Optimisasi Penjadwalan Job Shop Menggunakan Algoritma Tabu Search dengan Metode Earliest Due Date untuk Minimisasi Makespan
OPTIMISASI PENJADWALAN JOB SHOP MENGGUNAKAN
ALGORITMA TABU SEARCH DENGAN METODE EARLIEST
DUE DATE UNTUK MINIMISASI MAKESPAN
TUGAS SARJANA
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh
LIYANA FADHILAH 1 0 0 4 0 3 0 1 1
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(2)
(3)
(4)
(5)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang
senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan Laporan Tugas Sarjana ini dengan baik.
Pembuatan Laporan Tugas Sarjana ini merupakan langkah awal bagi
penulis untuk mengenal lingkungan kerja serta menerapkan ilmu yang telah
dipelajari selama perkuliahan dan ditujukan untuk memenuhi syarat-syarat dan
ketentuan dalam mengikuti kurikulum Departemen Teknik Industri, Fakultas
Teknik, Universitas Sumatera Utara guna melanjutkan ke penelitian dan penulisan
laporan Tugas Sarjana.
Laporan Tugas Sarjana ini terdiri dari struktur pengerjaan dan dasar-dasar
dari penelitian yang akan dilakukan di PT. Asia Raya Foundry. Laporan ini
memaparkan tugas sarjana penulis yaitu “Optimisasi Penjadwalan Job Shop
Menggunakan Algoritma Tabu Search dengan Metode Earliest Due Date untuk Minimisasi Makespan”.
Penulis menyadari bahwa laporan Tugas Sarjana ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca sekalian demi kesempurnaan Laporan Tugas
Sarjana ini. Akhir kata, penulis berharap agar Laporan ini berguna bagi kita
semua.
Medan, April 2015
(6)
UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam melaksanakan penelitian tugas sarjana sampai dengan selesainya
laporan ini, banyak pihak yang telah membantu, maka pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT selaku Ketua Departemen Teknik Industri dan
Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT selaku Sekretaris Departemen Teknik Industri,
Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Ir. Nazaruddin, MT selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Erwin
Sitorus, ST, MT selaku Dosen Pembimbing II penulis yang bersedia
meluangkan waktunya untuk membimbing, memberikan arahan, motivasi,
serta kepercayaan kepada penulis untuk mengerjakan laporan tugas sarjana ini.
3. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT dan Bapak Ir. Mangara Tambunan M.Sc. selaku
koordinator Tugas Akhir.
4. Bapak Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga M. Eng. selaku koordinator bidang
keilmuan Rekayasa Sistem Manufaktur.
5. Seluruh Dosen di Departemen Teknik Industri USU atas segala ilmu dan
bimbingan yang diberikan kepada penulis selama perkuliahan, serta seluruh
Staff Administrasi yang ada di Departemen Teknik Industri USU.
6. Bapak Wahyudi selaku Pembimbing Lapangan penulis dan seluruh jajaran
Staff di lingkungan PT. Asia Raya Foundry yang telah meluangkan waktunya
untuk membimbing dan membantu penulis dalam melaksanakan penelitian
(7)
UCAPAN TERIMA KASIH (LANJUTAN)
7. Ayahanda Bakhtiar, Ibunda Emillia, Nida Zuhrah, dan Salsabila, atas doa,
nasihat, bimbingan dan dukungan moril serta materil, yang menjadi sumber
inspirasi dan motivasi penulis untuk tetap semangat dalam perkuliahan dan
penulisan laporan tugas sarjana ini.
8. Ryan Riski Sarandi yang selalu memberikan dukungan dan semangat serta
bantuan dalam menyelesaikan laporan tugas sarjana.
9. Rekan-rekan seperjuangan di PT. Asia Raya Foundry, Wahyu Listio Jati,
Syahreza Aulia Hsb, dan Ahmad Sofyan.
10.Sahabat-sahabat seperjuangan di Departemen Teknik Industri USU Stambuk
2010 (TITEN) khususnya Donny Manurung, Adel, Ayu, Mayang, Yuni, Vita,
Fina, Zain, Reza, Chandra, Madan, Gema, Rahel, Marco, Gavri, Dedek,
Sheihan, Ikhsan, Fuad, Danu, Fauzi, Cici, Tanesia, Theresia, Azhar, Novri,
Andri, yang selalu memberikan semangat serta dorongan dalam
menyelesaikan laporan ini.
11.Abang dan kakak senior serta adik-adik junior yang telah memberikan
(8)
DAFTAR ISI
BAB
HALAMAN
LEMBAR SAMPUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
I PENDAHULUAN ... I-1
1.1. Latar Belakang ... I-1
1.2. Perumusan Masalah ... I-4
1.3. Tujuan dan Manfaat ... I-4
1.4. Batasan dan Asumsi Penelitian ... I-5
1.5. Sistematika Penulisan Laporan ... I-6
II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1 2.1. Sejarah Perusahaan... II-1
(9)
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB
HALAMAN
2.3. Sistem Pemasaran... II-4
2.4. Organisasi dan Manajemen ... II-5
2.4.1. Struktur Organisasi Perusahaan ... II-5
2.4.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-6
2.4.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... II-19
2.4.3.1. Tenaga Kerja ... II-19
2.4.3.2. Jam Kerja ... II-20
2.4.4. Sistem Pengupahan dan Kesejahteraan Karyawan ... II-21
2.5. Proses Produksi ... II-22
2.5.1. Standar Mutu Produk ... II-23
2.5.2. Bahan yang Digunakan ... II-24
2.5.3. Uraian Proses ... II-27
2.6. Pengendalian Kualitas ... II-37
2.7. Mesin, Peralatan dan Utilitas ... II-39
2.7.1. Mesin Produksi ... II-39
2.7.2. Peralatan Produksi ... II-40
2.7.3. Sarana Pendukung Proses Produksi ... II-41
2.7.4. Utilitas ... II-41
(10)
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB
HALAMAN
2.8. Waste Treatment ... II-43
2.9. Perbaikan/ Maintenance ... II-44
III LANDASAN TEORI ... III-1 3.1. Metode Produksi Job Shop ... III-1
3.2. Definisi dan Konsep Dasar Penjadwalan ... III-2
3.3. Teori Penjadwalan ... III-2
3.4. Beberapa Definisi dalam Penjadwalan ... III-5
3.5. Kriteria di Dalam Evaluasi Penjadwalan ... III-7
3.6. Penjadwalan Terhadap m Mesin Paralel ... III-8
3.7. Algoritma Tabu Search ... III-9
3.7.1. Klasifikasi Memori ... III-13
3.7.2. Intensifikasi dan Diversifikasi ... III-13
3.7.3. Penentuan Kandidat Solusi Terbaik ... III-14
3.8. Pengukuran Waktu ... III-14
3.8.1. Langkah-langkah Sebelum Melakukan Pengukuran
Waktu ... III-17
3.8.2. Pengujian Keseragaman Data... III-19
3.8.3. Menghitung Jumlah Data Pengamatan yang
(11)
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB
HALAMAN
3.8.4. Menentukan Waktu Siklus, Waktu Normal dan Waktu
Standar ... III-21
3.9. Penelitian Terdahulu ... III-22
3.9.1. Optimisasi Permasalahan Penjadwalan Job Shop
Menggunakan Teknik Optimisasi Tabu Search ... III-22
3.9.2. Algoritma Tabu Search untuk Menyelesaikan
Penjadwalan Job Shop dengan Satu Tujuan
Minimalisasi Makespan... III-23
IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1
4.2. Jenis Penelitian ... IV-1
4.3. Objek Penelitian ... IV-1
4.4. Variabel Penelitian ... IV-2
4.5. Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-3
4.6. Rancangan Penelitian ... IV-3
4.7. Data dan Instrumen Penelitian ... IV-4
4.8. Pengolahan Data ... IV-6
4.9. Analisis Pemecahan Masalah ... IV-7
(12)
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB
HALAMAN
V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA... V-1 5.1. Pengumpulan Data ... V-1
5.1.1. Data Permintaan Produk ... V-1
5.1.2. Data Mesin ... V-2
5.1.3. Urutan Proses Produksi ... V-2
5.1.4. Data Pengukuran Waktu Proses Tiap Produk ... V-3
5.1.5. Rating Factor Operator ... V-5 5.1.6. Allowance ... V-5
5.2. Pengolahan Data... V-6
5.2.1. Uji Keseragaman Data ... V-6
5.2.2. Uji Kecukupan Data ... V-9
5.2.3. Perhitungan Waktu Normal, Waktu Standar, dan Waktu
Penyelesaian ... V-10
5.2.4. Penjadwalan dengan Metode Earliest Due Date (EDD)... V-11
5.2.5. Penjadwalan dengan Algoritma Tabu Search ... V-16
5.2.6. Perhitungan Parameter Performansi Penjadwalan ... V-18
VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH ... VI-1
6.1. Analisis Uji Keseragaman dan Kecukupan Data ... VI-1(13)
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB
HALAMAN
6.3. Analisis Penjadwalan dengan Metode Earliest Due Date ... VI-2
6.4. Analisis Penjadwalan dengan Algoritma Tabu Search ... VI-3
6.5 Analisis Gantt Chart Penjadwalan ... VI-4
6.6. Analisis Parameter Performansi Penjadwalan ... VI-5
VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan ... VII-1
7.2. Saran ... VII-2
(14)
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
1.1. Daftar Keterlambatan Beberapa Produk PT. Asia Raya
Foundry ... I-2
2.1. Jumlah Tenaga Kerja PT. Asia Raya Foundry ... II-19
2.2. Jenis-jenis Material Standar PT. Asis Raya Foundry... II-23
2.3. Jenis-jenis Bahan Tambahan ... II-24
2.4. Jenis-jenis Bahan Penolong... II-25
2.5. Jenis-jenis Mesin Produksi PT. Asia Raya Foundry ... II-39
2.6. Jenis-jenis Peralatan Produksi PT. Asia Raya Foundry ... II-40
2.7. Jenis-jenis Sarana Pendukung PT. Asia Ray Foundry ... II-41
3.1. Perbedaan Job Shop dan Flow Shop (Basic Single
Machine Model) ... III-1
5.1.Data Permintaan Produk ... V-1
5.2. Data Mesin ... V-2
5.3. Uraian Proses Produksi ... V-3
5.4. Data Pengukuran Waktu Proses Tiap Produk ... V-3
5.5. Uji Keseragaman Data ... V-7
5.6. Uji Kecukupan Data ... V-9
5.7. Hasil Perhitungan Waktu Normal, Waktu Standar, dan
Waktu Penyelesaian ... V-12
(15)
DAFTAR TABEL (LANJUTAN)
TABEL HALAMAN
5.9. Hasil Urutan Pengerjaan Produk Berdasarkan Metode
Earliest Due Date ... V-15
5.10. Pengerjaan Tiap Mesin Berdasarkan Metode Earliest
Due Date ... V-16
(16)
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
2.1. Struktur Organisasi PT. Asia Raya Foundry ... II-6
2.2. Uraian Produksi Pembuatan Produk ... II-27
3.1. Gantt Chart Mesin ... III-4
3.2. Gantt Chart Kerja ... III-5
4.1. Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-3
4.2. Langkah-langkah Proses Penelitian ... IV-5
(17)
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN HALAMAN
A. Penyesuaian Menurut Westinghouse dan Penilaian
Rating Factor Operator ... L-1
B. Besarnya Kelonggaran Berdasarkan Faktor-faktor yang
Berpengaruh dan Penetapan Allowance Terhadap Proses
Produksi ... L-11
C. Peta Kontrol Uji Keseragaman Data ... L-17
C.1. Peta Kontrol Uji Keseragaman Data Roda Lorry. .. L-17
C.2. Peta Kontrol Uji Keseragaman Data Bearing Housing L-18
C.3. Peta Kontrol Uji Keseragaman Data Roll Crapper . L-19
C.4. Peta Kontrol Uji Keseragaman Data Press Cage .... L-20
C.5. Peta Kontrol Uji Keseragaman Data Jaw Crusher . L-21
C.6. Peta Kontrol Uji Keseragaman Data Screw Press .. L-22
C.7. Peta Kontrol Uji Keseragaman Data Shredder ... L-23
D. Hasil Iterasi Algoritma Tabu Search ... L-24
E. Gantt Chart ... L-28
E.1. Gantt Chart Metode Perusahaan ... L-28
E.2. Gantt Chart Metode Earliest Due Date ... L-29
(18)
ABSTRAK
PT. Asia Foundry merupakan sebuah perusahaan manufaktur yang
bergerak di pengecoran logam dengan tipe produksi mengikuti aliran job shop.
Secara umum, permasalahan yang dihadapi adalah keterlambatan dalam
pemenuhan due date pesanan produk. Keterlambatan dapat timbul bila terjadi rush
order atau pesanan sisipan. Hal ini terjadi karena urutan pengerjaan produksi di
bagian permesinan tidak dilakukan dengan baik. Selain itu, perusahaan sulit
mengendalikan permintaan konsumen yang semakin meningkat, sehingga
perusahaan terus berusaha menyelesakan semua produk pesanan walaupun waktu
penyelesaiannya melebihi batas yang telah dijanjikan. Perusahaan manufaktur ini
masih perlu melakukan perbaikan dalam sistem penjadwalan produksi. Penelitian
ini bertujuan untuk mendapatkan hasil penjadwalan produksi yang optimal dengan
menggunakan metode Algoritma Tabu Search berdasarkan kriteria Earliest Due
Date (EDD). Hasil penjadwalan dengan menggunakan metode perusahaan
menghasilkan makespan sebesar 13501,09 jam. Kemudian penjadwalan diurutkan
berdasarkan due date terkecil (EDD) menghasilkan makespan yang lebih kecil
yaitu sebesar 55177,69 jam. Langkah terakhir pencarian solusi dengan
menggunakan Algoritma Tabu Search menghasilkan makespan yang optimum
yaitu sebesar 5145,85 jam.
(19)
ABSTRAK
PT. Asia Foundry merupakan sebuah perusahaan manufaktur yang
bergerak di pengecoran logam dengan tipe produksi mengikuti aliran job shop.
Secara umum, permasalahan yang dihadapi adalah keterlambatan dalam
pemenuhan due date pesanan produk. Keterlambatan dapat timbul bila terjadi rush
order atau pesanan sisipan. Hal ini terjadi karena urutan pengerjaan produksi di
bagian permesinan tidak dilakukan dengan baik. Selain itu, perusahaan sulit
mengendalikan permintaan konsumen yang semakin meningkat, sehingga
perusahaan terus berusaha menyelesakan semua produk pesanan walaupun waktu
penyelesaiannya melebihi batas yang telah dijanjikan. Perusahaan manufaktur ini
masih perlu melakukan perbaikan dalam sistem penjadwalan produksi. Penelitian
ini bertujuan untuk mendapatkan hasil penjadwalan produksi yang optimal dengan
menggunakan metode Algoritma Tabu Search berdasarkan kriteria Earliest Due
Date (EDD). Hasil penjadwalan dengan menggunakan metode perusahaan
menghasilkan makespan sebesar 13501,09 jam. Kemudian penjadwalan diurutkan
berdasarkan due date terkecil (EDD) menghasilkan makespan yang lebih kecil
yaitu sebesar 55177,69 jam. Langkah terakhir pencarian solusi dengan
menggunakan Algoritma Tabu Search menghasilkan makespan yang optimum
yaitu sebesar 5145,85 jam.
(20)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penjadwalan produksi merupakan salah satu tindakan terpenting dalam
sistem manufaktur karena penentuan jadwal yang optimal sangat sulit. Penentuan
optimal dalam pemecahan masalah penjadwalan memang menghasikan solusi
yang optimal, tetapi membutuhkan waktu yang lama.
PT. Asia Raya Foundry merupakan sebuah perusahaan manufaktur yang
bergerak di bidang pengecoran logam mengikuti aliran jobshop. Perusahaan
memiliki tipe produksi make to order dengan variasi produk yang banyak.
Pengerjaan produksi masih dilakukan dengan sistem FIFO (first in first out),
setiap pekerjaan yang dilakukan di suatu mesin dapat berupa perkerjaan baru atau
pekerjaan yang sedang dikerjakan. Sistem tersebut sering menimbulkan
keterlambatan pemenuhan pesanan akibat dari total waktu penyelesaian pekerjaan
(makespan) realtime melebihi dari waktu penyelesaian yang telah direncanakan.
Perusahaan sangat membutuhkan penjadwalan produksi yang handal untuk
mendukung kinerja yang optimal dengan hasil makespan yang minimum.
Daftar keterlambatan beberapa jenis produk yang paling banyak di order
oleh konsumen PT. Asia Raya Foundry dapat dilihat pada Tabel. 1.1.. Daftar
keterlambatan berdasarkan waktu penyelesaian realtime yang melebihi waktu
(21)
Tabel 1.1. Daftar Keterlambatan Beberapa Produk PT. Asia Raya Foundry Produk Jumlah (unit) Purchase Order Delivery Date Delivery Date Realtime Due Date (hari) Penyelesaian Rencana (hari) Penyelesaian Realtime (hari) Roda
Lorry 80 27/08/2014 05/12/2014 16/12/2014 86 4 12 Bearing
Housing 40 22/08/2014 04/12/2014 12/12/2014 90 6 8 Roll
Crapper 8 31/08/2014 25/11/2014 05/12/2014 73 2 10 Press
Cage 80 29/08/2014 15/12/2014 20/12/2014 93 8 14 Jaw
Crusher 10 13/09/2014 20/11/2014 26/11/2014 60 2 8 Screw
Press 500 16/08/2014 03/12/2014 18/12/2014 95 49 64 Shredder 8 05/09/2014 25/11/2014 30/11/2014 71 3 7
Sumber: PT. Asia Raya Foundry
Pada tabel 1.1. menunjukkan daftar keterlambatan produk Roda Lorry,
Bearing Housing, Roll Crapper, Press Cage, Jaw Crusher, Screw Press, dan
Shredder yang dipesan oleh konsumen. Tabel telah menunjukkan urutan
pengerjaan produksi berdasarkan sistem FIFO. Keterlambatan yang terjadi akibat
dari waktu penyelesaian produk (makespan) realtime pada bagian permesinan
melebihi waktu penyelesaian yang telah direncanakan. Sebagai contoh pada
produk Roda Lorry, berdasarkan due date yang telah disepakati antara perusahaan
dan konsumen yaitu 86 hari, produk sudah dapat diterima konsumen pada tanggal
5 Desember 2014. Namun kenyataannya produk diterima konsumen pada tanggal
(22)
yang semestinya sudah selesai dikerjakan pada bagian permesinan selama 4 hari,
tetapi selesai dalam waktu 12 hari. Begitu juga dengan produk lainnya.
Keterlambatan proses pada bagian permesinan ini terjadi akibat kurangnya
informasi mengenai pesanan mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu sehingga
kerja mesin harus berubah-ubah yang menyebabkan antrian dan waktu tunggu
yang lama. Apabila keadaan seperti ini dibiarkan terus berlanjut, akan
menyebabkan turunnya tingkat kepercayaan dan kepuasan konsumen yang akan
berpengaruh terhadap kerugian perusahaan, baik berupa kehilangan keuntungan
penjualan maupun kehilangan pesanan di masa yang akan datang.
Beberapa studi literatur untuk mengurangi keterlambatan-keterlambatan
dalam pemenuhan due date pesanan, terutama bila terjadi rush order atau pesanan
sisipan, dapat dilakukan dengan menggunakan Algoritma Tabu Search. Kebijakan
awal penjadwalan produksi yang diterapkan adalah pengelompokan produk yang
ukurannya sama, karena perusahaan memiliki tipe produksi make to order.
Penjadwalan seperti ini sebenarnya memudahkan dalam setup mesin, namun
kenyataannya hal itu mengakibatkan sering terjadinya keterlambatan dalam
pemenuhan pesanan. (Nurkertamanda, 2009).
Dalam penelitian pada PT. Asia Raya Foundry ini, pemecahan
permasalahan keterlambatan tersebut adalah dengan menggunakan Algoritma
Tabu Search. Metode ini merupakan metode pencarian solusi yang paling efektif
dan efisien dibandingkan dengan metode eksak lainnya seperti Mix Integer
Programming, Algoritma Genetik, dan Simulasi Annealing karena penggunaan
(23)
struktur memori yang melarang untuk pengambilan solusi yang mengikutsertakan
solusi sebelumnya. Maksudnya adalah jika telah dilakukan suatu iterasi dan
mendapatkan solusi terbaik, solusi tersebut diambil dan disimpan, sehingga tidak
ada kemungkinan solusi tersebut terpilih lagi pada iterasi selanjutnya.
Berdasarkan permasalahan yang ada, penelitian ini perlu dilakukan untuk
mengetahui jadwal optimal dalam urutan pengerjaan produk.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya,
permasalahan PT. Asia Raya Foundry adalah keterlambatan dalam pemenuhan
pesanan produk dan tidak adanya penjadwalan pengerjaan produk yang optimal
untuk mempercepat waktu penyerahan produk.
1.3. Tujuan dan Manfaat
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mendapatkan hasil penjadwalan
produksi yang optimal pada PT. Asia Raya Foundry.
Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian tugas akhir ini adalah:
1. Merumuskan urutan penjadwalan produksi yang memberikan hasil yang
optimal dengan Algoritma Tabu Search.
2. Meminimisasi total waktu penyelesaian seluruh job (makespan) pembuatan
produk.
3. Mengetahui performansi antara metode perusahaan dengan metode Earliest
(24)
Manfaat dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa dapat memperoleh kesempatan untuk menerapkan ilmu
pengetahuan yang telah diperoleh dalam perkuliahan di lapangan kerja.
b. Menambah pengetahuan dan memperoleh pengalaman dalam bidang
manufaktur dengan cara melihat serta membandingkan ilmu yang
diperoleh di perkuliahan dengan keadaan di lapangan.
2. Bagi Fakultas
a. Menjalin hubungan kerjasama antara tempat pelaksanaan tugas sarjana
dengan Jurusan Teknik Industri Universitas Sumatera Utara.
b. Memperkenalkan Jurusan Teknik Industri Universitas Sumatera Utara
kepada masyarakat luas.
3. Bagi Perusahaan
a. Laporan penelitian ini dapat berguna dan bermanfaat bagi evaluasi kerja
perusahaan, sehingga dapat mempertahankan hal-hal yang baik dan
mengurangi semua kesalahan di kemudian hari.
1.4. Batasan dan Asumsi Penelitian
Batasan-batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Penelitian hanya dilakukan pada PT. Asia Raya Foundry.
2. Tidak dilakukan analisi biaya.
3. Penelitian hanya dilakukan pada kegiatan manufakturing di bagian
(25)
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan
PT. Asia Raya Foundry merupakan salah satu perusahaan yang bergerak
di bidang industri pengecoran logam dengan memproduksi berbagai spare part
industri diantaranya Bearing Housing, Bushing/bronze, Hanger bearing,
Coupling, Roda Lorry, Transfer Carriage, Sprocket, Worm Screw, Roda gigi,
Pisau cutte, Coupling, Stand mangle, Pisau Breaker, Bowl Liner, Impact, Jaw
plate, Paddle, Toggle Seat/Block, Liner, Mantle Cone, Jig Plate dan sebagainya.
Perusahaan ini memperoleh surat izin usaha industri:
IZ.531/IK-UIALK/73/V/2003. Pada perusahaan tesebut, terdapat 2 (dua) bagian proses
produksi, yaitu proses produksi untuk pembuatan spare part industri dan
pembuatan besi batangan/billet. Perusahaan ini juga ingin mengembangkan
produksinya dalam bidang pembuatan besi beton (masih dalam tahap
pembangunan). Meski memiliki proses produksi yang berbeda, namun dalam
operasionalnya, perusahaan ini merupakan satu kesatuan dalam PT. Asia Raya
Foundry.
PT. Asia Raya Foundry menggunakan besi-besi tua sebagai bahan baku. Besi-besi
tersebut dipasok oleh beberapa pemasok yang sudah bekerja sama dengan
perusahaan. Besi-besi tua tersebut akan dilebur/didaur ulang menjadi produk baru
seperti spare part mesin bagi industri palm oil, crumb rubber, boiler, quarry,
(26)
industri-industri lainnya. Selain membuat spare part mesin industri, perusahaan tersebut
juga dapat membuat/merancang mesin-mesin yang digunakan di berbagai industri,
misalnya pembuatan mesin mangle, mesin hammer mill, mesin roll plat, mesin
sand dryer, dan juga berbagai bentuk produk fabrikasi lainnya. Dalam hal
manajemen, perusahaan ini telah mendapat sertifikat ISO 9001-2008 dari KAN
(Komite Akreditasi Nasional) dalam bidang Quality Assurancce
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
PT. Asia Raya Foundry menggunakan besi-besi tua sebagai bahan baku
utama dalam melakukan proses produksinya. Selain itu juga diperlukan berbagai
jenis bahan tambahan seperti bahan-bahan kimia lainnya yang berfungsi untuk
mendukung sifat produk yang diinginkan agar menjadi sparepart mesin yang
digunakan untuk berbagai industri.
PT. Asia Raya Foundry dapat membuat berbagai jenis produk berdasarkan jenis
industrinya,diantaranya adalah:
1. Industri crumb rubber (industri pengolah getah karet), contohnya adalah
bearing block, bearing housing, gear, couping, cutter knife, shredder knife,
beaker knife, sprocket, stand, safety block, dan lain-lainnya. Selain membuat
sparepart Crumb rubber, perusahaan ini juga bisa membuat mesin mangle, mesin
hammer mill, conveyor dan berbagai jenis mesin industri crumb rubber lainnya.
2. Industri palm oil (industri pengolah kelapa sawit), contohnya adalah roda lorry,
press cage, screw press, coupling, hangger bearing, , sprocket, bushing, dan
(27)
perusahaan ini juga membuat mesin screw press, hydrociclone, unit lorry, ripple
mill dan lain-lainnya.
3. Industri heavy duty equipment (industri alat-alat berat), contohnya intermediate
roll, bosch coupling roll, rantai excavator, sprocker, dan lain-lain.
4. Industri quarry (pabrik batu) dan semen, contohnya adalah jaw crusher, cone
cave, mantle cone , bow liner, hammer crusher, paddle arm, paddle tip, toggle
block, toggle seat, dan lain-lainnya.
Pelaksanaan proses pada PT. Asia Raya Foundry berdasarkan pesanan dari
konsumen (job order). Sebelum dilakukan pembuatan produk terlebih dahulu
dilakukan penggambaran produk dalam bentuk gambar teknik. Gambar teknik
dibuat oleh bagian drawing. Gambar yang digambar harus sesuai dengan bentuk
dan spesifikasi yang diinginkan oleh konsumen. Biasanya konsumen memberikan
gambar teknik produk, tetapi hanya memberikan dimensi yang umum. Apabila
konsumen tidak memiliki gambar teknik, konsumen biasanya memberikan contoh
produk, kemudian bagian drawing menggambar produk tersebut.
2.3. Sistem Pemasaran
PT. Asia Raya Foundry melakukan proses produksi berdasarkan pesanan
dari pelanggan (job order) yang spesifikasinya sudah disepakati antara pihak
perusahaan dengan pihak pelanggan. Daerah pemasaran yang dilayani hanya
untuk industri lokal dalam jangka pendek, tetapi untuk jangka panjang, maka
daerah pemasaran dari perusahaan ini akan dicoba untuk memasuki industri
(28)
PT. Asia Raya Foundry sangat memperhatikan tingkat kepuasan dari para
konsumennya, dan untuk menjaga hal tersebut, maka ada tiga hal yang harus
diperhatikan, yaitu: price, quality, dan delivery time.
Bagian marketing akan mengunjungi pelanggan apabila ada dijumpai
masalah dan keluhan pada produk-produk yang telah dikirimkan kepada para
pelanggan, untuk memastikan apa masalah yang telah terjadi, kemudian setelah
mengkomunikasikan masalah tersebut pada commercial manager dan production
manager, solusi terhadap masalah tersebut akan segera disampaikan kepada para
pelanggan.
PT. Asia Raya Foundry mendistribusikan produk coran yang dihasilkan
melalui dua jalur, yaitu melalui distributor maupun secara langsung kepada user
dari produk tersebut. Biasanya untuk konsumen yang berstatus BUMN, produk
coran yang dihasilkan akan didistribusikan melalui pihak distributor. Distributor
disini adalah pihak-pihak yang tidak menggunakan produk hasil coran dari PT.
Asia Raya Foundry secara langsung, tetapi hanya memberikan nilai tambah pada
produk dan kemudian akan menyuplainya kepada pihak user dengan harga yang
lebih tinggi. Biasanya yang merupakan pihak distributor adalah bengkel-bengkel
bubut ataupun perseorangan yang mempunyai akses ke dalam suatu perusahaan
(29)
2.4. Organisasi dan Manajemen 2.4.1. Struktur Organisasi Perusahaan
Organisasi adalah sekumpulan orang yang bekerja sama untuk mencapai
tujuan tertentu, struktur organisasi adalah kerangka antar hubungan dari
orang-orang atau unit organisasi yang masing-masing memiliki tugas, tanggung jawab
dan wewenang tertentu. sedangkan struktur organisasi adalah kerangka antar
hubungan dari orang-orang atau unit-unit organisasi yang masing-masing
memiliki tugas, tanggung jawab dan wewenang tertentu. Dalam suatu struktur
organisasi harus menunjukkan satuan-satuan organisasi dan garis wewenang
sehingga terlihat jelas batasan-batasan tugas, wewenang dan tanggung jawab dari
setiap personil dalam organisasi.
PT. Asia Raya Foundry menggunakan struktur organisasi yang berbentuk
campuran lini dan fungsional. Struktur organisasi bentuk lini dapat dilihat dengan
adanya pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari pimpinan tertinggi
kepada unit-unit organisasi yang berada di bawahnya dalam bidang pekerjaan
tertentu secara langsung, serta pemberian wewenang dan tanggung jawab yang
bergerak vertikal ke bawah dengan pendelegasian yang tegas melalui jenjang
hirarki yang ada. Struktur organisasi fungsional dapat dilihat dengan adanya
(30)
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1. Metode Produksi Job Shop
Job shop adalah suatu metode produksi made-to-order untuk memenuhi
keinginan khusus pelanggan dimana produk-produk yang dibuat mempunyai tipe
proses yang cukup bervariasi dengan ukuran lot yang relatif kecil (Sinulingga,
2009). Proses produksi dengan lingkungan yang demikian sangat sulit
dioptimumkan sehingga mesin-mesin produksi yang bersifat khusus yang
ekonomis juga sulit dikembangkan. Oleh karena itu, operasi produksi harus
didukung oleh fasilitas yang memiliki fleksibilitas. Agar flesksibilitas operasi
dapat dimanfaatkan terutama untuk melakukan berbagai operasi yang bersifat
khusus maka operator harus memiliki keterampilan yang tinggi. Secara lebih
ringkas, perbedaan antara produksi jobshop dengan produksi yang lain seperti
flowshop/ basic single machine model, yaitu pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Perbedaan Jobshop dan Flowshop (Basic Single Machine Model)
Jobshop Flowshop, Basic Single Machine
Model
Variasi produk yang banyak
Setiap job diproses sesuai dengan urutan proses dari satu mesin ke mesin
lain
Lintasan produksi yang tidak beraturan Peralatan digunakan untuk satu jenis produk
(31)
Tabel 3.1. Perbedaan Jobshop dan Flowshop (Basic Single Machine Model) (Lanjutan)
Jobshop Flowshop, Basic Single Machine
Model Peralatan digunakan bersama-sama oleh
bermacam-macam produk
Keseragaman output yang diproduksi untuk persediaan
Order harus diproses seketika pada saat order ditugaskan pada work center
Waktu set-up independent terhadap urutan pengerjaan
Penyelesaian dapat ditempuh dengan metode matematis, heuristik
Terdapat mesin berbeda yang tersedia secara kontinu
Operasi-operasi individual tidak dapat dipecah-pecah
Sumber: Sukaria Sinulingga (2009)
3.2. Definisi dan Konsep Dasar Penjadwalan
Penjadwalan adalah pengurutan pembuatan/pengerjaan produk secara
menyeluruh yang dikerjakan pada beberapa buah mesin. Penjadwalan merupakan
alat ukur yang baik bagi perencanaa agregat. Pesanan-pesanan aktual pada tahap
ini akan ditugaskan pertama kalinya pada sumber daya tertentu (fasilitas, pekerja,
dan peralatan), kemudian dilakukan pengurutan kerja pada tiap-tiap pusat
pemrosesan sehingga dicapai optimalitas utilisasi kapasitas yang ada. (Ginting,
2009)
3.3. Teori Penjadwalan
Penjadwalan sering terjadi di setiap aktivitas ekonomi. Penjadwalan selalu
(32)
waktu tertentu (Morton, 1993). Seluruh sumber daya memiliki persediaan yang
terbatas. Hal-hal yang akan diselesaikan disebut dengan “job” atau “project” atau
“tugas” dan disusun dari bagian-bagian dasar yang disebut dengan “aktifitas” atau
“operasi” dan “penundaan”. Setiap aktifitas membutuhkan jumlah yang pasti dari
sumber daya yang ditentukan untuk waktu yang ditentukan disebut dengan “waktu
proses”. Sumber daya juga memiliki bagian dasar yaitu mesin, work center,
transportasi, penundaan/keterlambatan, dan lain-lain.
Permasalahan penjadwalan sering menjadi lebih rumit dengan besarnya
batasan yang menghubungkan setiap aktifitas, sumber daya dengan aktifitas dan
antar sumber daya, serta sumber daya ataupun aktifitas dengan peristiwa yang ada
di luar sistem.
Ada beberapa alasan untuk menemukan sasaran yang baik untuk
memaksimasi atau meminimisasi menjadi sangat sulit dalam permasalahan
penjadwalan. Pertama, sasaran yang begitu penting untuk kepuasan pelanggan
dengan kualitas ataupun ketepatan waktu sangat sulit mengukurnya dan tidak
ditunjukkan dengan angka. Kedua, perusahaan biasanya melakukan transaksi
dengan tiga tujuan yang berbeda:
1. Memaksimisasi hasil produksi selama priode waktu tertentu.
2. Memberi kepuasaan pelanggan akan kualitas dan ketepatan waktu.
3. Meminimisasi biaya pengeluaran perusahaan.
Beberapa pendekatan yang mungkin dilakukan adalah:
1. Menyelesaikan masalah dengan salah satu tujuan.
(33)
3. Menggabungkan beberapa tujuan dari ketetapan biaya sesuai keinginan
konsumen dan kekurangan kebutuhan.
Masalah penjadwalan sebenarnya masalah murni pengalokasian dan
dengan bantuan model matematis akan dapat ditentukan solusi optimal.
Model-model penjadwalan akan memberikan rumusan masalah yang sistematik berikut
dengan solusi yang diharapkan. Sebagai alat bantu yang digunakan dalam
menyelesaikan masalah penjadwalan dikenal satu model yang sederhana dan
umum dipergunakan secara luas yakni Gantt Chart (Morton, 1993). Gantt Chart
merupakan grafik hubungan antara alokasi sumber daya dengan waktu. Pada
sumbu vertikal digambarkan jenis sumber daya yang digunakan dan sumbu
horizontal digambarkan satuan waktu. Pada Gantt Chart mesin, baris-baris balok
menunjukkan mesin, dan pekerjaan ditunjukkan dengan kedudukannya di setiap
mesin dalam jangka waktu tertentu. Pada Gantt Chart kerja, baris-baris balok
menunjukkan pekerjaan, dan mesin ditunjukkan dengan kedudukannya pada
setiap pekerjaan dalam jangka waktu tertentu.
Sumber: Morton, T.E. 1993
(34)
Sumber: Morton, T.E. 1993
Gambar 3.2. Gantt Chart Kerja
Dari Gantt Chart kemudian ditentukan urutan (sequence) dari job yang
memberikan kriteria penjadwalan terbaik, misalnya waktu pemrosesan tersingkat,
utilitas mesin/peralatan tertinggi, idle-time minimum, dan lain-lain.
3.4. Beberapa Definisi Dalam Penjadwalan
Sebelum membahas teori yang berkenaan dengan penjadwalan yang akan
dikerjakan pada mesin-mesin yang ada dalam sistem produksi, terlebih dahulu
diberikan pengertian beberapa defenisi yang digunakan di dalam penjadwalan
mesin (Ginting, 2009), yaitu sebagai berikut:
1. Waktu proses (Processing T ime = tj)
Waktu proses adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan suatu
pekerjaan (j). Dalam waktu proses ini sudah termasuk waktu yang dibutuhkan
untuk persiapan dan pengaturan (set-up) selama proses yang berlangsung.
2. Due Date (dj)
Due date adalah batas waktu dimana operasi terakhir dari suatu pekerjaan
(35)
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Asia Raya Foundry yang bergerak dalam
memproduksi coran, mesin, dan billet baja. Perusahaan ini berlokasi di Jalan
Utama No. 118 Dusun I, Desa Dagang Kelambir, Tanjung Morawa Km 16
Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara. Waktu penelitian dilakukan
pada bulan Februari – Maret 2015.
4.2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan (action
research). Penelitian tindakan ialah suatu penelitian yang dilakukan untuk
mendapatkan temuan-temuan praktis / untuk keperluan pengambilan keputusan
operasional. Karena tujuannya untuk pengambilan keputusan operasional guna
mengembangkan keterampilan baru atau pendekatan baru maka penelitian ini
kurang memberikan kontribusi terhadap ilmu pengetahuan. (Sinulingga, 2011).
4.3. Objek Penelitian
Objek penelitian yang diamati adalah urutan proses pengerjaan Roda
Lorry, Bearing Housing, Roll Crapper, Press cage, Jaw Crusher, Screw Press,
(36)
4.4. Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Independen, yaitu variabel yang mempengaruhi variabel dependen
baik secara positif maupun secara negatif.
a. Makespan, yaitu total waktu penyelesaian seluruh job yang dihitung
berdasarkan selisih antara waktu stop job terakhir dengan waktu start job
pertama, dimana urutannya dilihat dari satuan waktu.
b. Waktu pengerjaan produk oleh unit-unit produksi yang terdapat pada
sepanjang lintasan jalur produksi.
c. Urutan proses produksi pengerjaan produk.
d. Rating Factor operator, yaitu faktor penyesuaian operator setiap mesin
yang melakukan pengerjaan produk.
e. Allowance operator, faktor kelonggaran operator setiap mesin yang
melakukan pengerjaan produk.
f. Jumlah Mesin yang digunakan dalam pengerjaan produk.
g. Waktu Set-up, yaitu waktu persiapan dan pengaturan mesin sebelum
melakukan proses produksi.
2. Variabel Dependen, yaitu variabel utama yang menjadi faktor yang berlaku
dalam investigasi.
a. Penjadwalan optimal, yaitu variabel yang timbul karena adanya nilai
(37)
4.5. Kerangka Konseptual Penelitian
Penelitian dapat dilaksanakan apabila tersedia sebuah perancangan
kerangka konseptual yang baik sehingga langkah-langkah penelitian lebih
sistematis. Kerangka konseptual inilah yang merupakan landasan awal dalam
melaksanakan penelitian. Adapun kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat
pada Gambar 4.1.
Penjadwalan Optimal Waktu Pengerjaan Produk
Urutan Proses Rating Factor Operator
Allowance Operator
Waktu Set-up Jumlah Mesin
Gambar 4.1. Kerangka Konseptual Penelitian
4.6. Rancangan Penelitian
Penelitian dilaksanakan dengan terlebih dahulu melakukan penelitian
pendahuluan pada perusahaan. Tujuan dilakukan penelitian pendahuluan adalah
untuk mendapatkan populasi sehingga bisa mendapatkan jumlah sampel yang
akan dilakukan untuk penelitian selanjutnya.
Kemudian penelitian dilanjutkan dengan mengumpulkan informasi tentang
perusahaan dan proses pembuatan produk serta informasi mengenai mesin dan
peralata yang dipakai oleh perusahaan. Selain itu, dikumpulkan juga data
mengenai spesifikasi produk dan perhitungan waktu standar produk.
Penelitian dilanjutkan dengan mengolah dan menganalisi data/ informasi
(38)
metode yang digunakan oleh perusahaan untuk melihat pengurangan makespan
yang diperoleh. Langkah-langkah proses penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.2.
4.7. Data dan Instrumen Penelitian
Data yang dikumpulkan dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Data primer
Data-data primer diperoleh melalui pengamatan langsung. Data primer pada
penelitian ini antara lain:
a. Waktu pengerjaan produk oleh unit-unit produksi yang terdapat pada
sepanjang lintasan jalur produksi.
b. Rating Factor operator.
c. Allowance operator.
d. Waktu Set up
2. Data sekunder
Data sekunder diperoleh berdasarkan data dokumentasi perusahaan, dan
diambil dengan cara wawancara dengan bagian produksi, antara lain:
a. Urutan proses.
b. Data jenis produk
c. Jumlah produk yang dipesan
d. Data jumlah dan jenis mesin
Instrumen penelitian yang digunakan adalah stopwatch karena pengamatan
(39)
MULAI
Studi Pendahuluan
1. Kondisi Pabrik 2. Proses Produksi 3. Informasi pendukung 4. Masalah-masalah
Studi Literatur
1. Teori Buku
2. Referensi Jurnal Penelitian 3. Langkah-langkah
penyelesaian
Identifikasi Masalah Awal
Kesulitan perusahaan dalam ketepatan waktu pengiriman produk jadi
Pengumpulan Data
1. Data primer
- Urutan Proses Operasi - Waktu Proses Pengerjaan - Waktu Set-up
2. Data sekunder
- Data jenis dan jumlah produk
- Jenis dan spesifikasi mesin dan peralatan
- Struktur Organisasi, ruang lingkup bidang usaha
Pengolahan Data
Analisis Pemecahan Masalah
Kesimpulan dan Saran
SELESAI
(40)
BAB V
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1. Pengumpulan Data
Dalam menyelesaikan masalah sequencing di bagian machining di PT.
Asia Raya Foundry dibutuhkan sejumlah data yang relevan. Pengumpulan data
dilakukan dengan cara pengamatan langsung terhadap objek penelitian.
5.1.1. Data Permintaan Produk
Data penjualan yang dikumpulkan pada penelitian ini diambil dari data
penjualan pada bulan September 2014 untuk produk Roda Lorry, Bearing
Housing, Roll Crapper, Press Cage, Jaw Crusher, Screw Press, dan Shredder.
Data permintaan produk dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1. Data Permintaan Produk SPK Item
Code Drawing No. Spk Item Name QTY
ARP – 3370 ARPOM – 03017.pdf Roda Lorry 80 ARP – 3375 ARPOM – 0412.pdf Bearing Housing 40 ARR – 5550 ARRRO – 0049.pdf Roll Crapper 8 ARP – 1016 ARPOM – 00841.pdf Press Cage 80 ARP – 2914 ARPOM – 01142.pdf Jaw Crusher 10 ARP – 2919 ARPOM – 02014.pdf Screw Press 500 ARR – 5551 ARRCO – 04581.pdf Shredder 8
(41)
5.1.2. Data Mesin
Mesin yang digunakan dalam proses pembuatan produk ini dapat dilihat
pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2. Data Mesin
Nama Mesin Keterangan Jumlah Mesin
Waktu Set Up (menit)
Jumlah Operator
Mesin Bubut M1 10 20 10
Mesin Bor M2 3 20 3
Mesin Grinder M3 8 20 8
Mesin Skrap M4 3 15 3
Mesin Milling M5 4 15 4
Mesin Bending M6 3 15 3
Mesin Hobbing M7 3 20 3
Sumber: PT. Asia Raya Foundry
5.1.3. Urutan Proses Produksi
Proses produksi merupakan urutan pengerjaan suatu produk mulai dari
bahan mentah sampai menjadi produk jadi. Pekerjaan yang dilakukan adalah
berdasarkan pesanan (job order), jenis produk yang dikerjakan memiliki variasi
dan jumlah yang cukup banyak, sehingga proses produksinya juga banyak karena
masing-masing produk memiliki urutan proses yang berbeda-beda. Tipe aliran
proses produksinya adalah job shop, yaitu proses produksi yang memiliki pola
aliran yang spesifik untuk setiap pekerjaan dan berbeda untuk tiap pekerjaan.
(42)
Tabel 5.3. Urutan Proses Produksi
Nama Produk
Proses
1 2 3 4
Roda Lorry Bubut (M1) Skrap (M4) Milling (M5) - Bearing
Housing Bubut (M1) Skrap (M4) Bor (M2) -
Roll Crapper Bubut (M1) Hobbing (M7) Milling (M5) Grinder (M3) Press Cage Bending (M6) Bubut (M1) Bor (M2) Grinder (M3) Jaw Crusher Bubut (M1) Bor (M2) Milling (M5) Grinder (M3) Screw Press Bubut (M1) Skrap (M4) Bor (M2) Grinder (M3) Shredder Bubut (M1) Hobbing (M7) Milling (M5) Grinder (M3)
5.1.4. Data Pengukuran Waktu Proses Tiap Produk
Waktu proses setiap pengerjaan produk untuk setiap mesin diperoleh dari
pengukuran waktu dengan menggunakan metode jam henti. Jumlah pengamatan
yang dilakukan sebanyak 5 kali, karena waktu siklus lebih dari 2 menit (Barnes,
1972). Data hasil pengukuran waktu untuk produk dapat dilihat pada Tabel 5.4.
Tabel 5.4. Data Pengukuran Waktu Proses Tiap Produk
Produk No.
Pengamatan
Waktu Proses (Menit)
Proses 1 Proses 2 Proses 3 Proses 4
Roda Lorry 1 2 3 4 5 58,49 58,43 59,32 58,35 59,37 37,75 36,51 37,89 37,77 36,89 26,39 26,39 27,53 26,45 27,43 -
(43)
Tabel 5.4. Data Pengukuran Waktu Proses Tiap Produk (Lanjutan)
Produk No.
Pengamatan
Waktu Proses (Menit)
Proses 1 Proses 2 Proses 3 Proses 4
Bearing Housing 1 2 3 4 5 40,23 40,55 40,35 41,12 41,27 123,15 122,21 122,34 123,05 122,47 110,12 111,21 110,23 110,35 111,43 - Roll Crapper 1 2 3 4 5 231,26 232,45 232,49 231,55 231,37 61,45 61,76 60,68 60,54 60,89 43,56 43,64 43,32 42,44 43,23 115,23 114,47 115,44 115,34 114,46 Press Cage 1 2 3 4 5 43,27 44,12 44,29 43,3 43,39 132,17 131,29 132,45 132,28 131,34 40,32 40,49 40,32 41,11 40,43 100,56 100,43 100,67 101,79 101,63 Jaw Crusher 1 2 3 4 5 60,76 60,45 60,36 60,33 60,47 20,27 21,76 20,48 20,45 21,55 38,12 39,1 38,57 38,49 39,15 35,23 35,21 34,05 35,33 35,22 Screw Press 1 2 3 4 5 283,15 282,1 283,21 283,11 282,15 73,36 73,27 72,42 72,25 73,31 172,33 172,23 172,31 172,27 173,05 37,21 37,39 38,24 38,21 37,32
(44)
Tabel 5.4. Data Pengukuran Waktu Proses Tiap Produk (Lanjutan)
Produk No.
Pengamatan
Waktu Proses (Menit)
Proses 1 Proses 2 Proses 3 Proses 4
Shredder 1 2 3 4 5 221,1 220,45 221,15 221,1 220,56 60,51 59,75 60,47 59,85 60,53 37,43 36,53 36,45 36,34 37,44 112,34 112,25 113,32 113,45 112,43
5.1.5. Rating Factor Operator
Perhitungan rating factor (Rf) dilakukan oleh peneliti di lantai pabrik
terhadap operator yang bekerja secara manual dan bekerja dengan mesin. Dalam
penelitian ini perhitungan nilai rating factor menggunakan westinghouse yang
memperhatikan 4 faktor yaitu keterampilan, usaha, kondisi kerja, dan konsistensi.
Penyesuaian menurut westinghouse dan penilaian rating factor pada operator
dapat dilihat pada Lampiran A.
5.1.6. Allowance
Kelongggaran (allowance) diberikan yaitu untuk kebutuhan pribadi, rasa
lelah. Penentuan besarnya kelonggaran berdasarkan faktor-faktor yang
(45)
BAB VI
ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
6.1. Analisis Uji Keseragaman dan Kecukupan Data
Pengujian keseragaman data dilakukan untuk memastikan bahwa data
waktu proses berasal dari sistem yang sama (batas kendali). Data yang berada
dalam batas kendali ditetapkan dalam BKA (Batas Kendali Atas) dan BKB
(Batas Kendali Bawah). Jika data yang tidak berada dalam batas kendali harus
dibuang untuk kemudian diuji kembali. Pada penelitian ini uji keseragaman data
dilakukan berdasarkan tingkat ketelitian sebesar 5% dan tingkat keyakinan sebesar
95%. Persentase ini digunakan peneliti untuk menunjukkan bahwa tingkat
kesalahan pada sample tidak lebih dari 5% dari waktu yang sebenarnya. Pengujian
keseragaman data dilakukan pada waktu proses setiap mesin yang melakukan
pengerjaan ketujuh produk. Hasil menunjukkan bahwa seluruh waktu proses
berada dalam batas kendali (BKA dan BKB), maka data dinyatakan seragam.
Pengujian kecukupan data dilakukan berdasarkan tingkat ketelitian sebesar
5% dan tingkat keyakinan sebesar 95%. Tingkat ketelitian menunjukkan
penyimpangan maksimum hasil pengukuran dari waktu sebenarnya. Sedangkan
tingkat keyakinan menunjukkan besarnya keyakinan pengukur akan ketelitian data
waktu yang telah diamati dan dikumpulkan. Hasil perhitungan uji kecukupan data
(46)
dikumpulkan telah cukup secara objektif. Ini ditunjukkan dengan nilai N’ dari
keseluruhan mesin lebih kecil dari N yang sebenarnya yaitu sebanyak 5 kali.
6.2. Analisis Waktu Baku
Waktu baku atau waktu standar adalah waktu yang sebenarnya digunakan
operator untuk memproduksi satu unit dari data jenis produk. Sebelum dilakukan
perhitungan waktu baku, dilakukan perhitungan waktu siklus pengerjaan produk
pada setiap mesin, kemudian dilakukan penilaian faktor-faktor penyesuaian
(rating factor) operator yang digunakan untuk menormalkan waktu kerja yang
diperoleh dari kecepatan kerja operator yang berubah. Setelah itu waktu baku
untuk setiap mesin pada pengerjaan produk dilakukan berdasarkan toleransi untuk
beristirahat mengatasi kelelahan atau untuk faktor lainnya yang tidak dapat
dihindarkan (allowance). Waktu baku tersebut bersama dengan waktu setup,
jumlah mesin, dan jumlah permintaan digunakan untuk menghitung total waktu
penyelesaian pengerjaan produk pada mesin (makespan) yang nantinya akan
digunakan untuk pengolahan selanjutnya dengan metode EDD dan Algoritma
Tabu Search.
6.3. Analisis Penjadwalan dengan Metode Earliest Due Date
Earliest Due Date merupakan metode yang digunakan dengan
mengurutkan pekerjaan berdasarkan due date yang lebih kecil. PT. Asia Raya
Foundry melakukan proses produksi berdasarkan produk yang pertama kali datang
ke mesin di lantai produksi tersebut. Urutan proses awal yang dilakukan adalah
(47)
Crusher – Screw Press – Shredder). Proses produksi aktual ketujuh produk PT.
Asia Raya Foundry tersebut menghasilkan makespan 13501,09 jam. Dengan
makespan yang begitu besar menyebabkan waktu penyelesaiannya melebihi due
date yang telah ditentukan, sehingga penyerahan produk kepada konsumen pun
menjadi terlambat. Kemudian dilakukan pengurutan penjadwalan pengerjaan
produk berdasarkan due date dari yang paling kecil. Urutan proses yang dilakukan
adalah 5,7,3,1,2,4,6 (Jaw Crusher – Shredder – Roll Crapper – Roda Lorry –
Bearing Housing – Press Cage – Screw Press). Setelah diurutkan maka diperoleh
total penyelesaian pengerjaan (makespan) yang jauh lebih kecil dari penjadwalan
yang dilakukan perusahaan sebesar 5177,69 jam. Tingkat effisiensi yang
dihasilkan oleh metode Earliest Due Date dari metode perusahaan adalah sebesar
61,64 %.
6.4. Analisis Penjadwalan dengan Algoritma Tabu Search
Metode Algoritma Tabu Search diterapkan setelah dilakukan perhitungan
total penyelesaian dengan pengurutan Earliest Due Date. Urutan proses dengan
EDD digunakan sebagai solusi awal untuk iterasi penjadwalan, yaitu 5,7,3,1,2,4,6
(Jaw Crusher – Shredder – Roll Crapper – Roda Lorry – Bearing Housing –
Press Cage – Screw Press) dengan makespan sebesar 5177,69 jam. Iterasi yang
dilakukan sebanyak 8 kali, makespan yang didapat dari setiap iterasi
menghasilkan solusi akhir yang akan digunakan sebagai solusi optimum dengan
syarat makespan minimal yang telah didapat dari iterasi sebelumnya tidak diambil
(48)
diperoleh makespan terkecil dari solusi awal yaitu sebesar 5156,16 jam, solusi ini
digunakan sebagai solusi awal untuk iterasi selanjutnya (iterasi 2). Iterasi 2
menghasilkan makespan terkecil yaitu sebesar 5145,85 jam. Iterasi 3
menghasilkan makespan terkecil sebesar 5156,16 jam. Namun, karena solusi yang
diperoleh pada iterasi 3 telah muncul pada iterasi 1, maka solusi ini tidak diambil
lagi untuk melakukan iterasi selanjutnya sesuai dengan syarat Tabu Search agar
tidak terjadi cycling. Maka diambil nilai makespan terkecil lainnya yaitu 5167,38
jam. Iterasi 4 menghasilkan makespan terkecil sebesar 5191,25 jam. Iterasi 5
menghasilkan maekspan terkecil sebesar 5169,72 jam. Iterasi 6, 7, dan 8
menghasilkan makespan terkecil sebesar 5184,37, 5205,91, dan 5229,78 jam.
Pada iterasi 6 - 8 makespan yang dihasilkan semakin besar dan tidak ditemukan
lagi solusi yang lebih baik dari solusi awal, maka iterasi dihentikan. Solusi akhir
yang diambil dari ke delapan iterasi tersebut adalah solusi optimal yang memiliki
nilai makespan terkecil yaitu 5145,85 jam dengan urutan proses 5,3,7,1,4,2,6 (Jaw
Crusher – Roll Crapper – Shredder – Roda Lorry – Press Cage – Bearing Housing – Screw Press). Nilai tersebut menunjukkan bahwa penjadwalan dengan
metode Algoritma Tabu Search menghasilkan waktu penyelesaian yang lebih
singkat lagi dari metode EDD dan metode yang digunakan perusahaan. Tingkat
effisiensi yang dihasilkan oleh metode Algoritma Tabu Search adalah sebesar
0,61% (dari metode EDD) dan 61,9% (dari metode perusahaan).
(49)
Gantt Chart merupakan alat bantu yang digunakan dalam menyelesaikan
masalah penjadwalan. Pada penelitian ini gantt chart yang digunakan adalah gantt
chart mesin, yaitu menunjukkan urutan pengerjaan ketujuh produk berdasarkan
mesin yang digunakan dalam jangka waktu tertentu. Gantt chart ini
membandingkan waktu urutan pengerjaan yang dilakukan dengan metode
perusahaan PT. Asia Raya Foundry, metode EDD, dan metode Algoritma Tabu
Search. Hasil yang didapatkan pada gantt chart menunjukkan bahwa metode
Algoritma Tabu Search menghasilkan waktu penyelesaian yang lebih singkat
daripada metode yang digunakan perusahaan dan metode EDD.
6.6. Analisis Parameter Performansi Penjadwalan
Parameter performansi digunakan untuk menentukan metode yang lebih
baik untuk diterapkan pada perusahaan. Parameter performansi yang digunakan
adalah Efficiency Index (EI). Dalam penelitian ini Efficiency Index antara metode
perusahaan dengan metode Earliest Due Date adalah sebesar 2,60 (EI > 1).
Efficiency Index antara metode Earliest Due Date dengan Algoritma Tabu Search
adalah sebesar 1,01 (EI > 1). Efficiency Index antara metode perusahaan dengan
Algoritma Tabu Search adalah sebesar 2,62 (EI > 1). Nilai EI yang dihasilkan
menunjukkan bahwa penjadwalan dengan menggunakan Algoritma Tabu Search
memiliki performansi yang lebih baik dibandingkan dengan metode Earliest Due
Date dan metode yang digunakan oleh perusahaan. Metode ini dapat digunakan
(50)
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di PT. Asia Raya Foundry dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Penjadwalan dengan menggunakan metode Earliest Due Date menghasilkan
urutan proses yaitu 5,7,3,1,2,4,6 (Jaw Crusher – Shredder – Roll Crapper –
Roda Lorry – Bearing Housing – Press Cage – Screw Press) dengan nilai
makespan sebesar 5177,69 jam (216 hari).
2. Penjadwalan dengan menggunakan metode Algoritma Tabu Search
menghasilkan urutan proses yang optimal yaitu 5,3,7,1,4,2,6 (Jaw Crusher –
Roll Crapper – Shredder – Roda Lorry – Press Cage – Bearing Housing – Screw Press) dengan nilai makespan sebesar 5145,85 jam (214 hari).
3. Effisiensi yang dihasilkan oleh metode EDD dari metode perusahaan adalah
61,64%. Effisiensi dihasilkan oleh metode Algoritma Tabu Search adalah
sebesar 0,61% (dari metode EDD) dan 61,9% (dari metode perusahaan).
4. Nilai Efficiency Index (EI) antara :
a. Metode perusahaan dengan metode EDD sebesar 2,60.
b. Metode EDD dengan metode Algoritma Tabu Search sebesar 1,01.
(51)
EI > 1 menunjukkan bahwa metode Algoritma Tabu Search lebih baik
digunakan dibandingkan metode EDD dan metode perusahaan.
7.2. Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Perusahaan
a. Agar perusahaan memeriksa ketersediaan kebutuhan pengadaan bahan
baku dan pengadaan operator.
b. Agar perusahaan dapat menerapkan suatu sistem database terintegrasi
untuk memudahkan informasi ketersediaan bahan baku, operator, dan
pengoperasian mesin pada saat kegiatan produksi.
2. Untuk penelitian berikutnya
a. Agar dapat mengembangkan metode penjadwalan lain untuk
menghasilkan hasil yang lebih baik dari metode yang telah diterapkan.
b. Agar dapat mengembangkan penggunaan software penjadwalan untuk
(52)
DAFTAR PUSTAKA
Barnes, Ralph. M. 1980. Motion and Time Study and Work Measurement. United
States of America.
Dreo, J. and Siarry, P. 2006. Metaheuristics for Hard Optimization.
Spinger-Verlag Berlin Heidelberg.
Glover, Fred and Laguna Manuel. 1997. Tabu Search. USA: Kluwer Academic
Publishers.
Heragu, Sunderesh. 2008. Facilities Design. United States of America: CRC
Press.
Morton, Thomas. E. 1993. Heuristic Schedulling Systems With Applications to
Production Systems and Project Management. New York: A Wiley –
Interscience Publication.
Nakandhrakumar, RS. 2014. Optimization of Job Shop Scheduling Problem using
Tabu Search Optimization Technique. India: International Journal of
Innovative Research in Science, Engineering and Technology.
Ginting, Rosnani. 2009. Penjadwalan Mesin. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sinulingga, Sukaria. 2009. Perencanaan & Pengendalian Produksi. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Sinulingga, Sukaria. 2014. Metode Penelitian. Medan: USU Press.
Sutalaksana, Z. I., A. Ruhana, dan J. H. Tjakraatmadja. 1979. Teknik Tata Cara
(53)
DAFTAR PUSTAKA (LANJUTAN)
Udayakumar, K.C. 2013. Tabu Search for Solving of Job Shop Scheduling with
Single Objective – Makespan Minimization. Chennai: Sathyabama
University.
Wignjosoebroto. Sritomo. 2003. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. Jakarta: Guna
(1)
diperoleh makespan terkecil dari solusi awal yaitu sebesar 5156,16 jam, solusi ini digunakan sebagai solusi awal untuk iterasi selanjutnya (iterasi 2). Iterasi 2 menghasilkan makespan terkecil yaitu sebesar 5145,85 jam. Iterasi 3 menghasilkan makespan terkecil sebesar 5156,16 jam. Namun, karena solusi yang diperoleh pada iterasi 3 telah muncul pada iterasi 1, maka solusi ini tidak diambil lagi untuk melakukan iterasi selanjutnya sesuai dengan syarat Tabu Search agar tidak terjadi cycling. Maka diambil nilai makespan terkecil lainnya yaitu 5167,38 jam. Iterasi 4 menghasilkan makespan terkecil sebesar 5191,25 jam. Iterasi 5 menghasilkan maekspan terkecil sebesar 5169,72 jam. Iterasi 6, 7, dan 8 menghasilkan makespan terkecil sebesar 5184,37, 5205,91, dan 5229,78 jam. Pada iterasi 6 - 8 makespan yang dihasilkan semakin besar dan tidak ditemukan lagi solusi yang lebih baik dari solusi awal, maka iterasi dihentikan. Solusi akhir yang diambil dari ke delapan iterasi tersebut adalah solusi optimal yang memiliki nilai makespan terkecil yaitu 5145,85 jam dengan urutan proses 5,3,7,1,4,2,6 (Jaw Crusher – Roll Crapper – Shredder – Roda Lorry – Press Cage – Bearing Housing – Screw Press). Nilai tersebut menunjukkan bahwa penjadwalan dengan metode Algoritma Tabu Search menghasilkan waktu penyelesaian yang lebih singkat lagi dari metode EDD dan metode yang digunakan perusahaan. Tingkat effisiensi yang dihasilkan oleh metode Algoritma Tabu Search adalah sebesar 0,61% (dari metode EDD) dan 61,9% (dari metode perusahaan).
(2)
Gantt Chart merupakan alat bantu yang digunakan dalam menyelesaikan masalah penjadwalan. Pada penelitian ini gantt chart yang digunakan adalah gantt chart mesin, yaitu menunjukkan urutan pengerjaan ketujuh produk berdasarkan mesin yang digunakan dalam jangka waktu tertentu. Gantt chart ini membandingkan waktu urutan pengerjaan yang dilakukan dengan metode perusahaan PT. Asia Raya Foundry, metode EDD, dan metode Algoritma Tabu Search. Hasil yang didapatkan pada gantt chart menunjukkan bahwa metode Algoritma Tabu Search menghasilkan waktu penyelesaian yang lebih singkat daripada metode yang digunakan perusahaan dan metode EDD.
6.6. Analisis Parameter Performansi Penjadwalan
Parameter performansi digunakan untuk menentukan metode yang lebih baik untuk diterapkan pada perusahaan. Parameter performansi yang digunakan adalah Efficiency Index (EI). Dalam penelitian ini Efficiency Index antara metode perusahaan dengan metode Earliest Due Date adalah sebesar 2,60 (EI > 1). Efficiency Index antara metode Earliest Due Date dengan Algoritma Tabu Search adalah sebesar 1,01 (EI > 1). Efficiency Index antara metode perusahaan dengan Algoritma Tabu Search adalah sebesar 2,62 (EI > 1). Nilai EI yang dihasilkan menunjukkan bahwa penjadwalan dengan menggunakan Algoritma Tabu Search memiliki performansi yang lebih baik dibandingkan dengan metode Earliest Due Date dan metode yang digunakan oleh perusahaan. Metode ini dapat digunakan untuk menjadwalkan urutan pengerjaan di PT. Asia Raya Foundry.
(3)
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di PT. Asia Raya Foundry dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Penjadwalan dengan menggunakan metode Earliest Due Date menghasilkan urutan proses yaitu 5,7,3,1,2,4,6 (Jaw Crusher – Shredder – Roll Crapper – Roda Lorry – Bearing Housing – Press Cage – Screw Press) dengan nilai makespan sebesar 5177,69 jam (216 hari).
2. Penjadwalan dengan menggunakan metode Algoritma Tabu Search menghasilkan urutan proses yang optimal yaitu 5,3,7,1,4,2,6 (Jaw Crusher – Roll Crapper – Shredder – Roda Lorry – Press Cage – Bearing Housing – Screw Press) dengan nilai makespan sebesar 5145,85 jam (214 hari).
3. Effisiensi yang dihasilkan oleh metode EDD dari metode perusahaan adalah 61,64%. Effisiensi dihasilkan oleh metode Algoritma Tabu Search adalah sebesar 0,61% (dari metode EDD) dan 61,9% (dari metode perusahaan). 4. Nilai Efficiency Index (EI) antara :
a. Metode perusahaan dengan metode EDD sebesar 2,60.
b. Metode EDD dengan metode Algoritma Tabu Search sebesar 1,01. c. Metode perusahaan dengan metode Algoritma Tabu Search sebesar 2,62.
(4)
EI > 1 menunjukkan bahwa metode Algoritma Tabu Search lebih baik digunakan dibandingkan metode EDD dan metode perusahaan.
7.2. Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan
a. Agar perusahaan memeriksa ketersediaan kebutuhan pengadaan bahan baku dan pengadaan operator.
b. Agar perusahaan dapat menerapkan suatu sistem database terintegrasi untuk memudahkan informasi ketersediaan bahan baku, operator, dan pengoperasian mesin pada saat kegiatan produksi.
2. Untuk penelitian berikutnya
a. Agar dapat mengembangkan metode penjadwalan lain untuk menghasilkan hasil yang lebih baik dari metode yang telah diterapkan. b. Agar dapat mengembangkan penggunaan software penjadwalan untuk
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Barnes, Ralph. M. 1980. Motion and Time Study and Work Measurement. United States of America.
Dreo, J. and Siarry, P. 2006. Metaheuristics for Hard Optimization. Spinger-Verlag Berlin Heidelberg.
Glover, Fred and Laguna Manuel. 1997. Tabu Search. USA: Kluwer Academic Publishers.
Heragu, Sunderesh. 2008. Facilities Design. United States of America: CRC Press.
Morton, Thomas. E. 1993. Heuristic Schedulling Systems With Applications to Production Systems and Project Management. New York: A Wiley – Interscience Publication.
Nakandhrakumar, RS. 2014. Optimization of Job Shop Scheduling Problem using Tabu Search Optimization Technique. India: International Journal of Innovative Research in Science, Engineering and Technology.
Ginting, Rosnani. 2009. Penjadwalan Mesin. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sinulingga, Sukaria. 2009. Perencanaan & Pengendalian Produksi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sinulingga, Sukaria. 2014. Metode Penelitian. Medan: USU Press.
Sutalaksana, Z. I., A. Ruhana, dan J. H. Tjakraatmadja. 1979. Teknik Tata Cara Kerja. Bandung: ITB.
(6)
DAFTAR PUSTAKA (LANJUTAN)
Udayakumar, K.C. 2013. Tabu Search for Solving of Job Shop Scheduling with Single Objective – Makespan Minimization. Chennai: Sathyabama University.
Wignjosoebroto. Sritomo. 2003. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. Jakarta: Guna Widya.