Analisa BAB VIII IMPLEMENTASI PENYEIMBANGAN LINI PERAKITAN

1 2 3 50 100 150 200 250 300 350 56.43 289.25 128.23 32.01 30.86 31.53 grafik beban kerja setiap stasiun kerja ST Aktual ST Teoritis Gambar 8. 7 Grafik Perbandingan Beban Kerja Setiap Stasiun Kerja

8.4. Analisa

8.4.1. Analisa perbandingan EL, SI, BD, IT  Perbandingan EL Efisiensi Lintasan Perakitan yaitu rasio antara waktu yang digunakan dengan waktu yang tersedia. Keseimbangan lintasan yang baik adalah jika efisiensi setelah diseimbangkan lebih besar dari efisiensi sebelum diseimbangkan. Jika dilihat dari perbandingan grafik EL teoritis dan aktual diatas terjadi perbedaan yang sangat signifikan dimana EL teoritis lebih besar daripada EL aktual yaitu dengan presentasi masing-masing 95.35 dan 17. Hal tersebut menjelaskan bahwa keseimbangan lintasan tidak baik dalam keadaan aktual atau keadaan sebenarnya. Itu bisa terjadi akibat waktu siklus yang dihasilkan lebih besar dimana penyebabnya adalah terdapat perakitan yang membutuhkan waktu lebih karena di dalam perakitan tersebut terdapat bagian-bagian yang sangat kecil sehingga dalam pemasangannya perlu ketelitian tingkat tinggi.  Perbandingan SI SI digunakan untuk mengukur tingkat waktu tunggu relatif dari suatu lini perakitan. Semakin mendekati nol nilai SI suatu lini perakitan, hal tersebut mengindikasikan lini perakitan tersebut semakin seimbang karena pembagian beban kerja semakin merata. Jika dilihat dari perbandingan grafik SI teoritis dan aktual diatas terdapat perbedaan yang sangat mencolok. Nilai hitung teoritis menghasilkan nilai 2.78 sedangkan untuk penghitungan aktual menghasilkan nilai 1378.62 yang jauh sekali dari nilai 2.78 dimana hal tersebut memiliki arti bahwa pembagian beban kerja tidak merata. Terdapat lini perakitan yang menerima beban kerja sangat besar dan sebaliknya terdapat lini perakitan yang beban kerjanya terlampau ringan sehingga waktu tunggu relatif yang dihasilkan sangat tinggi akibat tidak meratanya beban kerja tersebut.  Perbandingan BD Balance Delay merupakan rasio antar waktu idle dalam lini perakitan dengan waktu yang tersedia. Penurunan balance delay BD suatu lini perakitan mengindikasikan bahwa lini perakitan yang terbentuk memiliki keseimbangan yang lebih baik. Jika dilihat dari perbandingan grafik BD teoritis dan aktual diatas terdapat perbedaan yang sangat signifikan. Nilai hitung teoritis hanya sebesar 5 sedangkan nilai aktualnya mencapai 83 yang mana terdapat kenaikkan yang tinggi sekali hal tersebut mengindikasikan bahwa perakitan yang terbentuk memiliki keseimbangan yang lebih buruk dalam aktualnya. Hal tersebut bisa diakibatkan oleh lamanya waktu siklus yang dihasilkan pada keadaan sebenarnya seperti terdapat perakitan yang lama pada salah satu lini perakitan akibat dari kurangnya pemahaman dari prosedur perakitan.  Perbandingan IT Idle Time adalah waktu menganggur yang terjadi dikarenakan pembagian beban kerja yang tidak seimbang. Terdapat perbedaan yang sangat jauh antara hitung teoritis dengan kedaan yang sebenarnya dimana nilai hitung teoritis hanya sebesar 4.60 detik sedangkan secara aktualnya idle time mencapai 2369.91 detik. Hal ini disebabkan karena pada salah satu lini perakitan tidak terlalu memahami dengan benar mengenai prosedur perakitannya, yang seharusnya terdapat langkah yang dapat dikerjakan terlebih dahulu tetapi malah tidak dilakukan dan menunggu hasil rakitan dari lini perakitan sebelumnya sehingga terjadilah idle time tersebut dimana seharusnya tidak terdapat idle time sama sekali jika menilik dari hitung secara teoritis. 8.4.2. Analisa grafik perbandingan beban kerja Dilihat dari grafik diatas terdapat perbedaan beban kerja yang cukup signifikan untuk tiap stasiun kerja antara teoritis dan aktualnya. Dimana untuk yang secara teoritis beban kerja untuk tiap stasiun kerja sangat merata yaitu untuk stasiun kerja 1, 2 dan 3 secara berutuan memiliki nilai 32.007, 30.861 dan 31.532. Sedangkan untuk yang secara aktual atau keadaan yang sebenarnya beban kerja sangat tidak merata untuk tiap stasiun kerja dimana nilainya adalah stasiun kerja 1 56.43, stasiun kerja 2 289.25, dan stasiun kerja 3 128.23. Tidak meratanya beban kerja tersebut disebabkan oleh pembagian perakitan yang tidak merata untuk tiap stasiun kerjanya. Stasiun kerja 2 memiliki beban yang paling tinggi karena pada stasiun kerja 2 tersebut mengerjakan lebih banyak proses perakitan daripada stasiun kerja 1 maupun stasiun kerja 2. Tidak meratanya pembagian beban kerja ini dikarenakan tidak adanya perhitungan jumlah kolom jumlah stasiun kerja yang ideal sesuai dengan waktu elemen kerja maksimum pada lini produksi, sehingga stasiun kerja yang seharusnya dapat mengerjakan beban lebih malah dibebankan jauh lebih rendah dari kapasitasnya. Sedangkan stasiun kerja yang seharusnya hanya mampu mengerjakan beban kerja ringan malah dipaksa mengerjakan elemen kerja dengan beban kerja yang tinggi. Pada keadaan aktual ini dirasa jauh dari kata ideal pada pembagian atau pengelompokan elemen kerja pada stasiun kerja. Jika melihat dari CT terpilih dan total nilai Ti yang didapat secara aktual seharusnya jumlah stasiun kerja yang dimiliki hanya 1 stasiun kerja saja bukan ada 3 stasiun kerja. Berdasarkan perhitungan jumlah kolom K atau jumlah stasiun kerja yaitu total TiCT terpilih adalah 473.91947.94 = 0.499 ≈ 1. Dari hasil perhitungan yang dilakukan untuk menentukan jumlah stasiun kerja tersebut, seharusnya jumlah stasiun kerja ideal untuk keadaan aktual adalah 1 sehingga beban kerja akan jauh lebih merata dan nilai performansi untuk keadaan aktual juga akan semakin baik.

8.5. Kesimpulan