yang lain.
3. Mengurangi beberapa keterlambatan pada pekerjaan yang mempunyai batas waktu penyelesaian sehingga akan meminimaliasi biaya keterlambatan.
4. Membantu pengambilan keputusan mengenai perencanaan kapasitas pabrik
dan jenis kapasitas yang dibutuhkan sehingga penambahan biaya dapat dihindarkan.
Penjadwalan produksi memiliki beberapa metode dalam penyelesaiannya, adapun metode-metode tersebut yang digunakan antara lain:
1. Metode Shortest Processing Time (SPT), metode ini memprioritaskan operasi
atau pekerjaan yang waktu prosesnya terpendek. Metode ini meminimalkan
work in proces, rata-rata keterlambatan (mean latenes) dan waktu
penyelesaian rata-rata (mean flow time) produk.
2. Metode Longest Processing Time (LPT), metode ini memprioritaskan operasi
atau pekerjaan yang mempunyai waktu proses yang terlama dulu yang akan dikerjakan terlebih dahulu.
(14)
10
3. Metode Earliest Due Date (EDD), metode ini memprioritaskan operasi atau
pekerjaan yang batas penyelesaiannya (Due Date) terpendek. Metode ini berjalan baik pada pekerjaan yang waktu prosesnya relatif sama.
4. FCFS (First Come First Server), metode yang memprioritaskan operasi atau
pekerjaan yang datang terlebih dahulu. Pekerjaan atau proses yang datang akan langsung diproses terlebih dahulu. Metode ini sangat cocok untuk perusahaan atau organisasi yang pelanggannya lebih mementingkan waktu pelayanan.
5. Algoritma Hodgson, digunakan untuk meminimalkan jumblah pekerjaan
yang terlambat.
Adapun kriteria-kriteria yang dapat digunakan sebagai dasar pemilihan metode penjadwalan yang sesuai antara lain (Arman, dkk, 2008):
1. Mean Flow Time: rata-rata waktu tinggal pekerjaan dalam sistem.
2. Makespam: waktu penyelesaian semua pekerjaan.
3. Tardiness: keterlambatan.
4. Maximum Tardiness: keterlambatan maksimum.
5. Mean Tardiness: rata-rata waktu keterlambatan.
6. Number of Tardy Job: jumlah pekerjaan yang terlambat.
2.4 Istilah-istilah dalam Penjadwalan Produksi
Beberapa istilah umum yang digunakan dalam penjadwalan produksi antara lain:
1. Processing time (waktu proses), merupakan perkiraan waktu penyelesaiaan
suatu pekerjaan atau waktu yang dibutuhkan untuk melakukan suatu proses tertentu. Waktu proses ini disimbolkan dengan Ti.
(15)
11
2. Due Date (batas waktu), merupakan batas waktu yang ditetapkan untuk suatu
pekerjaan. Jika pekerjaan diselesaikan dengan waktu lebih lama dari due
date, maka pekerjaan dianggap terlambat. Diassumsikan bahwa beberapa
jenis penalty akan terjadi jika pekerjaan terlambat. Due date dinotasikan sebagai di.
3. Lateness (keterlambatan), merupakan Selisih antara waktu penyelesaian
pekerjaan dengan batas waktunya (due date). Suatu pekerjaan dapat memiliki kelambatan positif, dalam hal pekerjaan selesai setelah batas waktunya atau kelambatan negatif, dimana pekerjaan selesai sebelum batas waktu yang ditetapkan. Lateness dinotasikan sebagai Li.
4. Tardiness (ukuran keterlambatan), merupakan kuran kelambatan positif. Jika
pekerjaan selesai lebih awal dari batas waktu, pekerjaan ini akan memiliki
Lateness negatif tetapi Tardiness positif. Tardiness dinotasikan sebagai Ti
dimana Ti ialah maksimum (0,Li).
5. Slack (kelonggaran), merupakan ukuran selisih antara waktu yang tersisa
antara saat selesainya pekerjaan dengan batas waktu yang ditetapkan. Slack dinotasikan sebagai Sli = di– ti.
6. Completion Time (waktu penyelesaian), merupakan rentang antara awal
pekerjaan pada pekerjaan pertama, dimana pekerjaan dinotasikan sebagai t = 0 dan saat dimana pekerjaan ke-i diselesaikan. Rentang ini dinotasikan sebagai Ci.
7. Flow Time (waktu alir), merupakan, Rentang waktu antara saat suatu
(16)
12
time sama dengan waktu pemrosesan ditambah dengan waktu menunggu
sebelum diproses. Waktu alir dinotasikan sebagai Fi.
8. Idle Time (waktu tunggu), merupakan durasi waktu di saat sebuah mesin
dalam kondisi statis. Dengan kata lain mesin itu hidup atau aktif, tetapi tidak dapat dipakai untuk bekerja.
2.5 Metode Earliest Due Date (EDD)
Menurut Bedworth dalam Pangestu (2005) Metode Earliest Due Date menjelaskan bahwa pengurutan pekerjaan berdasarkan batas waktu (Due Date) tercepat. Pekerjaan dengan saat jatuh tempo paling awal harus dijadwalkan terlebih dahulu daripada pekerjaan dengan saat jatuh tempo paling akhir. Metode ini dapat digunakan untuk penjadwalan pada satu mesin (single machine) maupun untuk penjadwalan pada beberapa mesin (pararel machine). Metode ini bertujuan untuk meminimasi kelambatan maksimum (Maximum Lateness) atau meminimasi ukuran kelambatan maksimum (Maksimum Tardiness) suatu pekerjaan.
Parameter-parameter yang diperlukan dalam penjadwalan dengan metode
Earliest Due Date ini adalah waktu pemrosesan dan due date tiap pekerjaan.
Langkah-langkah penggunaan petode ini antara lain:
Langkah 1: Urutkan pekerjaan berdasarkan tanggal jatuh tempo terdekat.
Langkah 2: Ambil pekerjaan satu persatu dari urutan berdasarkan tanggal jatuh
tempo itu lalu jadwalkan pada mesin dengan beban yang paling minimum. Jika ada 2 mesin atau lebih yang memiliki beban paling minimum, jadwalkan pekerjaan pada salah satu mesin secara random.
(17)
13
Sebagai contoh, sebuah perusahaan mendapatkan order 10 buah pesanan dengan data sebagai berikut:
Tabel 2.1 Contoh Data Pesanan
pekerjaan waktu proses ti
(jam)
due date di
(jam)
1 3 10
2 3 15
3 3 20
4 4 10
5 2 10
6 5 15
7 3 8
8 3 40
9 2 50
10 4 35
Urutkan pekerjaan berdasarkan tanggal jatuh tempo terdekat.
Tabel 2.2 Perhitungan EDD
pekerjaan waktu proses ti
(jam)
Completion Time ci
(jam)
due date di
(jam) lateness Li
7 3 3 8 3-8 = -5
1 3 3+3 = 6 10 6-10 = -4
4 4 6+4 = 10 10 10-10 = 0
5 2 10+2 = 12 10 12-10 = 2
(18)
14
pekerjaan waktu proses ti
(jam)
Completion Time ci
(jam)
due date di
(jam) lateness Li
6 5 15+5 = 20 15 20-15 = 5
3 3 20+3 = 23 20 23-20 = 3
10 4 23+4 = 27 35 27-35 = 8
8 3 27+3 = 30 40 30-40 = -10
9 2 30+3 = 32 35 32-35 = -3
2.6 Perbandingan Metode
Perbandingan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah metode EDD menghasilkan keterlambatan maksimum lebih kecil dari pada metode-metode yang lain atau tidak. Perbandinga tersebut dapat dilihat pada tabel 2.3, tabel 2.4 dan tabel 2.5.
Tabel 2.3 Metode Shortest Processing Time (SPT)
Pekerjaan Waktu Proses ti (jam)
Completion Time ci
(jam)
Due Date di
(jam)
lateness Li
5 2 2 10 -8
9 2 4 50 -46
1 3 7 10 -3
2 3 10 15 -5
3 3 13 20 -7
7 3 16 8 8
8 3 19 15 4
4 4 23 10 13
10 4 27 35 -8
6 5 32 15 17
Tabel 2.4 Metode Longest Processing Time (LPT)
Pekerjaan Waktu Proses ti (jam)
Completion Time ci
(jam)
Due Date di (jam)
lateness Li
6 5 5 15 -10
4 4 9 10 -1
(19)
15
Pekerjaan Waktu Proses ti (jam)
Completion Time ci
(jam)
Due Date di (jam)
lateness Li
1 3 16 10 6
2 3 19 15 4
3 3 22 20 2
7 3 25 8 17
8 3 28 40 -12
5 2 30 10 20
9 2 32 50 -18
Tabel 2.5 Metode FCFS (First Come First Server)
Pekerjaan Waktu Proses ti (jam)
Completion Time ci
(jam)
Due Date di (jam)
lateness Li
1 3 3 10 -7
2 3 6 15 -9
3 3 9 20 -11
4 4 13 10 3
5 2 15 10 5
6 5 20 15 5
7 3 23 8 15
8 3 26 40 -14
9 2 28 50 -22
10 4 32 35 -3
Dari hasil perhitungan 3 metode diatas, dapat diketahui bahwa metode EDD menghasilkan keterlambatan maksismum paling kecil dengan keterlambatan sebesar 8 jam, dibandingkan dengan metode SPT dengan keterlambatan sebesar 17 jam, LPT dengan keterlambatan sebesar 20 jam dan FCFS dengan keterlambatan sebesar 15 jam.
2.7 Diagram Alir Dokumen (Document Flowchart)
Menurut Jogiyanto (2005), diagram alir dokumen atau paperwork flowchart merupakan diagram alir yang menunjukkan arus laporan dan formulir beserta tembusannya. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
(20)
16
diagram alir dokumen adalah diagram yang menggambarkan aliran seluruh dokumen. Diagram alir dokumen ini menggunakan simbol-simbol yang sama dengan diagram alir sistem. Diagram alir dokumen digambar dengan menggunakan simbol-simbol yang ada pada gambar berikut (Jogiyanto, 2005):
(21)
17
2.8 Diagram Alir Sistem (System Flowchart)
Diagram alir sistem merupakan diagram alir yang menggambarkan suatu sistem peralatan komputer yang digunakan untuk mengolah data dan menghubungkan antar peralatan tersebut (Oetomo, 2002). Diagram alir sistem ini tidak digunakan untuk menggambarkan langkah-langkah dalam memecahkan masalah tetapi hanya menggambarkan prosedur pada sistem yang dibentuk. Diagram alir sistem digambar dengan menggunakan simbol-simbol tertentu. Ada dua jenis simbol yang digunakan untuk menggambar diagram alir sistem, yaitu:
1. Flow Direction Symbols
Flow direction symbols digunakan untuk menghubungkan antara satu
simbol dengan simbol lainnya.
2. Processing Symbols
Processing symbols merupakan simbol yang menunjukkan jenis operasi
pengolahan data dalam suatu proses. Simbol-simbol tersebut dijelaskan pada tabel di bawah ini:
2.9 Diagram Konteks (Context Diagram)
Diagram konteks merupakan sebuah model proses yang digunakan untuk mendokumentasikan ruang lingkup dari sebuah sistem (Whitten, 2004). Menurut Oetomo (2002), terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat diagram konteks, diantaranya:
1. Kelompok pemakai, baik internal maupun eksternal perusahaan.
2. Identifikasi kejadian-kejadian yang mungkin terjadi dalam penggunaan
(22)
18
3. Arah anak panah yang menunjukkan aliran data.
4. Setiap kejadian digambarkan dalam bentuk yang sederhana dan mudah
dipahami oleh pembuat sistem.
Suatu diagram konteks hanya mengandung satu proses saja, biasanya diberi nomor proses 0. Proses ini mewakili proses dari seluruh sistem dengan dunia luarnya. Simbol-simbol yang digunakan dalam membuat diagram konteks digambarkan pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.6 Simbol-simbol Context Diagram
No Nama Simbol Fungsi
1. External Entity
Simbol ini digunakan
untuk berkomunikasi
dengan sistem aliran data.
2. Process 1
Process_1
Simbol ini berfungsi untuk mewakili suatu aktifitas yang ada pada sistem.
3. Flow (Aliran data)
Simbol ini digunakan
untuk menunjukkan arah dari aliran data.
2.10 Data Flow Diagram (DFD)
Menurut Whitten (2004), Data Flow Diagram (DFD) merupakan alat yang menggambarkan aliran data melalui sistem. Dalam pembuatan DFD, terdapat beberapa tingkatan yang bertujuan untuk menghindari aliran data yang rumit.
(23)
19
Tingkatan tersebut dimulai dari tingkatan tertinggi ke bentuk yang lebih rinci. Tingkatan DFD terdiri atas:
1. Diagram Konteks (Context Diagram)
Diagram konteks merupakan sebuah model proses yang digunakan untuk mendokumentasikan ruang lingkup dari sebuah sistem (Whitten, 2004).
2. Diagram level 0
Diagram level 0 merupakan diagram aliran data yang menggambarkan sebuah event konteks. Diagram ini menunjukkan interaksi antara input, output, dan data store pada setiap proses yang ada.
3. Diagram rinci
Diagram rinci menggambarkan rincian dari proses yang ada pada tingkatan sebelumnya. Diagram ini merupakan diagram dengan tingkatan paling rendah dan tidak dapat diuraikan lagi.
DFD terdiri atas empat simbol. Simbol-simbol tersebut digambarkan pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.7 Simbol-simbol DFD
No Nama Simbol Fungsi
1. External Entity
External entity merupakan kesatuan di lingkungan luar sistem yang dapat berupa orang, organisasi, atau sistem lainnya yang akan memberikan input ataupun menerima output.
(24)
20
No Nama Simbol Fungsi
2. Process 1
Process_1
Proses adalah kegiatan
yang dilakukan oleh orang atau komputer dari arus data yang masuk untuk menghasilkan arus data yang keluar.
3.
Data Flow (Aliran
data)
Data flow atau aliran data yang mengalir diantara proses. Aliran data dapat digambarkan dari bawah ke atas, kiri ke kanan, maupun sebaliknya.
4. Data Store 1 Data Store_1
Data store merupakan
tempat penyimpanan data yang berupa file maupun database di dalam sistem komputer.
Setiap simbol memiliki aturan tersendiri dalam penggunaannya. Aturan-aturan tersebut antara lain:
1. External Entity (Entitas Luar)
(25)
21
a. Data harus bergerak melalui proses, selama data tersebut berhubungan dengan sistem. Jika data tidak berhubungan dengan proses, maka aliran data tidak perlu ditampilkan pada DFD.
b. Entitas luar diberi label dengan sebuah frase kata benda.
2. Process
Aturan penggunaan untuk Process antara lain:
a. Sebuah proses tidak hanya memiliki output. Jika sebuah objek hanya
memiliki output, maka objek tersebut adalah source.
b. Sebuah proses tidak hanya memiliki input. Jika sebuah objek hanya memiliki
sebuah input, maka objek tersebut adalah entitas luar. c. Sebuah proses diberi label dengan sebuah frase kata kerja. 3. Data Flow (Aliran Data)
Aturan penggunaan untuk Data Flow (Aliran Data) antara lain:
a. Sebuah aliran data hanya menggunakan satu arah antar simbol.
b. Sebuah cabang pada aliran data memiliki arti data yang sama dari satu lokasi menuju ke satu atau lebih proses, tempat penyimpanan data, serta entitas luar.
c. Sebuah aliran data tidak dapat bergerak ke proses asalnya sehingga
membutuhkan proses lain untuk menangani, menghasilkan, dan
mengembalikan aliran data ke proses asal.
d. Aliran data atau data flow diberi label dengan frase kata benda.
4. Data Store
Aturan penggunaan untuk Data Store antara lain:
a. Data harus bergerak melalui proses dimana data diterima melalui suatu source untuk disimpan di data store.
(26)
22
b. Data tidak dapat bergerak langsung dari data source menuju external entity. c. Data store diberi label dengan frase kata benda.
2.11 Entity Relationship Diagram (ERD)
Pengertian Entity Relation Diagram (ERD) menurut Jogiyanto (2001) adalah suatu komponen himpunan entitas dan relasi yang dilengkapi dengan atribut yang mempresentasikan seluruh fakta. ERD digunakan untuk menggambarkan model hubungan data dalam sistem yang di dalamnya terdapat hubungan entitas berserta atribut relasinya serta mendokumentasikan kebutuhan sistem untuk pemrosesan data. ERD memiliki 4 jenis objek, antara lain:
1. Entity
Entitas adalah kelompok orang, tempat, objek, kejadian atau konsep tentang apa yang diperlukan untuk menyimpan data (Whitten, 2004). Setiap entitas yang dibuat memiliki tipe untuk mengidentifikasi apakah entitas tersebut bergantung dengan entitas lainnya atau tidak. Tipe entitas merupakan kumpulan objek yang memiliki kesamaan properti yang teridentifikasi oleh perusahaan dan memiliki keberadaan yang independen (Connolly & Begg, 2002). Tipe entitas terdiri atas dua jenis, yaitu:
a. Strong Entity
Strong Entity adalah tipe entitas yang tidak bergantung pada keberadaan
jenis entitas lainnya. Suatu entitas dikatakan kuat apabila tidak tergantung pada entitas lainnya.
b. Weak Entity
Weak Entity adalah tipe entitas yang bergantung pada keberadaan jenis
(27)
23
entitas occurrence yang tidak dapat teridentifikasi secara unik. Entitas occurrence adalah sebuah objek yang secara unik dapat teridentifikasi dengan tipe entitas (Connolly & Begg, 2002).
2. Attribute
Menurut Connolly dan Begg (2002) atribut adalah deskripsi data yang mengidentifikasikan dan membedakan suatu entitas dengan entitas lainnya. Setiap atribut memiliki domain untuk mendefinisikan nilai-nilai potensial yang dapat menguatkan atribut. Atribut domain adalah kumpulan nilai-nilai yang diperbolehkan untuk satu atau lebih atribut (Connolly & Begg, 2002). Atribut dapat dibedakan menjadi 5 jenis, yaitu:
a. Simple Attribute adalah atribut yang terdiri dari komponen tunggal. Simpel
atribut tidak dapat dibagi menjadi komponen yang lebih kecil.
Gambar 2.2 Simbol Simple Attribute
b. Composite Attribute adalah atribut yang terdiri dari beberapa komponen yang
bersifat independen.
Gambar 2.3 Simbol Composite Attribute
c. Single-value Attribute adalah atribut yang memegang nilai tunggal dari suatu
(28)
24
Gambar 2.4 Simbol Single-value Attribut
d. Multi-value Attribute adalah atribut yang dapat memegang nilai lebih dari
suatu entitas.
Gambar 2.5 Simbol Multi-value Attribut
e. Derived Attribute adalah atribut yang mewakili turunan nilai sebuah atribut
yang saling berkaitan dan belum tentu dalam tipe entitas yang sama.
Gambar 2.6 Simbol Derived Attribut
f. Stored Attribute adalah atribut yang menyimpan nilai yang harus disimpan
Gambar 2.7 Simbol Stored Attribut
g. Key Attribute adalah atribut yang menyimpan nilai unik dari setiap entity dari
(29)
25
Gambar 2.8 Simbol Key Attribut
h. Partial Attribute adalah atribut yang menyimpan sebagian nilai dari key attribute, atribut ini dimiliki oleh weak entity.
Gambar 2.9 Simbol Partial Attribut
3. Keys
Beberapa elemen data memiliki nilai yang diperoleh dari entitas tertentu. Elemen penentu dari suatu entitas disebut elemen kunci (key) (Kadir, 2008). Menurut Connolly dan Begg (2002) keys terdiri atas beberapa jenis, yaitu:
a. Candidate Key
Candidate key merupakan set minimal dari suatu atribut yang secara unik
mengidentifikasi setiap occurrence dari tipe entitas. Candidate key tidak boleh null (kosong).
b. Primary Key
Sebuah candidate key yang dipilih untuk mengidentifikasi secara unik tiap kejadian pada suatu entitas. Primary key harus bernilai unique dan tidak boleh
(30)
26
c. Composite Key
Sebuah candidate key yang mempunyai dua atribut atau lebih. Suatu atribut yang membentuk composite key bukanlah kunci sederhana karena
composite key tidak membentuk kunci senyawa.
d. Alternate Key
Sebuah candidate key yang tidak menjadi primary key. Key ini biasa disebut dengan secondary key.
e. Foreign Key
Himpunan atribut dalam suatu relasi yang cocok dengan candidate key dari beberapa relasi lainnya. Foreign key mengacu pada primary key suatu tabel. Nilai foreign key harus sesuai dengan nilai primary key yang diacunya.
4. Relationship
Menurut Whitten (2004) relationship adalah asosiasi bisnis alami antara satu entitas atau lebih. Dalam suatu relasi, entitas yang saling berelasi memiliki kata kerja aktif yang menunjukan bahwa keduanya saling berelasi satu sama lain. Relasi dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
a. General Relationship
Sebuah relasi yang menghubugkan entitas secara umum, seperti strong
entity strong entity atau weak entity weak entity.
(31)
27
b. Identyfying Relationship
Relasi yang digunakan untuk menghubungkan stong entity dengan weak
entity.
Gambar 2.11 Simbol Identyfying Relationship c. Recursive Relationship
Relasi yang digunakan untuk menghubungkan entity yang sama.
Gambar 2.12 Simbol Recursive Relationship
Dalam sebuah relasi antara entity dengan entity yang lain memiliki sebuah
rasio kardinalitas. Rasio kardinalitas memiliki 6 jenis, yaitu:
a. One to One (1 : 1)
Relasi one to one berarti setiap entitas himpunan A hanya berhubungan dengan satu entitas himpunan B, begitu juga sebaliknya.
Gambar 2.13 Simbol One to one b. One to Many (1 : n)
Relasi one to many berarti suatu entitas himpunan A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada entitas himpunan B, namun tidak sebaliknya.
1 1
1
(32)
28
Gambar 2.14 Simbol One to Many c. Many to Many (m : n)
Relasi many to many berarti setiap entitas himpunan A dapat berhubungan dengan entitas pada himpunan B, begitu juga sebaliknya.
Gambar 2.15 Simbol Many to Many d. Relasi rekursif one to one
Relasi rekursif one to one adalah sebuah tipe relasi yang dimana entitasnya mempartisipasi lebih dari satu peran.
e. Relasi superclass/subclass
Untuk setiap relasi superclass/subclass, entitas superclass diidentifikasikan sebagai entitas induk dan entitas subclass sebagai anggotanya.
f. Relasi kompleks
Relasi kompleks adalah tipe relasi yang dimana satu entitas berhubungan dengan entitas lainnya yang dapat membentuk sirkulasi dalam relasi tersebut.
2.12 Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SDLC)
Siklus Hidup Pengembangan Sistem atau Software Development Life
Cycle (SDLC) merupakan suatu bentuk yang digunakan untuk menggambarkan
tahapan utama dan langkah–langkah di dalam tahapan tersebut dalam proses 1
n
1
1
1 m
n
(33)
29
pengembangannya. Kegiatan pengembangan sistem dapat diartikan sebagai kegiatan membangun sistem baru untuk mengganti, memperbaiki atau meningkatkan fungsi sistem yang sudah ada. (Kusrini & Koniyo, 2007)
Menurut Kendall dan Kendall (2010) system development life cycle terdiri dari tujuh fase yaitu:
1. Identifikasi masalah, peluang dan tujuan
Dalam tahap pertama, seorang sistem analis mengidentifikasi masalah, pulang dan tujuan yang akan dicapai. Tahap ini merupakan langkah penting
karena menyangkut pengumpulan informasi mengenai kebutuhan
konsumen/pengguna.
Aktivitas dalam tahap ini meliputi observasi atau wawancara kepada narasumber yang berkepentingan, menyimpulkan pengetahuan yang telah
diperoleh, mengestimasi cakupan permasalahan/proyek, dan
mendokumentasikan hasil-hasil yang telah didapat pada proses sebelumnya.
2. Menentukan kebutuhan informasi
Pada tahap kedua ini, sistem analis menentukan apa saja kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna/konsumen. Tahap ini berfokus pada menentukan sample dan memeriksa data mentah, wawancara, observasi pembuat keputusan dan lingkungan perusahaan, serta membuat prototyping.
3. Menganalisis kebutuhan sistem
Tahap ketiga yaitu menganalisis kebutuhan-kebutuhan sistem yang akan digunakan nantinya sebelum proses coding. Perangkat yang digunakan dalam tahap ini ialah penggunaan diagram aliran data untuk menyusun input, proses dan output secara teratur.
(34)
30
4. Merancang sistem yang direkomendasikan
Dalam tahap ini, sistem analis akan merancang prosedur data entry sedemikian rupa sehingga data yang dimasukan kedalam sistem benar-benar sesuai dengan kebutuhan informasi yang telah dibuat sebelumnya. Proses ini berfokus pada rancangan struktur data, arsitektur software, representasi
interface, dan detail (algoritma) prosedural.
5. Mengembangkan dan mendokumentasikan perangkat lunak
Pada tahap ini merupakan proses membuat kode (code generation). Coding atau pengkodean merupakan penerjemahan desain dalam bahasa yang bisa dikenali oleh komputer. Programmer akan menerjemahkan transaksi yang diminta oleh user, serta menerjemahkan rancangan sistem yang telah dibuat oleh sistem analis sebelumnya.
6. Menguji dan mempertahankan sistem
Sebelum sebuah sistem dapat digunakan, pada tahap ini akan dilakukan pengujian terlebih dahulu. Tujuan dari testing/pengujian adalah menemukan kesalahan-kesalahan terhadap sistem tersebut yang kemudian bisa segera diperbaiki.
7. Mengimplementasikan dan mengevaluasi sistem
Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam pengembangan sistem, yang melibatkan pelatihan bagi pemakai agar dapat menggunakan sistem dengan baik. Selain itu juga, dalam tahap ini sistem analis perlu merencanakan pengembangan sistem untuk kedepannya. Proses ini mencakup pengubahan
(35)
31
Dari penjelassan fase-fase SDLC diatas dapat digambarkan sebagai berikut:
(36)
32
BAB III
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1 Identifikasi Masalah, Peluang dan Tujuan
Tahap pertama yaitu melakukan identifikasi masalah dan melakukan pengumpulan data dengan cara wawancara pemilik perusahaan CV Tidar Jaya dan observasi. Setiap perusahaan atau sebuah organisai memiliki struktur organisasi begitu pula dengan CV Tidar Jaya. Adapun struktur organisasi dari CV Tidar Jaya dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut ini:
Pemilik Perusahaan
Bagian Penjualan Bagian Produksi Bagian Pembelian
Divisi Cetak
Divisi Desain Divisi
Penjilidan
Bagian Pengiriman
Gambar 3.1 Struktur Organisasi
Dari hasil wawancara diperoleh permasalahan yaitu seringnya terjadi keterlambatan penyelesaian pekerjaan. Keterlambatan tersebut diakibatkan oleh datangnya pesanan dengan prioritas khusus yang harus didahulukan proses produksinya tanpa memikirkan atau melihat pesanan lain. Selain itu, pihak perusahaan saat menerima pesanan tidak dapat menentukan secara akurat kapan pesanan tersebut dapat diselesaikan, mereka selalu memperkirakan kapan pesanan itu selesai. Untuk lebih jelasnya lihat Tabel 3.1 dan Gambar 3.2.
(37)
33
Tabel 3.1 Rule Penerimaan Pesanan dan Proses Produksi
Stakeholder Proses Rule Policy
Pelanggan Mengirimkan
Pesanan - -
Bagian Penjualan
Menerima pesanan berprioritas
Bagian penjualan
setelah menerima
pesanan,
menentukan apakah
pesanan tersebut
merupakan pesanan khusus atau tidak.
Dalam artian
pesanan khusus
adalah pesanan
yang tanggal jatuh
tempo ditentukan
oleh pelanggan
sesuai dengan
kebijakan yang ada.
[R1]
Pihak perusahaan
akan menerima
pesanan yang
berprioritas khusus apabilah pelanggan menerima
kesepakatan dengan
membayar lebih
besar dari pesanan
lainnya yang
memiliki jumlah dan jenis pesanan yang sama. Selain itu juga tanggal jatuh tempo yang diberikan oleh
pelanggan masih
memungkinkan
untuk dilakukan
produksi.
Bagian Produksi
Pemeriksaan
pesanan yang
memiliki prioritas khusus
Bagian produksi
memeriksa faktur
yang didapat dari
bagian penjualan
apakah ada pesanan
yang berprioritas
khusus atau tidak.
Jika terdapat
pesanan yang
berprioritas khusus
akan didahulukan
proses produksinya dengan
menghentikan proses normal yang telah berjalan. Jika
tidak, maka
dilakukan proses
produksi
berdasarkan nomor faktur. [R2]
(38)
34
Docflow Penerimaan dan Proses Produksi
Bagian Produksi Bagian Penjualan
Pelanggan
Start
Mengirimkan Pesanan
Memperkirakan Tanggal Jatuh
Tempo [R1]
Pesanan
Faktur
Faktur
Faktur
Faktur
Prioritas Khusus
[R2]
End Mendahulukan
Produksi Berprioritas y
t
Proses Produksi Masih ada antrian khusus
y
t
Gambar 3.2 Document Flow Penerimaan Pesanan dan Proses Produksi
Penjelasan document flow penerimaan pesanan dan proses produksi pada Gambar 3.2 bisa dilihat pada Tabel 3.2.
(39)
35
Tabel 3.2 Penjelasan Document Flow Penerimaan Pesanan dan Proses Produksi
Nama Proses Keterangan Output
Mengirimkan Pesanan
Pelanggan melakukan
pengiriman pesanan
secara langsung atau
melalui kurir yang
tersedia
Pesanan cetak (detail
pesanan)
Memperkirakan tanggal jatuh tempo
Berdasarkan pesanan
yang datang, pihak
perusahaan
memperkirakan tanggal
jatuh tempo penyelesaian pesanan. Kemudian pihak perusahaan membuat 2 rangkap faktur, faktur pertama diberikan kepada
pelanggan untuk
digunakan sebagai bukti
pengambilan pesanan.
Faktur berikutnya
diberikan pada bagian produksi sebagai acuan kerja.
Faktur pesanan
Mendahulukan produksi berprioritas
Produksi yang memiliki
prioritas khusus
dilakukan terlabih dahulu dan jika terdapat pesanan
yang sedang diproses
maka pesanan terebut
dihentikan proses
produksinya.
-
Proses produksi
Proses produksi pesanan
normal dilakukan
berdasarkan nomor faktur (urutan kedatangan), jika terdapat pesanan khusus maka proses produksi dilakukan setelahnya.
-
Setelah menjelaskan document flow penerimaan pesanan dan proses produksi, Tabel 3.3 merupakan tugas dan tanggung jawab dari bagian penjualan dan bagian produksi.
(40)
36
Tabel 3.3 Tugas dan Tanggung Jawab Bagian Penjualan dan Bagian Produksi
Pengguna Tugas Tanggung Jawab
Bagian Penjualan
1. Mencatat data transaksi
2. Menentukan tanggal jatuh
tempo (due date)
3. Membuat faktur penjualan
1. Bertanggung jawab
terhadap proses
pencatatan data transaksi
2. Bertanggung jawab
terhadap proses
penentuan tanggal jatuh tempo
Bagian Produksi
1. Menentukan daftar produksi
2. Proses produski
Bertanggung jawab terhadap
daftar prosuksi pesanan
yang mana akan diprosuksi terlebih dahulu
Setelah mengetahui tugas bagian pembelian dan bagian produksi, tugas-tugas tersebut akan dianalisis agar bisa mengurangi permasalahan keterlambatan dalam penyelesaian pesanan.
3.1.1 Analisi tugas bagian penjualan
Bagian penjualan dalam menentukan tanggal jatuh tempo hanya berdasarkan perkiraan karena perusahaan CV Tidar Jaya tidak memiliki sistem yang mampu menghitung tanggal jatuh tempo berdasarkan pesanan yang masuk.
3.1.2 Analisi tugas bagian penjualan
Bagian pembelian melihat faktur yang diberikan oleh bagian penjualan untuk digunakan sebagai acuan kerja. Jika dalam pesanan yang masuk terdapat pesanan dengan prioritas khusus, maka pesanan tersebut dilakukan produksi terlebih dahulu dan pesanan yang tidak berprioritas dihentikan menunggu sampai pesanan berprioritas selesai diproduksi. Jika tidak terdapat pesanan yang berprioritas khusus, maka produksi akan dilakukan berdasarkan waktu kedatangan pesanan.
(41)
37
Setelah melakukan analisis tugas masing-masing pengguna, maka ditemukan beberapa kelemahan yang harus diselesaikan. Solusi yang diberikan yaitu membuat sistem penjadwalan produksi dengan menggunakan metode
earliest due date (EDD) yang akan memudahkan dalam penentuan tanggal jatuh
tempo dan penjadwalan produksi.
3.2 Elisitasi Kebutuhan Informasi
Sistem Penjadwalan Produksi dengan menggunakan metode Earliest Due
Date (EDD) membutuhkan data produk, data transaksi (pesanan), data jenis
mesin, data karyawan, data pelangan, data produksi dan laporan pesanan yang akan dijadwalkan. Berikut ini penjelasan mengenai data-data yang dibutuhkan oleh manajer, bagian penjualan dan bagian produksi:
3.2.1 Kebutuhan informasi untuk manajer
Berikut ini adalah kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh manajer:
a. Data Karyawan
Data karyawan merupakan data-data yang berisi informasi mengenai karyawan perusahaan yang digunakan oleh perusahaan dalam memenuhi kegiatan oprasional.
b. Data Jenis Mesin
Data jenis mesin merupakan data-data yang berisi informasi mengenai jenis mesin yang digunakan oleh perusahaan dalam memenuhi kegiatan oprasional.
c. Data Produk
Data produk merupakan data-data yang berisi informasi mengenai produk apa saja yang dijual oleh perusahaan dalam memenuhi kegiatan oprasional.
(42)
38
3.2.2 Kebutuhan informasi untuk bagian penjualan
Berikut ini adalah kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh bagian penjualan:
a. Data produk
Data produk merupakan data-data yang berisi informasi mengenai produk apa saja yang dijual oleh perusahaan dalam memenuhi kegiatan oprasional.
b. Data Pelanggan
Data pelanggan merupakan data-data yang berisi informasi mengenai pelanggan tetap yang dimiliki oleh perusahaan dalam memenuhi kegiatan oprasional.
c. Data transaksi
Data transaksi merupakan data-data yang berisi informasi mengenai pesanan yang masuk pada pihak perusahaan. Data transaksi yang digunakan oleh bagian penjualan yaitu (1) jumlah pesanan; (2) jenis pesanan.
d. Data jenis mesin
Data jenis mesin merupakan data-data yang berisi informasi mengenai jenis mesin yang digunakan oleh perusahaan dan kemampuan setiap mesin dalam melakukan proses cetak.
e. Data produksi
Data produksi merupakan data-data yang berisi informasi mengenai pesanan yang sedang diproduksi. Data produksi yang digunakan oleh bagian penjualan yaitu due date pesanan terakhir yang sedang diproes.
Dengan sistem yang baru, bagian penjualan menggunakan fungsi-fungsi sebagai berikut:
(43)
39
1. Pencatatan transaksi
2. Menentukan atau perhitungan tanggal jatuh tempo (due date)
3. Membuat laporan pesanan yang akan dijadwalkan
4. Membuat faktur penjualan
3.2.3 Kebutuhan informasi untuk bagian produksi
Berikut ini adalah kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh bagian produksi:
a. Laporan pesanan yang akan dijadwalakan
Laporan pesanan yang akan dijadwalkan merupakan laporan yang berisi informasi mengenai jenis pesanan yang masuk, jumlah pesanan dan tanggal jatuh tempo setiap pesanan.
b. Data jenis mesin
Data jenis mesin yang digunakan oleh bagian produksi yaitu waktu mesin menunggu dan kemampuan setiap mesin dalam melakukan proses cetak.
Dengan sistem yang baru, bagian produksi menggunakan fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Menghitung waktu proses
2. Melakukan penjadwalan
Sesuai dengan hasil menentukan kebutuhan informasi yang sudah dijabarkan diatas, terdapat beberapa fungsi yang tidak perlu dilakukan dan penambahan fungsi baru pada sistem yang akan dibuat. Perbandingan fungsi-fungsi saat ini dengan fungsi-fungsi-fungsi-fungsi baru dapat dilihat pada Tabel 3.4.
(44)
40
Tabel 3.4 Perbandingan Fungsi-Fungsi Saat Ini dengan Fungsi-Fungsi Baru
Pengguna Fungsi Keterangan
Saat Ini Baru
Bagian Penjualan Mencatat data transaksi Mencatat data transaksi
Fungsi mencatat data transaksi
dilakukan secara manual.
Fungsi ini digantikan dengan mencatat data transaksi pada database
Menentukan tanggal jaatuh
tempo (due
date)
Perhitangan
due date
Fungsi menentukan tanggal jatuh
tempo dilakukan dengan
memperkirakan tanpa adanya
perhitungan. Fungsi ini diganti dengan fungsi perhitungan due date Membuat Faktur Penjualan Membuat Faktur Penjualan
Fungsi membuat faktur penjualan dilakukan secara manual. Fungsi ini digantikan dengan pembuatan faktur penjualan secara otomatis dari sistem
-
Membuat laporan pesanan
yang akan
dijadwalkan
Fungsi membuat laporan pesanan yang akan dijadwalkan digunakan sebagai acuan dalam pembuatan penjadwalan.
Menentukan daftar produksi
-
Fungsi ini diganti dengan dua fungsi, yaitu:
1. Menghitung waktu proses
2. Penjadwalan produksi
Bagian Produksi - Menghitung waktu proses
Fungsi ini menggantikan fungsi menentukan daftar produksi
- Penjadwalan
produksi
Fungsi ini menggantikan fungsi menentukan daftar produksi
3.3 Analisis Kebutuhan Sistem
Analisis kebutuhan sistem yaitu melakukan identifikasi kebutuhan fungsional dan nonfungsional sistem penjadwalan produksi untuk dapat menentukan modul-modul pada sistem yang akan dibuat.
(45)
41
3.3.1 Manajer
Manajer perusahaan memiliki 3 fungsi yaitu mencatat data produk, mencatat data jenis mesin dan mencatat data karyawan. Adapun penjelasan setiap fungsi dapat dilihat sebagai berikut:
a. Fungsi mencatat data produk
Keterangan dari fungsi mencatat data produk oleh manajer dapat dilihat pada tabel 3.5.
Tabel 3.5 Keterangan Fungsi Mencatat Data Produk
Nama Fungsi Mencatat Data Produk
Stakeholder Manajer
Deskripsi Mencatat data produk yang akan digunakan untuk proses
transaksi
Kondisi Awal -
Alur Normal
Aksi Pengguna Respon Sistem
Mengisi Data Produk
1. User memilih menu produk.
1. Sistem Menampilkan
menu produk. 2. User memasukan data
produk, lalu menekan tombol insert.
2. Sistem melakukan
pemeriksaan terhadap
inputan masing-masing
field.
a. Jika ada kesalahan
input, maka sistem
akan memberitahukan kesalahan yang terjadi.
b. Sistem akan
menyimpan data
produk tersebut dalam database. Setelah data
berhasil tersimpan,
akan muncul pesan bahwa proses simpan berhasil dilakukan.
c. Sistem menampilkan
data produk yang telah dicatat.
(46)
42
Nama Fungsi Mencatat Data Produk
User salah memasukan
username/password.
Sistem menampilkan pesan "Username/Password Salah" dan sistem tetap berada di menu login.
User salah mengisi data
produk.
Sistem menampilkan pesan
peringatan yang
memberitahukan kesalahan
yang sedang terjadi.
User belum mengisi semua field dan menekan tombol insert.
Sistem menampilkan pesan "Data tidak lengkap"
Kondisi
Akhir Data Produk tersimpan
Kebutuhan
Non-Fungsional
Peformance
Respon Time Sistem menampilkan hasil
request oleh user dalam waktu
maksimal 2 detik. Security
Otentikasi user Sistem melakukan otentikasi
terhadap user dengan cara
pengecekan username dan
password yang dimasukan oleh user.
Correctness Pengecekan input di setiap
field oleh sistem
Sistem melakukan
pemeriksaan untuk setiap input
pada masing-masing field.
Pemeriksaan dilakukan untuk
mendeteksi kesalahan
pengisian data.
b. Fungsi Mencatat Data Jenis Mesin
Keterangan dari fungsi mencatat data jenis mesin oleh manajer dapat dilihat pada tabel 3.6.
Tabel 3.6 Keterangan Fungsi Mencatat Data Jenis Mesin
Nama Fungsi Mencatat Data Produk
Stakeholder Manajer
Deskripsi Mencatat data jenis mesin yang akan digunakan untuk proses
(47)
43
Nama Fungsi Mencatat Data Produk
Kondisi Awal -
Alur Normal
Aksi Pengguna Respon Sistem
Mengisi Data Produk
1. User memilih menu jenis mesin.
1. Sistem Menampilkan
menu jenis mesin. 2. User memasukan data
jenis mesin, lalu
menekan tombol insert.
2. Sistem melakukan
pemeriksaan terhadap
inputan masing-masing
field.
a. Jika ada kesalahan
input, maka sistem
akan memberitahukan kesalahan yang terjadi.
b. Sistem akan
menyimpan data
produk tersebut dalam database. Setelah data
berhasil tersimpan,
akan muncul pesan bahwa proses simpan berhasil dilakukan.
c. Sistem menampilkan
data produk yang telah dicatat.
Alur Eksepsi
Aksi Pengguna Respon Sistem
User salah memasukan
username/password.
Sistem menampilkan pesan "Username/Password Salah" dan sistem tetap berada di menu login.
User salah mengisi data
produk.
Sistem menampilkan pesan
peringatan yang
memberitahukan kesalahan
yang sedang terjadi.
User belum mengisi semua field dan menekan tombol insert.
Sistem menampilkan pesan "Data tidak lengkap"
Kondisi
Akhir Data Jenis Mesin Tersimpan
Kebutuhan
Non-Fungsional
Peformance
Respon Time Sistem menampilkan hasil
request oleh user dalam waktu
maksimal 2 detik. Security
(48)
44
Nama Fungsi Mencatat Data Produk
terhadap user dengan cara
pengecekan username dan
password yang dimasukan oleh user.
Correctness Pengecekan input di setiap
field oleh sistem
Sistem melakukan
pemeriksaan untuk setiap input
pada masing-masing field.
Pemeriksaan dilakukan untuk
mendeteksi kesalahan
pengisian data.
c. Fungsi Mencatat Data Karyawan
Keterangan dari fungsi mencatat data karyawan oleh manajer dapat dilihat pada tabel 3.7.
Tabel 3.7 Keterangan Fungsi Mencatat Data Karyawan
Nama Fungsi Mencatat Data Produk
Stakeholder Manajer
Deskripsi Mencatat data karyawan yang akan digunakan untuk proses
transaksi
Kondisi Awal -
Alur Normal
Aksi Pengguna Respon Sistem
Mengisi Data Produk
1. User memilih menu produk.
1. Sistem Menampilkan
menu produk. 2. User memasukan data
produk, lalu menekan tombol insert.
2. Sistem melakukan
pemeriksaan terhadap
inputan masing-masing
field.
a. Jika ada kesalahan
input, maka sistem
akan memberitahukan kesalahan yang terjadi.
b. Sistem akan
menyimpan data
produk tersebut dalam database. Setelah data
berhasil tersimpan,
(49)
45
Nama Fungsi Mencatat Data Produk
bahwa proses simpan berhasil dilakukan.
c. Sistem menampilkan
data produk yang telah dicatat.
Alur Eksepsi
Aksi Pengguna Respon Sistem
User salah memasukan
username/password.
Sistem menampilkan pesan "Username/Password Salah" dan sistem tetap berada di menu login.
User salah mengisi data
produk.
Sistem menampilkan pesan
peringatan yang
memberitahukan kesalahan
yang sedang terjadi.
User belum mengisi semua field dan menekan tombol insert.
Sistem menampilkan pesan "Data tidak lengkap"
Kondis Akhir Data Karyawan tersimpan
Kebutuhan
Non-Fungsional
Peformance
Respon Time Sistem menampilkan hasil
request oleh user dalam waktu
maksimal 2 detik. Security
Otentikasi user Sistem melakukan otentikasi
terhadap user dengan cara
pengecekan username dan
password yang dimasukan oleh user.
Correctness Pengecekan input di setiap
field oleh sistem
Sistem melakukan
pemeriksaan untuk setiap input
pada masing-masing field.
Pemeriksaan dilakukan untuk
mendeteksi kesalahan
pengisian data.
3.3.2 Bagian Penjualan
Bagian penjualan memiliki 4 fungsi yaitu mencatat data transaksi, perhitungan due date, membuat faktur penjualan dan membuat laporan pesanan
(50)
46
yang akan dijadwalkan. Adapun penjelasan setiap fungsi dapat dilihat sebagai berikut:
a. Fungsi mencatat data transaksi
Keterangan dari fungsi mencatat data transaksi oleh bagian penjualan dapat dilihat pada tabel 3.8.
Tabel 3.8 Keterangan Fungsi Mencatat Data Transaksi
Nama Fungsi Mencatat Data Trasnsaksi
Stakeholder Bagian Penjualan
Deskripsi Mencatat data transaksi yang akan digunakan untuk proses
produksi
Kondisi Awal 1. Sudah mencatat data produk
2. Sudah mencatat data karyawan
Alur Normal
Aksi Pengguna Respon Sistem
Mengisi Data Transaksi
1. User memilih menu transaksi.
1. Sistem Menampilkan menu
transaksi. 2. User memasukan data
transaksi, lalu menekan tombol insert.
2. Sistem melakukan
pemeriksaan terhadap
inputan masing-masing
field.
a. Jika ada kesalahan
input, maka sistem
akan memberitahukan kesalahan yang terjadi.
b. Sistem akan
menyimpan data
transaksi tersebut
dalam database. Setelah data berhasil tersimpan,
akan muncul pesan
bahwa proses simpan berhasil dilakukan.
c. Sistem menampilkan
data transaksi yang
telah dicatat.
(51)
47
Nama Fungsi Mencatat Data Trasnsaksi
User salah memasukan
username/password.
Sistem menampilkan pesan "Username/Password Salah" dan sistem tetap berada di menu login.
User salah mengisi data
transaksi.
Sistem menampilkan pesan
peringatan yang
memberitahukan kesalahan
yang sedang terjadi.
User belum mengisi semua field dan menekan tombol insert.
Sistem menampilkan pesan "Data tidak lengkap"
Kondisi
Akhir Data Transaksi tersimpan
Kebutuhan
Non-Fungsional
Peformance
Respon Time Sistem menampilkan hasil
request oleh user dalam waktu
maksimal 2 detik. Security
Otentikasi user Sistem melakukan otentikasi
terhadap user dengan cara
pengecekan username dan
password yang dimasukan oleh user.
Correctness Pengecekan input di setiap
field oleh sistem
Sistem melakukan
pemeriksaan untuk setiap input
pada masing-masing field.
Pemeriksaan dilakukan untuk
mendeteksi kesalahan
pengisian data.
b. Fungsi perhitungan due date
Keterangan dari fungsi perhitungan due date oleh bagian penjualan dapat dilihat pada tabel 3.9.
Tabel 3.9 Keterangan Fungsi Perhitungan Due Date
Nama Fungsi Perhitungan Due Date
Stakeholder Bagian Penjualan
Deskripsi Melakukan perhitungan due date yang akan digunakan untuk
(52)
48
Nama Fungsi Perhitungan Due Date
Kondisi Awal
1. Sudah mencatat data produk
2. Sudah mencatat data jenis mesin
3. Sudah mencatat data transaksi
Alur Normal
Aksi Pengguna Respon Sistem
Perhitungan Due Date
1. User memilih menu transaksi.
1. Sistem Menampilkan menu
transaksi. 2. User memilih button
“normal” atau “prioritas khusus”.
2. Jika memilih “normal”, text box jumlah item akan
tampil dan sistem akan
melakukan perhitungan
berdasarkan jumlah item
pesanan. Jika memilih
“prioritas khusus”, user
hanya perlu memasukan
due date pada text box due date.
Aksi Pengguna Respon Sistem
User salah memasukan username/password.
Sistem menampilkan pesan "Username/Password Salah" dan sistem tetap berada di menu login.
User salah mengisi data
transaksi.
Sistem menampilkan pesan
peringatan yang
memberitahukan kesalahan
yang sedang terjadi.
User belum mengisi semua field dan menekan tombol insert.
Sistem menampilkan pesan "Data tidak lengkap"
User salah mengisi jumlah
item pesanan dan due date.
Sistem menamppilkan pesan
peringatan yang
memberitahukan kesalahan
yang sedang terjadi.
User memasukan due date
khusus dan menekan button
“cek
Sistem akan melakukan
pemeriksaan apakah due date
yang dimasukan dapat
diproduksi atau tidak. Jika tidak dapat dilakukan produksi,
sistem akan menampilkan
pesan “Pesanan tidak dapat diproduksi”. Sebaliknya jika due date yang dimasukan dapat
diproduksi maka sistem akan
menampilkan pesan “pesanan dapat diproduksi”.
(53)
49
Nama Fungsi Perhitungan Due Date
Kondisi
Akhir Hasil perhitungan due date tersimpan
Kebutuhan
Non-Fungsional
Peformance
Respon Time Sistem menampilkan hasil
request oleh user dalam waktu
maksimal 2 detik. Security
Otentikasi user Sistem melakukan otentikasi
terhadap user dengan cara
pengecekan username dan
password yang dimasukan oleh user.
Correctness Pengecekan input di setiap
field oleh sistem
Sistem melakukan
pemeriksaan untuk setiap input
pada masing-masing field.
Pemeriksaan dilakukan untuk
mendeteksi kesalahan
pengisian data.
c. Fungsi membuat faktur penjualan
Keterangan dari fungsi membuat faktur penjualan oleh bagian penjualan dapat dilihat pada tabel 3.10.
Tabel 3.10 Keterangan Fungsi Membuat Faktur Penjualan
Nama Fungsi Membuat Faktur Penjualan
Stakeholder Bagian Penjualan
Deskripsi Mencetak data transaksi yang telah berhasi disimpan
Kondisi Awal
1. Sudah mencatat data produk
2. Sudah mencatat data transaksi
3. Sudah melakukan perhitungan due date
Alur Normal
Aksi Pengguna Respon Sistem
Mencetak Faktur Penjualan 1. User memilih menu
transaksi.
1. Sistem Menampilkan menu
transaksi.
2. User memilih button
cetak.
2. Sistem akan mnampilkan
data transaksi yang telah disimpan sebelumnya dan setelah itu sistem akan
(54)
50
Nama Fungsi Membuat Faktur Penjualan
mencetak faktur penjualan.
Alur Eksepsi
Aksi Pengguna Respon Sistem
User salah memasukan username/password.
Sistem menampilkan pesan "Username/Password Salah" dan sistem tetap berada di menu login.
User salah mengisi data
transaksi.
Sistem menampilkan pesan
peringatan yang
memberitahukan kesalahan
yang sedang terjadi.
User belum mengisi semua field dan menekan tombol insert.
Sistem menampilkan pesan "Data tidak lengkap"
User salah mengisi jumlah
item pesanan dan due date.
Sistem menamppilkan pesan
peringatan yang
memberitahukan kesalahan
yang sedang terjadi.
User belum mengisi semua field dan menekan tombol
cetak.
Sistem menampilkan pesan "Data tidak tersedia"
Kondisi
Akhir Faktur penjualan telah tercetak
Kebutuhan
Non-Fungsional
Peformance
Respon Time Sistem menampilkan hasil
request oleh user dalam waktu
maksimal 2 detik. Security
Otentikasi user Sistem melakukan otentikasi
terhadap user dengan cara
pengecekan username dan
password yang dimasukan oleh user.
Correctness Pengecekan input di setiap
field oleh sistem
Sistem melakukan
pemeriksaan untuk setiap input
pada masing-masing field.
Pemeriksaan dilakukan untuk
mendeteksi kesalahan
(55)
51
d. Fungsi membuat laporan pesanan yang akan dijadwalkan
Keterangan dari fungsi membuat laporan pesanan yang akan dijadwalkan oleh bagian penjualan dapat dilihat pada tabel 3.11.
Tabel 3.11 Keterangan Fungsi Membuat Laporan Pesanan yang Akan Dijadwalkan
Nama Fungsi Membuat Laporan Pesanan yang Akan Dijadwalkan Stakeholder Bagian Penjualan
Deskripsi Membuat laporan pesanan yang akan dijadwalkan sebagai data
untuk pembuatan penjadwalan produksi
Kondisi Awal
1. Sudah mencatat data produk
2. Sudah mencatat data transaksi
3. Sudah melakukan perhitungan due date
Alur Normal
Aksi Pengguna Respon Sistem
Menampilkan Pesanan Per-periode
1. User memilih menu laporan pesanan yang akan dijadwalkan.
1. Sistem Menampilkan menu
laporan pesanan yang akan dijadwalkan.
2. User memasukan tanggal
periode pesanan.
2. Sistem Menampilkan
pesanan per-periode.
Mencetak Laporan Pesanan Per-periode
User menekan tombol print Sistem mencetak laporan
pesanan yang akan
dijadwalkan.
Alur Eksepsi
Aksi Pengguna Respon Sistem
User salah memasukan username/password.
Sistem menampilkan pesan "Username/Password Salah" dan sistem tetap berada di menu login.
User salah mengisi data
transaksi.
Sistem menampilkan pesan
peringatan yang
memberitahukan kesalahan
yang sedang terjadi.
User belum mengisi semua field dan menekan tombol insert.
Sistem menampilkan pesan "Data tidak lengkap"
User salah mengisi jumlah
item pesanan dan due date.
Sistem menamppilkan pesan
peringatan yang
memberitahukan kesalahan
(56)
52
Nama Fungsi Membuat Laporan Pesanan yang Akan Dijadwalkan User belum mengisi semua
field dan menekan tombol
cetak.
Sistem menampilkan pesan "Data tidak tersedia"
Kondisi
Akhir Laporan pesanan yang akan dijadwalkan tersimpan
Kebutuhan
Non-Fungsional
Peformance
Respon Time Sistem menampilkan hasil
request oleh user dalam waktu
maksimal 2 detik. Security
Otentikasi user Sistem melakukan otentikasi
terhadap user dengan cara
pengecekan username dan
password yang dimasukan oleh user.
Correctness Pengecekan input di setiap
field oleh sistem
Sistem melakukan
pemeriksaan untuk setiap input
pada masing-masing field.
Pemeriksaan dilakukan untuk
mendeteksi kesalahan
pengisian data.
3.3.3 Bagian Produksi
Bagian produksi memiliki 2 fungsi yaitu menghitung waktu proses dan penjadwalan produksi. Adapun penjelasan setiap fungsi dapat diliat sebagai berikut:
a. Fungsi menghitung waktu proses
Keterangan dari fungsi menghitung waktu proses oleh bagian produksi dapat dilihat pada tabel 3.12.
Tabel 3.12 Keterangan Fungsi Menghitung Waktu Proses
Nama Fungsi Perhitungan Waktu Proses
Stakeholder Bagian Produksi
Deskripsi Melakukan perhitungan waktu proses yang akan digunakan
(57)
53
Nama Fungsi Perhitungan Waktu Proses
Kondisi Awal Sudah membuat laporan pesanan yang akan dijadwalkan
Alur Normal
Aksi Pengguna Respon Sistem
Perhitungan Waktu Proses
1. User memilih menu penjadwalan.
1. Sistem Menampilkan menu
penjadwalan. 2. User memilih laporan
pesanan yang akan
dijadwalkan.
2. Sistem akan menampilkan
pesanan yang akan
dijadwalkan berdasarkan
periode yang dipilih.
Setelah itu sistem akan secara otomatis melakukan perhitungan waktu proses berdasarkan jenis pesanan dan banyaknya item per pesanan.
Alur Eksepsi
Aksi Pengguna Respon Sistem
User salah memasukan username/password.
Sistem menampilkan pesan "Username/Password Salah" dan sistem tetap berada di menu login.
User salah memilih periode
pesanan.
Sistem menampilkan pesan
peringatan yang
memberitahukan kesalahan
yang sedang terjadi.
Kondisi Akhir
Muncul hasil perhitunga waktu proses pada kolom waktu proses
Kebutuhan
Non-Fungsional
Peformance
Respon Time Sistem menampilkan hasil
request oleh user dalam waktu
maksimal 2 detik. Security
Otentikasi user Sistem melakukan otentikasi
terhadap user dengan cara
pengecekan username dan
password yang dimasukan oleh user.
Correctness Pengecekan input di setiap
field oleh sistem
Sistem melakukan
pemeriksaan untuk setiap input
pada masing-masing field.
Pemeriksaan dilakukan untuk
mendeteksi kesalahan
(58)
54
b. Fungsi penjadwalan produksi
Keterangan dari fungsi penjadwalan produksi oleh bagian produksi dapat dilihat pada tabel 3.13.
Tabel 3.13 Keterangan Fungsi Penjadwalan Produksi
Nama Fungsi Penjadwalan Produksi
Stakeholder Bagian Produksi
Deskripsi Melakukan penjadwalan produksi menggunakan metode earliest due date
Kondisi Awal 1. Sudah membuat laporan pesanan yang akan dijadwalkan
2. Perhitungan waktu proses selesai dilakukan
Alur Normal
Aksi Pengguna Respon Sistem
Penjadwalan Produksi
1. User memilih menu penjadwalan.
1. Sistem Menampilkan menu
penjadwalan. 2. User menekan tombol
penjadwalan
2. Sistem akan melakukan
proses penjadwalan
menggunakan metode
earlies due date.
Alur Eksepsi
Aksi Pengguna Respon Sistem
User salah memasukan username/password.
Sistem menampilkan pesan "Username/Password Salah" dan sistem tetap berada di menu login.
User salah memilih periode
pesanan.
Sistem menampilkan pesan
peringatan yang
memberitahukan kesalahan
yang sedang terjadi.
Kondisi
Akhir Muncul hasil perhitunga penjadwalan
Kebutuhan
Non-Fungsional
Peformance
Respon Time Sistem menampilkan hasil
request oleh user dalam waktu
maksimal 2 detik. Security
Otentikasi user Sistem melakukan otentikasi
terhadap user dengan cara
pengecekan username dan
password yang dimasukan oleh user.
(59)
55
Nama Fungsi Penjadwalan Produksi
Pengecekan input di setiap
field oleh sistem
Sistem melakukan
pemeriksaan untuk setiap input
pada masing-masing field.
Pemeriksaan dilakukan untuk
mendeteksi kesalahan
pengisian data.
3.4 Merancang Sistem yang Direkomendasikan
Setelah mengetahui beberapa kekurangan sistem yang ada saat ini, maka dibuatkan perancangan sistem yang baru. Dengan perancangan sistem yang baru, bagian penjualan tidak lagi memperkirakan tanggal jatuh tempo tetapi mendapatkan tanggal jatuh tempo melalu perhitungan dari aplikasi. Serta terdapatnya penjadwalan produksi yang digunakan sebagai acuan kerja bagian produksi, sehingga tidak lagi mendahulukan pekerjaan yang mengorbankan pekerjaan lainnya. Untuk lebih jelasnya lihat Gambar 3.3.
(60)
56
System Flow Penjadwalan Produksi
Manajer Bagian Produksi
Bagian Penjualan
Start
Daftar Pesanan
Menentukan Due Date
Jenis Mesin Memvalidasi
Jenis Pesanan
Membuat Daftar Transaksi
Transaksi Produk
Menentukan Waktu Proses
Proses Perhitungan
EDD
Penjadwalan
Laporan Penjadwalan
End
Cetak Laporan Penjadwalan
Penjadwalan
Transaksi per-periode
Data Pelanggan
Data Karyawan
Cetak Laporan Transaksi
Laporan Transaksi
Gambar 3.3 System Flow Baru Penjadwalan Produksi
Penjelasan system flow baru penjadwaan produksi pada Gambar 3.3 dapat dilihat pada Tabel 3.14.
(1)
114
Gambar 4.23 Hasil Perhitungan Aplikasi Metode EDD
4.4 Perhitungan Kepuasan Pelanggan
Perhitungan ini dimaksudkan untuk melihat apakah sistem yang dibangun sesuai dengan yang diharapkan dan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan. Pada tahap ini dilakukan perhitungan yang dilakukan secara manual dari hasil kuesioner yang telah disebar selama 2 periode pada pelanggan CV Tidar Jaya. Hasi perhitungan kuesionedapat dilihat pada table 4.9 dan table 4.10.
(2)
115
Tabel 4.9 Perhitungan Kuesioner Pada Sistem Lama
responden sistem lama
1 2 3 4 5 6 7 8
1 3 2 3 3 2 3 4 3
2 4 2 3 3 2 2 4 4
3 3 2 2 3 3 3 4 3
4 4 1 2 2 2 2 4 3
5 3 2 3 3 3 2 1 2
6 4 2 3 3 3 3 4 4
7 3 3 3 3 3 3 3 3
8 3 3 3 3 3 3 3 3
9 3 2 2 3 2 2 3 3
10 3 2 2 2 3 2 3 3
11 4 2 3 3 3 3 4 3
12 3 2 2 3 3 3 3 3
13 4 2 3 3 3 3 4 3
14 3 3 3 3 3 3 3 3
15 3 2 2 3 3 3 4 3
16 3 2 2 3 3 3 3 4
17 4 2 3 4 3 3 3 2
18 4 1 2 3 3 3 4 4
19 3 1 2 3 3 3 4 3
20 3 2 2 3 2 3 3 1
20 67 40 50 59 55 55 68 60
Total rata-rata/item = 454
IKP = total rata-rata/item : jumlah data = 454 : 20 = 22.7
Tabel 4.10 Perhitungan Kuesioner Pada Sistem Baru
responden sistem baru
1 2 3 4 5 6 7 8
1 3 3 3 3 4 3 4 3
2 4 3 4 3 3 3 4 3
3 3 3 3 3 3 3 4 3
4 4 3 3 3 3 3 4 3
5 3 3 3 3 3 3 3 2
6 4 4 3 3 3 3 4 4
(3)
116
responden sistem baru
1 2 3 4 5 6 7 8
8 3 3 3 3 3 3 3 3
9 3 3 3 3 3 3 3 3
10 3 3 3 3 3 3 3 3
11 4 3 3 3 3 3 4 3
12 3 3 3 3 3 3 3 3
13 4 3 3 3 3 3 4 3
14 3 3 3 3 3 3 3 3
15 3 4 3 3 3 4 4 3
16 3 3 3 3 3 3 3 4
17 4 3 3 4 3 3 3 2
18 3 4 3 3 3 3 4 4
19 3 3 3 3 3 4 3
20 3 4 4 3 3 3 3 1
20 66 61 62 61 61 61 66 59
Total rata-rata/item = 501
IKP = total rata-rata/item : jumlah data = 501 : 20 = 25.05
Berdasarkan perhitungan kuesioner sistem lama dan sistem baru diatas, dapat diketahui bahwa kepuasan pelanggan meningkan sebanyak 2.35, nilai tersebut didapat dari hasil selisih antara IKP sistem lama dengan IKP sistem baru. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan adanya aplikasi ini kepuasan pelanggan terhapat layanan perusahaan meningkat dibandingkan dengan sistem lama.
(4)
117
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil uji coba terhadap system penjadwalan produksi pada CV Tidar Jaya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Aplikasi ini menghasilkan laporan penjadwalan dengan keterlambatan maksimum sekecil mungkin dan penentuan tanggal jatuh tempo (due date) didapatkan melalui perbandingan jumlah pesanan yang masuk dengan kapasitas mesin yang ada ditambah dengan batas maksimum keterlambatan. 2. Metode Penjadwalan Earliest Due Date (EDD) yang diterapkan dalam sistem
tersebut telah berjalan dengan baik tanpa adanya perbedaan antara perhitungan manual dengan hasil perhitungan aplikasi.
3. Aplikasi yang dibuat juga dapat memberikan kemudahan dalam proses pencatatan pesanan dan penjadwalan produksi. Sehingga tidak lagi terjadi kehilangan data transaksi atau mendahulukan proses produksi tanpa memperhitungkan pesanan yang lain.
5.2 Saran
Dalam sistem penjadwalan produksi terdapat banyak kelemahan yang disadari penulis. Penulis memiliki saran dalam pengembangan sistem ini kedepannya agar aplikasi yang telah di bangun dapat menjadi lebih baik, saran tersebut antara lain:
(5)
118
1. Aplikasi yang dibangun masih berbasis desktop, diharpkan dapat dikembangkan menjadi berbasis web. Sehingga dapat mudah diakses dimanapun kita berada.
2. Sistem penjadwalan produksi ini dapat dikembangkan dengan menambahkan manajemen inventori bahan baku. Sehingga tidak sampai kehabisan stok bahan baku saat proses produksi berlangsung.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Arman, Hakim, Nasution, dan Yudha Prasetyawan. (2008). Perencanaan Dan Pengendalian Produksi. Edisi 1. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Badri Munir Sukoco. (2007). Manajemen Atministrasi Perkantoran Modern. Surabaya: Erlangga, 2007.
Connolly, Thomas & Begg, Carolyn. (2002). Database Systems :A Practical Approach to Design, implementation and management. Third Edition. England: Addision Wesley.
Gaspersz, V. (2004). Production Planning and Inventory Control. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Jogiyanto, H. (2001). Analisis & Desain Sistem Informasi : pendekatan terstruktur. Yogyakarta: Andi.
Jogiyanto, H. (2005). Analisis & Desain Sistem Informasi Pendekatan. Yogyakarta: Andi.
Kadir, A. (2003). Analisis & Desain Sistem Informasi Pendekatan. Yogyakarta: Andi.
Kenneth E. Kendall, Julie E. Kendall. (2010). Analisis dan Perancangan Sistem. Jakarta : PT Indeks.
Kusrini, & Koniyo, A. (2007). Tuntunan Praktis Membangun Sistem Informasi Akuntansi dengan Visual Basic dan Microsoft SQL Server. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Oetomo, Budi Sutedjo Dharma. (2002). Perencanaan & Pembangunan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi.
Pangestu, Subagyo. (2005). Manajemen Operasi. Yogyakarta: BPFE.
Whitten L, Jeffery, Bentley D, Lonnie, Dittman C, Kevin. (2004). Metode Desain dan Analisis Sistem. Yogyakarta: Andi.