B. Kerangka Berpikir
Anak tunarungu mengalami kelainan kerusakan pada pendengaran, sehingga ia mengalami kesulitan dan keterbatasan dalam mendapatkan pengalami
an informasi. Di sisini lain bahwa intelegensi anak bervariasi, yaitu ada yang rendah, sedang dan normal. Anak tunarungu memiliki intelegensi normal tidak
akan terlalu tertinggal jauh dengan anak normal dalam pendidikannya, apabila mendapatkan perlakuan dan pendidikan yang sesuai dengan kemampuan dan
kebutuhannya. Seperti yang telah diuraikan di atas anak tunarungu dalam mengajak
berbicara dapat memiliki metode maternal reflektif yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Berpijak dari ulasan di atas maka anak tunarungu masih mempunyai
kemampuan, potensi, minat dan harapan yang perlu dikembangkan agar dapat memberikan tambahan positif pada anak. Anak tunarungu perlu pendidikan
seawall mungkin guna melatih bicaranya. Untuk menumbuhkan keampuan bicara anak tunarungu tingkat dasar harus
melalui pendekatan yang menarik serta membuat anak mau melakukannya secara sukarela dan mempunyai motivasi untuk bicara.
Kerangka berpikir pada dasarnya merupakan arahan penalaran untuk bisa sampai pada pemberian jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan yaitu :
Apakah metode maternal reflektif dapat meningkatkan prestasi anak dalam berbicara, maka dapat digambarkan dalam skela kerangka berpikir seperti pada
gambar di bawah ini :
Kondisi awal
Tindakan
Kondisi akhir Prestasi belajar bicara
anak rendah Sebelum
menerapkan MMR
Menerapkan MMR
Prestasi belajar bicara anak meningkat
Siklus I
Siklus II
C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan adalah suatu jawaban yang sifatnya masih lemah, harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis itu sendiri harus konsisten dengan teori yang
telah penulis paparkan di atas, maka dalam penelitian tindakan kelas ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut :
Melalui metode maternal reflektif dapat meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Indonesia pada siswa kelas III SDLB-B Widya Bhakti Semarang
tahun 20092010.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian tindakan kelas ini dilakukan di sekolah dasar luar biasa bagian tunarungu SDLB-B Widya Bhakti Semarang.
Pemilihan tempat tersebut didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut : 1. SDLB-B Widya Bhakti merupakan tempat tugas mengajar bagi peneliti
2. Untuk memasukkan unsur-unsur pembaruan dalam system pembelajaran anak tunarungu di SDLB-B Widya Bhakti Semarang
3. Untuk meningkatkan profesionalitas guru di SDLB-B Widya Bhakti Semarang.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 20092010 yaitu antara bulan Maret sampai bulan Juli 20092010. Agar penelitian dapat berjalan
dengan lancar maka penulis membuat jadwal penelitian dalam tabel 1 sebagai berikut:
Tabel 1 Jadwal Penelitian No
Keterangan Waktu
1 Penulisan proposal
Minggu IV Maret 2010 2
Persetujuan proposal oleh pembimbing Minggu III, VI April 2010
3 Perijinan penulisan skripsi tingkat prodi,
jurusan, FKIP Minggu I Mei 2010
4 Penulisan Bab I, II, III
Minggu II s.d III Mei 2010 5
Persetujuan Bab
I, II,
III oleh
Pembimbing Minggu IV Mei s.d Minggu I
Juni 2010 28