Peranan Reward Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Ips Di Kelas V C Sd Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan

PERANAN REWARD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI
DAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V C SD ISLAM
HARAPAN IBU JAKARTA SELATAN
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk
Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh
Anisa Putri Utami
NIM 1112018300015

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016 M/1437 H

ABSTRAK
Anisa Putri Utami (1112018300015). Peranan Reward untuk Meningkatkan
Motivasi dan Hasil Belajar IPS di Kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta
Selatan, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan reward dan menganalisis
peranan reward untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam mata
pelajaran IPS di kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan. Jenis penelitian
ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus
dan setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Penelitian ini dilaksanakan
melalui empat tahap, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan
(4) refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas V C yang berjumlah 18 siswa.
Metode pengumpulan data yaitu menggunakan lembar observasi, pedoman
wawancara, tes, angket, dan dokumentasi. Hasil penelitian dengan adanya peranan
reward membuat siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran IPS, siswa
menjadi lebih termotivasi, senang, dan lebih percaya diri. Hal ini dapat dilihat dari
meningkatnya hasil angket dari awal pertemuan hingga akhir pertemuan sebesar
12.4% dimana pada awal pertemuan sebelum tindakan/pra tindakan hasil angket
sebesar 53.9% dan pada akhir pertemuan setelah tindakan hasil angket meningkat
menjadi 66.3%. Peningkatan juga terjadi pada tes hasil belajar. Peningkatan ini
terjadi pada siklus I dan siklus II. Siklus I pada pertemuan pertama dan kedua
hasil belajar siswa meningkat sebesar 25%, dimana pada pre-test siklus I hasil
belajar siswa mencapai angka 68,3% dan pada post-test siklus I hasil belajar siswa

mencapai angka 93,3%. Siklus II pada pertemuan pertama dan kedua hasil belajar
siswa meningkat sebesar 23,4%, dimana pada hasil pre-test siklus II adalah 74,4%
dan hasil post-tes siklus II adalah 97,8%. Hasil belajar ini juga diperkuat dengan
score perhitungan dengan menggunakan rumus N-gain, dimana pada siklus I hasil
perhitungan adalah sebesar 0.78 dan pada siklus II hasil perhitungan meningkat
menjadi 0.91. Hal ini menandakan bahwa terdapat peranan reward terhadap
motivasi dan hasil belajar siswa di kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta
Selatan.
Kata Kunci: Reward, Motivasi Belajar, Hasil Belajar, IPS

i

ABSTRACT
Anisa Putri Utami (1112018300015). The Role Of Rewards to Increase
Motivation and Learning Results Social Science In Class V C Harapan Ibu
Elementary School of South Jakarta, Department of Teacher Education
Madrasah Ibtidaiyah, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif
Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2016.
This research aims to know the role of reward to enhance the role of analyzing the
motivation and learning outcomes of students in Social Science subjects in class V

C Harapan Ibu Elementary School of South Jakarta. This type of research this is a
class action research (PTK) which was implemented in two cycles and each cycle
consists of two times. This research is carried out through four stages, namely (1)
planning, (2) action, (3) the implementation of the observations, and (4) reflection.
The subject was a class V C students amounted to 18 students. Method of data
collection that is using a sheet of observation, interview, test guidelines, the
question form, and documentation. Research results with the role of reward
making students become more active in Social Science learning, students become
more motivated, excited, and more confident. It can be seen from the increasing
results now from the beginning of the meeting until the end of the meeting of
12,4% where at the beginning of the meeting before the actions/pre-action
proceeds now amounting to 53.9% and at the end of the meeting after the action
result the now increased to 66.3%. The increase also occurred on the test results of
the study. This increase occurs on cycle I and cycle II. The cycle of I in the first
and second meetings of the learning outcomes of students increased by 25%,
which in pre-test cycle I student learning outcomes reach 68.3% and at post-test
cycle I student learning outcomes reach 93,3%. Cycle II on the first and second
meetings of the learning outcomes of students increased by 23,4%, where as on
the results of pre-test cycle II was 74,4% and the results of the post-test cycle II
was 97.8%. The results of this study also reinforced with the score calculation by

using the formula N-gain, where in the cycle I calculation result is of 0.78 and
cycle II calculation result increased to 0.91. This indicates that there is a role of
prizes towards motivation and learning outcomes of students in class V C
Harapan Ibu Elementary School of South Jakarta.
Keywords: Reward, Motivation To Learn, The Results Of The Study, Social
Science

ii

KATA PENGANTAR

Puja puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala
rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis diberi kesempatan dan
kemudahan untuk menyelesaikan laporan karya ilmiah berupa skripsi yang
berjudul, “Peranan Reward untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPS
di Kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan” dalam rangka menyelesaikan
studi S1 penulis.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada junjungan
kita yakni Nabi besar kita Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan, arahan dan

bimbingan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesarbesarnya kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Khalimi, M Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
3. Asep Ediana Latip, M.Pd., selaku dosen pembimbing akademik
penulis.
4. Takiddin, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang dengan sabar telah
membimbing, memberi masukan, ilmu, dan arahan yang amat
bermanfaat kepada penulis.
5. Drs. Mahmudi, selaku kepala sekolah SD Islam Harapan Ibu Jakarta
Selatan yang telah berbaik hati menerima dan memberi kesempatan
kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di SD Islam Harapan
Ibu Jakarta Selatan.
6. Sujadi, S.Pd., selaku guru kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta
Selatan yang selalu membantu, memberikan pesan, saran, dan arahan
yang amat bermanfaat kepada penulis.

iii


7. Seluruh dosen dan staf jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
(PGMI)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Selatan yang telah melimpahkan ilmu dan jasanya
kepada penulis.
8. Seluruh guru dan staf SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan yang telah
menerima dan membantu penulis dengan baik.
9. Bapakku tersayang, Sardji, dan Ibuku tercinta, Sumarsih, selaku orang
tua penulis yang sangat penulis sayangi dan kagumi yang tidak hentihentinya bersabar, memberikan do’a, semangat, dan dukungannya
kepada penulis baik moril maupun materil.
10. Suprihatin dan Sidik Suparno, selaku Tante dan Om penulis yang
sudah penulis anggap sebagai orang tua penulis sendiri yang selalu
berdoa dan memberikan dukungan untuk penulis.
11. Kakak-kakak kandung ku tercinta, Sapto Pratomo dan Prio Nugroho,
yang selalu memberikan dukungan kepada penulis sehingga penulis
dengan semangat menyelesaikan skripsi.
12. Prames, Isti, dan Sarah selaku sahabat kecil yang selalu berdoa dan

memberikan dukungan untuk penulis.
13. Sahabat-sahabat SMP-ku Annisa Kardina Z. Lubis, Vicianti, Siti Hana,
Citra Handini, Dhian Nur Gitayana, Marrisa, dan Tessara Adellia yang
selalu berdoa dan memberikan dukungan untuk penulis.
14. Sahabat-sahabat SMA-ku Nurul, Dhea, Tiara, Fira, Sheilla, Shelvia,
Candy, Sarah, Ragil, Linda, Silvia, dan Dhena yang selalu berdoa dan
memberikan dukungan untuk penulis.
15. Sahabat SAJAK-ku, Saly, Astria, Jingga, dan Kiki yang selalu
membantu, berdoa dan memberikan dukungan untuk penulis.
16. Ahmad Vihandri Putra Hasibuan, selaku yang selalu menyemangati,
berdoa, dan senantiasa membantu penulis pada saat sebelum dan
selama penulisan skripsi.

iv

17. Teman-teman

skripsi

“BIMBINGAN


SKRIPSI

KITA”,

yang

senantiasa selalu mengingatkan, membantu, dan memberikan semangat
kepada penulis.
18. Teman-teman PGMI 2012 yang senantiasa membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi.
19. Para siswa dan siswi kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan
yang selama ini telah bersedia belajar bersama-sama dengan penulis.
20. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
Tidak ada gading yang tak retak, oleh karena itu penulis mengharapkan
saran dan kritik dari semua pihak guna perbaikan skripsi ini. Akhir kata, harapan
penulis semoga skripsi ini bermanfaat.

Ciputat, 27 Juni 2016


Penulis
Anisa Putri Utami

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................... i
ABSTRACT ........................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix
DAFTAR TABEL............................................................................................... x
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah..................................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 4

D. Perumusan Masalah ..................................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian........................................................................................ 5

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS
PENELITIAN ..................................................................................................... 6
A. Kajian Teori ................................................................................................. 6
1. Hasil Belajar ............................................................................................. 6
a. Pengertian Hasil Belajar ........................................................................ 6
b. Teori Belajar.......................................................................................... 7
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar ............... 8
2. Motivasi Belajar ...................................................................................... 10
a. Pengertian Motivasi ............................................................................. 10
b. Teori-teori Motivasi ............................................................................ 12
c. Jenis-jenis Motivasi Belajar ................................................................ 13
d. Fungsi Motivasi Dalam Belajar .......................................................... 16

vi

3. IPS........................................................................................................... 17

a. Pengertian IPS ..................................................................................... 17
b. Tujuan IPS ........................................................................................... 18
c. Ruang Lingkup .................................................................................... 18
4. Reward .................................................................................................... 18
a. Pengertian Reward .............................................................................. 18
b. Macam-macam Ganjaran .................................................................... 20
c. Syarat-syarat Ganjaran ........................................................................ 23
B. Penelitian yang Relevan............................................................................. 24
C. Kerangka Berpikir...................................................................................... 24
D. Hipotesis Penelitian ................................................................................... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 27
A. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................... 27
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ................................. 27
C. Subjek Penelitian ....................................................................................... 29
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ................................................ 29
E. Tahapan Intervensi Tindakan ..................................................................... 29
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan .............................................. 31
G. Data dan Sumber Data ............................................................................... 31
H. Instrumen Pengumpulan Data ................................................................... 32
I. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 33
J. Teknik Pemerikasaan Keterpercayaan Keabsahan Data ............................. 34
K. Analisis Data dan Intervensi Data ............................................................. 35
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ...................................................... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 37
A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan ............................................................. 37
1. Tindakan Pembelajaran Siklus I ............................................................. 41
2. Tindakan Pembelajaran Siklus II ............................................................ 54

vii

B. Pembahasan Peranan Hadiah untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil
Belajar IPS di Kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan .................. 68

BAB V PENUTUP ............................................................................................ 72
A. Kesimpulan ................................................................................................ 72
B. Saran .......................................................................................................... 72

DAFTAR PUSTAKA

viii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Peneliti menjelaskan materi menggunakan power point ........... 43
Gambar 4.2 Siswa memperhatikan soal dan menjawab pertanyaan pada
kegiatan TGT ................................................................................................. 43
Gambar 4.3 Peneliti memberikan hadiah kepada kelompok yang menang .. 44
Gambar 4.4 Suasana belajar di dalam kelas .................................................. 55
Gambar 4.5 Presentasi Perwakilan Kelompok .............................................. 56
Gambar 4.6 Nilai Presentasi Tiap Kelompok ............................................... 56
Gambar 4.7 Siswa Menyimpulkan Pelajaran ................................................ 57
Gambar 4.8 Peneliti Membagian Hadiah ...................................................... 57
Gambar 4.9 Suasana Belajar di Kelas ........................................................... 58
Gambar 4.10 Siswa Menunjuk Tangan ......................................................... 59
Gambar 4.11 Peneliti Memberikan Hadiah ................................................... 59

ix

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 33
Tabel 3.2 Kriteria motivasi belajar siswa ................................................................ 36
Tabel 4.1 Jadwal Waktu Pelaksanaan Penelitian ................................................... 40
Tabel 4.2 Hasil Observasi Guru Pertemuan ke-1 Siklus I ...................................... 45
Tabel 4.3 Hasil Observasi Guru Pertemuan ke-2 Siklus I ...................................... 46
Tabel 4.4 Hasil Observasi Siswa Pertemuan ke-1 Siklus I ..................................... 46
Tabel 4.5 Hasil Observasi Siswa Pertemuan ke-2 Siklus I ..................................... 47
Tabel 4.6 Hasil Angket Pertama ............................................................................. 50
Tabel 4.7 Hasil Tes Belajar Siswa .......................................................................... 51
Tabel 4.8 Hasil Observasi Guru Pertemuan ke-1 Siklus II ..................................... 60
Tabel 4.9 Hasil Observasi Guru Pertemuan ke-2 Siklus II ..................................... 61
Tabel 4.10 Hasil Observasi Siswa Pertemuan ke-1 Siklus II .................................. 61
Tabel 4.11 Hasil Observasi Siswa Pertemuan ke-2 Siklus II .................................. 62
Tabel 4.12 Hasil Angket Kedua .............................................................................. 64
Tabel 4.13 Hasil Angket ......................................................................................... 65
Tabel 4.14 Hasil Tes Belajar ................................................................................... 66
Tabel 4.15 Diagram Hasil Angket .......................................................................... 69
Tabel 4.16 Diagram Hasil Belajar ........................................................................... 70

x

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1

Rpp Siklus I Pertemuan I

Lampiran 2

Rpp Siklus I Pertemuan II

Lampiran 3

Rpp Siklus II Pertemuan I

Lampiran 4

Rpp Siklus II Pertemuan II

Lampiran 5

Kisi-kisi Instrumen Angket

Lampiran 6

Angket Motivasi Belajar Siswa

Lampiran 7

Data Hasil Angket

Lampiran 8

Kisi-Kisi Instrumen Soal Tes

Lampiran 9

Soal Tes Uji Coba

Lampiran 10 Hasil Perhitungan Instrumen Hasil Belajar Tes Dengan Anates
Lampiran 11 Soal Tes Siklus I Pertemuan I
Lampiran 12 Soal Tes Siklus I Pertemuan II
Lampiran 13 Kunci Jawaban Soal Tes Siklus I
Lampiran 14 Soal Tes Siklus II Pertemuan I
Lampiran 15 Soal Tes Siklus II Pertemuan II
Lampiran 16 Kunci Jawaban Soal Tes Siklus II
Lampiran 17 Data Nilai Hasil Belajar
Lampiran 18 Lembar Observasi Guru
Lampiran 19 Hasil Observasi Guru Siklus I Pertemuan I
Lampiran 20 Hasil Observasi Guru Siklus I Pertemuan II
Lampiran 21 Hasil Observasi Guru Siklus II Pertemuan I
Lampiran 22 Hasil Observasi Guru Siklus II Pertemuan II
Lampiran 23 Lembar Observasi Siswa
Lampiran 24 Hasil Observasi Siswa Siklus I Pertemuan I
Lampiran 25 Hasil Observasi Siswa Siklus I Pertemuan II
Lampiran 26 Hasil Observasi Siswa Siklus II Pertemuan I
Lampiran 27 Hasil Observasi Siswa Siklus II Pertemuan II
Lampiran 28 Pedoman Wawancara Guru Dan Siswa
Lampiran 29 Hasil Wawancara Guru

xi

Lampiran 30 Hasil Wawancara Siswa Siklus I
Lampiran 31 Hasil Wawancara Siswa Siklus II
Lampiran 32 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 33 Surat Permohonan Bimbingan Skripsi
Lampiran 34 Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 35 Surat Keterangan Penelitian Dari Sekolah
Lampiran 36 Biodata Penulis

xii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hak bagi semua orang. Pendidikan juga
merupakan permasalahan utama yang terjadi di Indonesia. Masih banyak
anak-anak Indonesia yang belum mengenyam pendidikan padahal pendidikan
itu sangat penting dalam pembangunan bangsa Indonesia dan sumber daya
manusia di Indonesia. Indonesia sebagai negara berkembang membutuhkan
sumber daya manusia yang berakhlak, berkualitas, mahir, dan harus memiliki
skill apalagi untuk menghadapi era globalisasi sekarang ini. Untuk itu dalam
menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas tersebut adalah dengan
pendidikan.
Mendidik anak bukan lah hal yang mudah dan juga bukan hal yang
sulit untuk dilakukan. Dalam mendidik anak yang perlu diperhatikan adalah
cara mengajar dan situasi mengajar di dalam kelas. Belajar dengan cara yang
monoton akan membuat siswa/anak-anak mudah merasa bosan. Sedangkan
situasi belajar yang tidak efektif dan menyenangkan akan membuat siswa
menjadi enggan untuk belajar.
Belajar adalah sama saja dengan latihan sehingga hasil belajar terlihat
dalam keterampilan-keterampilan tertentu. Menurut James O Whittaker,
belajar dapat didefinisikan sebagai proses di mana tingkah laku ditimbulkan
atau diubah melalui latihan atau pengalaman 1 Belajar merupakan proses
daripada perkembangan hidup manusia.2 Perkembangan individu merupakan
suatu proses perubahan individu menuju ke arah yang lebih sempurna dan
tidak dapat diulang kembali. Sebagaimana dikatakan oleh Hurlock (1980)
bahwa manusia tidak statis atau mandek, karena perubahan-perubahan
senantiasa terjadi dalam dirinya dalam berbagai kapasitas (kemampuan) baik

1

Abu Ahmadi, dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1991), h.
119
2
Ibid., h. 120

1

2

yang bersifat biologis atau psikologis. 3 Dengan belajar, manusia melakukan
perubahan-perubahan

kualitatif

individu

sehingga

tingkah

lakunya

berkembang.4 Secara psikologi, belajar dapat diartikan suatu proses perubahan
yaitu perubahan di dalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.5
Belajar akan banyak melibatkan siswa dan guru. Belajar membutuhkan
suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan. Namun tidak hanya itu
saja, yang terpenting adalah pada proses belajarnya siswa harus memiliki rasa
semangat atau motivasi dalam diri siswa agar tercapai tujuan yang diharapkan
sehingga fungsi motivasi adalah sebagai penggerak, pendorong, dan pengarahan
kegiatan-kegiatan siswa dalam belajar. Motivasi dalam belajar sangat diperlukan
karena jika tidak adanya motivasi dalam diri siswa, maka tidak ada kemauan atau
dorongan dari dalam diri siswa untuk semangat belajar. Dengan motivasi, siswa dapat
meningkatkan kemampuan, aktivitas, dan ketekunan dalam belajar. Siswa dengan

motivasi/semangat belajar yang tinggi maka hasil belajar nya otomatis akan
meningkat.
Namun berdasarkan fakta yang terjadi di lapangan dan berdasarkan
hasil observasi peneliti di kelas, diketahui bahwa masih ada guru yang
mengabaikan hal-hal kecil yang dapat meningkatkan minat dan semangat
belajar siswa. Pada saat pembelajaran IPS berlangsung, guru yang mengajar di
kelas kurang inisiatif dan tidak mengembangkan potensi dirinya dalam
menciptakan situasi dan kondisi belajar yang aktif dan kondusif. Guru hanya
menjelaskan, memerintahkan siswa untuk mencatat, dan memberikan tugas.
Siswa yang terlibat dalam pelajaran jadi mengantuk, pasif, jenuh, dan tidak
ada motivasi dalam belajar pada pelajaran IPS yang dipelajari. Guru yang
seharusnya dapat menciptakan suasana menyenangkan di kelas pada saat
belajar malah menjadi pemicu timbulnya kebosanan di dalam kelas.

3

Fadhilah Suralaga, dan Solicha, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Lembaga Penelitian, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 5
4
Abu Ahmadi, dan Widodo Supriyono, op. cit., h. 120
5
Ibid., h. 121.

3

Guru tidak inisiatif dalam menciptakan pembelajaran yang lebih aktif
yang dapat memicu siswa semangat belajar. Terlihat pada saat pengamatan
penulis, siswa yang belajar hanya mengikuti perintah guru untuk menulis atau
mencatat, mengerjakan tugas, dan mendengarkan penjelasan guru. Siswa tidak
ada rasa keinginan untuk bertanya lebih dalam tentang materi apa yang sedang
dijelaskan. Motivasi belajar siswa terlihat sangat kurang yang menyebabkan
siswa kurang aktif saat belajar. Ada pula siswa yang tidak mendengarkan
penjelasan guru dan sibuk dengan kegiatannya sendiri.
Motivasi dalam belajar sangat diperlukan untuk dapat meningkatkan
kualitas pada saat belajar. Adanya motivasi dalam belajar membuat suasana
kelas menjadi lebih aktif dan akan menimbulkan banyak hal positif pada saat
pembelajaran berlangsung. Siswa akan menjadi lebih aktif, antusias, dan tidak
bosan pada saat belajar. Motivasi siswa tersebut dapat dimunculkan oleh
beberapa faktor. Di dalam kelas, yang dapat memicu motivasi belajar siswa
diantaranya adalah guru. Guru dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
dengan banyak cara sehingga suasana kelas yang aktif dan yang diharapkan
dapat tercipta. Dapat dilihat dari penjelasan di atas terdapat persoalan yang
sangat menonjol yakni kurangnya motivasi siswa dalam melakukan kegiatan
belajar di kelas.
Banyak cara atau solusi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
kembali semangat siswa-siswi yang semangat belajar dan hasil belajarnya
menurun, bahkan lebih semangat dari sebelumnya dan hasil belajarnya pun
meningkat. Salah satu solusi yang menurut peneliti paling tepat untuk
dilakukan yakni dengan guru memberikan siswa reward atau ganjaran.
Ganjaran adalah salah satu alat pendidikan. Jadi, dengan sendirinya
maksud ganjaran itu ialah sebagai alat untuk mendidik anak-anak supaya anak
dapat merasa senang karena perbuatan atau pekerjaannya mendapat
penghargaan. 6 Reward dianggap penting karena reward dapat memacu

6

Ngalim Purwanto, MP., Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Remaja Rosadakarya,
1995), h. 182

4

semangat belajar siswa, karena reward bersifat menyenangkan dan
menggembirakan.
Reward dapat berupa pujian, penghargaan, bintang, bahkan berupa
barang atau makanan yang dapat menyenangkan hati siswa. Reward membuat
siswa menjadi lebih semangat dan termotivasi dalam belajar. Siswa yang
termotivasi, maka otomatis hasil belajarnya pun juga akan meningkat.
Sehingga kondisi yang seharusnya yakni siswa semangat belajar, hasil belajar
siswa meningkat, fokus memperhatikan penjelasan dari guru, aktif mengikuti
kegiatan belajar mengajar, dan kondisi kelas yang menyenangkan pun dapat
terwujud.
Berdasarkan solusi di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul ”Peranan Reward untuk Meningkatkan Motivasi dan
Hasil Belajar IPS di Kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi
masalah sebagai berikut:
1. Siswa mudah mengantuk dan bosan pada saat pelajaran IPS
berlangsung.
2. Gaya mengajar guru yang monoton.
3. Siswa kurang terlibat aktif dalam pembelajaran IPS.
4. Motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS yang rendah.
5. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS masih rendah.

C. Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada peranan reward untuk meningkatkan motivasi
dan hasil belajar IPS di kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan.

5

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, perumusan
masalah penelitian adalah: “Bagaimana peranan reward dalam meningkatkan
motivasi dan hasil belajar IPS siswa kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta
Selatan?”
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui peranan reward dalam meningkatkan motivasi dan hasil
belajar IPS siswa kelas V C SD Islam Harapan Ibu Jakarta Selatan.

F. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian di atas maka, manfaat yang dicapai dalam
penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis dari penelitian ini adalah perlunya peranan
reward dalam meningkatkan motivasi siswa dalam belajar,
meningkatkan keaktifan siswa, dan meningkatkan hasil belajar
siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini akan memberikan efek positif bagi siswa untuk
meningkatkan motivasi dan hasil belajar.
b. Bagi Guru
Hasil penelitian ini bermanfaat bagi guru agar lebih menyadari
peranan reward untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar
siswa.

BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS
PENELITIAN

A. Kajian Teori
1. Hasil dan Motivasi Belajar IPS
a. Hasil Belajar
1) Pengertian Hasil Belajar
Belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja,
yang kemudian menimbulkan perubahan yang keadannya berbeda dari
perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya.7
Istilah hasil belajar berasal dari bahasa Belanda “prestatie” yang
kemudian dalam Bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha.
Prestasi selalu dihubungkan dengan aktivitas tertentu, misalnya belajar.
Prestasi belajar merupakan taraf keberhasilan siswa atau santri dalam
mempelajari materi pelajaran di sekolah atau pondok pesantren yang
dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah
materi pelajaran tertentu. Prestasi belajar berfungsi untuk mengetahui tingkat
kemajuan atau penguasaan yang telah dicapai siswa dalam segala aspek
meliputi ranah cipta (prestasi kognitif), ranah rasa (prestasi afektif), dan ranah
karsa (prestasi psikomotorik).8
Hasil belajar sering dipergunakan dalam arti yang sangat luas yakni
untuk bermacam-macam hal yang telah dicapai oleh siswa, misalnya ulangan
harian, tugas-tugas pekerjaan rumah, tes lisan yang dilakukan selama pelajaran
berlangsung, tes akhir caturwulan, atau indeks prestasi (IP).9
Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil dari
kegiatan yang dilakukan secara sengaja untuk meningkatkan kecakapan atau

7

Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 1993), h.
66
8
Syah (1997) dalam Fadhilah Suralaga, dan Solicha, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Lembaga
Penelitian, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 94
9
Ibid., h. 94-95

6

7

keahlian yang dinyatakan dalam bentuk skor atau penilaian yang berfungsi
untuk mengetahui tingkat kemajuan atau penguasaan yang telah dicapai siswa.

2) Teori Belajar
Para ahli ilmu jiwa, dalam usahanya memahami, menduga, dan
mengontrol tingkah laku, terutama pada manusia, telah menghasilkan
sejumlah teori belajar. Masing-masing teori saling berbeda dan akibat dari
perbedaan ini akan sangat berpengaruh terhadap praktek pendidikan.10
(1) Teori Disiplin Mental
Teori ini berakar dari teori pembelajaran menurut Plato dan
Aristoteles. Teori ini menganggap bahwa dalam belajar, mental siswa harus
didisiplinkan dan dilatih. Menurut rumpun psikologi ini individu memiliki
kekuatan, kemampuan, atau potensi-potensi tertentu. Belajar merupakan
pengembangan dari kekuatan, kemampuan, dan potensi-potensi tersebut.11
(2) Teori Behaviorisme
Pembelajaran

behaviorisme

bersifat

molekular,

artinya

lebih

menekankan kepada elemen-elemen pembelajaran, memandang kehidupan
individu terdiri dari unsur-unsur seperti halnya molekul. Behaviorisme
merupakan aliran psikologi yang memandang individu lebih kepada sisi
fenomena

jasmaniah,

dan

mengabaikan

aspek-aspek

mental

seperti

kecerdasan, bakat, minat, dan perasaan individu dalam kegiatan belajar.
Para ahli behaviorisme berpendapat bahwa belajar adalah perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Belajar merupakan akibat adanya
interaksi antara stimulus (S) dengan respon (R). Menurut teori ini, dalam
belajar yang penting adalah adanya input berupa stimulus dan output yang
berupa respon. Para ahli yang mengembangkan teori ini antara lain E.L.
Thorndike, Ivan Palov, B.F. Skinner, J.B. Watson, Clark Hull, dan Edwin
Guthrie. Konsep dasarnya, seperti yang dikembangkan oleh Thorndike dan
10

Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 1993), h.
75
11
Suyono, dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012),
h. 56

8

Watson, seorang behaviorisme murni, belajar adalah proses interaksi antara
stimulus atau rangsangan yang berupa serangkaian kegiatan yang bertujuan
agar mendapatkan respon belajar dari objek penelitian.12
(3) Teori Kognitivisme
Banyak para ahli dan pemikir pendidikan yang kurang puas terhadap
ungkapan para behavioris bahwa belajar sekadar hubungan antara stimulus
dengan respon. Menurut mereka, perilaku seseorang selalu didasarkan oleh
kognitif, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi di mana perilaku itu
terjadi. Istilah kognitif sendiri walau banyak dipopularkan oleh Piaget dengan
teori perkembangan kognitifnya, sebenarnya telah dikembangkan oleh
Wilhelm Wundt (Bapak Psikologi). Menurut Wundt, kognitif adalah sebuah
proses aktif dan kreatif yang bertujuan membangun struktur melalui
pengalaman-pengalaman. Wundt percaya bahwa pikiran adalah hasil kreasi
para siswa yang aktif dan kreatif yang kemudian disimpan di dalam memori.13

3) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar
Berbicara tentang faktor yang mempengaruhi hasil belajar atau prestasi
belajar, maka tidak bisa dilepaskan dari faktor yang mempengaruhi proses
belajar. Faktor yang mempengaruhi pencapaian akademik dibedakan menjadi
dua, yaitu: pertama, faktor internal atau faktor yang ada dalam diri siswa
seperti intelegensi, minat, sikap emosi, motivasi, dan kondisi fisik. Kedua,
faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri individu seperti
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat serta
media.14
Banyak faktor yang mempengaruhi belajar seseorang, baik faktor
internal maupun faktor eksternal. Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi

12

Ibid., h. 58
Ibid., h. 73
14
Gage dan Berliner (1999) dalam Fadhilah Suralaga, dan Solicha., Psikologi Pendidikan,
(Jakarta: Lembaga Penelitian, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 96
13

9

dalam proses belajar individu, sehingga akan menentukan kualitas hasil
belajar individu tersebut.15
Pada tulisan ini lebih difokuskan pada faktor-faktor internal yang
mempengaruhi belajar yaitu aspek fisiologis dan aspek psikologis. Aspek
fisiologis lebih bersifat jasmaniah sedangkan aspek psikologis bersifat
rohaniah. Aspek psikologis dapat berupa intelegensi, emosi, motivasi, minat,
dan sikap.

a) Aspek Fisiologis yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar
(1) Keadaan Jasmani
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai
tingkat

kebugaran

organ-organ

tubuh

dan

sendi-sendinya,

dapat

mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran.
Kondisi tubuh yang sehat dan bugar akan membawa pengaruh positif terhadap
kegiatan belajar individu. Sedangkan, kondisi tubuh yang lemah, seperti gejala
kepala pusing, dapat menurunkan kualitas koginitif siswa serta akan
menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal.

b) Aspek Psikologis yang Mempengaruhi Proses dan Hasil
Belajar
Banyak faktor yang termasuk dalam aspek psikologis yang dapat
mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa. Namun,
di antara faktor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih
esensial itu adalah tingkat kecerdasan/intelegensi, emosi, motivasi, bakat, dan
lain-lain. Pada pembahasan kali ini kita hanya akan membahas intelegensi dan
emosi.
(1) Kecerdasan/Intelegensi
Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psikofisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan
dengan cara yang tepat. Tingkat kecerdasan/inteligensi (IQ) merupakan salah
15

Syah (2000) dalam Fadhilah Suralaga, dan Solicha, op. cit., h. 96

10

satu faktor yang menentukan keberhasilan belajar siswa, semakin tinggi
kemampuan inteligensi seorang siswa maka semakin besar pula peluangnya
untuk suskes, dan sebaliknya. Pemahaman terhadap tingkat kecerdasan siswa
akan membantu mengarahkan dan merencanakan bantuan yang akan diberikan
kepada peserta didik.16
(2) Emosi
Emosi berasal dari kata latin motere yaitu suatu kondisi tergerak untuk
berbuat sesuatu (a state of being moved and impuls to act). Emosi sebagai
suatu keadaan yang bergejolak pada diri individu dan berfungsi sebagai
penyesuaian terhadap lingkungan dalam mencapai kesejahteraan dan
keselamatan individu.17

b. Motivasi Belajar
1) Pengertian Motivasi
Motif (motive) berasal dari akar kata bahasa latin “movere” yang
kemudian menjadi “motion”, yang artinya gerak atau dorongan untuk
bergerak. Sedangkan motivasi (motivation) berarti pemberian atau penimbulan
motif atau hal menjadi motif. Jadi motivasi adalah motif atau hal yang sudah
menjadi aktif pada saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai
tujuan terasa sangat mendesak.18
Motivasi sangat diperlukan dalam berbagai bidang, termasuk belajar.
Sering dijumpai siswa yang memiliki intelegensi yang tinggi tetapi prestasi
belajarnya rendah, akibat kemampuan yang dimilikinya tidak atau kurang
berfungsi secara optimal. Salah satu faktor pendukung agar kemampuan
intelektual yang dimiliki dapat berfungsi secara optimal adalah adanya
motivasi untuk berprestasi yang tinggi dalam dirinya. 19
16

Ibid., h. 96
Crow and crow (1985) dalam Fadhilah Suralaga, dan Solicha., Psikologi Pendidikan, (Jakarta:
Lembaga Penelitian, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 97
18
Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 1993), h.
114
19
Fadhilah Suralaga, dan Solicha., Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Lembaga Penelitian, UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 99
17

11

Motivasi merupakan mesin yang menguasai dan mengarahkan perilaku
kunci dari mesin itu ada di tangan masing-masing individu. Pada situasi
sekolah misalnya: sebagian siswa dapat mengarahkan mesin itu sendiri dengan
sangat baik, sementara sebagian siswa yang lain membutuhkan bantuan orang
lain. Motivasi merupakan aspek penting dalam belajar.20
Menurut Wingkel, motivasi belajar sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang
menjamin keberlangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada
kegiatan belajar itu, sehingga tujuan yang dikehendaki siswa tercapai.21
Meskipun para ahli mendefinisikannya dengan cara dan gaya yang
berbeda, namun esensinya menuju kepada maksud yang sama, ialah bahwa
motivasi itu merupakan:
a) Suatu kekuatan (power) atau tenaga (forces) atau daya (energy);
atau,
b) Suatu keadaan yang kompleks (a complex state) dan kesiapsediaan
(preparatory set) dalam diri individu (organisme) untuk bergerak
(to move, motion, otive) ke arah tujuan tertentu, baik disadari
maupun tidak disadari.
Motivasi tersebut timbul dan tumbuh berkembang dengan jalan:
a) Datang dari dalam diri individu itu sendiri (intrinsik); dan
b) Datang dari lingkungan (ekstrinsik)22
Baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik, kedua-duanya
dapat menjadi pendorong untuk belajar.23
Dengan demikian, motivasi adalah respons terhadap sesuatu berupa
rasa atau feeling yang dibarengi dengan adanya tujuan tertentu yang
teraplikasikan melalui perbuatan dan tindakan.

20

Ibid., h. 100
Ibid.
22
Abin Syamsuddin M., Psikologi Kependidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h. 37
23
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), h. 86
21

12

2) Teori-teori Motivasi
Dalam usaha menjelaskan motivasi, para ahli ilmu jiwa telah
mengajukan berbagai teori, sesuai dengan aliran yang dianutnya. Teori-teori
yang dimaksud antara lain:
(1) Teori Insting (instink theory). Teori ini menganggap bahwa semua
pikiran dan tingkahlaku kita merupakan hasil dari insting yang dibawa
sejak lahir. Tokohnya adalah Willian McDougall (1871-1938).24
(2) Teori reduksi dorongan (drive reduction theory). Sejak tahun 1920-an,
teori insting telah diganti oleh konsep dorongan. Teori ini
mendasarkan motivasi pada kebutuhan-kebutuhan jasmaniah yang
menimbulkan

keadaan

ketegangan

atau

dorongan,

kemudian

organisme berusaha mereduksi dorongan tersebut dengan melakukan
sesuatu guna memenuhi kebutuhan.25
(3) Teori insentif (incentive theory). Sejak tahun 1950-an, para ahli ilmu
jiwa mulai mempertanyakan teori reduksi dorongan di atas sebagai
penjelasan tentang semua jenis tingkahlaku. Nyatanya kegiatan
organisme tidak semata-mata didorong oleh dorongan-dorongan
internal, perangsang-perangsang eksternal, yang disebut insentif, juga
memainkan peran penting dalam menimbulkan tingkahlaku. Teori
insentif ini menekankan pentingan kondisi-kondisi eksternal sebagai
sumber motivasi. Insentif dapat menimbulkan tingkah laku dan juga
mengarahkannya.26
(4) Teori psikoanalitik (psychoanalytic theory). Teori ini dikemukakan
oleh Sigmun Freud (1836-1939), yang menurut anggapannya bahwa
semua tindakan kita ditentukan oleh kekuatan dan impuls dari dalam
yang sering bekerja pada suatu tingkat yang tak disadari. Freud
menganggap bahwa semua tingkahlaku berasal dari dua kelompok
insting yang belawanan, yakni insting untuk hidup dan insting untuk
24

Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 1993), h.
117
25
Ibid.
26
Ibid.

13

mempertahankan kehidupan, yang mendorong individu ke arah yang
menghancurkan. Tenaga insting untuk hidup adalah libido, yang
terutama mengelilingi kegiatan-kegiatan sekseual. Insting untuk mati
dapat diarahkan ke dalam bentuk bunuh diri atau tingkahlaku lain yang
menghancurkan diri sendiri atau diarahkan keluar dalam bentuk agresi
terhadap orang lain. Oleh sebab itu, teori ini menekankan dua
dorongan dasar, yaitu sex dan agresi. Motif-motif ini timbul pada masa
bayi, namun kalau kedua orang tua melarang ekspresinya, berarti
mereka ditekan itu tetap aktif, sebagai motif yang tak disadari dan
mendapatkan ekspresinya dengan cara yang tak langsung atau
simbolik.27
(5) Teori belajar sosial (social learning theory). Teori ini menekankan
interaksi antara tingkahlaku dan lingkungan, dengan memusatkan polapola tingkahlaku yang dikembangkan oleh individu untuk mengatasi
lingkungan bukan dipusatkan pada dorongan-dorongan insting.28

3) Jenis-jenis Motivasi Belajar
Para ahli ilmu jiwa telah mencoba mengelompokkan motif dalam
berbagai jenis, sesuai dengan sudut tinjauan nya masing-masing. Beberapa
diantaranya dapat dikemukakan di bawah ini.
(1) Menurut Woodworth dan Marquis, motif bisa dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu:
(a) Kebutuhan-kebutuhan organis (organic needs), yaitu motif-motif
yang didasarkan atas kebutuhan jasmaniah, yang meliputi
kebutuhan-kebutuhan untuk: makan, minum, bernafas, seksual,
berbuat, dan istirahat.
(b) Motif-motif darurat (emergency motives), yang meliputi motifmotif untuk: melepaskan diri dari bahaya, melawan, berusaha,
mengejar, dan menangkap.
27
28

Ibid., h. 118
Ibid.

14

(c) Motif-motif obyektif (objective otives), yang mencakup motifmotif untuk melakukan: manipulasi dan menaruh minat. Motifmotif ini diarahkan untuk dapat berhubungan dengan dunia luar
secara efektif (sosial dan non sosial).29
(2) Pembagian lain yang didasarkan atas pembentukannya, motif dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
(a) Motif bawaan, yaitu motif-motif yang dibawa sejak lahir, tanpa
dipelajari. Misalnya, motif-motif untuk: makan, minum, bekerja,
istirahat, sexual. Motif-motif ini sering disebut motif-motif yang
diisyaratkan secara biologis.
(b) Motif-motif yang dipelajari, yaitu motif-motif yang timbul karena
dipelajari. Misalnya, motif untuk belajar suatu cabang ilmu
pengetahuan. Motif untuk mengejar suatu kedudukan dalam
masyarakat. Motif-motif ini sering disebut motif-motif yang
diisyaratkan secara sosial atau dalam pergaulan.30
(3) Pembagian lainnya yang didasarkan atas fungsinya, maka motif dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
(a) Motif-motif ekstrinsik, yaitu motif-motif yang baru berfungsi kalau
memperoleh rangsangan dari luar. Misalnya, siswa tekun belajar
guna menghindari hukuman, untuk memperoleh reward yang
dijanjikan, dan sebagainya. Dengan demikian, motif atau motivasi
ekstrinsik dalam kaitannya dengan belajar berasal dari luar diri si
pelajar.
(b) Motif-motif instrinsik, yaitu motif-motif yang berfungsinya tanpa
dirangsang dari luar. Jadi, dalam motif jenis ini telah ada kesadaran
akan kebutuhan dan berupaya untuk memenuhinya. Sekalipun
demikian, pada awal terbentuknya motif-motif intrinsik ini,
biasanya orang lain, orang tua, atau guru juga memegang peranan,
terutama dalam rangka menyadarkan atau menanamkan kesadaran
29

Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 1993), h.
119
30
Ibid.

15

itu, hingga timbul minat dan perasaan senang akan kegiatan yang
akan dilakukan.31
Kemudian Sardiman mengatakan bahwa jenis motivasi itu sangat
bervariasi, yaitu:
(1) Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya
a. Motif-motif bawaan adalah motif yang di bawa sejak lahir, jadi
motivasi itu ada tanpa dipelajari. Contoh: dorongan untuk makan,
dorongan

untuk

minum,

dorongan

untuk

bekerja,

untuk

beristirahat, dorongan seksual.
b. Motif-motif yang dipelajari artinya motif yang timbul karena
dipelajari. Contoh: dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu
pengetahuan. Dorongan untuk mengajar sesuatu di masyarakat.32
(2) Woodworth dan Marquis mengklasifikasikan motivasi sebagaimana
dijelaskan oleh Sardiman dalam bukunya Interaksi dan Motivasi
Belajar Mengajar. Menurutnya pembagian motivasi sebagai berikut:
(1) Motif atau kebutuhan organis. Misalnya: kebutuhan untuk minum,
makan,

bernafas,

seksual,

berbuat,

dan

kebutuhan

untuk

beristirahat.
(2) Motif-motif darurat. Misalnya: dorongan untuk menyelamatkan
diri, dorongan untuk membalas, untuk berusaha, untuk memburu.
Jelasnya motivasi jenis ini timbul karena rangsangan dari luar.
(3) Motif-motif objektif. Dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk
melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh
minat. Motif-motif ini muncul karena dorongan untuk dapat
menghadapai dunia luar secara efektif.33

31

Ibid, h. 120
Sardiman A., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2003), cet. 10, h. 86
33
Ibid., h. 88
32

16

4) Fungsi Motivasi Dalam Belajar
Motivasi merupakan hal yang penting dalam belajar. Hasil belajar akan
maksimal jika ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, makin
berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan
intensitas usaha dan hasil belajar. Sehubung dengan hal tersebut, ada tiga
fungsi motivasi yaitu:34
a) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor
penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.
Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang
harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
c) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yg
harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
tersebut.
Di samping itu ada juga fungsi-fungsi yang lain. Motivasi dapat
berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapai prestasi. Seseorang
melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik
dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik.35
Motivasi jelas memiliki pengaruh kepada tingkah laku seseorang. Ia
dapat menjadi pendorong, pemberi semngat untuk meraih sesuatu yang
diinginkan dan dicita-citakan, bisa juga jadi pemelihara agar seseorang tidak
mudah putus asa dan patah semangat, sehingga dengan gigih dan tekun terus
mengusahakan sesuatu yang diinginkan. Dengan motivasi kuat, maka akan
muncul mental kerja keras dan tidak mudah putus asa. Secara umum motivasi
yang dimilika manusia amat ditentukan oleh tiga determinan pokok, yaitu:
a) Determinan yang berasal dari lingkungan seperti kegaduhan, bahaya
lingkungan, desakan guru, dan lain-lain.
34

Sardiman A., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2003), cet. 10, h. 85
35
Ibid, h. 85

17

b) Determinan dari dalam diri individu seperti harapan atau cita-cita,
emosi, insting, keinginan, dan lain-lain.
c) Tujuan/insentif atau nilai-nilai suatu objek. Ia menyangkut faktorfaktor yang berasal dari dalam individu seperti kepuasan kerja,
tanggung jawab, dan lain-lain. Atau dari luar individu seperti uang,
status, dan lain-lain.36

c. IPS
1) Pengertian IPS
Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan nama mata pelajaran
di tingkat sekolah atau nama program studi di perguruan tinggi yang identik
dengan istilah ”Social Studies” dalam kurikulum persekolahan di Negara lain,
khususnya di negara-negara barat seperti Australia dan Amerika Serikat.
Nama IPS yang lebih dikenal social studies di negara lain itu merupakan
istilah hasil kesepakatan dari para ahli atau pakar kita di Indonesia.37
Kurikulum 1975 IPS sebagai salah satu nama mata pelajaran yang
diberikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Mata pelajaran IPS
merupakan sebuah mata pelajaran integrasi dari mata pelajaran Sejarah,
Geografi, Ekonomi serta mata pelajaran sosial lainnya. S. Nasution
mendefinisikan IPS sebagai pelajaran yang merupakan fusi atau paduan
sejumlah mata pelajaran sosial. Dinyatakan bahwa IPS merupakan bagian
kurikulum sekolah yang berhubungan dengan peran manusia dalam
masyarakat yang terdiri atas berbagai subjek sejarah, ekonomi, geografi,
sosiologi, antropologi, dan psikologi sosial.38

36

Wasty Sumanto, Psikologi Pendidikan: Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1990), h. 67
37
Sapriya, dkk, Konsep Dasar IPS (Jakarta: UPI PRESS, 2006), h. 3
38
Iwan Purwanto, Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, (Jakarta: Fakultas Imu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayattullah Jakarta, 2014), h. 4

18

2) Tujuan IPS
Sama hanya dengan di tingkat SD/MI, mata pembelajaran IPS
bertujuan agar siswa memiliki kemampuan yang harus dicapai sekurangkurangnya meliputi hal-hal berikut:
a) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyaraka

Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Terpadu (Quasi Eksperimen di SMPN 87 Jakarta)

0 8 204

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V A SD ISLAM TERPADU AL MUHSIN METRO SELATAN

0 5 87

Pengaruh Metode Outdoor Study terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV di SDI Harapan Ibu Jakarta

13 96 174

PENGARUH BELAJAR TUNTAS DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V Pengaruh Belajar Tuntas Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Ips Siswa Kelas V SD Negeri Kadipiro 2 Sambirejo Sragen Tahun Pelajaran 2015/2016.

0 3 18

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELAS IV SD Penerapan Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Kelas IV SD Kanisius Nglinggi Kecamatan Klaten Selatan Kab

0 3 16

PENDEKATAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 02 Pendekatan Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ips Pada Siswa Kelas V SD Negeri 02 Kaling Kecamatan Tasikmadu Karanganyar Tahun Pelajaran 201

0 2 16

PEMBERIAN REWARD DAN PUNISHMENT UNTUK MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS V SD NEGERI 1 KEJOBONG PURBALINGGA.

2 33 228

PENERAPAN MODEL WORD SQUARE PADA PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KELAS V SD

0 0 11

PENERAPAN ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS KELAS 5 SD

0 1 7

BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELAS V SD 2 MLATI KIDUL

0 1 20