Pengendalian yang dilakukan adalah untuk mencegah kontaminasi ini adalah menggunakan kemasan yang baik yaitu tidak bocor, daya rekat baik dan terjaga
kebersihannya.
4.3.2 Analisis Data Keragaman Proses 4.3.2.1 Analisis Keragaman Proses untuk Suhu Pasteurisasi
Pengeplotan peta R menunjukkan bahwa proses berada dalam pengendalian statistik. Pengolahan data peta kontrol X berasal dari 2 macam peta kontrol
X
yaitu peta kontrol
X
dengan menggunakan batas spesifikasi USL dan LSL dan peta kontrol
X
menggunakan batas kontrol proses UCL dan LCL. Batas spesifikasi yang digunakan merupakan batasan yang digunakan di industri pengolahan susu
pasteurisasi khususnya PT. Industri Susu Alam Murni ISAM. Peta gabungan menunjukan bahwa proses tidak berada dalam pengendalian statistik. Hal ini juga
mengindikasikan banyaknya terjadi variasi penyebab khusus. Menurut Gasperz 1998 proses yang mampu memenuhi spesifikasi tetapi
tidak berada dalam pengendalian statistik harus diidentifikasikan dan diambil tindakan yang tepat untuk menghilangkan variasi penyebab khusus. Langkah
selanjutnya adalah melakukan prediksi keragaman proses dengan menggunakan jaringan syaraf tiruan dan membuat peta kontrol
X
yang baru serta menganalisa apakah proses tersebut sudah terkendali atau belum. Pemantauan proses harus
dilakukan secara terus menerus sampai ditemukan kembali masalah-masalah dalam proses yang harus diselesaikan.
4.3.2.2 Analisis Keragaman Proses untuk Lama Pasteurisasi
Hasil pengeplotan data lama pasteurisasi ke dalam peta kontrol R menunjukan proses berada dalam pengendalian statistik sedangkan pada peta
kontrol
X
tampak bahwa lama pasteurisasi tidak berada di dalam pengendalian statistik. Hal ini mengindikasikan bahwa variabilitas proses tinggi sehingga
diperlukan tindakan manajemen untuk mengidentifikasi dan melakukan perbaikan terhadap faktor-faktor penyebab variasi.
Langkah perbaikan awal yang dapat lakukan adalah melakukan pengukuran kembali untuk memastikan apakah keragaman yang terjadi disebabkan oleh
keragaman alami atau tidak. Langkah selanjutnya adalah membuat prediksi
keragaman proses dengan menggunakan JST. Peta kontrol R dan
X
ini selanjutnya dapat digunakan untuk memantau proses secara terus menerus sampai ditemukan
kembali masalah-masalah dalam proses sehingga tindakan perbaikan proses dapat dilakukan lebih cepat oleh perusahaan.
4.4 Atribut Sistem Penilaian dan Prediksi Kualitas Susu Pasteurisasi
Atribut sistem penilaian dan prediksi kualitas susu pasteurisasi didasarkan pada informasi pakar dan studi literatur yang didapat dari artikel majalah, buku,
jurnal yang terkait dengan permasalahan yang akan dibahas. Penyusunan atribut sistem penilaian dan prediksi kualitas susu pasteurisasi
dilakukan berdasarkan :
1 Standar Mutu Nasional
Standar mutu nasional susu segar dan susu pasteurisasi yang digunakan sebagai acuan utama dalam pembangunan sistem.
2 Standar Mutu yang Berlaku di Industri
Standar mutu industri yang digunakan dalam membangun sistem penilaian kualitas susu pasteurisasi adalah standar mutu fresh milk susu segar dan
standar mutu susu pasteurisasi.
3 HACCP Hazard Analytical Critical Control Process
Menurut Fardiaz 1996, HACCP merupakan sistem yang digunakan oleh industri makanan untuk menjamin keamanan produk saat dikonsumsi
sedangkan titik kendali kritis dalam HCCP adalah suatu titik atau prosedur di dalam sistem pangan yang jika tidak dikendalikan dapat mengakibatkan resiko
bahaya tinggi.
4 Akuisisi Pengetahuan Pakar
Pakar dari akademisi, praktisi dan birokrasi. Sistem penilaian dan prediksi kualitas susu pasteurisasi selama proses
pengolahan, meliputi aspek fundamental dan aspek teknis. Aspek fundamental dikembangkan dengan sistem pakar sedangkan aspek teknis akan dikembangkan
dengan menggunakan jaringan syaraf tiruan. Atribut sistem yang akan dibangun dapat dilihat pada Gambar 16.