4.2 Posisi dan Kondisi Fisik Kawasan
a. Administrasi Pemerintahan dan Geografi Cagar Alam Sibolangit secara administrasi pemerintah berada di Desa
Sibolangit, Kecamata Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatra Utara. Kawasan ini terlatak di sebelah selatan Kota Medan sekitar 35 Km dari
Medan dan 15 Km dari Berastagi pada posisi geografis 3°17’50” LU dan 98°36’0”-98°36’56”BT dengan ketinggian sekitar 550 m dpl. Secara
administrasi kehutanan, Cagar Alam Sibolangit berada dalam pengelolaan Resort KSDA Sibolangit, seksi KSDA Wilayah II Lubuk Pakam, Balai
Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara I Medan. b. Iklim
Menurut klasifikasi iklim Schmidt and Ferguson, Cagar Alam Sibolangit termasuk tipe hujan A dengan intensitas curah hujan rata-rata sekitar 1544
sampai 3714 mmtahun dengan curah hujan terendah pada bulan Februari, dan curah hujan tertinggi pada bulan September. Suhu udara maksimum pada
siang hari berkisar antara 22°C sampai 28°C, sedangkan suhu minimum pada malam hari berkisar antara 13°C sampai 14°C. Kelembaban udara kawasan ini
sangat tinggi, diatas 90. Data kecepatan angin yang diperoleh berkisar antara 4 sampai 35 kmjam.
c. Geologi, Morfologi, Topografi, dan Tanah Berdasarkan peta peruntukan tanah Sumatera Skala 1: 50.000 , jenis
tanah pada areal ini adalah Andosol dan Asosiasi Andosol dan Podsolik Merah Kuning. Bahan induk tanah berasal dari letusan gunung berapi berupa
tuff intermedier. Tanah bersifat masam dengan pH antara 4,5 sampai 5,6. Tanah di Cagar Alam Sibolangit ini rata-rata termasuk jenis Andosol yang
tertutupi oleh humus tebal, dengan ketebalan mencapai ± 30 cm, sehingga memudahkan air hujan untuk meresap ke dalamnya.
Batas antara CA dan TWA Sibolangit berupa jurang yang curam dengan kemiringan lereng lebih dari 45 sampai 90. Ketebalan humus yang tinggi,
menyebabkan kawasan perbatasan ini sangat rentan terhadap bahaya tanah longsor. TWA Sibolangit sendiri memiliki topografi yang relatif datar dengan
kemiringan berkisar 5 sampai 10.
4.3 Kondisi Biologis