Pengendalian kualitas produk susu murni : studi kasus pada koperasi susu ``Warga Mulya`` Yogyakarta.

(1)

vii ABSTRAK

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SUSU MURNI Studi Kasus Pada Koperasi Susu “Warga Mulya” Yogyakarta

Stephanus Tri Ariwibowo Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) kualitas susu murni yang diproduksi oleh Koperasi Susu Warga Mulya Yogyakarta; (2) pengaruh positif biaya kualitas yang ditimbulkan oleh aktivitas pengendalian pada produk susu murni terhadap volume penjualan susu murni.

Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yang dilakukan di Koperasi Susu Warga Mulya Yogyakarta pada bulan Februari sampai dengan bulan April 2007. Jumlah sampel yang diambil adalah jumlah produksi, biaya kualitas, dan volume penjualan selama tahun 2006. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan observasi langsung. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode grafik rata-rata (X ) dan metode grafik rentang (R) untuk menjawab masalah pertama. Sedangkan untuk menjawab masalah kedua digunakan analisis regresi sederhana.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) kualitas susu murni yang diproduksi Koperasi Susu Warga Mulya Yogyakarta tidak terkendali; (2) ada pengaruh positif biaya kualitas yang ditimbulkan oleh aktivitas pengendalian pada produk susu murni terhadap volume penjualan susu murni (thitung 2,350>ttabel 1,78).


(2)

viii ABSTRACT

QUALITY CONTROL OF PURE MILK PRODUCT A Case Study at “Warga Mulya” Milk Cooperation Yogyakarta

Stephanus Tri Ariwibowo Sanata Dharma University

Yogyakarta 2007

The purposes of this research are to know: (1) the quality of pure milk produced by “Warga Mulya” Milk Cooperation Yogyakarta; (2) positive effect of quality cost emerged by control activity of pure milk product toward the pure milk selling volume.

This research is a case study done at “Warga Mulya” Milk Cooperation Yogyakarta from February until April 2007. The research data came from the amount of production, the quality cost, and the selling volume during 2006. The techniques of data gathering were interviews and direct observation. In order to answer the first problem, the “average graphic method (X )”, and “range graphic method was used (R)”, while for the second problem, the research used plain regression analysis.

The result of the research shows that: (1) the quality of pure milk which was produced by “Warga Mulya” Milk Cooperation Yogyakarta is less controlled; (2) control activity of pure milk product has positive affect on the pure milk selling volume (taccount 2,350>ttable 1,78)


(3)

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SUSU MURNI

Studi Kasus Pada Koperasi Susu “Warga Mulya” Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

STEPHANUS TRI ARIWIBOWO NIM: 021334069

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007


(4)

(5)

(6)

iv MOTTO

IMAN PENGHARAPAN

KASIH

(Beverly Sills)

(Hugh Downs)

(John MacNoughton)


(7)

v

PERSEMBAHAN

• •

• ! " # $ # % #

• &

• '


(8)

(9)

vii ABSTRAK

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SUSU MURNI Studi Kasus Pada Koperasi Susu “Warga Mulya” Yogyakarta

Stephanus Tri Ariwibowo Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) kualitas susu murni yang diproduksi oleh Koperasi Susu Warga Mulya Yogyakarta; (2) pengaruh positif biaya kualitas yang ditimbulkan oleh aktivitas pengendalian pada produk susu murni terhadap volume penjualan susu murni.

Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yang dilakukan di Koperasi Susu Warga Mulya Yogyakarta pada bulan Februari sampai dengan bulan April 2007. Jumlah sampel yang diambil adalah jumlah produksi, biaya kualitas, dan volume penjualan selama tahun 2006. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan observasi langsung. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode grafik rata-rata (X ) dan metode grafik rentang (R) untuk menjawab masalah pertama. Sedangkan untuk menjawab masalah kedua digunakan analisis regresi sederhana.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) kualitas susu murni yang diproduksi Koperasi Susu Warga Mulya Yogyakarta tidak terkendali; (2) ada pengaruh positif biaya kualitas yang ditimbulkan oleh aktivitas pengendalian pada produk susu murni terhadap volume penjualan susu murni (thitung 2,350>ttabel 1,78).


(10)

viii ABSTRACT

QUALITY CONTROL OF PURE MILK PRODUCT A Case Study at “Warga Mulya” Milk Cooperation Yogyakarta

Stephanus Tri Ariwibowo Sanata Dharma University

Yogyakarta 2007

The purposes of this research are to know: (1) the quality of pure milk produced by “Warga Mulya” Milk Cooperation Yogyakarta; (2) positive effect of quality cost emerged by control activity of pure milk product toward the pure milk selling volume.

This research is a case study done at “Warga Mulya” Milk Cooperation Yogyakarta from February until April 2007. The research data came from the amount of production, the quality cost, and the selling volume during 2006. The techniques of data gathering were interviews and direct observation. In order to answer the first problem, the “average graphic method (X )”, and “range graphic method was used (R)”, while for the second problem, the research used plain regression analysis.

The result of the research shows that: (1) the quality of pure milk which was produced by “Warga Mulya” Milk Cooperation Yogyakarta is less controlled; (2) control activity of pure milk product has positive affect on the pure milk selling volume (taccount 2,350>ttable 1,78)


(11)

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis haturkan kepada YESUS dan BUNDA MARIA, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SUSU MURNI Studi Kasus Pada Koperasi Susu “Warga Mulya” Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat meemperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi selain itu diharapkan memberikan manfaat bagi semua pihak.

Banyak pihak yang telah memberi kasih, bantuan, dan perhatian bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, sehingga pada kesempatan ini penulis hendak menyampaikan ungkapan terima kasih dan penghormatan kepada:

1. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku dosen Pembimbing I yang telah dengan sabar, teliti membantu dan membimbing selama penulisan skripsi ini.

5. Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si, selaku dosen Penguji yang telah bersedia mendampingi penulis dalam mempertanggungjawabkan skripsi ini.


(12)

ix

6. Natalina Presmatuti Brataningrum, S.Pd, selaku dosen Penguji yang telah bersedia mendampingi penulis dalam mempertanggungjawabkan skripsi ini.

7. Para dosen Pendidikan Akuntansi dan Pendidikan Ekonomi, yang telah memberikan masukkan, saran dan dukungan dalam melengkapi skripsi ini.

8.

9. Bapak Dr. St. Susento, M.S., atas segala dukungan dan bantuannya sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini.

10.Ibu Dra. Ch. Sri Prapti J, yang selalu memotivasi, memberikan masukkan dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini.

11.Ibu Dra. MJ Retno Priyani, M.Si., Bapak Drs YB. Adimassana, M.A., Bapak Markus Budiraharjo, S.Pd., M.Ed., Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si., Ibu E. Catur Rismiyati, S.Pd., M.A., atas segala saran dan dukungannya sehingga lebih sempurnanya skripsi ini.

12.Bapak Iskandar Gunawan SH, selaku manager Koperasi Susu Warga Mulya Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis dalam melakukan penelitian.

13.Ibu Tutin, S.E, selaku sekretaris Koperasi Susu Warga Mulya Yogyakarta yang telah membantu penulis dalam perijinan dan dalam memperoleh data.

14.Bapak Hartono selaku kepala Bagian Unit Susu Murni atas segala bantuan dalam memperoleh data-data.


(13)

x

15.Ibuku dan Bapak (alm) yang selalu memberi dorongan dan doa restu serta penyertaannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, Ibu tidak ada duanya bagiku dalam hidup ini.

16.Kakak-kakakku: Mas B. Eko CN, S.H., Mbak Intan, A.Md dan Mbak MM. Riris W, S.Pd. Makasih untuk semua dukungan, doa dan wejangannya untuk adikmu ini sehingga selesailah skripsi ini.

17.Mbak Erika MIPA dan mas Eko MIPA yang telah mendampingi dan selalu aku repoti sehingga selesainya skripsi ini

18.Sr. Saveria, CB., Sr. Gabriel, CB., Sr. Loise Marie, PBHK dan Br. Tadeus Sudarno, BM., trimakasih untuk dukungan dan doanya sehinga aku bisa menyelesaikan skripsi ini.

19.Sahabat dan saudaraku: Om Novan, Tante Sisca, Om Irza, Tante Chieze, Romo Hiro, mas Bayu, mak Uri terima kasih untuk perhatian dan dorongan serta arti sebuah persahabatan yang indah yang pernah kita jalani bersama sehingga selesailah skripsi ini.

20.Temen-temen satu perjuangan: Novan, Wisnu, Yuni, Lusi, Ephi, Muntari, Erma dan Sigit (akhirnya kita lulus bareng ya…), Indri, Imas (jgn males-malesan dan jgn cpt nyerah….kamu pasti bisa), Renata (kpn ya kita crita2 lg..).

21. Teman-teman PAK B 2002, selama 5,5 tahun bersama kalian, aku menemukan suatu kebersamaan yang hangat dan sayang untuk aku lupakan.


(14)

xi

22.Pakdhe & Budhe serta Paklek & Bulek semua, terimakasih atas doa, dorongan dan perhatian yang diberikan dalam menyelesaikan skripsi ini. 23.Romo Paroki (Rm Ign. Suharyono,Pr) beserta Dewan Paroki Pakem:

terimakasih atas doa, dukungan dan saran-sarannya kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

24.Mudika Paroki St. Maria Assumpta Pakem: Putri, Anna, Ian, Andri,dan semua….Makasih atas perhatian, kebersamaan dan doa-doanya.

25.Mudika St. Bernardinus Candibinangun: Danur, Novi, Peyek, Retrno, Tami, Denox “Trie”, Hari, Agus “Dugul” Makasih atas perhatian, kebersamaan, bantuan dan doanya.

26.Teman-temen P3G dan PKM, makasih atas kebersamaannya.

27. Semua teman-teman, sahabat, saudara, dan semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata-kata sempurna, oleh sebab itu penulis membuka diri terhadap saran dan kritik yang dapat menjadikan skripsi ini nenjadi lebih baik dan bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Yogyakarta, 3 Oktober 2007 Penulis


(15)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR FOTO ... xix

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 3

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4


(16)

xiv

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 6

A. Pengertian Pengendalian, Kualitas, dan Pengendalian Kualitas ... 6

1. Pengendalian ... 6

2. Kualitas ... 7

3. Pengendalian Kualitas ... 7

B. Tujuan Pengendalian Kualitas ... 8

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas ... 10

D. Standar Produksi ... 12

E. Macam-Macam Pendekatan Pengendalian Kualitas ... 14

F. Teknik Pengendalian Kualitas ... 15

G. Biaya Kualitas ... 22

H. Volume Penjualan ... 28

I. Kerangka Teoretik ... 28

J. Hipotesis ... 30

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 31

A. Jenis Penelitian ... 31

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 31

D. Data Yang Diperlukan ... 32

E. Populasi Dan Sampel ... 32


(17)

xv

G. Uji Prasyarat Analisis/ Asumsi ... 33

H. Teknik Analisis Data ... 35

BAB IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN... 40

A. Sejarah Umum Perusahaan ... 40

B. Lokasi Koperasi Susu Warga Mulya ... 42

C. Visi, Misi, Motto Program dan Modal Koperasi Susu Warga Mulya ... 44

D. Struktur Organisasi ... 47

BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 58

A. Deskripsi Data ... 58

B. Analisis Data ... 66

1. Pengendalian Kualitas Susu Murni ... 66

2. Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Volume Penjualan Susu Murni ... 91

a. Pengujian Normalitas ... 91

b. Pengujian Linearitas ... 91

c. Pengujian Hipotesis ... 92

C. Pembahasan ... 93

1. Pengendalian Kualitas Susu Murni ... 93

a. Variabel Berat Jenis (BJ) Susu Murni ... 93

b. Variabel Kadar Lemak (FAT) Susu Murni ... 94


(18)

xvi

2. Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Volume Penjualan Susu Murni ... 98

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN... 101

A. Kesimpulan ... 101

1. Pengendalian Kualitas Susu Murni ... 101

a. Variabel Berat Jenis (BJ) Susu Murni ... 101

b. Variabel Kadar Lemak (FAT) Susu Murni ... 101

c. Variabel Solid Non Fat (SNF) Susu Murni ... 102

2. Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Volume Penjualan Susu Murni ... 103

B. Keterbatasan Penelitian ... 103

C. Saran ... 104

DAFTAR PUSTAKA ... 107 LAMPIRAN


(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Kemajuan di berbagai bidang yang meliputi bidang ekonomi, sosial, budaya, dan teknologi saat ini mengakibatkan adanya perubahan pola kebutuhan hidup manusia. Kebutuhan hidup manusia semakin kompleks dan cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Dalam pemenuhan kebutuhan, manusiapun semakin selektif. Manusia dapat memilih secara leluasa produk mana yang menjadi seleranya. Pendeknya, mereka akan memilih satu atau lebih produk berdasarkan preferensinya masing-masing.

Konsekuensi bagi perusahaan akan hal di atas adalah perusahaan harus melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap kualitas produknya. Pengawasan dan pengendalian produk merupakan suatu aktivitas untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk perusahaan dapat dipertahankan sebagaimana telah direncanakan dan menekan adanya produk yang rusak sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan berdasarkan kebijaksanaan perusahaan dan mengambil tindakan apabila terjadi penyimpangan dalam proses produksinya. Hal ini penting mengingat kualitas produk perusahaan merupakan jaminan kelangsungan hidup perusahaan di masa yang akan datang.

Ketidakcermatan perusahaan memperhatikan kualitas produk dapat mengakibatkan hilangnya pangsa pasar. Perusahaan yang memproduksi hasil yang sama tetapi dengan kualitas yang berbeda, maka perusahaan yang


(20)

berproduksi dengan kualitas buruk akan menjadi berkurang peminatnya dan selanjutnya tersingkir dari pasar.

Koperasi susu “Warga Mulya” Yogyakarta adalah koperasi yang bergerak dalam usaha penampungan, proses produksi dan pasteurisasi susu sapi perah dari para peternak di wilayah kabupaten Sleman. Koperasi susu ini selalu berusaha agar kualitas hasil produksinya dapat diterima dan diminati berbagai pihak. Hasil produksi susu murni koperasi “Warga Mulya” ini nantinya akan didistribusikan ke PT Sari Husada Yogyakarta, para agen yang sudah terdaftar menjadi anggota koperasi, dan kepada para konsumen. Karenanya, koperasi susu ini berusaha sedapat mungkin meminimumkan kerusakan yang timbul akibat kurangnya pengawasan dan pengendalian terhadap kualitas susu murni yang diproduksi. Sayangnya, usaha-usaha tersebut belum sepenuhnya berhasil. Hal ini tampak dari adanya penurunan jumlah penjualannya yang disebabkan oleh karena kurang teliti dan kurang jeli dalam proses pengawasan dan pengendalian kualitas susunya .

Kegiatan produksi dalam koperasi susu murni ini dilaksanakan dalam beberapa tahap. Pada masing-masing tahap tersebut kegiatan pengawasan belum sepenuhnya dilaksanakan secara optimal. Hal ini tampak dari kegiatan penyaringan susu dari para peternak yang kurang memperhatikan kebersihan, kurang teliti dan kurang jeli dalam mengamati proses penyaringan sehingga masih terdapat kotoran yang ikut tercampur dengan susu murni. Kegiatan penyaringan dilakukan dengan tujuan supaya kotoran-kotoran dalam susu dapat terpisah. Proses penyaringan dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu dengan strimin dan kain putih susu rangkap tiga. Kegiatan penyaringan ini sangat berpengaruh terhadap


(21)

kualitas dan hasil akhir produksi susu murni, apabila susu murni yang diambil dari para peternak kurang bersih (terdapat bulu ternak, pasir, debu, pakan ternak dan sebagainya) maka dimungkinkan hasil akhir susu murni tersebut kualitasnya jelek dan tidak dapat dipasarkan.

Koperasi susu “Warga Mulya” Yogyakarta berusaha memperhatikan kualitas susu dari para peternak, yaitu dengan melakukan uji kualitas sebelum diolah. Pendeknya, kegiatan pengendalian kualitas susu murni dari para peternak akan menentukan kualitas hasil produk susu murni dan selanjutnya berdampak pada penjualan.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengendalian Kualitas Produk Susu Murni” Studi Kasus Pada Koperasi Susu “Warga Mulya” Yogyakarta. Penelitian ini didasarkan pada periode pengamatan bulan Januari 2006 sampai dengan bulan Desember 2006.

B. Batasan Masalah

Adanya faktor-faktor yang berhubungan dengan pengendalian kualitas produk susu murni. Faktor-faktor tersebut adalah mesin atau peralatan, manusia, dan lain-lain. Penelitian ini memfokuskan pada penilaian atas usaha koperasi susu dalam melakukan kegiatan pengendalian kualitas produk susu murni “Warga Mulya” Yogyakarta. Penilaian didasarkan periode bulan Januari 2006 sampai dengan bulan Desember 2006 mengenai variabel Berat Jenis (BJ), Kadar Lemak (FAT), Solid Non Fat (SNF).


(22)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah kualitas susu murni yang diproduksi oleh koperasi susu “Warga Mulya” Yogyakarta sudah sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan oleh koperasi?

2. Apakah ada pengaruh positif biaya kualitas yang ditimbulkan oleh aktivitas pengendalian pada produk susu murni terhadap volume penjualan susu murni?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah kualitas produk susu murni yang diproduksi oleh koperasi susu “Warga Mulya” Yogyakarta sudah sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan.

2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh positif biaya kualitas yang ditimbulkan oleh aktivitas pengendalian pada produk susu murni terhadap volume penjualan susu murni.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pihak manajemen perusahaan untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan.


(23)

2. Bagi Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian yang serupa di masa yang akan datang.


(24)

6 BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Pengendalian, Kualitas, dan Pengendalian Kualitas. 1. Pengendalian

Ada banyak pengertian pengendalian. Berikut ini disajikan beberapa pengertian pengendalian:

a. Menurut Feigenbaum (1989:9), pengendalian adalah suatu proses untuk mendelegasikan (menyerahkan) tanggung jawab dan kekuasaan untuk kegiatan-kegiatan manajemen dengan tetap menggunakan cara-cara untuk menjamin hasil yang memuaskan.

b. Menurut Hansen dan Mowen dalam Abdul Halim, dkk (1995:4), pengendalian adalah proses penetapan standar, dengan menerima umpan balik berupa kinerja sesungguhnya, dan mengambil tindakan yang diperlukan jika kinerja sesungguhnya berbeda setara signifikan dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.

c. Menurut Anthony, dkk (1987:5), pengendalian adalah proses mengarahkan sekumpulan variabel untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

pengendalian adalah suatu proses atau kegiatan yang dilaksanakan dalam upaya penetapan standar supaya kegiatan-kegiatan yang sedang dan yang akan dijalankan oleh manajemen dapat memperoleh hasil yang memuaskan, sesuai dengan yang direncanakan dan yang ditetapkan sebelumnya.


(25)

2. Kualitas

Ada banyak pengertian kualitas. Berikut ini disajikan beberapa pengertian kualitas:

a. Menurut Sofjan Assauri (1980:221), kualitas merupakan faktor-faktor yang terdapat dalam suatu barang atau hasil yang menyebabkan barang atau hasil tersebut sesuai dengan tujuan untuk apa barang atau hasil itu dimaksudkan atau dibutuhkan.

b. Menurut Feigenbaum (1989:7), kualitas adalah keseluruhan gabungan karakteristik produk dan jasa dari pemasaran, rekayasa, pembuatan, dan pemeliharaan yang membuat produk dan jasa yang dimaksudkan memenuhi harapan-harapan pelanggan.

c. Menurut Montgomery (1990:3), kualitas merupakan faktor kunci yang membawa keberhasilan bisnis, pertumbuhan, dan peningkatan posisi bersaing.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kualitas adalah sesuatu harapan dan yang menjadi dasar konsumen, serta yang menjadi faktor keberhasilan bisnis, pertumbuhan dan peningkatan posisi bersaing.

3. Pengendalian Kualitas

Ada banyak pengertian pengendalian kualitas. Berikut ini disajikan beberapa pengertian pengendalian kualitas:

a. Menurut Montgomery (1990:3), pengendalian kualitas adalah aktivitas keteknikan dan manajemen, yang dengan aktivitas itu kita ukur ciri-ciri


(26)

kualitas produk, membandingkannya dengan spesifikasi atau persyaratan, dan mengambil tindakan penyehatan yang sesuai apabila ada perbedaan antara penampilan yang sebenarnya dan yang standar. b. Menurut Sofjan Assauri (1980:227), pengendalian kualitas merupakan

usaha untuk mempertahankan kualitas dari barang yang dihasilkan agar sesuai dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan berdasarkan kebijaksanaan pemimpin perusahaan.

c. Menurut Lalu Sumayang (2003:265), pengendalian kualitas merupakan

falsafah yang memantapkan dan menjaga lingkungan yang

menghasilkan perbaikan terus-menerus pada kualitas dan produktivitas di seluruh aktivitas perusahaan, pemasok, dan jalur distribusi.

d. Menurut Agus Ahyari (1983:334), pengendalian kualitas merupakan aktivitas untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk perusahaan dapat dipertahankan sebagaimana yang telah direncanakan. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengendalian kualitas adalah suatu usaha untuk memperbaiki atau meningkatkan karakteristik produk secara terus-menerus pada sebuah proses yang stabil sehingga memenuhi harapan konsumen.

B. Tujuan Pengendalian Kualitas

Menurut Sofjan Assauri (1980:228), pengendalian kualitas dimaksudkan agar spesifikasi produk yang telah ditetapkan sebagai standar dapat tercermin dalam produk atau hasil akhir. Tujuan dari pengendalian kualitas adalah:


(27)

1. Agar barang hasil produksi dapat mencapai standar kualitas yang ditetapkan.

2. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin.

3. Mengusahakan agar biaya desain dari produk dan proses dengan menggunakan kualitas produksi tertentu dapat menjadi sekecil mungkin. 4. Mengusahakan agar biaya produksi menjadi serendah mungkin.

Jadi, pengendalian kualitas bukan membuat suatu produk yang kualitasnya tinggi dengan harga mahal akan tetapi membuat suatu produk dengan kualitas baik, dapat dijangkau oleh konsumen dan diterima sesuai selera konsumen.

Menurut Agus Ahyari (1983:334), pengendalian kualitas dalam perusahaan mempunyai tujuan, antara lain:

1. Terdapatnya peningkatan kepuasan konsumen.

2. Proses produksi dapat dilaksanakan dengan biaya serendah-rendahnya 3. Selesai sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

Menurut Lalu Sumayang (2003:265), pengendalian kualitas dalam perusahaan mempunyai tujuan, antara lain adalah:

1. Perbaikan yang berkesinambungan pada produk untuk memenuhi

kebutuhan pelanggan. 2. Memberi keberhasilan usaha.

3. Mengembalikan investasi kepada para pemegang saham dan pemilik perusahaan.

Apabila perusahaan hanya berproduksi pada biaya yang serendah-rendahnya tetapi tidak memperhatikan kepuasan konsumen maka perusahaan


(28)

tersebut tidak lagi memperhatikan kualitas produknya. Demikian juga apabila terdapat perusahaan yang hanya mengejar penyelesaian produksi tetap pada waktunya tetapi mengakibatkan adanya kenaikan biaya produksi yang sangat besar, maka keadaan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai usaha untuk melaksanakan pengendalian kualitas dengan baik.

Dengan demikian pengendalian kualitas harus mengarah kepada beberapa tujuan tersebut secara terpadu, sehingga para konsumen dapat puas menggunakan produk dan jasa perusahaan, harga produk atau jasa perusahaan yang dapat ditekan menjadi serendah-rendahnya serta proses produksi selesai, sesuai dengan waktu yang telah direncanakan oleh perusahaan.

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas

Adanya 9 (sembilan) faktor dasar yang mempengaruhi kualitas produk dan jasa, yang dikenal dengan 9M (Armand V. Feigenbaum,1989:54-56). Faktor-faktor tersebut adalah:

1. Pasar (Market)

Dengan bertambah banyaknya perusahaan, maka pasar menjadi bersifat global sehingga mengakibatkan bisnis menjadi lebih fleksibel dan mampu berubah dengan cepat.

2. Uang (Money)

Meningkatnya persaingan di berbagai bidang yang berjalan seiring dengan fluktuasi ekonomi dunia, telah menurunkan batas (margin) laba dan meningkatkan pengeluaran biaya untuk proses penyediaan perlengkapan yang baru.


(29)

3. Manajemen (Management)

Tanggung jawab mutu telah didistribusikan di antara beberapa kelompok khusus. Bagian pemasaran melalui perencanaan produk membuat persyaratan-persyaratan produk. Bagian pembikinan harus mengembangkan dan memperbaiki kembali proses untuk memberikan kemampuan yang cukup untuk membuat produk sesuai spesifikasi rekayasa. Bagian kendali mutu harus merencanakan pengukuran-pengukuran mutu pada seluruh aliran proses agar hasil akhir akan memenuhi persyaratan-persyaratan mutu. Mutu pelayanan merupakan bagian yang semakin penting dari “paket produk” total.

4. Manusia (Men)

Karena bidang-bidang pengetahuan semakin bertambah jumlah dan luasnya, maka dengan sendirinya menimbulkan permintaan akan manusia-manusia (pekerja) yang lebih besar dan dengan pengetahuan khusus. Keahlian itu perlu bersama-sama untuk merencanakan, menciptakan, dan mengoperasikan berbagai sistem yang akan menjamin suatu hasil yang diinginkan.

5. Motivasi (Motivation)

Para pekerja dewasa ini memerlukan sesuatu yang memperkuat rasa keberhasilan di dalam pekerjaan mereka dan pengakuan yang positif bahwa mereka secara pribadi turut memberikan sumbangan atas tercapainya tujuan perusahaan. Hal tersebut membimbing kearah kebutuhan yang tidak pernah ada sebelumnya, yaitu pendidikan, mutu dan komunikasi yang lebih baik tentang kesadaran.


(30)

6. Bahan (Material)

Disebabkan oleh biaya produksi dan persyaratan umum, para ahli teknik memilih bahan dengan batasan yang lebih ketat dari yang sebelumnya. Hal ini mengakibatkan spesifikasi bahan menjadi lebih ketat dan keanekaragaman bahan menjadi lebih besar.

7. Mesin dan Mekanisasi (Machines and Mechanization)

Dengan mekanisasi dan optimasi mesin, perusahaan-perusahaan berusaha mencapai pengurangan biaya dan peningkatan mutu.

8. Metode Informasi Modern (Modern Methods)

Teknologi informasi telah menyedian cara untuk mengendalikan mesin dan proses selama waktu produksi, mengendalikan produk dan jasa bahkan setelah produk dan jasa sampai pada konsumen. Metode pemrosesan data yang baru memberi kemampuan untuk memanajemeni informasi yang bermanfaat lebih akurat, tepat waktu, dan bersifat ramalan yang mendasari keputusan-keputusan yang membimbing masa depan bisnis.

9. Persyaratan Proses Produksi (Muoting Product Requirement)

Perhatian yang konstan diberikan untuk meyakinkan bahwa tidak ada faktor-faktor yang diketahui atau tidak diketahui, memasuki proses untuk menurunkan keterandalan komponen atau sistem. Rancangan yang andal dapat dihandalkan sebagai hasil kewaspadaan dalam pengoperasiannya.

D. Standar Produksi

Untuk melaksanakan pengendalian kualitas, standarisasi kualitas memegang peranan yang sangat penting agar arah atau sasaran yang akan


(31)

dicapai jelas, produk yang dihasilkan dapat diukur atau dibuat kriteria baik-buruknya berdasarkan standar yang diberlakukan.

1. Pengertian standar kualitas

Menurut Agus Ahyari (1983:262), standar kualitas diartikan sebagai suatu hal yang sudah diputuskan dan akan dijadikan sebagai pedoman di dalam pelaksanaan operasi suatu perusahaan sehubungan dengan karakteristik yang diinginkan.

2. Tujuan penggunaan standar kualitas

Penggunaan standar kualitas dalam perusahaan mempunyai beberapa tujuan, yaitu:

a. Meningkatkan produktivitas b. Meningkatkan kualitas c. Menekan biaya

d. Menghemat bahan baku

3. Manfaat penggunaan standar kualitas, yaitu:

a. Memungkinkan karyawan menghasilkan produk yang sesuai dengan keinginan perusahaan.

b. Mendorong karyawan untuk bekerja lebih baik karena kesalahan yang dilakukan dapat dideteksi oleh pengawas.

c. Memungkinkan dilakukannya kegiatan pengawasan kualitas dengan metode statistik, karena dengan adanya standar kualitas dapat ditentukan mana produk yang baik dan mana yang rusak.

d. Memungkinkan melakukan pengawasan atau pengendalian dengan baik


(32)

E. Macam-macam Pendekatan Pengendalian Kualitas

Menurut Agus Ahyari (1983:340-360), pengendalian kualitas dapat dilakukan melalui 3 (tiga) pendekatan, yaitu:

1. Pendekatan Bahan Baku

Bahan baku merupakan faktor utama dalam pembuatan suatu produk. pada umumnya, baik atau buruknya kualitas suatu produk tergantung pada kualitas bahan yang digunakan. Oleh karena itu, pengendalian kualitas bahan baku penting dilakukan untuk mendukung kualitas produk akhir yang baik.

2. Pendekatan Produk Dalam Proses

Proses produksi merupakan kegiatan utama dalam produksi karena itu perlu sekali diadakan pengendalian agar nantinya dapat dihasilkan produk yang sesuai dengan standar kualitas. Selama produk dalam proses diusahakan agar prose berjalan lancar dan tidak terjadi penyimpangan yang dapat mengganggu produk yang dihasilkan.

3. Pendekatan Produk Akhir

Pendekatan ini merupakan upaya perusahaan untuk dapat menilai kualitas produk yang dihasilkan. Pelaksanaan pengendalian kualitas dengan pendekatan ini dapat dilakukan dengan cara pemberian petunjuk pemakaian yang lengkap, tersedianya suku cadang bagi produk-produk yang memerlukan penggantian suku cadang, dan memeriksa seluruh produk atau dengan sampel apakah sudah sesuai dengan standar kualitas atau tidak.


(33)

F. Teknik Pengendalian Kualitas 1. Metode Control Chart

Menurut Lalu Sumayang (2003:272), bagan kendali ini merupakan alat pengendalian yang berupa grafik (bagan) untuk menjelaskan bagaimana proses produksi berada dalam pengendalian. Sehingga bila ada penyimpangan dengan mudah dapat diketahui dan menjadi bahan masukan manajemen untuk mengambil langkah-langkah perbaikan yang diperlukan (Lalu Sumayang, 2003:272).

Gambar: 2.1. Metode Pengendalian Kualitas Statistik

Batas pengendalian adalah batas optimal yang menyatakan jangkauan dari penyimpangan yang digunakan untuk menilai status dari suatu produksi. Secara umum bagan kendali tersebut dapat digambarkan sebagai berikut (Lalu Sumayang, 2003:274):


(34)

Gambar: 2.2. Control Chart Keterangan:

Sumbu Vertikal : menunjukkan hasil penelitian

va-riabel.

Sumbu Horizontal : menunjukkan jumlah sampel

ba-rang yang diperiksa.

Sumbu UCL (Upper Control Limit) : adalah garis yang menyatakan batas penyimpangan paling tinggi dari nilai standar deviasi.

Sumbu CL (Central Limit) : menyatakan nilai standar yang

menjadi dasar perhitungan pe-ngamatan tiap sampel.

Sumbu LCL (Lower Control Limit) : adalah garis yang menyatakan batas penyimpangan paling ren-dah dari nilai standar deviasi. Berikut ini merupakan beberapa jenis grafik pengendalian kualitas, yaitu: a. Grafik pengendali untuk data atribut

Grafik ini digunakan untuk menunjukkan sifat-sifat kualitas produk yang diteliti, dengan cara mencocokkan ketentuan yang diperlukan dan dijelaskan dengan dua kata yang berlawanan, yaitu baik atau buruk, ya atau tidak, cacat atau tidak cacat. Menurut Montgomery (1990:143-174), jenis-jenis grafik pengendali atribut yang digunakan adalah:

1). Grafik p (p Chart)

Grafik ini untuk mengetahui bagian (proporsi) produk yang ditolak karena suatu spesifikasi. Proporsi didefinisikan sebagai rasio


(35)

banyaknya barang yang tidak sesuai (rusak/ cacat) terhadap total barang yang diperiksa. Nilai-nilai yang diperlukan adalah:

N x

p =

Keterangan:

p= proporsi atau bagian kerusakan dari semua sampel yang diambil.

x = banyaknya produk yang rusak. N = banyaknya produk yang diobservasi.

n p p

Sd = (1− )

Keterangan:

p = proporsi atau bagian kerusakan dari semua sampel yang diambil.

n = banyaknya sampel yang diperiksa

Dengan menggunakan batas 3 sigma, maka batas pengendalian untuk grafik p adalah:

Batas Pengendali Atas (UCL) = p+3Sd

Garis Tengah (CL) = p

Batas Pengendali Bawah (LCL) = p−3Sd 2). Grafik c (c Chart)

Bagian ini untuk memeriksa jumlah kerusakan (ketidak-sesuaian) untuk setiap unit produk. Pemeriksaan didasarkan pada titik-titik spesifik yang tidak memenuhi syarat. Jadi suatu produk cacat/ rusak akan mengandung satu atau lebih titik spesifikasi yang tidak memenuhi syarat. Nilai-nilai yang diperlukan untuk grafik c adalah:


(36)

b). Rata-rata jumlah cacat dari sampel c = c penelitian sampel Jumlah sampel semua cacat total Jumlah

c). Batas pengendali untuk grafik c dengan batas 3 sigma adalah: Batas Pengendali Atas (UCL) = c +3Sd

Garis tengah (CL) = c

Batas Pengendali Bawah (LCL) = c −3Sd

Keterangan:

c = Rata-rata jumlah cacat yang sebenarnya dalam proses

d

S = Standar deviasi dari c (standar deviasi dengan distribusi poisson)

b. Grafik pengendali untuk data variabel

Grafik pengendali ini dibuat berdasarkan karakteristik mutu yang diukur secara sebenarnya, misalnya dimensi, bobot/ berat, volume, dan lain-lain, maka karakteristik itu dapat dinyatakan oleh peubah-peubah (variabel). Menurut Montgomery (1990:204-214), jenis-jenis grafik pengendali untuk data variabel tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1). Grafik Pengendali R

Grafik ini digunakan untuk menunjukkan variabilitas dari kualitas produk dalam proses tertentu. Nilai-nilai yang dipergunakan dalam menggunakan grafik R adalah:

a). Range masing-masing sampel (R) b). Rata-rata dari range suatu sampel (R)

n R


(37)

Keterangan:

R = Rentang sampel (R = Rmax—Rmin) n = Banyaknya sampel

c). Batas pengendali untuk grafik R dengan batas 3 sigma adalah:

Batas Pengendali Atas (UCL) = R.D4

Garis Tengah (CL) = R

Batas Pengendali Bawah (LCL) = R.D3

Dengan nilai dari konstanta D4 dan D3 terdapat pada tabel faktor guna membentuk grafik pengendalian variabel.

2). Grafik pengendali X

Nilai-nilai yang dipergunakan untuk grafik pengendali Xadalah: a). Rata-rata masing-masing sampel (X ), yang dihitung dengan

n X

X =

Keterangan:

X= Nilai masing-masing unsur dalam suatu sampel n = Banyak sampel

b). Rata-rata dari masing-masing sampel, X

n X

X =

Keterangan:

X = nilai masing-masing unsur dalam suatu sampel n = banyak sampel

c). Batas pengendali untuk grafik X dengan batas 3 sigma adalah:

Batas Pengendali Atas (UCL) = X + A2 R


(38)

Batas Pengendali Bawah (LCL) = XA2 R

Dengan nilai dari konstanta A2 terdapat pada tabel faktor guna membentuk grafik pengendalian variabel.

2. Metode Diagram Pareto

Menurut Dorothea Wahyu Ariani (2004:19), diagram Pareto merupakan suatu gambar untuk mengurutkan klasifikasi data dari kiri ke kanan menurut urutan rangking tertinggi hingga terendah. Hal ini dapat membantu menemukan permasalahan paling penting untuk segera diselesaiakan sampai masalah yang tidak harus diselesaikan. Diagram Pareto juga dapat mengidentifikasi masalah yang paling penting yang mempengaruhi usaha perbaikan kualitas. Proses penyusunan diagram Pareto meliputi 6 (enam) langkah, yaitu:

a. Menentukan metode atau arti dari pengklasifikasian data, misalnya berdasarkan masalah, penyebab, jenis ketidaksesuaian, dan lain-lain.

b. Menentukan satuan yang digunakan untuk membuat urutan

karakteristik-karakteristik tersebut, misalnya rupiah, frekuensi, unit, dan sebagianya.

c. Mengumpulkan data sesuai dengan interval waktu yang telah ditentukan.

d. Merangkum data dan membuat rangking kategori data tersebut dari yang terbesar hingga terkecil.

e. Menghitung frekuensi kumulatif atau persentase kumulatif yang digunakan.


(39)

f. Menggambar diagram batang, menunjukkan tingkat kepentingan relatif masing-masing masalah. Mengidentifikasi beberapa hal yang penting untuk mendapat perhatian.

3. Diagram Sebab-Akibat (Diagram Fish Bone)

Menurut Dorothea Wahyu Ariani (2004:24), diagram Fish Bone atau diagram sebab-akibat menunjukkan hubungan antara karakteristik dan faktor penyebab. Dalam diagram fish bone akibat atau masalah ditaruh di sebelah kanan dan penyebab utama di sebelah kiri. Diagram tersebut digunakan untuk mengetahui akibat dari suatu masalah untuk selanjutnya diambil tindakan perbaikan. Dari akibat tersebut kemudian dicari beberapa kemungkinan penyebab. Penyebab masalah ini dapat berasal dari berbagai sumber utama, misalnya tenaga kerja, metode kerja, bahan, mesin, kebijakan, prosedur, dan karyawan pada lingkungan dan seterusnya. Selanjutnya, dari sumber-sumber utama tersebut diturunkan menjadi beberapa sumber yang lebih kecil dan mendetail. Manfaat diagram sebab-akibat antara lain:

a. Dapat menggunakan kondisi yang sesungguhnya untuk tujuan perbaikan kualitas produk atau jasa, lebih efisien dalam penggunaan sumber daya, dan dapat mengurangi biaya.

b. Dapat mengurangi dan menghilangkan kondisi yang menyebabkan ketidaksesuaian produk atau jasa dan keluhan pelanggan.

c. Dapat membuat suatu standarisasi operasi yang ada maupun yang direncanakan.


(40)

d. Dapat memberikan pendidikan dan pelatihan bagi karyawan dalam kegiatan pembuatan keputusan dan melakukan tindakan perbaikan.

Gambar:2.3. Diagram Fish Bone G.Biaya Kualitas

Setiap produsen ingin berusaha memperbaiki kualitas dari produk yang dihasilkan. Untuk mencapai kualitas yang diinginkan, perusahaan harus mengeluarkan biaya tertentu. Menurut Montgomery (1990:6), biaya kualitas adalah golongan biaya yang berkaitan dengan memproduksi, mengidentifikasi, menghindari, atau memperbaiki produk yang tidak memenuhi persyaratan. Montgomery (1990:7) menggolongkan biaya kualitas menjadi 4 (empat) golongan, yaitu:

1.Biaya pencegahan

Biaya pencegahan ini berhubungan dengan usaha dalam rancangan dan pembuatan yang ditujukan langsung kepada pencegahan ketidaksesuaian kualitas. Bagian-bagian penting dari biaya pencegahan, meliputi:

a. Teknik dan perencanaan kualitas

Teknik dan perencanaan kualitas ini meliputi aktivitas yang berkaitan dengan patokan rencana kualitas keseluruhan, rencana pemeriksaan,

kualitas tenaga kerja

metode

mesin bahan


(41)

rencana keandalan, sistem data, dan semua aktivitas dan rencana yang khusus dari fungsi jaminan kualitas. Termasuk di dalamnya tentang prosedur yang digunakan untuk membeberkan rencana kualitas.

b. Tinjauan produk baru

Tinjauan produk baru meliputi penyiapan usulan tawaran, penilaian rancangan baru dari segi pandangan kualitas, penyiapan program percobaan dan uji untuk menilai penampilan produk baru, dan aktivitas-aktivitas kualitas yang lain selama tingkat pengembangan dan praproduksi dari rancangan dan produk baru.

c. Rancangan proses atau produk

Rancangan proses atau produk adalah biaya yang dikeluarkan pada waktu perancangan produk atau pemilihan proses produksi yang dimaksudkan untuk meningkatkan keseluruhan kualitas produk.

d. Pengendalian proses

Pengendalian proses adalah teknik pengendalian proses, seperti grafik pengendalian yang memantau proses pembuatan dalam usaha membuat kualitas dalam produk.

e. Biaya Latihan

Biaya latihan adalah biaya pengembangan, penyiapan, pelaksanaan, penyeleng-garaan dan pemeliharaan program latihan formal untuk kualitas.

f. Biaya Hangus

Biaya hangus adalah biaya operasi sebelum pengiriman produk untuk mencegah kegagalan dini dalam lapangan.


(42)

g. Biaya mendapatkan dan analisis data kualitas

Biaya mendapatkan dan analisis data kualitas adalah biaya untuk menjalankan sistem data kualitas untuk mendapatkan data tentang penampilan proses dan produk, yang meliputi biaya penganalisaan data ini untuk mengidentifikasi masalah.

2.Biaya Penilaian

Biaya penilaian berkaitan dengan pengukuran, penilaian atau pemeriksaan produk, komponen, dan bahan yang dibeli guna menjamin kesesuaian dengan standar kualitas yang ditentukan. Biaya ini diadakan untuk menetapkan keadaan produk, guna meyakinkan, dari sudut kualitas memenuhi spesifikasi atau tidak. Bagian-bagian penting dari biaya penilaian meliputi:

a. Pemeriksaan dan pengujian bahan yang masuk

Biaya pemeriksaan dan pengujian bahan yang masuk berkaitan dengan pemeriksaan dan pengujian semua bahan yang ditawarkan penjual, yang meliputi: penerimaan pemeriksaan dan pengujian, pemeriksaan, pengujian, dan evaluasi pada fasilitas penjual, serta pemeriksaan periodik tentang sistem jaminan kualitas penjual.

b. Biaya pemeriksaan dan pengujian produk

Biaya pemeriksaan dan pengujian produk meliputi biaya pemeriksaan produk dalam berbagai tingkat pembuatannya, termasuk pengujian penerimaan terakhir, pemeriksaan pengepakan dan pengiriman, dan setiap pengujian yang dilakukan pada fasilitas langganan sebelum


(43)

penyerahan produk itu kepada langganan. Pengujian ini meliputi pengujian hidup, pengujian lingkungan dan pengujian keandalan. c. Biaya bahan dan jasa yang terpakai

Biaya bahan dan jasa yang terpakai meliputi biaya bahan dan produk yang dipakai dalam pengujian atau berubah karena uji keandalan. d. Biaya pemeliharaan ketepatan alat penguji

Biaya pemeliharaan ketepatan alat penguji ini meliputi biaya kerja suatu sistem yang menjaga perlengkapan dan peralatan pengukuran dalam kalibrasi.

3.Biaya kegagalan dari dalam

Biaya kegagalan internal diadakan apabila produk, komponen, bahan dan jasa gagal memenuhi persyaratan kualitas, dan kegagalan ini ditemukan sebelum pengiriman produk kepada konsumen. Biaya kegagalan internal tersebut merupakan biaya yang akan hilang apabila tidak terdapat kerusakan dalam produk. Bagian-bagian penting dari biaya kegagalan dari dalam meliputi:

a. Buangan

Kerugian bersih dari tenaga kerja, bahan, dan biaya kerja yang diakibatkan dari produk yang rusak yang tidak dapat diperbaiki atau digunakan secara ekonomis.

b. Biaya pengolahan kembali

Biaya pengolahan kembali merupakan biaya memperbaiki unit-unit yang tidak sesuai sedemikian hingga unit-unit tersebut memenuhi spesifikasi. Biaya pebolhan kembali ini terdiri dari operasi atau


(44)

langkah-langkah tambahan dalam proses pembuatan yang dibuat untuk mengatasi kerusakan yang terus menerus atau kerusakan yang jarang-jarang.

c. Biaya pengujian kembali

Biaya pengujian kembali dan pemeriksaan kembali produk yang telah menjalani pengolahan kembali atau modifikasi yang lain.

d. Biaya analisis kegagalan

Biaya analisis kegagalan diadakan untuk menentukan sebab-sebab kegagalan produk.

e. Biaya berhenti

Biaya berhenti merupakan biaya fasilitas produksi yang tidak berjalan sebagai akibat dari tidak sesuainya dengan persyaratan yang direncanakan, yang disebabkan oleh karena tidak sesuainya bahan baku yang disampaikan oleh penjual, yang tidak diketahui dalam pemeriksaan penerimaan.

f. Biaya kerugian hasil

Biaya kerugian hasil merupakan biaya hasil proses yang lebih rendah dari yang mungkin dapat dicapai dengan pengendalian yang lebih baik. g. Penurunan

Masalah dengan penurunan adalah produk dijual tidak menutup kembali batas kontribusi yang penuh pada keuntungan dan biaya kerja sebagaimana produk yang memenuhi spesifikasi yang biasa.


(45)

4.Biaya Kegagalan dari Luar

Biaya kegagalan dari luar ini terjadi apabila produk tidak berfungsi dengan memuaskan setelah disampaikan kepada konsumen. Biaya ini akan hilang apabila setiap unit produk memenuhi persyaratan. Bagian-bagian dari biaya kegagalan dari luar meliputi:

a. Biaya penyesuaian pengaduan atau keluhan

Biaya penyesuaian pengaduan atau keluhan merupakan biaya penyelidikan dan penyesuaian pengaduan yang dibenarkan, yang disebabkan karena produk yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. b. Biaya produk atau barang yang dikembalikan

Biaya produk atau barang yang dikembalikan merupakan biaya yang berkaitan dengan penerimaan, penanganan, dan penggantian produk atau bahan yang tidak sesuai yang dikembalikan dari lapangan.

c. Biaya ongkos garansi

Biaya ongkos garansi merupakan semua biaya yang termasuk dalam pelayanan kepada konsumen karena perjanjian garansi.

d. Biaya jaminan

Biaya jaminan merupakan biaya atau hadiah yang diadakan sebagai akibat dari suatu masalah jaminan produk.

e. Biaya tidak langsung

Biaya tidak langsung merupakan biaya yang diadakan karena ketidakpuasan konsumen dengan tingkat kualitas produk yang dikirim. Biaya tidak langsung dapat mencerminkan sikap konsumen terhadap perusahaan, yang meliputi biaya kehilangan nama baik bisnis,


(46)

kehilangan bisnis yang akan datang, dan kehilangan bagian pasaran sebagai akibat yang tidak dapat dihindarkan dari produk dan pelayanan yang disampaikan, yang tidak sesuai dengan harapan konsumen mengenai kelayakan untuk digunakan.

H.Volume Penjualan

Salah satu hal atau kondisi yang mempengaruhi tingkat volume penjualan suatu produk perusahaan diantaranya adalah penilaian konsumen terhadap hasil produksi. Hal ini berarti bahwa apabila perusahaan dapat memberikan harapan atau apa yang dituntut oleh konsumen, maka pembeli akan memberikan penilaian baik pada produk yang dihasilkan tersebut.

Bagian pemasaran memegang peranan penti1ng terhadap penjualan produk suatu perusahaan. Hal ini dikarenakan bahwa bagian pemasaran menentukan berhasil tidaknya suatu usaha atau aktivitas perusahaan. Dengan hasil produk perusahaan yang berkualitas baik dengan didukung pemasaran yang baik pula, maka akan mempengaruhi tingkat volume penjualan suatu produk kepada konsumen.

I. Kerangka Teoretik

1. Pengaruh biaya kualitas terhadap harga pokok produk

Biaya kualitas merupakan biaya yang berkaitan dengan memproduksi, mengidentifikasi, menghindari, atau memperbaiki produk yang tidak memenuhi persyaratan. Menurut Zulian Yamit (2005:14), biaya kualitas terdiri dari 4 (empat) kategori, yaitu:


(47)

a. Biaya pencegahan

Biaya pencegahan merupakan biaya yang terjadi untuk mengidentifikasi dan menghilangkan penyebab kerusakan agar tidak terulamg kembali. b. Biaya inspeksi/ deteksi/ penilaian

Biaya inspeksi/ deteksi/ penilaian merupakan biaya yang terjadi untuk menentukan apakah produk dan jasa pelayanan sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan.

c. Biaya produk gagal internal

Biaya produk gagal internal merupakan biaya yang terjadi karena ketidak sesuaian produk dan jasa yang dihasilkan dengan standar yang telah ditentukan dan terdeteksi sebelum produk dikirim ke konsumen. d. Biaya produk gagal eksternal

Biaya produk gagal eksternal merupakan biaya yang terjadi karena produk dan jasa gagal memenuhi persyaratan yang telah ditentukan dan diketahui setelah produk tersebut dikirim kepada konsumen.

Koperasi susu “Warga Mulya” Yogyakarta adalah koperasi yang bergerak dalam usaha penampungan susu sapi perah dari para peternak di wilayah Sleman yang kemudian melakukan proses produksi susu murni dan susu pasteurisasi. Dari keempat kategori biaya kualitas tersebut, maka perusahaan ini menetapkan semua kategori tersebut demi hasil produk yang optimal. Biaya kualitas merupakan salah satu komponen dari biaya produksi sehingga jika biaya kualitas meningkat, diduga harga pokok produknya juga akan meningkat. Sebaliknya, jika biaya kualitas menurun, diduga harga pokok produknya juga akan menurun. Jadi, dengan adanya


(48)

biaya kualitas yang ditetapkan oleh perusahaan maka memungkinkan proses produksi dapat dilakukan secara maksimal dengan menghasilkan produk yang berkualitas baik. Hasil produksi yang berkualitas tersebut tentu saja berpengaruh terhadap minat konsumen untuk mau mendapatkan atau membeli produk yang dihasilkan sehingga volume penjualannya meningkat.

Dengan pengeluaran biaya untuk menjamin kualitas, maka diharapkan produk susu murni yang dihasilkan semakin membaik. Seiring dengan membaiknya kualitas produk, maka volume penjualannya diharapkan akan meningkat. Hal ini dapat disimpulkan bahwa jika biaya kualitas tinggi, maka diduga volume penjualan atas produk tersebut akan tinggi. Sebaliknya, jika biaya kualitas rendah, maka diduga volume penjualannya akan rendah.

J. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka dirumuskan hipotesis yaitu: Ha = Ada pengaruh positif biaya kualitas terhadap volume penjualan.


(49)

31 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi kasus, yaitu penelitian dengan mengadakan penelitian secara langsung terhadap perusahaan tentang pengendalian kualitas produk susu murni. Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi dan data-data yang diperlukan dalam analisis. Dengan demikian, hasil analisis dan kesimpulan yang diperoleh tersebut hanya berlaku terbatas untuk perusahaan dan manajer pengolahan susu Koperasi Susu “Warga Mulya” Yogyakarta.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan dengan mengambil tempat di Koperasi Susu “Warga Mulya”, Pakem, Sleman, Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan April 2007.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek penelitian ini adalah pimpinan dan kepala bagian unit susu Koperasi Susu “Warga Mulya”, Pakem, Sleman, Yogyakarta.

2. Objek penelitian ini adalah pengendalian kualitas periode bulan Januari 2006 sampai dengan bulan Desember 2006, biaya kualitas dan volume penjualan susu murni periode bulan Januari 2006 sampai dengan bulan Desember 2006.


(50)

D. Data Yang Diperlukan

1. Gambaran umum koperasi yang meliputi sejarah berdirinya koperasi, struktur organisasi, personalia, produksi dan pemasaran susu.

2. Data mengenai biaya kualitas produk susu murni koperasi susu Warga Mulya selama tahun 2006.

3. Data mengenai volume penjualan produk susu murni koperasi susu Warga Mulya selama tahun 2006.

E. Populasi Dan Sampel

Populasi penelitian ini untuk mengetahui pengawasan kualitas produk koperasi susu Warga Mulya, yaitu produk susu murni.

Sedangkan yang menjadi sampel penelitian adalah susu murni yang diproduksi pada bulan Januari 2006 sampai dengan bulan Desember 2006. Dari produk susu murni tersebut, yang akan diteliti mengenai variabel Berat Jenis (BJ), Kadar Lemak (FAT), Solid Non Fat (SNF).

F. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara

Wawancara adalah melakukan pengumpulan data atau informasi-informasi secara langsung atau lisan maka akan didapatkan data pendukung dari informasi ini, yaitu jalannya produksi secara langsung atau dokumen-dokumen yang berhubungan dengan informasi yang dicari. Wawancara digunakan untuk mengumpulkan data jumlah produksi, biaya kualitas, dan volume penjualan susu murni.


(51)

2. Observasi langsung

Observasi ini dilakukan untuk mendapatkan data-data tentang pelaksanaan pengendalian kualitas yang ada, serta kemungkinan-kemungkinan penambahan atau perubahan di dalam sistem pengendalian kualitas ini. Observasi secara langsung ini digunakan untuk mengetahui standar kualitas yang ditetapkan oleh perusahaan.

G. Uji Prasyarat Analisis/ Asumsi 1. Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang didapatkan berdistribusi normal atau tidak. Bila berdistribusi normal maka salah satu syarat untuk menguji hipotesis dengan statistik parametrik. Uji normalitas menggunakan rumus tes satu sampel dari Kolmogorov-Smirnov dengan rumus sebagai berikut :

( )

( )

[

F x S x

]

Maksimum

D = 0 − n

Keterangan:

D = Deviasi atau penyimpangan

( )

x

F0 = Distribusi frekuensi kumulatif teoritis

( )

x

Sn = Distribusi frekuensi yang diobservasi

Bila probabilitas (p) yang diperoleh melalui perhitungan lebih kecil dari taraf signifikansi 5% berarti sebaran data variabel tidak normal pada taraf signifikansi 5%. Begitu pula sebaliknya.


(52)

2. Linearitas

Uji linearitas, dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel bebas dan terikat mempunyai hubungan linear atau tidak. Antara variabel bebas dan terikat dikatakan mempunyai hubungan yang linear, jika skor variabel diikuti oleh kenaikan skor variabel terikat. Untuk mengetahui apakah kedua variabel tersebut mempunyai hubungan yang linear, maka digunakan uji statistik dengan uji F, sebagai berikut (Sudjana, 1996:332):

2 2 e S C S F =

dengan

(

)

2 2 − = k TC JK STC

( )

k n E JK Se − = 2 Keterangan:

F = Harga bilangan garis regresi

2

TC

S = Variasi tuna cocok

2

e

S = Variasi kekeliruan

Kriteria pengujian linearitas yaitu jika Fhitung < nilai Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan dk pembilang = k-2 dan dk penyebut = n-k, maka hubungan variabel bebas dengan variabel terikat bersifat linear. Sebaliknya jika Fhitung > dari Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan dk pembilang = k-2 dan dk penyebut = n-k, maka hubungan variabel bebas dan terikat bersifat tidak linear.


(53)

H. Teknik Analisis Data

1. Untuk menjawab rumusan masalah pertama, dilakukan dengan metode sebagai berikut:

a. Metode grafik R, yaitu:

n R

R =

Keterangan:

R = Rentang sampel dari hasil penelitian selama tahun 2006 = Rmax - Rmin

n = Banyaknya sampel yang diobservasi selama tahun 2006

Dengan menggunakan batas 3 sigma, maka batas pengendalian untuk grafik R adalah:

Batas Pengendali Atas (UCL) = R.D4

Garis Tengah (CL) = R

Batas Pengendali Bawah (LCL) = R.D3

Dengan nilai dari konstanta D4 dan D3 terdapat pada tabel faktor guna membentuk grafik pengendalian variabel.

b. Metode grafik X , yaitu:

n X

X =

Keterangan:

X= Nilai masing-masing unsur dalam sampel penelitian selama tahun 2006

n = Banyak sampel yang diobservasi selama tahun 2006

n X

X =

Keterangan:

X = Nilai masing-masing unsur dalam sampel penelitian selama tahun 2006


(54)

Dengan menggunakan batas 3 sigma, maka batas pengendalian untuk grafik X adalah:

Batas Pengendali Atas (UCL) = X + A2 R

Garis Tengah (CL) = X

Batas Pengendali Bawah (LCL) = XA2 R

Dengan nilai dari konstanta A2 terdapat pada tabel faktor guna membentuk grafik pengendalian variabel.

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh biaya kualitas yang ditimbulkan oleh aktivitas pengendalian pada produk, maka dapat diketahui dengan menggunakan biaya total kualitas.

Dengan rumus:

Total Biaya Kualitas = Biaya pengendalian + Biaya kegagalan

Total Biaya Kualitas = (Biaya pencegahan + Biaya penilaian) + (Biaya kegagalan internal + Biaya kegagalan eksternal)

2. Untuk menjawab rumusan masalah kedua, peneliti menggunakan uji statistis Regresi sederhana untuk menguji hipotesis yang diajukan.

a. Rumusan hipotesis

Ho:ρ ≤0,Tidak ada pengaruh positif biaya kualitas terhadap volume penjualan.

H1:ρ 0,Ada pengaruh positif biaya kualitas terhadap volume penjualan.


(55)

b. Pengujian hipotesis

Teknik yang digunakan adalah model persamaan regresi sederhana (Sudjana, 1996:315).

Rumus: Y = a + bX Keterangan:

Y = Volume penjualan X = Biaya kualitas a = Konstanta

b = Koefisien regresi

Untuk menguji signifikansi koefisien regresi dilakukan dengan membandingkan thitung dengan ttabel, dengan taraf signifikansi 5%.

Rumus distribusi nilai t:

thit= 2 1

2

r n r

− −

Keterangan:

t = Nilai t yang dicari

r = Koefisien korelasi X dan Y n = Jumlah sampel

dengan derajat keyakinan df= n-2

Kesimpulan: Jika ttabel≥ thitung, maka H0 diterima Jika ttabel< thitung, maka H0 ditolak.

Apabila uji prasyarat Normalitas dan atau Linearitas tidak terpenuhi maka hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan statistis non parametrik, yaitu dengan alat uji statistis Korelasi Spearman dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2006:229):


(56)

(

1

)

6 1 2 2 − − = n n bi ρ Keterangan: Spearman korelasi Koefisien = ρ

b = Jarak/ rentang X1 ke X2

n = Jumlah sampel

Adapun langkah-langkah uji statistis Korelasi Spearman adalah sebagai berikut (Hasan, 2004:85):

1). Menentukan hipotesis

H0 = Tidak ada hubungan positif antara biaya kualitas dan volume penjualan

H1 = Ada hubungan positif antara biaya kualitas dan volume penjualan

2). Menentukan taraf nyata (α) dan ttabel.

Taraf nyata yang digunakan 5% dengan nilai ttabel memiliki derajat kebebasan (db) = n-2.

3). Menentukan kriteria pengujian.

a). H0: Tidak ada hubungan positif antara biaya kualitas dan volume penjualan

H1: Ada hubungan positif antara biaya kualitas dan volume penjualan

H0 diterima (H1ditolak) apabila t0 ≤ tα


(57)

b). Menentukan nilai uji statistis (nilai t0)

t0= 2 1

2

s s

r n r

− −

c). Membuat kesimpulan.


(58)

40 BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Umum Perusahaan

Koperasi susu Warga Mulya merupakan salah satu koperasi persusuan yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pelopor berdirinya koperasi ini adalah R. Soekarno, Abdul Gani, Dwijo Pradipta, Margono H.W, dan R.S Hadi Hardjono. Rapat pembentukan diadakan pada tanggal 26 September 1978 di kantor Dinas Peternakan DIY, yang kemudian pada tanggal 30 Januari 1979 Koperasi Susu Warga Mulya memperoleh pengesahan Badan Hukum dari Kanwil Departemen Koperasi Propinsi DIY dengan Nomor: 1.128/ BH XI/ 1979 dengan wilayah kerja seluruh propinsi DIY yang berkantor di komplek dinas peternakan yang berlokasi di Jl. Taman Unggas No.4 Alun-alun Utara Kraton Yogyakarta. Sehingga pada tanggal 30 Januari 1979 ditetapkan sebagai tanggal berdirinya Koperasi Susu Warga Mulya Yogyakarta.

Pada tahun 1988 untuk menunjang pariwisata, maka pemerintah Kotamadya Yogyakarta mengadakan renovasi kawasan Malioboro yang meliputi: Jl. P. Mangkubumi, Jl. A. Yani, Jl. Dwikora, dan sekitar Alun-alun Utara Yogyakarta. Pihak kraton menginstruksikan kepada semua pihak yang menempati tanah di sekitar alun-alun utara atau Jl. Taman Unggas untuk mengosongkan lokasi. Pada waktu itu, Kepala Dinas Peternakan Propinsi DIY Bapak Drs Kridarso mempunyai tanah lengkap dengan bangunannya yang berlokasi di Jl. Arteri Kembang, Maguwoharjo, Depok, Sleman yang akan beliau jual. Berkat


(59)

kerjasama yang baik, maka disepakati untuk saling tukar tambah dengan tanah milik Koperasi Susu Warga Mulya yang berlokasi di daerah Wirosaban, Umbulharjo, Yogyakarta.

Pada tahun 1989 Koperasi Susu Warga Mulya pindah ke alamat yang baru yaitu di Jl. Arteri Kembang, Maguwoharjo, Depok, Sleman yang menempati tanah seluas 892 m2, di mana sudah terdapat bangunan untuk perkantoran. Sehubungan dengan alamat koperasi susu Warga Mulya pindah dan karena ada

sedikit perubahan pada anggaran dasarnya, maka Nomor Badan Hukum juga mengalami perubahan pada tanggal 15 Mei 1991 dengan nomor yang baru 1.12a/ BH XI/ 1991.

Melihat perkembangan yang terjadi dan lokasi kantor serta pabrik konsentrat yang sudah tidak mungkin lagi untuk diperluas, maka pada tanggal 1 Oktober 1997 pengurus beserta 3 orang wakil dari peternak mencari lokasi baru di jalan Palagan Tentara Pelajar, dusun Bunder, Purwobinangun Pakem, Sleman, Yogyakarta. Dengan berpindahnya lokasi Koperasi Susu Warga Mulya, maka Badan Hukumnya juga berubah pada tanggal 5 Mei 1998 dengan Nomor 27/ BH/ PAD/ KWK.12/ V/ 1998. Kantor yang baru ini menempati tanah seluas 4.320 m2, yang digunakan untuk keperluan perkantoran, pengelolaan susu, serta pabrik makanan ternak. Pada tanggal 1 April 1999 kantor Koperasi Susu Warga Mulya diresmikan penggunaannya oleh Menteri Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah RI yang pada waktu itu dijabat oleh Bapak Adi Sasono.


(60)

B. Lokasi Koperasi Susu Warga Mulya

Koperasi Susu Warga Mulya terletak di Jalan Palagan Tentara Pelajar km 15,5 dusun Bunder, Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Luas areal yang ditempati 4.320 m2, yang terdiri dari perkantoran seluas 339 m2, gudang bahan baku seluas 834 m2, unit pasteurisasi 180 m2, garasi kendaraan 210 m2, dan sisanya digunakan untuk unit makanan ternak, tempat parkir karyawan dan tamu, kamar mandi, dapur, waserda, aula untuk tempat pertemuan dan pos satpam. Koperasi Susu Warga Mulya memilih lokasi ini berdasarkan beberapa faktor, yaitu sebagai berikut:

1. Lokasi Sumber Bahan Baku

Peternak sapi perah kebanyakan berada di daerah Yogyakarta sebelah utara, sehingga kebutuhan susu sapi perah dapat dengan mudah dan cepat diperoleh.

2. Transportasi

Koperasi ini terletak di pinggir jalan raya sehingga sarana transportasi baik kendaraan besar maupun kecil dapat dengan mudah menjangkaunya.

3. Sumber Energi

Sumber energi yang dibutuhkan (listrik) sudah dapat terpenuhi dengan baik dan dapat membantu jalannya proses produksi.


(61)

4. Tenaga Kerja

Koperasi Susu Warga Mulya Yogyakarta merekrut sebagian tenaga kerja dari warga sekitarnya yang mempuyai keterampilan dan ketekunan sesuai dengan tenaga yang dibutuhkan dalam koperasi.

5. Sikap Masyarakat

Masyarakat di dusun Bunder Purwobinangun sangat mendukung dengan adanya koperasi susu ini, karena sebagian masyarakat dusun ini berternak sapi perah sehingga bisa dengan mudah dan cepat menyetorkan hasil susu ternaknya ke koperasi.

6. Air dan Limbah

Selain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, air bagi koperasi ini juga diperlukan untuk mencuci alat penampungan susu (milkcan) yang jumlahnya banyak. Demikian juga dengan limbah, tidak ada masalah karena pihak koperasi sudah mengantisipasi sebelumnya dengan baik dengan membuat corong limbah.

7. Iklim

Iklim di daerah Sleman ini sangat mendukung bagi kelangsungan operasi koperasi. Hal ini dikarenakan dengan keadaan suhu udara yang dingin membantu untuk meningkatkan atau mempertahankan kualitas susu murni.


(62)

C. Visi, Misi, Motto Program dan Modal Koperasi Susu Warga Mulya Yogyakarta

1. Visi Koperasi

Visi Koperasi Susu Warga Mulya Yogyakarta adalah menjadi koperasi yang kuat, mandiri dan profesional yang memberikan peningkatan kesejahteraan bersama dan memiliki sarana dan prasarana yang memadai sesuai dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip koperasi.

2. Misi Koperasi

Misi adalah suatu hal yang sangat penting dalam suatu perusahaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Adapun misi yang dimiliki oleh Koperasi Susu Warga Mulya Yogyakarta adalah sebagai berikut:

a. Peningkatan kualitas dan produksi b. Membangun komitmen yang lebih kuat

c. Penganekaragaman usaha yang mendukung koperasi d. Membangun jaringan pasar

e. Pengembangan pendidikan yang berkelanjutan 3. Motto Koperasi

Dalam menjalankan usahanya, Koperasi Susu Warga Mulya Yogyakarta tidak terlepas dari mottonya yang terkenal dengan sebutan SUKSES

MANDIRI, yang kepanjangannya adalah:

S : Setia M : Makmur

U : Usaha A : Aman


(63)

S : Sehat D : Dinamis E : Ekonomi I : Idaman S : Sejahtera R : Rakyat

I : Indonesia 4. Program Koperasi

Program-program yang telah ditetapkan oleh Koperasi Susu Warga Mulya adalah sebagai berikut:

a. Bidang Organisasi

1). Pemantaban struktur organisasi koperasi, kelompok dan pemuda 2). Sistem pengaturan tenaga kerja yang sesuai dengan jenjang karier 3). Pengembangan media informasi dan sistem komputerisasi data 4). Pemetaan wilayah dan pendataan seluruh kegiatan koperasi 5). Advokasi kepada pemerintah dan lembaga lainnya

6). Meningkatkan kualitas anggota

7). Memulai standar operasional kerja bagi pengurus, pengawas dan kepada karyawan

b. Bidang Sumber Daya Manusia

1). Peningkatan sumber daya manusia untuk karyawan, pengurus, pengawas dan anggota

2). Pendidikan dan pelatihan khusus bagi karyawan PMT dan pembesaran pedet


(64)

4). Peningkatan keterampilan dan pengetahuan bagi petugas lapangan (Kesehatan hewan IB dan PKB)

5). Mengadakan study banding bagi anggota pelaksana koperasi dan rencana tindak lanjut sesuai dengan kepentingan dan kemampuan koperasi

6). Pengembangan dan evaluasi kader lokal c. Bidang Usaha

1). Pengadaan alat-alat persusuan dan alat-alat laboratorium yang standar dan diefektifkan penggunaannya

2). Peremajaan perbaikan dan penambahan kapasitas cooling unit dan tangki susu

3). Penambahan populasi sapi perah sebanyak 50 ekor 4). Peningkatan produksi susu menjadi 6.000 liter per hari 5). Pemberlakuan kredit sapi melalui unit simpan pinjam 6). Penyempurnaan sistem dan ruang pergudangan di PMT 7). Penyempurnaan alat dan mesin pasteurisasi

8). Pembentukan staf pemasaran pasteurisasi yang handal guna peningkatan volume penjualan dari 450 cup menjadi 750 cup per hari 9). Penambahan produk baru, antara lain yogurt, caramel dll

10). Penataan Unit Pembesaran Pedet

11). Optimalisasi keuntungan pada semua unit usaha

12). Mewajibkan bagi anggota untuk menabung minimal Rp. 25.000,00 per tahun untuk saham PMT


(65)

13). Peningkatan pelayanan dan komputerisasi unit Waserda

14). Perbaikan genetik sapi dan pelaksanaan rekording sapi bagi anggota dan bagi koperasi

15). Penerapan agar sadar untuk setor susu bagi semua anggota 16). Pengaktifan penagihan kredit macet (sapi, konsentrat, dan SP) 17). Otonomi Unit Pembesaran Pedet dan Unit Makanan Ternak d. Bidang Umum

1). Pembuatan pondasi bangunan pada tanah pojok sebelah barat kantor dan perbaikan gedung kantor koperasi.

2). Menginvestasikan sistem pengawasan di koperasi

5. Modal Koperasi

Modal Koperasi Susu Warga Mulya Yogyakarta berasal dari: a. Modal sendiri

1). Simpanan Pokok

Simpanan pokok adalah sejumlah uang sama yang wajib untuk dibayarkan oleh anggota. Simpanan pokok ini tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota

2). Simpanan Wajib

Simpanan wajib adalah sejumlah uang yang jumlahnya tidak harus sama wajib untuk dibayarkan oleh anggota koperasi dan simpanan ini tidak dapat diambil selama yang bersangkutan masih menjadi anggota.


(66)

3). Dana Cadangan

Dana cadangan merupakan sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha, yang dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri dan menutup kerugian koperasi apabila diperlukan. 4). Hibah

b. Modal Pinjaman yang berasal dari: 1). Anggota

2). Koperasi lain dan/ atau anggotanya 3). Bank dan lembaga keuangan lainnya

4). Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya 5). Sumber lain yang sah

D. Struktur Organisasi

Dalam struktur organisasi Koperasi Susu Warga Mulya sudah terperinci tugas dari masing-masing unit dan kekuasaaan tertinggi oleh Rapat Anggota Tahunan (RAT). Rapat Anggota Tahunan (RAT) adalah merupakan badan tertinggi yang yang dihadiri oleh seluruh anggota Koperasi Susu Warga Mulya yang akan dilakukan pada bulan Maret dalam setiap tahunnya.

1. Struktur Organisasi Koperasi Susu Warga Mulya a. Rapat Anggota tahunan

Dalam struktur organisasi, rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi yang pada rapat tersebut dihadiri oleh anggota yang pelaksanaannya diatur dalam anggaran. Dasar dan wewenang dalam rapat


(67)

anggota antara lain untuk menetapkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga; menetapkan kebijaksanaan umum dalam organisasi; manajemen dan usaha; memilih, mengangkat dan memberhentikan pengurus dan pengawas; menetapkan program kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi, pengesahan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pengurus dalam melaksanakan tugasnya.

b. Pengurus

Pengurus koperasi dipilih dari anggota dari dan oleh anggota dalam rapat anggota, yang mempunyai wewenang untuk melaksanakan tindakan-tindakan dan upaya-upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan koperasi sesuai dengan tanggungjawabnya dari keputusan dalam rapat anggota, menyusun program kerja di bidang organisasi, usaha dan keuangan; mengusahakan sumber-sumber dana yang diperlukan; menyediakan prasarana dan peralatan kerja organisasi; melakukan pengawasan atas dasar pelaksanaan tugas manajer dan karyawan; mengangkat dan memberhentikan manajer dan karyawan serta menetapkan gaji pegawai.

Susunan pengurus Koperasi Susu Warga Mulya Yogyakarata periode 2005 – 2010, adalah sebagai berikut:

Ketua I : H. Danang Iskandar Ketua II : Sunardi Aliharjo Sekretaris : Drs. Saebani Bendahara I : Sugiarto, B.Sc Bendahara II : Kawit


(68)

c. Pengawas

Pengawas koperasi dipilih dari dan oleh anggota dalam rapat anggota dan bertanggungjawab terhadap rapat anggota atas pelaksanaan dan penyelesaian tugas antara lain melakukan pemeriksaan terhadap tata kehidupan koperasi termasuk organisasi, usaha dan pelaksanaan kebijakan pengurus dan membuat laporan tentang hasil pemeriksaan.

Susunan pengawas Koperasi Susu Warga Mulya Yogyakarta periode 2005-2010 adalah sebagai berikut:

Ketua Pengawas : I.Y Soetaryono, B.Sc Anggota Pengawas I : Jumadi

Anggota Pengawas II : Prayitno d. Manajer

Berdasarkan pelimpahan wewenang dari pengurus, manajer sebagai pelaksanan atau pengelola koperasi mempunyai tugas sebagai berikut: 1). Dalam bidang perencanaan, manajer mengkoordinir penyusunan

rencana kerja dan anggaran masing-masing unit usaha dan mengajukannya ke pengurus, membantu pengurus dalam menjelaskan rencana kerja di muka anggota.

2). Pada bidang personalia, manajer mengajukan usulan pengangkatan tenaga kerja dan melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap karyawan yang berada di bawah koordinasinya.

3). Di bidang administrasinya, manajer menyelenggarakan administrasi usaha dan keuangan, kepegawaian dan umum lainnya.


(69)

4) Bidang usaha, dalam bidang ini manajer memimpin dan mengkoordinir pelaksanaan tugas koperasi sesuai rencana dan anggaran yang telah ditetapkan rapat anggota serta kebijaksanaan yang telah diberikan oleh pengurus.

5). Bidang pengawasan dan pelaporan, manajer melakukan pengawasan terhadap kegiatan atau pekerjaan yang dipercayakan kepada karyawan; melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan secara periodik dan membuat laporan untuk pengurus mengenai semua kegiatan usaha. e. Bagian umum

Tugasnya adalah melaksanakan semua pekerjaan administrasi umum, personalia, perawatan dan pemeliharaan peralatan kantor.

f. Bagian Keuangan

Melaksanakan semua pekerjaan menyimpan dan mengeluarkan uang kas untuk kepentingan operasional koperasi dan setiap hari membuat laporan posisi kas atau keuangan kemudian disampaikan kepada manajer. g. Bagian Akuntansi

Tugasnya adalah melaksanakan semua pekerjaan pembukuan dan secara periodik membuat laporan keuangan kemudian disampaikan kepada manajer.

h. Unit Susu

Tugasnya melaksanakan kegiatan dalam pengadaan atau pembelian bahan baku, menjaga kualitas susu dan pemasaran.


(70)

i. Unit Makanan Ternak

Melaksanakan semua kegiatan yang berkaitan dengan usaha makanan ternak baik dari pengadaan bahan baku, proses produksi, menjaga kualitas susu dan pemasaran.

j. Unit Perkreditan dan Simpan Pinjam

Melaksanakan semua kegiatan yang menyangkut kredit sapi perah dan kegiatan simpan pinjam untuk karyawan dan anggota.

k. Unit Pembesaran Pedet

Melaksanakan semua kegiatan mulai dari pemeliharaan pedet, kesehatan, kandang sehingga dapat dihasilkan induk yang siap dipasarkan. l. Unit Pasteurisasi

Tugasnya melaksanakan kegiatan dalam pengadaan atau pembelian bahan baku, pemanasan susu, pendinginan, pemberian bahan tambahan, pemberian label, pengemasan, menjaga kualitas susu dan pemasaran. m. Unit Waserda

Melaksanakan semua kegiatan warung serba ada atau pertokoan mulai dari penyediaan barang, penataan barang sampai penjualan atau pemasaran.


(71)

(72)

2. Unit Makanan Ternak Koperasi Susu Warga Mulya

Koperasi Susu Warga Mulya merupakan salah satu penghasil pakan ternak di Daerah Istimewa Yogyakarta yang memproduksi konsentrat untuk Sapi Perah (SP1) dan Sapi Potong (SP2). Organisasi dalam produksi makanan ternak adalah sebagai berikut:

a. Kepala Unit Makanan Ternak

Bertanggungjawab secara keseluruhan tugas-tugas dan proses yang terjadi dalam pabrik makanan ternak, membuat laporan rugi laba, menyusun anggaran.

b. Kepala Seksi Produksi

Bertugas merancang, mengatur dan mengawasi produk secara keseluruhan dengan berdasar pada kebijakan yang telah ditetapkan.

c. Kepala Seksi Pembelian

Bertanggungjawab atas pengadaan bahan baku yang akan digunakan untuk proses produksi makanan ternak.

d. Kepala Seksi Penjualan

Bertanggungjawab atas pemasaran termasuk promosi hasil proses produksi.

e. Staf

Bertugas sebagai pelaksana kegiatan usaha dan membantu kepala seksi dalam menjalankan tanggung jawabnya.


(73)

f. Tenaga Borongan

Bertugas melaksanakan kegiatan dalam proses produksi makanan ternak. Susunan pegawai unit makanan ternak Koperasi Warga Mulya periode 2005 - 2010 adalah sebagai berikut:

Kepala Unit Makanan Ternak : Budi Santoso, B.E Kepala Seksi Produksi : Wakijan

Kepala Seksi Pembelian Bahan Baku : Heri Kepala Seksi Penjualan : Latif

3. Proses Produksi makanan ternak ada 4 (empat) tahap, antara lain: a. Tahap Persiapan

Tahap pembuatan makanan ternak antara lain persiapan bahan baku, pemeriksaan alat-alat produksi. Persiapan bahan baku antara lain penimbangan, pemeriksaan kualitas bahan dan pengangkutan bahan baku ke tempat proses pengolahan. Pengadaan bahan baku melalui tahapan pembuatan kontrak pembelian dengan pemasok, pengiriman yang tepat waktu, bahan baku yang sesuai dengan standar seperti bau, tekstur, warna dan kondisi bahan baku. Bahan baku yang diperoleh didatangkan dari daerah Klaten, Solo, Sragen, Semarang, Surabaya, Rembang, Temanggung, Pati, Lampung, Kalimantan dan Yogyakarta. Bahan baku yang dipakai diambil dari gudang di mana bahan baku yang telah dibeli disimpan untuk proses produksi. Banyaknya bahan baku yang diambil dari gudang disesuaikan dengan jumlah barang yang akan diproduksi.


(74)

b. Proses Pengolahan

Proses produksi meliputi 3 (tiga) tahap pengolahan, yang meliputi tahap menggiling semua bahan baku kecuali bekatul, dedak padi dan wheat brand. Penggilinggan bahan pakan menggunakan alat hammmer mill, bahan yang digiling antara lain kulit kacang, onggok, bungkil sawil, bungkil kapuk, bungkil kipra. Setelah digiling, bahan baku dimasukkan ke dalam

mixer vertical. Namun sebelum dimasukkan ke mixer vertical, bahan lain seperti kulit kopi, garam, wheat brand, bekatul, dedak padi dicampur dengan cara manual baru dimasukkan ke dalam mixer vertical bersama dengan bahan yang telah digiling pada hammer mill dengan kapasitas 1500 kg selama 5 menit. Setelah itu dilihat apakah bahan-bahan yang telah dicampur tersebut sudah halus dan sifat aslinya bahan sudah tidak tampak. c. Proses Pengemasan

Pengemasan merupakan suatu cara untuk melindungi produk agar tidak tercemar atau terkontaminasi oleh serangga dan tikus. Pengemasan dilakukan dengan menggunakan timbangan semi otomatis yang bisa diatur penggunaannya. Bahan pengemasan yang digunakan berupa karung plastik yang berisi informasi produk, nama dan alamat perusahaan, jenis pakan, nama barang, tanggal kadaluarsa, aturan pemakaian. Perusahaan menimbang berat pakan menjadi 50 kg per karungnya.

d. Penyimpanan

Perusahaan penyimpanan hasil produksinya ke gudang sebelum dipasarkan kepada pembeli atau anggota. Sanitasi yang baik sangat


(75)

diperhatikan agar gudang tidak lembab dan kotor, ditambah dengan menggunakan alas yang berupa pallet agar barang tidak bersinggungan langsung dengan lintai.

4. Personalia Unit Makanan Ternak

Karyawan pada unit makanan ternak berjumlah 20 orang yang terdiri dari karyawam tetap 8 orang, karyawan borongan 12 orang. Karyawan tetap mendapatkan gaji berdasarkan jabatan dan masa kerja, karyawan tetap terdiri dari Kepala Unit Makanan Ternak, Kepala Seksi Produksi, Kepala Seksi Pembelian, Kepala Seksi Penjualan dan Staf dengan jumlah 4 orang. Sedangkan untuk karyawan borongan diberi upah perminggu. Untuk fasilitas yang diberikan antara lain:

a. Tunjangan Jabatan b. Tunjangan Keluarga c. Tunjangan Hari Raya d. Uang Lembur

e. Uang Makan

f. Bonus Penjualan Konsentrat g. Bonus Tahunan

h. Uang Transport i. Sarana Ibadah.


(76)

58 BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Kegiatan pengendalian kualitas hasil produksi dalam perusahaan tentu saja mempunyai manfaat, terutama bagi kelangsungan hidup perusahaan dan pengembangannya di masa yang akan datang. Apabila perusahaan tidak memperhatikan kualitas produk yang dihasilkannya, maka akan sulit untuk maju atau berkembang dan dapat bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis. Oleh karena itu, peranan kualitas produk akan semakin besar dalam hubungannya dengan perkembangan perusahaan. Hal ini dikarenakan persaingan dalam pemasaran produk semakin ketat sejalan meningkatnya jumlah perusahaan yang menghasilkan produk susu murni yang sejenis.

Sesuai dengan batasan masalah di atas, maka data yang dicari adalah produk susu murni yang dihasilkan oleh Koperasi Warga Mulya Yogyakarta. Untuk mengetahui variabel Berat Jenis (BJ), Kadar Lemak (FAT) dan Solid Non Fat (SNF) yang diproduksi ada dalam batas kontrol, maka dilakukan pengukuran masing-masing variabel yang terkandung dalam susu murni. Data yang dikumpulkan adalah mengenai jumlah produk susu murni sudah selesai produksi (produk jadi yang siap disetorkan atau dipasarkan ke PT. Sari Husada Yogyakarta). Sedangkan data biaya kualitas yang ditimbulkan dari aktifitas pengendalian terhadap volume penjualan selama tahun 2006, maka data yang diperlukan adalah data penjualan selama tahun 2006 dan komponen biaya kualitas


(77)

yang meliputi biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal, dan biaya kegagalan eksternal.

Berikut ini disajikan data tentang jumlah produk selesai susu murni pada Koperasi Susu Warga Mulya Yogyakarta pada kurun waktu tahun 2006 dan data biaya kualitas yang ditimbulkan dari aktivitas pengendalian.

1. Jumlah Produk Selesai Koperasi Warga Mulya Yogyakarta

Tabel. 5.1

Jumlah Produk Selesai Produk Susu Murni Koperasi Warga Mulya Yogyakarta

Selama tahun 2006 (dalam Liter)

No. Bulan Jumlah Target

Perusahaan Keterangan

1 Januari 220.983 210.000

Jumlah produk selesai bulan Januari mencapai target yang telah diten-tukan oleh perusahaan, yaitu melampaui target se-besar 10.983 liter

2 Februari 214.682,50 218.500

Jumlah produk selesai bulan Februari tidak men-capai target yang telah ditentukan oleh


(1)

123

Foto 1:

Koperasi Susu Warga Mulya (tampak dari depan)

Foto 2:

Unit Susu Murni Koperasi Susu Warga Mulya (tampak dari depan)


(2)

Foto 3:


(3)

125

Foto 4:

Tangki dan Milk Can Susu Murni


(4)

Foto 5:

Laktodensimeter (Alat Uji Berat Jenis)

Foto 6:


(5)

127

Foto 7:

Mobil Pengangkut Susu Murni

dari Para Pemasok maupun ke PT Sari Husada


(6)

Foto 8: