Frenektomi Dengan Menggunakan Laser

DAFTAR PUSTAKA

1.

Lee Daehyun. Application of laser in periodontics: a new approach in
periodontal treatment. Dental Bulletin 2007;12(10):23-5.

2.

The Research, Science and Therapy Comitte of the American Academy of
Periodontology. Laser in periodontics. J Periodontol 2002;73:123 1-9.

3.

Cobb CM. Lasers in periodontic : a review of the literature. J Periodontol
2006;77(4):545-564.

4.

Goldstep F. Diode lasers for periodontal treatment : the story so far. Oral Health
2009 December;44-6.


5.

Bader C, Krejci I. Indications and limitations of Er:YAG laser applications in
dentistry. American Journal of Dentistry 2006;19(3):178-86.

6.

Eldin EM. Use of diode laser (810) nm in frenectomy.

7.

Prabhuji MLV, Preetha M, Moghe AG. Comparison of conventional techniques
with diode laser. Laser 2010;3:14-8.

8.

Haytack MC, Ozcelik O. Evaluation of patient perceptions after frenectomy
operations : a comparison of carbon dioxide laser and scalpel techniques. J
Periodontol 2006;77(11):1815-9.


9.

Koora K, Muthu MS, Rathna P. Spontaneous closure of midlines following
frenectomy. J Indian Society Of Pedodontics And Preventative Dentistry.
2007.Vol.25(1):23-26.

Universitas Sumatera Utara

10.

Berrocal IL, Gonzalez JM, dkk. Sterilizing effects of the Erbium:Yag laser upon
dental structures : an in vitro study. Med Oral Patol Oral Cir Bucal 2006;11:5861.

11.

Kafas P, Stavrianos C, dkk. Upper-lip laser frenectomy without infiltrated
anaesthesia in a paediatric patient : a case report. Cases J 2009, 2:7138.

12.


Reyhanian A, Fuhrman N, Ioannou C. Laser-assisted immediate implantation at
infected site. Laser 2011;2:06-10.

13.

Husein A, Application of lasers in dentistry : A review. Archives Of Orofacial
Sciences 2006;1:1-4.

Universitas Sumatera Utara

BAB 3
APLIKASI LASER PADA TEKNIK FRENEKTOMI
Kata frenum berasal dari kata latin yaitu “fraenum”. Frenum adalah lipatan
berbentuk segitiga yang ditemukan di rahang atas dan mukosa alveolar di rahang bawah,
dan terletak diantara gigi seri dan kaninus daerah premolar. Perlekatan frenulum yang
tinggi dapat menyebabkan masalah ortodonsia (diastema), masalah prostodonsia
(mengurangi retensi gigi tiruan), masalah periodonsia (resesi gingiva dan inflamasi), dan
masalah pada pengucapan.6,7 Frenektomi merupakan penyingkiran frenulum yang melekat
pada dasar tulang. Frenektomi terdiri dari 2 teknik yaitu teknik konvensional (V-plasty dan

Z-plasty) dengan skalpel dan pisau periodontal dan teknik dengan menggunakan laser
jaringan lunak.7

3.1 Jenis laser yang dapat digunakan
Laser yang dapat digunakan pada frenektomi yaitu laser CCb, Nd:YAG, Er:YAG
dan laser diode.6
3.1.1 Laser CO2
Laser CO2 dapat diserap oleh air. Jaringan lunak terdiri dari 75% sampai 90% air,
98% energi yang dihasilkan laser diubah menjadi panas dan hanya sedikit yang diserap
oleh permukaan jaringan. Permukaan yang lembab sangat penting untuk mendapatkan efek
yang maksimal. Mengingat afinitas laser CO2 pada jaringan lunak yang basah maka laser
CO2 lebih sering digunakan pada proses pembedahan jaringan lunak di rongga mulut
termasuk diantaranya frenektomi. Karena laser ini tidak berkontak dengan jaringan,
pemakaiannya tidak menimbulkan sensasi taktil.7,8

Universitas Sumatera Utara

3.1.2 Laser Nd:YAG
Laser Nd:YAG dapat menembus air 60 mm, kemudian berkurang 10% dari
kekuatan aslinya, energi yang dihasilkan tersebar didalam jaringan bukan diserap pada

permukaan jaringan. Efek panas yang dihasilkan laser Nd:YAG ideal digunakan untuk
mengablasi jaringan abnormal yang berpotensi terjadinya perdarahan dan untuk hemostasis
kapiler dan vena.7

3.1.3 Laser Er:YAG
Dari semua jenis laser, Laser Er:YAG yang paling baik diserap oleh air. Secara
teoritis koefisien penyerapan air laser ErrYAG lebih besar 10.000 kali dari CO2 dan
15.000-20.000 kali laser Nd:YAG.7

Gambar

3.

Frenektomi

jaringan

lunak

maksila


dengan

laser

Er:YAG

(http://www.kencomerdds.com/laser-dentistry-amarillo-tx.html) (10 februari 2011)

3.1.4 Laser Diode

Universitas Sumatera Utara

Laser diode sedikit diserap oleh air tetapi penyerapan paling baik pada hemoglobin
dan jaringan pigmentasi. Laser ini diindikasikan pemotongan dan pengkoagulasian gingiva
dan mukosa oral, serta untuk kuretase. Efek panas pada laser diode menggunakan efek
‘hot-tip’ yang menyebabkan terjadinya akumulasi panas pada ujung fiber dan
menghasilkan koagulasi yang relatif tebal.7

3.2 Indikasi

Frenektomi dilakukan untuk penyingkiran frenulum yang dapat membatasi
pergerakan bibir dan lidah, penutupan diastema untuk keperluan perawatan ortodonti,
murni hanya karena masalah estetis, terlalu melekat pada edentulous ridge yang dapat
mengganggu pada perawatan prostodonsia, tertariknya gingiva cekat yang menyebabkan
inflamasi dan pembentukan saku dan lidah yang terbelit sehingga menyebabkan masalah
pengucapan, dan adanya tekanan pada margin gingiva.6,7
Tidak ada kotra indikasi penggunaan laser pada pasien. Perawatan harus dilakukan
dengan parameter dan teknik yang tepat, sehingga jaringan keras maupun jaringan lunak
disekitar frenulum tidak terablasi saat laser sedang di aplikasikan.12

33 Tahapan Prosedur
Frenektomi pada teknik konvensional dilakukan dengan cara menjepit frenulum
dengan sepasang hemostat kemudian dieksisi dengan skalpel. Setelah pembebasan ikatan
jaringan fibrous dibawah periosteum, luka ditutup dengan penjahitan.7

Universitas Sumatera Utara

(A)

(B)


Gambar 4. A.Frenulum dijepit dengan hemostat dan diinsisi oleh scalpel,
B.Penjahitan luka. (Prabhuji MLV, Preetha M, Moghe AG. Comparison of
conventional techniques with diode laser. Research Frenctomy 2010;3:14-8)

Sebelum frenektomi dengan teknik laser CO2 dilakukan, berikan anastesi lokal
kepada pasien kemudian jepit frenulum dengan sepasang hemostat dan beam fokus tidak
berkontak

pada

modus

tekanan

tinggi

yang

berulang-ulang


digunakan

untuk

menyingkirkan periekatan ke periosteum, dan sisa-sisa dari jaringan yang terablasi
disingkirkan menggunakan kain kasa steril yang dibasahi dengan larutan garam fisiologis.
Tidak diperlukan penjahitan pada luka setelah perawatan dengan laser CO2.7
Pada tahap prosedur frenektomi dengan laser diode semikonduktor sebelum
dilaksanakan operasi harus mengetahui riwayat medis dan riwayat dental dan pembuatan
inform consent kepada pasien mengenai perawatan yang akan dilakukan. Pada tahap
operasi anastesi yang diberikan yaitu spray atau anastesi topikal pada frenulum, jika pasien
masih merasakan sakit dapat diberikan anastesi lokal. Setelah eksisi selesai tidak dilakukan
penjahitan pada luka, luka tidak perlu dibersihkan dan tidak perlu diberikan tampon, serta
tidak perlu diberikan obat-obatan maupun analgesik. Contoh dari laser diode yaitu Oralaser Jet-20 (Gambar 3). Laser diode tersebut memancarkan panjang gelombang 810nm

Universitas Sumatera Utara

dan dengan kekuatan out-put 20 watt.6 Ditambahkan bahwa frenektomi dengan laser diode
tidak perlu menjepit frenulum dengan sepasang hemostat.

Laser diode diserap oleh pigmen, frenulum itu termasuk tipikal jaringan fibros yang
tebal dan berpigmen sedikit. Karena alasan ini, penggunaan laser diode memerlukan energi
yang lebih tinggi dan waktu yang lebih lama untuk mengablasi frenulum. Laser Er:YAG
memiliki panjang gelombang yang lebih besar dari laser diode sehingga lebih cepat bila
digunakan untuk mengablasi frenulum dan tanpa adanya kontak, tetapi bila laser Er:YAG
dibandingkan dengan laser diode, laser ErtYAG lebih beresiko menyebabkan perdarahan.
Laser Er:YAG biasa digunakan untuk jaringan keras dan tidak diabsorbsi dengan baik oleh
hemoglobin seperti laser diode, jadi panjang gelombang yang dihasilkan laser Er:YAG
dapat menimbulkan masalah hemostasis.9
Laser diode memiliki beberapa keuntungan bila dibandingkan dengan alat
monopolar elektrosurgery untuk frenektomi. Laser diode menimbulkan kerusakan teraial
yang sedikit, sehingga proses penyembuhan lebih cepat dengan nyeri yang sedikit paska
operasi. Bahkan banyak pasien ditemukan meminta sedikit atau sama sekali tidak
memerlukan obat paska operasi. Selain itu, ada kesempatan untuk menggunakan topikal
anastesi seperti Cetacaine, TAC 20, Tricaine Blue untuk prosedur ini dan membutuhkan
injeksi yang minimal.9
Frenektomi dengan menggunakan laser sangat memerlukan evaluasi yang teliti
terhadap interaksi antara jaringan dan laser dengan meningkatkan ketajaman visual
(pembesaran dan pencahayaan) agar dapat membantu mengurangi waktu pekerjaan yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan frenektomi. Perokok dan pasien diabetes memerlukan

perhatian yang lebih paska operasi dibandingkan pasien yang normal. Penting untuk

Universitas Sumatera Utara

mematuhi prinsip penggunaan energi terkecil untuk menyelesaikan frenektomi dan hanya
menggunakan topikal anastesi, tapi diperlukan kesabaran yang lebih dalam pengerjaannya
bila dibandingkan dengan penggunaan skalpel maupun alat elektrosurgery lain dengan
suntikan anastesi.9
Prosedur frenektomi pada maksila bertujuan untuk menyingkirkan perlekatan yang
terlalu dekat atau berada diantara gigi insisivus sentralis. Dokter seharusnya mencurigai
bahwa diastema dapat terjadi jika perlekatan frenulum melekat menutupi sulkus gingiva,
serat frenulum berjalan dari labial ke palatal diatas alur tulang. Dengan menarik bibir atas
kearah luar, dokter dapat mengidentifikasi hal tersebut. Jika kasus ini terjadi, serat dapat
disingkirkan dengan membuat insisi horizontal yang kecil keperiosteum hingga sedikit
mencakup palatal.9
Penyingkiran frenuium dapat dilakukan pada gelombang 0,8-1,4 watt. Bibir ditarik
keluar agar frenulum menggembung dan laser mulai mengikis perlekatan pada jaringan
gingiva tersebut. Sedikit gerakan horizontal dilateral akan memulai penyingkiran frenulum
dan luka yang berbentuk belah ketupat akan muncul. Laser diode tidak akan memotong
periosteum dan apabila dokter ingin memotong periosteum tersebut, mereka dapat
melakukan penyingkiran pada periosteum dengan menggunakan pisau bedah untuk
mencegah perlekatan yang terjadi. Hal ini tidak mudah dilakukan tanpa anastesi dan akan
menimbulkan perdarahan, dan kasus ini lebih diperlukan pada frenulum yang sangat tebal.
Jika frenulum tebal dan pasien itu cemas, beberapa tetes anastesi dapat diberikan pada
kedua sisi dari frenulum dan akan memberikan tingkat kenyamanan bagi pasien maupun
dokter. Hanya sedikit anastesi yang diperlukan (0,2ml).9

Universitas Sumatera Utara

Secara ringkas prosedur frenektomi dengan menggunakan laser disajikan dalam
table berikut ini.

Tabel 1. Prosedur klinis pada frenektomi. (A Glenn Van. Frenectomies with the AMD
Picaso Lite Diode Laser. 2010)
Langkah

Prosedur

1

Dengan hati-hati ditarik ujung fiber yang bergerak

2

Berikan topical anastesi atau beberapa tetes anastesi pada kedua sisi dari
perlekatan frenelum

3

Gunakan gelombang 0,8-1,4 watt (energy kecil tanpa anastesi)

4

Mulai

ablasi

dari

perlekatan

dan

tarik

bibir

keluar

untuk

“merengangkankan” perlekatan yang menghasilkan luka berbentuk “belah
ketupat”
5

Ablasi hingga semua serat-serat vertical tersingkirkan dan sudah sampai
ke peristeum

6

Jika dibutuhkan “singkirkan” secara horizontal dengan pisau bedah atau
periosteum elevator

7

Dengan hydrogen peroksida atau tisu basah untuk melepaskan jaringan
yang terikat.

Universitas Sumatera Utara

(A)

(D)

(B)

(C)

(E)

Gambar 6. A. Frenektomi dengan laser diode, B. Gambaran setelah operasi, C. 2 hari
setelah operasi. D. 1 minggu setelah operasi, E. 2 bulan setelah operasi. (Prabhuji MLV,
Preetha M, Moghe AG. Comparison of conventional techniques with diode laser. Research
Frenctomy 2010;3:16)

Universitas Sumatera Utara

BAB 4
EVALUASI HASIL FRENEKTOMI DENGAN MENGGUNAKAN
LASER

Pada bab-bab sebelumnya telah dibahas mengenai langkah-langkah frenektomi
dengan laser, seperti jenis-jenis laser, teknik-teknik laser dan perbandingan frenektomi
menggunakan laser dengan frenektomi menggunakan skalpel.
Insisi jaringan lunak mulut dengan laser rasa nyerinya lebih sedikit bila
menggunakan skalpel dan memerlukan lokal anastesi yang lebih sedikit walaupun secara
ilmiah hal ini belum dapat dibuktikan. Pada penelitian Haytac dan Ozcelik (2006)
menyatakan pasien yang dilakukan frenektomi dengan laser CO2 nyeri yang ditimbulkan
pasca operasi dan komplikasinya lebih sedikit bila dibandingkan firenektomi dengan
menggunakan skalpel. Frenektomi dengan menggunaan skalpel, biasanya timbul
perdarahan, nyeri paska operasi, dan nyeri ketika berkontak dengan makanan. Di sisi lain
teknik frenektomi dengan menggunakan laser mempunyai beberapa keunggulan seperti
perdarahan yang sedikit ketika pembedahan dan setelah pembedahan, kemampuan
koagulasi yang cepat, luka yang ditimbulkan steril, pembengkakan dan parut yang
ditimbulkan minimal, tidak memerlukan penjahitan, trauma mekanik yang ditimbulkan
sedikit, waktu kerjanya singkat, dan mengurangi nyeri paska operasi.7
Instruksi paska frenektomi dengan mengunakan laser sangat perlu dilakukan seperti
tidak boleh makan makanan yang pedas dan keras dan minuman yang asam sampai 72 jam
pertama, gunakan obat anti inflamasi secukupnya, akan timbul bercak putih pada 7-10 hari
tetapi tidak menyebabkan infeksi dan akan membentuk jaringan lunak yang baru,
aplikasikan Chlorhexidine rinse (0,12%) pada area luka, minum air yang dingin pada 24

Universitas Sumatera Utara

jam pertama untuk meminimalisasi pembengkakan, sikat gigi dengan hati-hati pada daerah
luka, pasien harus kembali dalam 7-10 hari untuk evaluasi penyembuhan.9

Gambar 7. Penyembuhan setelah 7 hari (belum sempurna). (A Glenn Van. Frenectomies
with the AMD Picasso Lite Diode Laser. 2010)

Gambar 8. Penyembuhan setelah 14 hari. ((A Glenn Van. Frenectomies with the AMD
Picasso Lite Diode Laser. 2010)

Universitas Sumatera Utara

Beberapa keuntungan penggunaan laser bila dibandingkan dengan teknik
konvensional adalah:8
1. Tidak membutuhkan anastesi lokal.
2. Perdarahan yang sedikit pada daerah kerja sehingga memudahkan pekerjaan.
3. Tidak membutuhkan tampon sehingga pasien tidak merasakan ketidaknyamanan
yang ditimbulkan tampon tersebut.
4. Penyembuhan lebih baik dan hanya menimbulkan sedikit parut.
5. Waktu kerja sedikit.
Pada penelitian yang dilakukan M. Cenk H dan Onur O, yang membandingkan
persepsi pasien paska frenektomi menggunakan laser CO2 dengan menggunakan skalpel,
hasilnya didapatkan bahwa pasien yang dilakukan perawatan dengan menggunakan laser,
nyeri dan komplikasi fungsional (berbicara dan mengunyah) yang ditimbulkan paska
operasi lebih sedikit, serta penggunaan anastesi yang digunakan juga lebih sedikit bila
dibandingkan dengan perawatan menggunakan skalpel (tabel 2).
Tabel 2. Perbandingan skor visual analog scale (VAS) dari persepsi pasien paska operasi
dengan konvensional dan laser CO2. (Haytacj MC. Ozcelik O. Evaluation of
patient perceptions after frenectomy operations : a comparison of carbon
dioxide and scalpel techniques. J Periodontol, 2006;77)

Nyeri pada hari ke-1
Nyeri pada hari ke-7
Mengunyah pada hari ke-1
Mengunyah pada hari ke-7
Berbicara pada hari ke-7
Nyeri

Teknik
Nilai p
Konvensional
Laser CO2
(mean + SD)
(mean + SD)
6,2 + 1,8
3,4 + 1,1
0,0001
3,3 + 1,5
0,1 + 0,3
0,0001
2,4 + 1,4
1,7 + 0,9
0,0001
2,4 + 1,0
0,1 + 0,3
0,0001
4,0 + 1,4
0,8 + 0,7
0,0001
Mengunyah
Berbicar

Universitas Sumatera Utara

Data pada tabel 2 dan gambar 9 menunjukkan bahwa skor VAS dari persepsi pasien
terhadap gangguan nyeri, mengunyah, dan berbicara pada hari ke -1 dan hari ke-7 lebih
rendah pada kelompok yang dirawat laser bila dibandingkan dengn konvensional, dengan
signifikan (p