KEBIJAKAN IRAN MENDUKUNG PEMERINTAHAN BASHAR AL- ASSAD DALAM KONFLIK SURIAH

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Timur Tengah merupakan wilayah yang sarat akan konflik yang seakan tidak pernah berhenti. Sumber daya alam yang dimiliki Timur Tengah terutama minyak menjadikan kawasan ini sebagai wilayah yang tidak pernah sepi dari konflik. Berbagai kepentingan negara-negara, baik yang termasuk dalam kawasan Timur Tengah maupun yang tidak termasuk dalam kawasan ini, saling berusaha mewujudkan kepentingannya masing-masing dengan berbagai cara. Karena kepentingan-kepentingan tersebutlah, stabilitas di Timur Tengah selalu menjadi sorotan dunia internasional.

Badai revolusi untuk menjatuhkan rezim otoriter di Timur Tengah sedang menarik perhatian dunia internasional. Revolusi Islam Iran membawa pengaruh besar bagi negara-negara di kawasan Timur Tengah. Sejak revolusi 1979 Iran menjadi motor penggerak di Timur Tengah untuk melakukan revolusi dan gejala kebangkitan islam. Lahirnya Hamas di Palestina, Hizbullah di Libanon, Front Penyelamat Islam di Aljazair, Gerakan Nahdah di Tunisia, kaum Syiah di pantai Timur Arab Saudi dan Bahrain, Front Nasional Islam di Sudan, dan Gamaah Islam di Mesir tidak terlepas dari keberhasilan pengaruh revolusi Iran.1

Unjuk rasa anti pemerintah mulai marak terjadi di Suriah sejak Maret 2011 yang kemudian berkembang menjadi bentrokan bersenjata antara pasukan

1


(2)

2

pemerintah dan kelompok perlawanan.2 Konflik yang disebabkan adanya

pemberontakan-pemberontakan dari kelompok yang menamakan dirinya sebagai tentara pembebasan Suriah yang ingin menumbangkan pemerintahan Bashar al-Assad. Pada awalnya konflik ini hanya berawal dari demonstrasi besar-besaran yang memprotes kepemimpinan Bashar al-Assad yang dianggap otoriter dan tidak demokratis. Akan tetapi demonstrasi ini kemudian berkembang menjadi pemberontakan besar-besaran setelah tentara pembebasan Suriah melihat bahwa tuntutan mereka tidak dipenuhi. Mereka menuntut Bashar al-Assad untuk mundur dari kursi kepresidenan.

Akan tetapi menurut pemerintahan Bashar al-Assad pemberontakan ini bukan semata-mata terjadi karena alasan tuntutan yang disampaikan pemberontak, melainkan ada aktor lain di balik pemberontakan ini yang memiliki tujuan tertentu. Menteri luar negeri Suriah Walid Muallen mengutip sebuah penelitian terbaru oleh Washington berpengaruh think-tank Brookings Institution yang menyimpulkan bahwa apabila ingin menaklukan Iran maka harus dimulai dari Damaskus. Maka elemen utama di balik konflik ini adalah hubungan antara Suriah dan Iran, Suriah dan Hizbullah.3 Suriah merupakan sekutu Iran, dan

pemerintahan Bashar al-Assad merupakan pemerintahan yang pro akan kebijakan-kebijakan yang berkenaan dengan hubungan kerjasama Iran-Suriah.

2

Annan kritik dunia internasional terkait konflik Suriah,

http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2012/09/120914_annan_syria_shamefulepisode.shtml, di akses pada tanggal 20 September 2012.

3

Menlu Suriah: AS Adalah Dalang Dibalik Kekerasan di Suriah,

http://id.berita.yahoo.com/menlu-Suriah-adalah-dalang-dibalik-kekerasan-di-Suriah-040405123.html, diakses pada tanggal 21 September 2012.


(3)

3

Akibat konflik kepentingan yang terjadi antara pemerintah dan kelompok pemberontak, hingga tanggal 27 September 2012 korban yang meninggal dunia akibat konflik ini sudah lebih dari 30.000 jiwa. Direktur Pemantau HAM Suriah menyatakan sedikitnya 21.534 warga sipil, 7.322 tentara Suriah dan 1.168 anggota kelompok pemberontak tewas terbunuh.4 Kelompok pemberontak menuding

pemerintahlah yang melakukan pembantaian yang memakan ribuan korban jiwa ini.

Salah satu pernyataan yang menunjukan adanya tudingan dari kelompok pemberontak adalah pernyataan oposisi Suriah Abu Kinan yang menyatakan bahwa militer Presiden Suriah Bashar al-Assad baru saja melancarkan pembantaian besar-besaran di Kota Daraya, dekat Ibu Kota Damaskus. Lebih dari 200 mayat ditemukan di dalam rumah dan basement di sekitar Daraya yang dikenal sebagai pemukiman Muslim Sunni.5 Berbeda dengan tudingan kelompok

oposisi, pemerintah Suriah mengatakan penjahat, penyabot, dan teroris bersenjata lah yang berada di balik kerusuhan dan kekerasan mematikan. Teroris bersenjata yang dimaksudkan pemerintahan Bashar Al-Assad adalah kelompok pemberontak yang anti pemerintah.

Sementara aksi saling tuding oleh pemerintah dan kelompok pemberontak terus berlanjut di Aleppo, Suriah, pertempuran mematikan terus terjadi antara pihak pemberontak dan pasukan pemerintah. Kedua pihak pun melakukan

4

Lebih dari 30 ribu nyawa melayang akibat konflik Suriah,

http://news.detik.com/read/2012/09/27/101718/2039318/1148/lebih-dari-30-ribu-nyawa-melayang-akibat-konflik-Suriah?9911012, diakses pada tanggal 30 September 2012. 5

Konflik Suriah Tak Kunjung Reda, http://berita.liputan6.com/read/432568/konflik-Suriah-tak-kunjung-reda, diakses pada tanggal 19 September 2012. w


(4)

4

konfrontasi langsung dimana media pendukung rezim Suriah menyebut hal ini sebagai puncak pertempuran keduanya. Menurut Juru bicara pemberontak Suriah Kolonel Abdel Jabbar al-Okaidi, kelompok pemberontak berharap dapat melakukan serangan besar setiap saat khususnya di daerah selatan dan dari timur ke barat. Okaidi menambahkan saat ini sekira 100 kendaraan lapis baja dan sejumlah kendaraan militer lainnya telah tiba di Aleppo.6 Adanya peningkatan

persenjataan yang dimiliki kelompok pemberontak dan pemerintah ini mensinyalir adanya bantuan yang didapat oleh keduanya yang menandai keterlibatan negara lain dalam konflik ini.

Keterlibatan negara-negara lain yang memiliki kepentingan terhadap konflik di Suriah tentunya tidak dapat diabaikan begitu saja. Suriah merupakan sahabat dekat Iran dan memiliki hubungan baik dengan Cina dan Rusia. Sedangkan Amerika Serikat, dan sekutunya beserta Arab Saudi, Turki, Qatar dan negara Timur Tengah lainnya yang dekat dengan AS merupakan negara-negara yang mendukung kelompok pemberontak Suriah. Bahkan Cameron bersama Presiden Barack Obama dan Presiden Prancis Hollande telah sepakat untuk berupaya membantu kekuatan oposisi dalam menumbangkan rezim Presiden Bashar al-Assad.7 AS dan sekutunya ini menggalang dukungan dari negara-negara

lain dengan melakukan berbagai pertemuan untuk mengecam aksi pemerintahan Bashar al-Assad yang dituding melakukan pembantaian terhadap warga sipil dan kelompok pemberontak di Suriah. Arab Saudi, Turki dan Qatar dengan

6

Ibid. 7

Tiga Negara Sepakat Dukung Oposisi Suriah, http://berita.liputan6.com/read/431694/tiga-negara-sepakat-dukung-oposisi-Suriah, diaksespada tanggal 19 September 2012.


(5)

5

persetujuan Amerika Serikat gencar memasok dan memberikan persenjataan dan dukungan dana terhadap kelompok pemberontak Suriah.8

Selain kelompok pemberontak yang mendapat dukungan dari negara lain, pemerintahan Bashar al-Assad pun juga mendapat dukungan dari negara-negara yang dekat dengan Suriah, seperti Rusia dan Cina. Menurut Alexander Golts, pengamat independen Rusia, dukungan Rusia kepada Suriah karena basis ideologi. Selain itu keputusan Rusia memveto sanksi internasional kepada Suriah di Dewan Keamanan PBB merupakan bagian dari usaha menjaga al-Assad sebagai mitra strategis di kawasan termasuk menjaga pangkalan militer mereka. 9

Dukungan Cina dan Rusia tentunya dilatar belakangi kepentingan masing-masing Negara tersebut. Bahkan Rusia yang memiliki hak veto dalam resolusi dewan PBB mengambil keputusan untuk menolak keputusan negara-negara lain beserta PBB yang ingin melakukan intervensi militer di Suriah.

Tidak jauh berbeda dengan Cina dan Rusia, Iran juga mengecam keterlibatan AS dan negara sekutunya dalam konflik Suriah. Dibandingkan dengan Rusia dan Cina, Iran lebih agresif dalam menanggapi konflik Suriah. Bagaimana tidak, Iran memiliki kepentingan yang lebih besar dari pada kedua negara tersebut. Secara geografis, Iran memiliki letak geografis yang dekat dengan Suriah. Sebagai sekutu yang dekat secara geografis tentunya Iran sangat cermat dalam merespon segala sesuatu yang mengancam kepentingan sekutunya tersebut.

8

Perang Proxy di Balik Konflik Suriah,

http://m.mediaindonesia.com/index.php/read/2012/07/03/330402/39/6/Perang_Proxy_di_Balik_Ko nflik_Suriah, diakses pada tanggal 30 September 2012.

9 Ibid.


(6)

6

Iran telah beberapa kali memberikan bantuan kemanusiaan kepada pemerintahan Suriah untuk menanggulangi krisis yang terjadi. Salah satu bentuk bantuan yang diberikan Iran seperti yang dilansir harian berita IRNA, Iran mengirimkan bantuan obat-obatan, selimut, tenda serta peralatan medis lainnya kepada Suriah seberat 15 ton.10 Bahkan wakil Menteri Luar Negeri Iran Hossein

Amir Abdullahian menyatakan bahwa bantuan kemanusiaan yang diberikan Iran kepada Suriah sejalan dengan kebijakan yang diambil oleh Kementrian Luar Negeri dalam kelanjutan dukungan politik Iran kepada Suriah.11

Selain bantuan kemanusiaan, Iran juga mengirimkan 150 pasukan elit Garda Revolusi ke Suriah untuk membantu rezim Bassar Al-Assad. Ratusan ton peralatan militer termasuk senjata dan roket melalui koridor udara yang telah ditetapkan antara Damaskus dan Teheran juga telah dikirim oleh Iran.12

Dukungan Iran terhadap Bashar bukanlah merupakan tindakan yang dapat dengan mudah dilakukan. Ada banyak resiko yang didapatkan Iran melalui tindakannya tersebut. Produk-produk Iran mendapat pemboikotan dari Kuwait karena mendukung rezim Suriah. Setidaknya sembilan dari 50 serikat konsumen dari negara teluk mengumumkan bahwa mereka telah menyingkirkan produk-produk Iran sebagai protes atas dukungan Teheran kepada presiden Bashar Al-Assad. Sekitar 70 persen dari 1,2 juta penduduk Kuwait yang berfaham Sunni

10

IR Iran's 2nd aid consignment arrives in Syria, diakses dari http://old.irna.ir/News/Economic/IR-Iran_s-2nd-aid-consignment-arrives-in-Syria/80042279 , pada tanggal 30 November 2012. 11

Dukungan Iran untuk Suriah tak Tergoyahkan, diakses dari http://indonesian.irib.ir/sosial/-/asset_publisher/r5EW/content/id/5035820, pada tanggal 1 Desember 2012.

12

Iran sends elite troop to aid Bashar Al-Assad regime in Syiria, diakses dari

http://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/middleeast/Iran/9526858/Iran-sends-elite-troops-to-aid-Bashar-al-Assad-regime-in-Syria.html, pada tanggal 30 September 2012.


(7)

7

marah atas serangan pemerintah Suriah terhadap pihak oposisi yang juga menganut faham Sunni dan rezim Assad juga didukung oleh Iran dan Hizbullah.13

Selain itu Iran juga mendapatkan pemutusan hubungan diplomatik dari Kanada. Kanada menutup kantor kedutaannya di Iran dan meminta Iran menarik para diplomatnya dari negara tersebut. Pemerintahan Kanada menyatakan bahwa tindakan ini didasari atas penolakan terhadap sikap Iran yang terus mendukung Bashar.14

Merespon tindakan Iran, Arab Saudi mengatakan bahwa dunia seharusnya tidak membiarkan Iran dan kelompok militan Hizbullah mendukung Bashar. Menteri Luar Negeri Saudi Saud al-Faisal menyebut campur tangan Teheran dalam krisis yang sedang berlangsung di Suriah berbahaya dan mengatakan bahwa negaranya tidak dapat tinggal diam. Arab Saudi telah menyuplai senjata kepada pemberontak.15

Dukungan lain Iran terhadap pemerintahan Bashar dengan tetap menjalin kerjasama ekonomi dengan Suriah dipandang menjadi tidak rasional, dimana sejak terjadinya konflik, Suriah mengalami keterpurukan ekonomi. Iran dan Suriah menandatangani dua nota kesepahaman dalam sektor ekonomi. Iran akan memberikan teknik listrik dan peralatan senilai 50 juta euro ke Suriah dalam waktu 20 bulan. Serta membuka batas kredit 1 miliar euro antara bank

13

Kuwait boikot produk Iran karena mendukung rezim Suriah, diakses dari

http://suararepublika.co/berita-utama/kuwait-boikot-produk-iran-karena-mendukung-rezim-suriah/# , pada tanggal 20 Juli 2013.

14

Kanada tutup kantor kedutaannya di Iran, diakses dari

http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2012/09/120907_kanadatutupkeduataniran.shtml , pada tanggal 20 Juli 2013.

15

Arab Saudi Kecam keterlibatan Irandan Hizbullah di Suriah, diakses dari www.voaindonesia.om/ontent/arab-saudi-keam-keterlibatan-iran-dan-hizbullah-di-suriah/1688831.html , pada tanggal 10Juli 2013.


(8)

8

pembangunan Ekspor Iran dan bank Dagang Suriah menrut TV Nasional Iran IRIB untuk transaksi bersama.16 PDB Suriah telah menyusut hampir 30% dari $

55 miliar menjadi $ 37 miliar, nilai pound Suriah juga menurun dari 47 syp menjadi 62 syp per dolar. Suriah juga menerima sanksi ekonomi dari Liga Arab sejak November 2011 yang disetujui 22 negara anggota Liga Arab. Sanksi perekenomian tersebut termasuk pemutusan hubungan dagang antara negara Arab dengan Suriah dan penghentian transaksi keuangan dengan Bank Sentral Suriah.17

Menjadi tidak mudah tentunya menjalin kerjasama dengan negara yang sedang menghadapi krisis dengan gejolak perekonomian yang tidak stabil.

Dengan adanya beberapa resiko yang didapatkan Iran dengan mendukung rezim Bashar, akan tetapi Iran masih tetap mendukung, maka menjadi menarik bagi penulis untuk meneliti lebih dalam mengenai alasan Iran mengambil kebijakan untuk mendukung Bashar al-Assad dalam konflik Suriah.

I.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah mengapa Iran mendukung pemerintahan Bashar al-Assad dalam konflik Suriah?

16

Suriah dan Iran tanda tangani kerjasama ekonomi, diakses dari www.wartanews.om/timur-tengah/0d5474f-3327-e2a8-51c4-0f4f29fe73cd/suriah-dan-iran-tandatangani-kerjasama-ekonomi , pada tanggal 20Juli 2013.

17

Liga Arab Jatuhkan Sanksi Ekonomi untuk Suriah, diakses dari

www.tempo.co/read/news/2011/11/28/115368701/Liga-Arab-Jatuhkan-Sanksi-Ekonomi-untuk-Suriah , pada tanggal 20 Juli 2013.


(9)

9 I.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan hal-hal yang menjadi alasan dan menyebabkan serta mempengaruhi pertimbangan-pertimbangan dalam pengambilan keputusan Iran untuk mendukung pemerintahan Bashar al-Assad dalam konflik Suriah.

I.4 KajianPustaka

I.4.1 Penelitian Terdahulu

Ada beberapa penelitian yang digunakan sebagai penelitian terdahulu yang mengkaji tentang hubungan Suriah dan Iran terutama dalam kaitannya dengan konflik Suriah. Penelitian pertama merupakan penelitian yang berjudul Turkey and Iran Rivalry on Syiria yang ditulis oleh Idrees Mohammed.18 Penelitian tersebut menjelaskan rivalry yang terjadi antara Iran dan Turkey termasuk di dalamnya tindakan kedua negara dalam merespon konflik yang sedang terjadi di Suriah. Suriah memainkan peran sebagai bagian kunci politik dan logistik dalam agenda regional Iran, oleh karena itu menjadi penting bagi Iran untuk mempertahankan rezim Bashar yang cooperative dengan kebijakan Iran. Dalam penelitian tersebut dipaparkan dukungan Iran terhadap rezim Suriah dalam bentuk pengiriman senjata, pemberian dana militer, dukunggan materi, teknis dan politik. Sedangkan Turki mendukung

18

Idrees Mohammed, Turkey and Syiria Rivalry on Syiria, Turkey Journal of International Relations, Summer Fall 2011, Volume 10, No. 2-3.


(10)

10

oposisi Suriah dengan menjadi platform bagi mereka untuk beroperasi secara terbuka.

Rivalry yang terjadi antara Iran dan Turki dalam konflik Suriah disebabkan pandangan masing-masing negara melihat kepentingan mereka dalam konflik tersebut berdasarkan logika aktor rasional. Dukungan Iran terhadap rezim Suriah merupakan tindakan atas dasar logika rasional Iran. Suriah merupakan sekutu regional Iran. Mereka juga telah memiliki kerjasama pertahanan, ekonomi dan saling mendukung dalam beberapa kebijakan luar negeri masing-masing. Suriah mempengaruhi agenda regional Iran. Jika penelitian ini melihat dukungan Iran lebih besar disebabkan oleh faktor material, penelitian penulis melihat dukungan tersebut lebih dominan disebabkan oleh faktor-faktor ideational.

Tulisan kedua yang menjadi penelitian terdahulu dalam penelitian ini adalah tulisan yang berjudul Conflict in Syria and the Opportunity to Reduce Iran‟s Regional Influence and Iran‟s Threat to the International Community yang ditulis oleh Dawn L. Bartell dan David H. Gray.19 Penulis dalam penelitian tersebut memandang bahwa konflik yang terjadi di Suriah tidak semata mata merupakan konflik yang disebabkan oleh permasalahan domestik melainkan juga karena pengaruh adanya aliansi Suriah-Iran yang menyebabkan adanya upaya negara-negara lain seperti Israel, Arab Saudi serta sekutu Amerika Serikat di Timur Tengah yang

19

Dawn L. Bartell dan David H. Gray, Conflict in Syria and the Opportunity to Reduce Iran‟s Regional Influence and Iran‟s Threat to the International Community, Global Security Studies, Fall 2012, Volume 3, Issue 4.


(11)

11

menganggap bahwa aliansi tersebut akan menjadi kekuatan regional Timur Tengah. Aliansi Iran-Suriah semakin diperkuat dengan dukungan Iran terhadap Bashar Al-Assad dalam konflik Suriah. Dukungan Iran ini dilihat sebagai suatu tindakan untuk mencapai dan mempertahankan kepentingannya agar jaminan aliansi antara Iran-Suriah tetap berlangsung karena Suriah merupakan mitra strategis Iran di Timur Tengah.

Suriah dibawah kepemimpinan Bashar Al-Assad memberikan koneksi langsung kepada Iran untuk akses pengiriman senjata, tentara dan dana kepada hamas dan hizbullah yang merupakan kelompok anti Israel. Dalam penelitian tersebut juga disebutkan bahwa salah satu alasan Iran mendukung Bashar adalah untuk mempertahankan mitra dan sekutu dalam pengembangan senjata pemusnah masal untuk menjamin keamanan bersama dan pengaruh regional. Hubungan Iran dan rezim Bashar yang sama-sama Syiah juga menjadi salah satu alasan Iran untuk mendukung Bashar. Akan tetapi kesamaan ideologi Syiah ini bukan menjadi alasan utama Iran mendukung Bashar, melainkan dipandang sebagai cara untuk mendapatkan tujuan dan kepentingan Iran di Suriah. Adanya kesamaan ideologi Syiah mempermudah Iran untuk mendapatkan dukungan dan kerjasama dari rezim Bashar. Hal inilah yang menjadi fokus penelitian penulis. Penulis melihat bahwa alasan kesamaan ideologi dan identitas Syiah antara Iran dan rezim Bashar al-Assad lah yang menjadi alasan Iran mendukung Bashar dalam konflik Suriah.


(12)

12

Tulisan ketiga menjadi penelitian terdahulu adalah skripsi yang ditulis oleh Cecep Zakaria El Bilad dengan judul Rivalitas Antara Iran dan Arab Saudi dalam Persepektif Konstruktivis Alexander Wendt. Skripsi tersebut menjelaskan sebab-sebab Iran dan Arab Saudi saling memandang satu satu sama lain sebagai rival dengan menggunakan teori Identitas

Wendtian Constructivism. Sejak revolusi 1979, Iran merubah identitasnya menjadi negara Islam Syiah dan menampilkan peran (role-taking) kepada Arab Saudi sebagai negara yang gemar mengobarkan perlawanan kaum Syiah di Timur Tengah terhadap jenis pemerintahan yang dibencinya.20

Historis rasial Arab-Persia yang kemudian ditambah dengan permasalahan sektarian Sunni-Syiah sangat berpengaruh terhadap hubungan kedua negara. Hal tersebut membuat kedua negara saling memandang sebagai rival. Selama kedua negara tetap membanggakan dua identitasnya tersebut, maka selama itu pula keduanya akan menjadi rival.

Tulisan tersebut memiliki kesamaan dengan penelitian ini, yaitu sama-sama menggunakan asumsi dasar konstruktivis yang melihat bahwa identitas dan historis berpengaruh terhadap perilaku atau tindakan suatu negara ke negara lain. Perilaku negara tidak sebatas dilihat berdasarkan alasan materialnya saja melainkan ada ide yang berpengaruh dalam tindakan negara tersebut dan bahkan ide tersebut yang lebih besar pengaruhnya.

20

Cecep Zakaria El Bilad, 2011, Rivalitas antara Iran dan Arab Saudi dalam persepektif Konstruktivis Alexander Wendt, hal 156.


(13)

13 I.4.2 Matriks PenelitianTerdahulu Tabel.1 Matriks Penelitian Terdahulu

No. Penulis Judul Tulisan Metodelogi Hasil

1. Idrees Muhamm ed Turkey and Iran Rivalry on Syria Rational Aktor, Kepentingan Nasional Dukungan Turki terhadap kelompok oposisi dan dukungan Iran terhadap rezim Suriah merupakan pilihan logis aktor rasional berdasarkan kepentingan masing-masing di dalam konflik Suriah.

2. Dawn L. Bartell dan David

H. Gray

Conflict in Syria and the Opportunity to

Reduce Iran‟s Regional Influence and

- Alasan Iran Mendukung

Bashar :

 Aliansi Iran-Suriah  Akses pengiriman

senjata, tentara dan dana kepada


(14)

14 Iran‟s Threat

to the International Community hamas dan hizbullah  Mempertahankan mitra dan sekutu dalam pengembangan senjata pemusnah masal untuk menjamin keamanan bersama dan pengaruh regional Sekutu Syiah

3. Cecep

Zakaria El Bilad Rivalitas Antara Iran dan Arab Saudi dalam Persepektif Konstruktivis Alexander Wendt Menggunakan Teori Identitas Wendtian Constructivis m

Pola rivalitas antara Iran dan Arab Saudi terjadi sejak Iran mulai merubah identitas negaranya menjadi negara republik Islam Syiah, selain juga sudah ada permasalahan historis rasial Arab-Persia. Rivalitas tersebut akan terus berlangsung selama


(15)

15

kedua negara tetap saling membanggakan dua corporate identity-nya tersebut.

I.5 Landasan Teori

I.5.1 Asumsi Dasar Konstruktivis

Pada tahun 1990-an konstruktivis muncul sebagai pendekatan baru dalam hubungan internasional. Konstruktivis berpandangan bahwa fakta-fakta (material) hanya akan muncul sebagai sebuah kebenaran atau pengetahuan ketika manusia telah memberikannya makna atau fungsi tertentu. Penelitian konstruktivis dapat dilakukan dengan strategi eksplanatif yang bersifat ideational.21 Makna dari ideational berarti bahwa konstruktivis berupaya untuk menjelaskan bahwa kondisi yang dirasakan oleh aktor adalah hasil kreasi aktor sendiri dalam proses sosialnya. Situasi yang menyebabkan aktor bertindak adalah pilihan aktor sendiri, bukan keniscayaan.

Konstruktivis muncul sebagai kritik terhadap dua paradigma positivis yang beragumen bahwa fenomena sosial merupakan kumpulan pengetahuan yang objektif yang terlepas dari subjektivitas peneliti. Menurut kaum positivis, kebenaran ada bersamaan dengan adanya

21

David Dessier and John Owen, 2005, Constructivism and the problem of explanation, dalam

skripsi Cecep Zakaria El Bilad, 2011, Rivalitas Iran dan Arab Saudi dalam Persepektif Konstruktivism Alexander Wendt.


(16)

16

fenomena tersebut, tanpa adanya campur tangan manusia. Berbeda dengan pandangan kaum positivis, konstruktivis berpendirian bahwa setiap pengetahuan selalu tidak terlepas dari pemahaman subjektif peneliti, karena untuk memahami fenomena dan mengungkapkannya, peneliti menggunakan bahasa, yang mana bahasa itu sendiri terbentuk dan memiliki makna melalui kesepakatan sosial. Konstruktivis juga berpandangan bahwa fakta-fakta material hanya akan muncul sebagai sebuah kebenaran atau pengetahuan ketika manusia memberikannya makna atau fungsi tertentu. Konstruktivis meyakini bahwa peran sosial manusia selalu ada di dalam proses evolutif dari fakta menjadi pengetahuan.22

Menurut konstruktivisme ide, norma dan historis dapat membentuk dan mengkonstruksi bagaimana negara menentukan kepentingannya dalam politik antar bangsa. Realitas material tidak berarti apa-apa tanpa ide dan ide hanya akan sebatas ide apabila tidak direpresentasikan dalam bentuk fisikal. Konstruktivis meyakini bahwa struktur internasional adalah distribusi ide, dan negara-negara bertindak mengikuti pola persebaran Ide. Pola persebaran kapabilitas material pun dimaknakan sesuai dengan pola persebaan Ide tersebut.23 Ide kemudian dibentuk, berkembang, dan

membentuk pemahaman negara serta menentukan sikap dalam merespon kondisi disekitarnya.

22

Cecep Zakaria El Bilad, op cit. hal. 12-13. 23

Cecep Zakaria El Bilad, Konstruktivisme Hubungan Internasional: Meretas Jalan Damai Perdebatan Antarparadigma, diakses dari


(17)

17

Selain ide, norma juga menjadi indikator yang digunakan untuk menentukan kepentingan suatu negara. Konstruktivis berpendapat bahwa noma merupakan hal yang sangat penting, sebuah norma tidak hanya sebuah instrument untuk memaksa, tapi juga untuk mengkonstitusi identitas aktor-aktor yang terlibat. Penonjolan norma dan aturan-aturan tersebut dapat dibedakan dari prilaku rasional aktor yang mencoba untuk

melakukan “hal yang benar” daripada memaksimalisasikan atau

mengoptimalkan apa yang sudah ada.24

Dalam konstruktivis, norma sudah ada terlebih dahulu sebelum negara menentukan kepentingannya. Norma tidak sebatas regulatory,

karena lebih dari itu norma dapat membentuk perilaku negara.Norma juga memiliki efek konstitutif, yaitu melegitimasi tujuan yang kemudian mendefinisikan kepentingan aktor. Dengan mengidentifikasi tujuan-tujuan tersebut, norma menentukan tujuan ke arah mana negara bertindak.25

Historis atau kejadian di masa lalu juga mempengaruhi tindakan negara dalam menentukan dan mencapai kepentingannya. Interaksi yang terangkum dalam sejarah masa lalu berpengaruh dalam pembentukan identitas dan pola hubungan antar negara. Setiap hubungan antar negara, misalnya melakukan perang atau hubungan baik, atau pun memutuskan hubungan dan bahkan tidak melakukan hubungan dengan negara lain,

24Fierke K. M., “Constructivism” in

International Relations Theories: Discipline and Diversity, eds. Tim Dunne, Milja Kurki and Steve Smith, 166-184. Oxford: Oxford University Press, 2007 25

Audie Klotz,1995, Norms in International Relations:The Struggle Againts Apartheid,Ithaca, NY, Cornel Univesity Press dalam tulisan Henning Boekle, Volker Rittberger, and Wolfgang

Wagner, 1999, Norms and Foreign Policy: Constructivist Foreign Policy Theory, IfP, Center for


(18)

18

semuanya didasarkan pada meanings yang muncul dari interaksinya dengan negara lain atau lingkungan internasionalnya. Tindakan negara terhadap musuhnya, tentulah berbeda dengan tindakan negara terhadap temannya.26 Konstruktivis memberikan penekanan pada struktur antar

bangsa yang terdiri dari hubungan sosial ( social relationships) dan kapabilitas materi (material capabilities). Bahkan hubungan sosial tersebut berpengaruh terhadap kapabilitas materi dalam menentukan identitas dan kepentingan negara.

I.5.2 Identitas dalam Konstruktivis

Alexander Wendt berargumentasi bahwa :

Tidak ada hubungan logis maupun kausalitas antara sistem internasional yang egoistic (self help) dan politik kekuasaan dengan logika anarki. Sistem internasional yang egois dan tidak mengenal tolong menolong bukan merupakan struktur alamiah sistem tersebut melainkan hasil dari sebuah proses. Tidak ada logika anarki yang terpisah dari rangkaian praktek (sosial) yang pada saat bersamaan menciptakan sebuah struktur identitas dan kepentingan. Struktur tidak akan terwujud atau tidak memiliki daya pengaruh tanpa adanya proses. Self help dan kekuasaan adalah institusi, bukan ciri esensial anarki. Anarki adalah apa yang dipikirkan oleh negara.27

26

M.Kasyfi Arsyan, Tinjauan Aspek Kebudayaan dan Historis dalam menyoroti Kegagalan Turki Masuk ke dalam Uni Eropa, diakses dari

http://www.academia.edu/1764657/Tinjauan_Aspek_Kebudayaan_dan_Historis_dalam_menyoroti _Kegagalan_turki_masuk_kedalam_Uni_Eropa , pada tanggal 1 Maret 2013.


(19)

19

Asumsi Wendt ini muncul untuk mengkritik asumsi Waltz yang berpendapat bahwa sistem internasional pada hakikatnya merupakan distribusi kapabilitas material. Karakternya yang anarkis kemudian membuat negara masuk ke dalam sistem dimana setiap negara harus menjamin keamanannya masing-masing. Perilaku negara pada dasarnya mengikuti pola dasar sistem yang anarki, dengan kata lain perilaku negara menurut Waltz merupakan respon terhadap kondisi sosialnya.28

Struktur dasar sistem internasional bukan semata distribusi kekuatan material, tetapi juga distribusi ide.29 Kekuatan material tetap

dianggap penting, akan tetapi kekuatan material itu hanya dapat bermakna setelah tercipta pengetahuan bersama (share knowledge) melalui proses intersubjektif antar aktor.30

Dalam sistem internasional dimana negara-negara adalah aktor utama, terdapat dua macam pengetahuan, yaitu private knowledge dan

share knowledge.31 Privat knowledge merupakan pemahaman dasar yang dimiliki negara tentang dirinya. Pemahaman ini berasal dari pergumulan politik domestik yang dipengaruhi oleh ideologi, ekonomi, agama, budaya serta sejarah. Dalam konteks sosial, private knowledge ini kemudian

27

Alexander Wendt, (Spring 1992), Anarchy is What States Make of it:The Social Construction

of Power Politics, International Organization, Volume 46 No. 2, hal 394-395. 28

Cecep, Op.cit, hal 15. 29

Wendt, 1999, Social Theory of International Politics, Cambrige, Cambrige University Press, hal 20.

30

Wendt, (Summer 1995), Constructing International Politics, International Security, Volume 20, No. 1, hal 73.

31


(20)

20

membentuk corporate atau personal identity yang membedakan satu negara dengan negara lainnya.32

Konstruktivis lebih memberi fokus pada peranan identitas dalam menjelaskan prilaku negara. Konstruktivisme oleh Alexander Wendt didefinisikan sebagai social theory of international system that makes following core claims : (1) states are principal units of analysis for international political theory ; (2) the key structures in the state sistem are inter-subjective, rather than materials ;(3) state identities and interests are important part constructed by these social structure, rather than given exogenously to the sistem by human nature or domestic politics.33

Alexander Wendt mengungkapkan bahwa dalam konstruktivisme, identitas merupakan konsep sentral untuk mengkonstruksi sesuatu. Identitas akan bersignifikansi terhadap pembentukan kepentingan dari aktor tertentu yang dapat berimplikasi terhadap pola interaksi aktor dalam sistem. Wendt menekankan bahwa identitas dari suatu negara tidak muncul begitu saja, tetapi dibentuk dari bagaimana pandangan atau persepsi negara lain terhadap negaranya.34

Identitas dan kepentingan negara dibentuk secara sosial (social constructed), jadi untuk memahami perilaku negara dapat dilakukan dengan memahami konteks sosial antar bangsa dimana negara itu berkembang dan berinteraksi. Konstruktivis juga menekankan bahwa aktor

32

Ibid, hal 224-225. 33

Ibid, Hal 385.

34 Maja Zehfuss, “Constructivism and Identity” dalam skripsi Purwoko Adhi Nugroho, 2005,


(21)

21

sosial bertindak bukan hanya berpijak pada kepentingannya sendiri, akan tetapi juga berdasarkan pada nilai dan norma yang telah disepakati bersama.

Dalam sistem internasional, dimana negara-negara merupakan aktor utama, terdapat dua macam pengetahuan, yaitu private knowledge dan shared knowledge. Pengetahuan Privat merupakan pemahaman dasar yang dimiliki setiap aktor tentang dirinya. Pemahaman ini berasal dari pergumulan domestik yang dipengaruhi oleh ideologi, sistem dan kultur politik, ekonomi, budaya, agama dan sejarah. Melalui private knowledge

negara dapat mendefinisikan lingkungan dan kepentingan nasionalnya sebelum terjun ke dalam proses interaksi. Private knowledge ini kemudian membentuk corporate identity, yaitu identitas yang membedakan satu negara dengan yang lainnya. Identitas ini merupakan definisi suatu negara tentang dirinya yang memberikan kesadaran bahwa negara tersebut berbeda dengan negara yang lainnya. Identitas ini bersifat terbentuk sebelum negara tersebut berinteraksi dengan negara lain.

Ketika negara melakukan interaksi dalam sistem internasional, negara telah memiliki modal berupa corporate identity dan kebutuhan dasar. Identitas dan kebutuhan dasar ini terbentuk secara sosial di level domestik, bukan di level sistem internasional.

Dalam proses interaksi, terjadi distribusi pengetahuan privat secara timbal balik antar aktor-aktor yang terlibat. Ini adalah proses intersubjektif yang akhirnya akan berakumulasi menghasilkan apa yang disebut role


(22)

22

identity, yaitu identitas yang dihasilkan dari proses interaksi negara dalam sistem internasional.35 Role Identity adalah definisi negara tentang dirinya yang didasarkan pada definisi negara lain. Pendefinisian inilah yang kemudian dijadikan oleh masing-masing pihak untuk memutuskan role identity satu sama lain sebagai teman atau musuh dan secara bersamaan merumuskan kepentingan atau tindakan selanjutnya.

Dalam hal ini Iran yang pasca revolusi telah merubah identitasnya yang mulanya monarki konstitusional menjadi negara dengan sistem republik islam yang berdasarkan pada nilai-nilai ajaran Syiah, dan Suriah yang sejak dipimpin oleh Hafez al-Assad dan diteruskan oleh anaknya Bashar al-Assad merupakan sekte Syiah Alawite memberikan sinyal hubungan baik bagi keduanya yang ditandai dengan sejarah dukungan Suriah terhadap Iran saat terjadi Perang Iran-Irak tahun 1980. Pada tahun 1982, Israel melakukan invansi ke Libanon dan mengusir pasukan Suriah yang ada di Libanon, Iran membantu Suriah dengan cara melancarkan teror dan perang gerilya terhadap pasukan Israel melalui kelompok Syiah yang ada di Libanon hingga pada tahun 1985 Israel mulai menarik pasukannya dari Libanon. Hubungan baik antara Iran tersebut terus berlanjut hingga saat ini.

Berdasarkan pada ide, Iran melihat bahwa kejatuhan Bashar akan mengancam keberlangsungan penguasaan Syiah di Suriah. Apabila Basar jatuh, maka kelompok oposisi lah yang akan menggantikan Bashar dan

35


(23)

23

kelompok oposisi tersebut berasal dari kaum Sunni. Kepemimpinan Sunni di Suriah, dianggap sebagai ancaman untuk keberlangsungan penyebaran Syiah di Suriah.

Norma yang dimiliki Iran sebagai negara Islam Syiah memberikan Iran tanggung jawab moral untuk menjadi pelindung sekaligus pemimpin bagi dunia Islam. Mohammad Javad Larijadi, teoritisi hubungan internasional pertama Republik Islam, kemudian melahirkan konsep the Mother of the Cities (omm al-qorã‟) of the Abode of Islam. Ekspor revolusi ke seluruh dunia Muslim adalah tugas inheren bagi Iran sebagai titik episentrum persatuan ummah.36 Iran juga diwajibkan untuk melindungi keselamatan kaum Muslim, dalam hal ini tentu saja muslim Syiah, sehingga menjadi keharusan bagi Iran untuk mendukung pemerintahan Bashar dalam konflik Suriah.

I.6 Hipotesa

Berdasarkan pada tinjauan ide, norma, historis dan identitas dalam konstruktivis, konflik yang terjadi di Suriah dimaknai Iran sebagai perang suci Syiah-Sunni, sehingga untuk mempertahankan kekuasaan Syiah di Suriah, Iran mendukung pemerintahan Bashar al-Assad dalam konflik tersebut. Iran dan Suriah dibawah pimpinan Bashar al-Assad saling mendukung dalam upaya

36

Said Amir Arjomand, 2009, After Khomeini: Iran under His Successors. NewYork. Oxford University Press. Guillaume. Hal : 134.


(24)

24

mempertahankan dan memperluas pengaruh Syiah, khususnya di Timur Tengah, sehingga menjadi penting bagi Iran untuk mempertahankan pemerintahan Bashar al-Assad.

I.7 Metode Penelitian

I.7.1 Tingkat Analisis

Untuk melakukan penelitian ini, peneliti membagi unit analisa dan unit eksplanasinya. Unit analisa merupakan perilaku yang hendak dijelaskan dari penelitian ini. Sedangkan unit eksplanasi merupakan dampaknya terhadap unit analisis , atau hal yang mampu menjelaskan mengapa unit analisis itu terjadi. Unit analisis pada penelitian ini adalah kebijakan Iran untuk mendukung pemerintahan Bashar al-Assad, dan unit eksplanasinya adalah identitas kesyiahan Iran dan rezim Suriah. Dari unit analisis ini, dapat diketahui bahwa tingkat analisa dalam penelitian ini adalah kolerasionis.

I.7.2 Tipe Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksplanatif. yang berupaya menunjukan sebab yang menjelaskan mengapa unit eksplanasi diyakini mampu menjelaskan unit analisa, sesuai dengan rumusan masalah yang ingin menjelaskan dan menyebabkan mengapa Iran mendukung pemerintahan Bashar al-Assad.


(25)

25 I.7.3 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan teknik pengumpulan data melalui studi pustaka, yang berarti sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data-data sekunder tersebut diperoleh dari buku, artikel, jurnal, berita, dokumen maupun internet. Dari sumber-sumber itulah kemudian peneliti mendapatkan data yang relevan digunakan untuk penelitian ini, yang dalam proses penulisannya kemudian dklarifikasikan sesuai sub bab masing-masing.

I.7.4 Teknik Analisis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu , mengklarifikasikan data berdasarkan kategori-kategori, kemudian data-data yang sudah diklarifikasikan dihubungkan satu sama lain dengan menggunakan teori yang sudah dipersiapkan. Dari proses tersebut, maka akan dihasilkan sebuah konstruksi pemahaman tentang fenomena yang diteliti.

I.7.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini memfokuskan penelitian pada Kebijakan Iran mendukung Pemerintahan Bashar al-Assad dalam konflik Suriah yang terjadi sejak Maret 2011 yang lalu yang hingga saat ini masih berlangsung.


(26)

26 1.8 Sistematika Penulisan

Penelitian ini akan disusun dalam beberapa bab, yang masing-masing bab memiliki sub-bab yang sesuai dengan kebutuhan analisis, yaitu sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan. Pendahuluan terdiri dari latar belakang munculnya masalah yang akan diteliti, rumusan masalah, tujuan dari penelitian, penelitian terdahulu, landasan teori, hipotesis, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. Untuk metodologi penelitian, penulis membagi ke dalam sub tingkat analisis, tipe penelitian, teknik analisis data,

teknik pengumpulan data dan ruang lingkup penelitian.

Bab II Dukungan Iran Tehadap Pemerintahan Bashar al-Assad yang di dalamnya membahas Gambaran Umum Konflik Suriah yang dibagi lagi menjadi sub bab Konflik Suriah dan Kepemimpinan Bashar al-Assad tahun 2000-2010, dan Kedekatan Iran dengan Rezim Bashar al-Assad yang juga dibagi menjadi dua sub bab yaitu Hubungan Iran- Suriah pasca Revolusi Iran, dan Bukti Dukungan Iran terhadap Bashar al-Assad dalam Konflik Suriah yang bukti tersebut terdiri dari Dukungan Ekonomi dan Dukungan Senjata dan Militer.

Bab III Identitas Syiah Rezim Iran dan Rezim Suriah yang membahas Sejarah Politi Munculnya Syiah, Historis Syiah


(27)

27

Iran dan Suriah, dan Persamaan Identitas Kesyiahan Iran dan Rezim Assad. Historis Syiah Iran dan Suriah dibagi menjadi sub bab Iran sebagai negara Syiah Pertama di Dunia, Syiah Alawite Rezim Assad dan Suriah sebagai Penghubung Iran-Hizbullah. Persamaan Identitas Kesyiahan Iran juga dibagi lagi menjadi sub bab Prinsip-prinsip Persaudaraan Syiah, Sistem Politik Syiah dan Cita-cita Politik Syiah.

Bab IV Analisis Kebijakan Iran Mendukung Pemerintahan Bashar al-Assad.

Bab V Penutup yang berisi Kesimpulan dari seluruh hasil karya tulis yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya dan sekaligus sebagai penutup tulisan ini.


(28)

i SKRIPSI

KEBIJAKAN IRAN MENDUKUNG PEMERINTAHAN BASHAR AL-ASSAD DALAM KONFLIK SURIAH

Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana ilmu politik (S.IP) strata-1

Jurusan Ilmu Hubungan Internasional

Oleh: TUNIYATI NIM: 08260052

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


(29)

ii

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : Tuniyati

NIM : 08260052

Jurusan : Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : KEBIJAKAN IRAN MENDUKUNG PEMERINITAHAN BASHAR AL-ASSAD DALAM KONFIK SURIAH

Disetujui, Dosen Pembimbing


(30)

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Tuniyati

NIM : 08260052

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Ilmu Hubungan Internasional

Judul Skripsi : Kebijakan Iran Mendukung Pemerintahan Bashar al-Assad dalam Konflik Suriah

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Dan dinyatakan LULUS

Pada hari : Rabu Tanggal : 16 Juli 2013

Tempat : Laboratorium Hubungan Internasional


(31)

iv

Pernyataan Orisinalitas

Yang bertandatangan dibawah ini:

Nama : Tuniyati

Tempat, tanggal lahir : Kumai, 07 Juli 1990

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Ilmu Hubungan Internasional

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul:

KEBIJAKAN IRAN MENDUKUNG PEMERINTAHAN BASHAR AL-ASSAD DALAM KONFLIK SURIAH

Adalah bukan karya tulis ilmiah atau skripsi orang lain, baik sebagian atau seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benanya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 26 Juli 2013 Yang menyatakan,


(32)

v

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : Tuniyati

NIM : 08260052

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Ilmu Hubungan Internasional

Judul Skripsi : Kebijakan Iran Mendukung Pemerintahan Bashar al-Assad dalam Konflik Suriah

Pembimbing : 1. Gonda Yumitro M.A

2. Drs. Abdullah Masmuh M.Si


(33)

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamu‟alaikum warahmatullahhi wa barakatuh.

Hubungan Iran dan Suriah telah terjalin hampir 30 tahun lebih. Kedua negara saling bekerjasama dalam beberapa bidang serta kebijakan luar negeri. Hubungan tersebut juga tetap terjalin sampai pada saat terjadinya konflik Suriah yang mengakibatkan ratusan ribu nyawa melayang. Dengan kondisi konflik yang terus menerus menimbulkan korban berjatuhan, Iran memberikan dukungannya kepada pemerintahan Bashar al-Assad dalam konflik ini. Sebagian besar peneliti melihat bahwa dukungan yang diberikan Iran terhadap pemerintahan Suriah sebagai tindakan yang rasional berdasarkan beberapa logika material yang dipertimbangkan oleh Iran. Akan tetapi penulis melihat bahwa dukungan tersebut didasari atas faktor ideasional yang tidak semata bersifat material. Penjelasan terhadap faktor ideasional inilah yang kemudian akan dibahas oleh penulis dalam skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam proses pengerjaan dan penyajian skripsi ini masih terdapat kekurangan yang perlu disempurnakan. Oleh karena itu masukan dan kritikan yang membangun sangat diharapkan oleh penulis untuk membantu menutupi kekurangan tersebut.

Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat memberikan kontribusi yang tidak hanya bermanfaat untuk menambah dan mengembangkan pengetahuan mengenai studi Hubungan Internasional di lingkungan Universitas


(34)

vii

Muhammadiyah Malang saja akan tetapi juga disiplin Ilmu Hubungan Internasional di Indonesia secara umum. Amien.

Wassalamu‟alaikum warahmatullahhi wa barakatuh.

Malang, 25 Juli 2013 Penulis, Tuniyati


(35)

viii

UNGKAPAN PRIBADI DAN MOTTO

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain.

Berbuatlah dengan sebaik-baiknya, maka Allah akan memberikan yang terbaik. Doa + Usaha + Kerja Keras = Hasil

Sebagai rasa syukur atas terselesaikannya skripsi ini maka penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada:

Allah SWT atas nikmat dan rahmat yang tidak henti-hentinya diberikan. Sang Maha Pengasih dan Penyayang yang memiliki alam semesta ini. Sang Pemilik tiap hembusan napas kita. Innasholati wanusuki wamahyahya wamamati lillahirobbil alamin.

Terima kasih yang tidak akan pernah habis-habisnya pula untuk Pahlawan kehidupanku : Ayahku Syahrillah dan Mama Hamsyah, serta saudara kandung saya: abang Akhmad Syarif, abang Arbain, kakak Linda, kakak iparku kak Nurul dan adingku Supriyadi dan Imay. Kalian motivator terbesar dalam hidupku yang selalu memberikan semangat positif. Kalian keluarga kebanggaanku. Saya sangat mencintai keluarga ini dan teramat sangat bersyukur memiliki keluarga yang bahagia ini.

Untuk Kedua pembimbing saya yang terhormat: Bapak Gonda Yumitro S.IP., dan Bapak Drs. Abdullah Masmuh M.Si. terima kasih banyak atas arahan dan kesabarannya dalam membimbing saya selama proses pengerjaan skripsi ini. Terima kasih untuk segala kebaikan dan mohon maaf atas sikap atau tutur kata yang kurang berkenan di hati selama ini.

Kepada Segenap staf di Jurusan Hubungan Internasional UMM, terutama kepada Bapak Tonny Dian Effendy S.Sos., M.Si selaku Ketua Jurusan Hubungan Internasional UMM sekaligus Dosen Wali saya dan kepada Bapak Ruly Innayah Ramadhoan, Bu Dyah, Mba Mia terima kasih telah memberikan ilmu yang bermanfaat. Dan juga kepada Bapak


(36)

ix

Wahyudi, selaku Dekan FISIP UMM dan segenap lingkungan FISIP UMM.

For my lovely friends in international relations UMM, especially IR 2008 : Ani, Safa, Mba Dyah, (Tata Astri<thanks a lot tata astir buku, e-book, n semangatnya>, Acil Rizka<teman seperjuangan, semangat tarus acil ^_^> n Anita, Amang Wisnu <makasih semanngatnya mang>n Yudit, Cil Jessi n Sulis, Ferry, Darna n Tika = teman2 seperantauan dari pulau borneo), Elmo(Nuril, <my first friend in IR, whehehehee, salam buat bapak n ibu yg buaaiiikk bangett>), Riska Hajuda, Dio<makasih sudah sabar menghadapi n perbaiki laptopku, teman beda negara yg baiik..hoho>, Nilam, Kiki, Fitri, Prima(Si IP yg selalu sama,,,hoho), Tiara, Mega, Anita, Ika, Gesta, Fathor, n Fatur.. Terima kasih juga buat April, Mba Fitri, Amin n Kholik yang telah banyak membantu dalam proses skripsi ini.

Sahabat–sahabatku semua yang menemani perjalanan hidupku selama di Malang Mba Ismah, Tyas, Wiwik, Walid, Yuli, Ima, Rulli, De Ani n Sri, Cicik, Firda, Rosi, Marieta, Elly, Fevi, De Prastian (makasih bantuannya), de Galih (makasih e-booknya), Adeng Desi, Eka n Rini, Rio, Yudi, Al Banna 2008-2012, teman-teman Al Faruq, LDK Kampus, kalian akan selalu dihati, sahabat selamanya.

Dan kepada seluruh pihak yang belum saya sebutkan disini, saya mohon maaf dan terima kasih atas bantuan serta partisipasinya.


(37)

x

DAFTAR ISI

Lembar Cover/Sampul Dalam...i

Lembar Persetujuan Skripsi...ii

Lembar Pengesahan...iii

Lembar Originalitas...iv

Berita Acara Bimbingan...v

Kata Pengantar...vi

Ungkapan Pribadi/Motto...viii

Abstraksi ……...x

Daftar Isi...xii

BAB I : PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah………. 1

I.2 Rumusan Masalah……….. 8

I.3 Tujuan Penelitian ………...……….9

I.4 Kajian Pustaka……. ………...………9

1.4.1 Penelitian Terdahulu………9

1.4.2 Matriks Tabel Penelitian Terdahulu………..…….…13

I.5 Landasan Teori ……… ……….…15

I.5.1 Asumsi Dasar Konstruktivis…..…….……….. 15

I.5.2 Identitas dalam Konstruktivis………..………. 18

I.6 Hipotesa ……….………....23

I.7 Metodologi Penelitian……….…………. 24

I.7.1 Tingkat Analisis…….………. 24

I.7.2 Tipe Penelitian ………...24

I.7.3 Teknik Pengumpulan Data………...25

I.7.4 Teknik Analisis Data ………..…. 25

I.7.5 Ruang Lingkup Penelitian ………..…. 25


(38)

xi

BAB II : DUKUNGAN IRAN TERHADAP PEMERINTAHAN

BASHAR AL –ASSAD

II.1 Gambaran Umum Konflik Suriah…...………….………. 28

II.1.1 Konflik Suriah……...…..……….………. 28

II.1.2 Kepemimpinan Bashar Al-Assad Tahun 2000-2010…..………..………. 33

II.2 Kedekatan Iran dengan Rezim Bashar al-Assad…...………...………….……….………. 38

II.2.1 Hubungan Iran-Suriah Pasca Revolusi Iran …...……….………..……. 38

II.2.2 Bukti Dukungan Iran terhadap Bashar Al-Assad dalam Konflik Suriah …...……….……….…. 41

II.2.2.1 Dukungan Ekonomi………...……... 42

II.2.2.2 Dukungan Militer dan Senjata………...…….. 45

BAB III : IDENTITAS SYIAH REZIM IRAN DAN REZIM SURIAH III.1 Sejarah Politik Munculnya Syiah………. 54

III.2 Historis Syiah Iran dan Suriah ………... 59

III.2.1 Iran Sebagai Negara Syiah Pertama di Dunia ……….………... 59

III.2.2 Syiah Alawite Rezim Assad ……….………. 62

III.2.3 Suriah sebagai Penghubung Iran-Hizbullah………… 68

III.3 Persamaan Identitas Kesyiahan rezim Iran dan rezim Suriah ………...………... 69

III.3.1 Prinsip-prinsip Persaudaraan Syiah……...………69

III.3.2 Sistem Politik Syiah ………. 71


(39)

xii

BAB IV : ANALISIS KEBIJAKAN IRAN MENDUKUNG PEMERINTAHAN BASHAR AL-ASSAD

IV.1 Pengaruh Dukungan Iran terhadap Keberlangsungan Pemerintahan Bashar al-Assad dalam Konflik Suriah ……….80 IV.2 Kedekatan Rezim Iran dan Suriah sebagai Produk Perubahan

Identitas Iran Pasca Revolusi ……..…….. ………...83 IV.3 Dukungan Iran terhadap Rezim Bashar sebagai Upaya

Mempersatukan Kekuasaan Syiah……….………87

BAB V : PENUTUP


(40)

xiii

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Arjomand, Said Amir, 2009, After Khomeini: Iran under His Successors. NewYork. Oxford University Press. Guillaume.

Chubin, S., and Tripp, C., Iran and Iraq at War, 1988, London, I.B. Tauris & Co. Ltd.

Cole, Juan, Sacred Space and Holy War ; The Politic culture and History of Shi‟ite Islam, I.B.Tauris Publishers, LONDON, 2002

Couloumbis, A.Theodore dan Wolfe, H. James, 1990, Pengantar Hubungan Internasional, Keadilan dan Power,ABARDIN, Bandung.

Ehteshami, Anoushiravan, and Hinnebusch, Raymond A., Syria and Iran : Middle Powers in a Penetrated Regional System, 1997, London, Routledge.

Husayn Tabatabai, Muhammad, Shi‟te Islam, terjemahan Seyyed Hossein Nasr, State University of New York Press, 1975.

Jemad, Aleksius, 2008, Politik Global dalam Teori dan Praktik, Graha Ilmu, Jakarta. Hal 3.

Jurdi Abisaab, Rula, Converting Persia: Religion an Power in Safawi Empire, London I. b Taurus, 2004.

Kegley, Charles W. dan Wittkopf, Eugene R, 2003, World Politics Trend and Transformation, Belmont, Wadsworth.

Kegley, Charles W. JR dan Shanon L, Blanston, 2011, World Politics Trend and Transformation 2010-2011 edition. United States of America:Cengage Brain.


(41)

xiv

K. M., Fierke, “Constructivism” in International Relations Theories: Discipline

and Diversity, eds. Tim Dunne, Milja Kurki and Steve Smith, 166-184. Oxford: Oxford University Press, 2007.

Kuncahyono, Trias, Dari Damaskus ke Baghdad, 2004, Jakarta, KOMPAS. Kuncahyono, Trias , Musim Semi di Suriah, 2013, Jakarta, KOMPAS.

M. Ayoub, Mahmoud, The Crisis of Muslim History : Akar-akar Krisis Politik dalam Sejarah Muslim,Bandung, Mizan, 2004.

Ma’oz, Moshe, The “Shi‟i Crescent”: Myth and Reality , Number 15, The Saban Center for Middle East Policy at the Brookings Institution, November 2007.

Mas’oed, Mohtar, 1994, Ilmu Hubungan Internasional, Disiplin dan Metodelogi, LP3ES, Jakarta.

Mintz, Alex dan Derouen, Jr., Karl, 2010, Understanding Foreign Policy Decision Making, Cambrige University Press.

Nasr, Vali, Kebangkitan Syiah: Islam Konflik dan Masa Depan, judul asli ; The Shia Revival, terjemahan M. Ide Murteza, Jakarta, Diwan Publishing, 2007

Rahman, Mustafa Abd., 2003, Iran Pasca Revolusi, Kompas Media Nusantara, Jakarta.

Sou’yb, H. M. Joesoef, 'Syiah: Studi Tentang AlIran-AlIran dan Tokoh-Tokohnya', Jakarta: Al-Husna Zikra, 1997.

Wendt, 1999, Social Theory of International Politics, Cambrige, Cambrige University Press.


(42)

xv

Zainuddin, A. Rahman, dkk. 'Syiah dan Politik di Indonesia: Sebuah Penelitian,'

PPW-LIPI, Mizan, Jakarta, 2000.

Jurnal

Amir M. Haji-Yousefi, Whose Agenda Is Served by the Idea of a Shia Crescent? , Turkish Journal of International Relations, Volume 8, No. 1, Spring 2009.

Alexander Wendt, (Spring1992), Anarchy is What States Make of it: The Social Construction of Power Politics, International Organization, Volume 46 No. 2. Alexander Wendt, (Summer 1995), Constructing International Politics, International Security, Volume 20 No. 1.

Current Trends in Islamist Ideology,Volume 8, Hudson Institute, 2009.

Daniel Byman, Saving Syria: Assessing Options for Regime Change, Saban Center at Brookings.

Dawn L. Bartell dan David H. Gray, Conflict in Syria and the Opportunity to Reduce Iran‟s Regional Influence and Iran‟s Threat to the International Community, Global Security Studies, Fall 2012, Volume 3, Issue 4.

Degang Sun, Brothers Indeed: Syria-Iran Quasi-alliance Revisited, Journal of Middle Eastern and Islamic Studies (in Asia) Vol. 3, No. 2, 2009.

Elise Perry, The Rise of Shi‟ism in Iran,Cross-sections, Volume VI, 2010.

Ely Karmon, Ph.D., Iran-Syria-Hizballah-Hamas; A Coalition Against Nature Why Doesit Work?, Volume 1, Issue 5, Mei 2008.

Ephraim Kam, The Axis of Evil in Action: Iranian Support for Syria, INSS Insight No. 372, October 10, 2012.


(43)

xvi

George Joffé, The Regional Implications of the Conflict in Syria, Norwegian Peacebuilding Resource Centre, May 2012.

Idrees Mohammed, Turkey and Syiria Rivalry on Syiria, Turkey Journal of International Relations, Summer Fall 2011, Volume 10, No. 2-3.

Jeremy M. Sharp, Syria: Background and U.S. Relations, Congressional Research Service, 26 April 2010.

Khalid Sindawi, The Shiite Turn in Syria, Current Trends in Islamist Ideology, Volume 8, Hudson Institute, 2009.

Mehrzad Boroujerdi, Comparative Government and Politic; Iran Briefing Paper, Syracuse University, New York ,2005.

Raymond Hinnebusch: „Introduction: The Analytical Framework‟ in Hinnebusch

and Ehteshami (eds.): The Foreign Policies of Middle East States. 2002, hal. 2 dalam Mari Luomi, Sectarian Identities or Geopolitics?, The Finnish Institute of International Affairs, 2008

Raymond Hinnebusch, Syria: from „authoritarian upgrading‟ to revolution?, International Affairs88: 1, 2012.

RobinWright and Peter Baker, “US-Syria Tensions Escalate,” The Washington Post, 16 Februari 2005.

United States Institute of Peace, Syria‟s Alliance with Iran,Washington D.C., USI Peace Briefing, May 2007.

Will Fulton, Joseph Holliday and Sam Wyer, Iranian Strategy in Syria, Institute for the Study of War, Mei 2013.


(44)

xvii

Annan kritik dunia internasional terkait konflik Suriah, diakses dari <http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2012/09/120914_annan_syria_shamefule pisode.shtml> pada tanggal 20 September 2012.

Beri Dukungan Militer, Iran Resmi Bantu Pemerintah Suriah, diakses dari <http://www.lensaindonesia.com/2012/08/08/beri-dukungan-militer-iran-resmi-bantu-pemerintah-suriah.html > pada tanggal 26 September 2012.

Birgit Svensson, Peran Iran dalam Perang Suriah, diakses dari <http://www.dw.de/peran-Iran-dalam-perang-Suriah/a-16610186>, pada tanggal 1 Mei 2013.

Cecep Zakaria El Bilad, Konstruktivisme Hubungan Internasional: Meretas Jalan Damai Perdebatan Antarparadigma, diakses dari <http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jshi/article/view/1129/1208 >, pada tanggal 1 Maret 2013.

Dengan Segala Kesungguhan AS Selama Ini, Ia Tidak Akan Mencapai Tujuannya, diakses dari <http://abna.ir/data.asp?lang=12&Id=207370>, pada tanggal 20 September 2012.

Demonstran nekat beraksi di Damaskus, diakses dari <http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2011/03/110316_damascusprotest.shtml>

, pada tanggal 6 April 2013.

Di Ambang Kejatuhan Bashar al-Assad, diakses dari <http://internasional.kompas.com/read/2012/02/01/15542870/Di.Ambang.Kejatuh an.Bashar.al.Assad>, pada tanggal 6 April 2013.

DKK PBB Akan Lakukan Voting untuk Suriah, diakses dari <http://internasional.kompas.com/read/2012/02/04/13080134/DKK.PBB.Akan.La kukan.Voting.untuk.Suriah>, pada tanggal 6 April 2013.


(45)

xviii

Dukungan Iran atas Suriah Makin Kuat, diakses dari <http://www.narotama.ac.id/index.php/detil_artikel//757/Dukungan_Iran_atas_Su riah_Makin_Kuat.html>, pada tanggal 21 September 2012.

Dukungan Iran untuk Suriah tak Tergoyahkan, diakses dari <http://indonesian.irib.ir/sosial/-/asset_publisher/r5EW/content/id/5035820>, pada tanggal 1 Desember 2012.

Fact Sheet: Treasury Sanctions Major Iranian Commercial Entities, US Department of the Treasury, 23 Juni 2012, diakses dari http:// <www.treasury.gov/press-center/press-releases/Pages/tg1217.aspx>, pada tanggal 1 Mei 2013.

Iran Agrees to fund Syrian Military Base,” The Telegraph, 13 Augustus 2011, diakses dari

<http://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/middleeast/Iran/8699077/Iran-agrees-to-fund-Syrian-military-base.html>, pada tanggal 1 Mei 2013.

Iran Condemns Foreign Interference in Syria, diakses dari <http://english.farsnews.com/newstext.php?nn=9010171825 >, pada tanggal 6April 2013.

Iran helping Assad to put down protests: officials, diakses dari

< http://www.reuters.com/article/2012/03/23/us-Iran-syria-crackdown-idUSBRE82M18220120323>, pada tanggal 6 April 2013.

Iran sends elite troop to aid Bashar Al-Assad regime in Syria, diakses dari <http://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/middleeast/Iran/9526858/Iran-sends-elite-troops-to-aid-Bashar-al-Assad-regime-in-Syria.html>, pada tanggal 30 September 2012.

Iran Tempatkan Penasehat Militer di Suriah, diakses dari,


(46)

xix

IR Iran's 2nd aid consignment arrives in Syria, diakses dari <http://old.irna.ir/News/Economic/IR-Iran_s-2nd-aid-consignment-arrives-in-Syria/80042279 >, pada tanggal 30 November 2012.

Iran-Suriah Sepakat Bekerjasama Latihan Angkatan Laut, diakses dari

<http://www.theglobal-review.com/content_detail.php?lang=id&id=4206&type=8> , pada tanggal 1 Mei 2013.

Iran warships „dock in Syria‟s Tartus port, al-Jazeera, 20 Februari 2012, diakses dari

<http://www.aljazeera.com/news/middleeast/2012/02/20122197221461654.html> pada tanggal 1 Mei 2013.

Joshua Landis, The Syrian Uprising of 2011: Why The Assad Regime is likely To Survive to 2013, diakses dari< http://www.mepc.org/journal/middle-east-policy-archives/syrian-uprising-2011-why-asad-regime-likely-survive-2013>, pada tanggal 1 Mei 2013.

Iraq, Iran sign natural gas agreement,” AFP, 25 Juli 2011, diakses dari

<http://www.google.com/hostednews/afp/article/ALeqM5gvzWs8kqDopapqC3Tc 2O2zyYttiw?docId=CNG.bdfd412c79e6299f9001bd03821c3cad.331> pada tanggal 1 Mei 2013.

Koffi Annan Emoh, PBB Tunjuk Utusan Baru untuk Suriah, diakses dari <http://www.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/12/08/18/m8xheg-koffi-annan-emoh-pbb-tunjuk-utusan-baru-untuk-Suriah> , pada tanggal 1 Mei 2013.

Konflik Internasional, Resolusi dan Rekonsiliasi, diakses dari <http://indira-a-- fisip10.web.unair.ac.id/artikel_detail-59900-Resolusi%20Konflik%20Global-Konflik%20Internasional,%20Resolusi,%20dan%20Rekonsiliasi.html>,pada tanggal 20 September 2012.


(47)

xx

Konflik Suriah Tak Kunjung Reda, diakses dari <http://berita.liputan6.com/read/432568/konflik-suriah-tak-kunjung-reda>, pada tanggal 28 September 2012.

Konstitusi Republik Islam Iran, diakses dari <http://www.Iranonline.com/Iran/Iraninfo/government/constitution-14.html>, diakses pada 6 Mei 2013.

KRISIS SURIAH: Iran ngotot intervensi militer bukan solusi, diakes

<http://www.bisnis.com/articles/krisis-suriah-iran-ngotot-intervensi-militer-bukan-solusi>, pada tanggal 28 September 2012.

Lebih dari 30 ribu nyawa melayang akibat konflik Suriah, diakses dari <http://news.detik.com/read/2012/09/27/101718/2039318/1148/lebih-dari-30-ribu-nyawa-melayang-akibat-konflik-suriah?9911012>, pada tanggal 30 September 2012.

Menlu Suriah: AS Adalah Dalang Dibalik Kekerasan di Suriah, diakses dari <http://id.berita.yahoo.com/menlu-suriah-adalah-dalang-dibalik-kekerasan-di-suriah-040405123.html>, pada tanggal 21 September 2012.

Militer Iran Bantu Suriah, diakses dari <http://berita.maiwanews.com/militer-iran-bantu-suriah-27763.html >, pada tanggal 30 September 2012.

M.Kasyfi Arsyan, Tinjauan Aspek Kebudayaan dan Historis dalam menyoroti Kegagalan Turki Masuk ke dalam Uni Eropa, diakses dari <http://www.academia.edu/1764657/Tinjauan_Aspek_Kebudayaan_dan_Historis _dalam_menyoroti_Kegagalan_turki_masuk_kedalam_Uni_Eropa >, pada tanggal 1 Maret 2013.

Observatorium: Korban Tewas Perang Suriah Capai 82.000 Orang, diakses dari


(48)

<http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/05/13/mmpquz-xxi

observatorium-korban-tewas-perang-Suriah-capai-82000-orang >, pada tanggal 15 Mei 2013.

Perang Proxy di Balik Konflik Suriah, diakses dari <http://m.mediaindonesia.com/index.php/read/2012/07/03/330402/39/6/Perang_P roxy_di_Balik_Konflik_Suriah>, pada tanggal 21 September 2012.

Permusuhan Iran-Israel 2005-2009 Faktor Sejarah, Leadership, Opini Publik, dan Kebijakan Luar Negeri KeduaNegara dan Pengaruhnya terhadap Dinamika Kawasan Timur Tengah, diakses dari <http://id.scribd.com/doc/21125418/Permusuhan-Iran- Israel-2005-2009-Faktor-Sejarah-Leadership-Opini-Publik-Dan-Kebijakan-Luar-Negeri-Kedua-Negara-Dan-Pengaruhnya-Terhadap-Dinamika-K>, pada tanggal 24 September 2012.

Rachel Bronson, Hanging Together or Hanging Separately: Challenges Confronting Syrian Leadership Transition after Asad, diakses dari <http://www.cfr.org/middle-east/hanging-together-hanging-separately-challenges-confronting-syrian-leadership-transition-after-asad/p3677>, pada tanggal 1 Mei 2013.

Sebanyak 5.000 orang mengungsi dari Suriah setiap harinya, diakses dari <http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2013/02/130208_Suriah_.shtml>, pada tanggal 15 Mei 2013.

Suriah Cabut UU Darurat, diakses dari <http://internasional.kompas.com/read/2011/04/20/11575468/Suriah.Cabut.UU.D arurat> , pada tanggal 1 Mei 2013.

Syria Designations; Syria Identifications; proliferation Designations; Non-proliferation Identifications; Burma Designation Removals; Non-Non-proliferation Designation Removals; Anti-Terrorism Designation Update, US Department of


(49)

xxii

<http://www.treasury.gov/resource-center/sanctions/OFAC-Enforcement/Pages/20120919.aspx>, pada tanggal 6 Mei 2013.

Tehran ready to give Syria $5.8 billion, Reuters, 15 Juli 2011, diakses dari <http://news.yahoo.com/tehran-ready-syria-5-8-billion-report-141048288.html >, pada tanggal 6 Mei 2013.

Tiga Negara Sepakat Dukung Oposisi Suriah, diakses dari <http://berita.liputan6.com/read/431694/tiga-negara-sepakat-dukung-oposisi-suriah pada tanggal 30September 2012.>

Treasury Designates Iranian Commercial Airline Linked to Iran‟s Support for Terrorism, US Department of the Treasury, 12 Oktober 2011, diakses dari <http://www.treasury.gov/press-center/press-releases/Pages/tg1322.aspx.>, pada tanggal 1 Mei 2013.

Treasury Sanctions Syrian, Iranian Security Forces for Involvement in Syrian Crackdown,” US Department of the Treasury, June 29, 2011, diakses dari

<http://www.treasury.gov/press-center/press-releases/Pages/tg1224.aspx>, pada tanggal 1 Mei 2013

Treasury Targets Iranian Arms Shipments, US Department of the Treasury, 27 Maret 2012, diakses dari <http://www.treasury.gov/press-center/press-releases/Pages/tg1506.aspx>. pada tanggal 1 Mei 2013.

Will Fulton, The Assassination of Iranian Quds Force General Hassan Shateri in Syria, AEI’s Critical Threats Project, 28 Februari 2013, diakses dari <http://www.Irantracker.org/analysis/fulton-assassination-Iranian-quds-force-general-hassan-shateri-syria-february-28-2013>, pada tanggal 20 Mei 2013


(50)

xxiii

Bilad, Cecep Zakaria, 2011, Rivalitas antara Iran dan Arab Saudi dalam Persepektif Konstruktivisme Alexander Wendt. (Skripsi Universitas Muhammadiyah Malang).

Tesis Adang Taufik Hidayat, PemikIran Islam Syiah dan Sunni Tentang Kekuasaan : Studi Pembagian Kekuasaan Politik di Republik Islam Iran dan Republik Islam Pakistan, Universitas Indonesia. 2012.


(1)

xviii

Dukungan Iran atas Suriah Makin Kuat, diakses dari <http://www.narotama.ac.id/index.php/detil_artikel//757/Dukungan_Iran_atas_Su riah_Makin_Kuat.html>, pada tanggal 21 September 2012.

Dukungan Iran untuk Suriah tak Tergoyahkan, diakses dari <http://indonesian.irib.ir/sosial/-/asset_publisher/r5EW/content/id/5035820>, pada tanggal 1 Desember 2012.

Fact Sheet: Treasury Sanctions Major Iranian Commercial Entities, US Department of the Treasury, 23 Juni 2012, diakses dari http:// <www.treasury.gov/press-center/press-releases/Pages/tg1217.aspx>, pada tanggal 1 Mei 2013.

Iran Agrees to fund Syrian Military Base,” The Telegraph, 13 Augustus 2011, diakses dari

<http://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/middleeast/Iran/8699077/Iran-agrees-to-fund-Syrian-military-base.html>, pada tanggal 1 Mei 2013.

Iran Condemns Foreign Interference in Syria, diakses dari <http://english.farsnews.com/newstext.php?nn=9010171825 >, pada tanggal 6April 2013.

Iran helping Assad to put down protests: officials, diakses dari <

http://www.reuters.com/article/2012/03/23/us-Iran-syria-crackdown-idUSBRE82M18220120323>, pada tanggal 6 April 2013.

Iran sends elite troop to aid Bashar Al-Assad regime in Syria, diakses dari <http://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/middleeast/Iran/9526858/Iran-sends-elite-troops-to-aid-Bashar-al-Assad-regime-in-Syria.html>, pada tanggal 30 September 2012.

Iran Tempatkan Penasehat Militer di Suriah, diakses dari,


(2)

IR Iran's 2nd aid consignment arrives in Syria, diakses dari <http://old.irna.ir/News/Economic/IR-Iran_s-2nd-aid-consignment-arrives-in-Syria/80042279 >, pada tanggal 30 November 2012.

Iran-Suriah Sepakat Bekerjasama Latihan Angkatan Laut, diakses dari

<http://www.theglobal-review.com/content_detail.php?lang=id&id=4206&type=8> , pada tanggal 1 Mei 2013.

Iran warships „dock in Syria‟s Tartus port, al-Jazeera, 20 Februari 2012, diakses

dari

<http://www.aljazeera.com/news/middleeast/2012/02/20122197221461654.html> pada tanggal 1 Mei 2013.

Joshua Landis, The Syrian Uprising of 2011: Why The Assad Regime is likely To Survive to 2013, diakses dari< http://www.mepc.org/journal/middle-east-policy-archives/syrian-uprising-2011-why-asad-regime-likely-survive-2013>, pada tanggal 1 Mei 2013.

Iraq, Iran sign natural gas agreement,” AFP, 25 Juli 2011, diakses dari <http://www.google.com/hostednews/afp/article/ALeqM5gvzWs8kqDopapqC3Tc 2O2zyYttiw?docId=CNG.bdfd412c79e6299f9001bd03821c3cad.331> pada tanggal 1 Mei 2013.

Koffi Annan Emoh, PBB Tunjuk Utusan Baru untuk Suriah, diakses dari <http://www.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/12/08/18/m8xheg-koffi-annan-emoh-pbb-tunjuk-utusan-baru-untuk-Suriah> , pada tanggal 1 Mei 2013.

Konflik Internasional, Resolusi dan Rekonsiliasi, diakses dari <http://indira-a-- fisip10.web.unair.ac.id/artikel_detail-59900-Resolusi%20Konflik%20Global-Konflik%20Internasional,%20Resolusi,%20dan%20Rekonsiliasi.html>,pada tanggal 20 September 2012.


(3)

xx

Konflik Suriah Tak Kunjung Reda, diakses dari <http://berita.liputan6.com/read/432568/konflik-suriah-tak-kunjung-reda>, pada tanggal 28 September 2012.

Konstitusi Republik Islam Iran, diakses dari

<http://www.Iranonline.com/Iran/Iraninfo/government/constitution-14.html>, diakses pada 6 Mei 2013.

KRISIS SURIAH: Iran ngotot intervensi militer bukan solusi, diakes

<http://www.bisnis.com/articles/krisis-suriah-iran-ngotot-intervensi-militer-bukan-solusi>, pada tanggal 28 September 2012.

Lebih dari 30 ribu nyawa melayang akibat konflik Suriah, diakses dari <http://news.detik.com/read/2012/09/27/101718/2039318/1148/lebih-dari-30-ribu-nyawa-melayang-akibat-konflik-suriah?9911012>, pada tanggal 30 September 2012.

Menlu Suriah: AS Adalah Dalang Dibalik Kekerasan di Suriah, diakses dari <http://id.berita.yahoo.com/menlu-suriah-adalah-dalang-dibalik-kekerasan-di-suriah-040405123.html>, pada tanggal 21 September 2012.

Militer Iran Bantu Suriah, diakses dari <http://berita.maiwanews.com/militer-iran-bantu-suriah-27763.html >, pada tanggal 30 September 2012.

M.Kasyfi Arsyan, Tinjauan Aspek Kebudayaan dan Historis dalam menyoroti Kegagalan Turki Masuk ke dalam Uni Eropa, diakses dari <http://www.academia.edu/1764657/Tinjauan_Aspek_Kebudayaan_dan_Historis _dalam_menyoroti_Kegagalan_turki_masuk_kedalam_Uni_Eropa >, pada tanggal 1 Maret 2013.

Observatorium: Korban Tewas Perang Suriah Capai 82.000 Orang, diakses dari


(4)

<http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/05/13/mmpquz-observatorium-korban-tewas-perang-Suriah-capai-82000-orang >, pada tanggal 15 Mei 2013.

Perang Proxy di Balik Konflik Suriah, diakses dari <http://m.mediaindonesia.com/index.php/read/2012/07/03/330402/39/6/Perang_P roxy_di_Balik_Konflik_Suriah>, pada tanggal 21 September 2012.

Permusuhan Iran-Israel 2005-2009 Faktor Sejarah, Leadership, Opini Publik, dan Kebijakan Luar Negeri KeduaNegara dan Pengaruhnya terhadap Dinamika Kawasan Timur Tengah, diakses dari <http://id.scribd.com/doc/21125418/Permusuhan-Iran- Israel-2005-2009-Faktor-Sejarah-Leadership-Opini-Publik-Dan-Kebijakan-Luar-Negeri-Kedua-Negara-Dan-Pengaruhnya-Terhadap-Dinamika-K>, pada tanggal 24 September 2012.

Rachel Bronson, Hanging Together or Hanging Separately: Challenges Confronting Syrian Leadership Transition after Asad, diakses dari <http://www.cfr.org/middle-east/hanging-together-hanging-separately-challenges-confronting-syrian-leadership-transition-after-asad/p3677>, pada tanggal 1 Mei 2013.

Sebanyak 5.000 orang mengungsi dari Suriah setiap harinya, diakses dari <http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2013/02/130208_Suriah_.shtml>, pada tanggal 15 Mei 2013.

Suriah Cabut UU Darurat, diakses dari

<http://internasional.kompas.com/read/2011/04/20/11575468/Suriah.Cabut.UU.D arurat> , pada tanggal 1 Mei 2013.

Syria Designations; Syria Identifications; proliferation Designations; Non-proliferation Identifications; Burma Designation Removals; Non-Non-proliferation Designation Removals; Anti-Terrorism Designation Update, US Department of


(5)

xxii

<http://www.treasury.gov/resource-center/sanctions/OFAC-Enforcement/Pages/20120919.aspx>, pada tanggal 6 Mei 2013.

Tehran ready to give Syria $5.8 billion, Reuters, 15 Juli 2011, diakses dari <http://news.yahoo.com/tehran-ready-syria-5-8-billion-report-141048288.html >, pada tanggal 6 Mei 2013.

Tiga Negara Sepakat Dukung Oposisi Suriah, diakses dari <http://berita.liputan6.com/read/431694/tiga-negara-sepakat-dukung-oposisi-suriah pada tanggal 30September 2012.>

Treasury Designates Iranian Commercial Airline Linked to Iran‟s Support for Terrorism, US Department of the Treasury, 12 Oktober 2011, diakses dari <http://www.treasury.gov/press-center/press-releases/Pages/tg1322.aspx.>, pada tanggal 1 Mei 2013.

Treasury Sanctions Syrian, Iranian Security Forces for Involvement in Syrian Crackdown,” US Department of the Treasury, June 29, 2011, diakses dari <http://www.treasury.gov/press-center/press-releases/Pages/tg1224.aspx>, pada tanggal 1 Mei 2013

Treasury Targets Iranian Arms Shipments, US Department of the Treasury, 27 Maret 2012, diakses dari <http://www.treasury.gov/press-center/press-releases/Pages/tg1506.aspx>. pada tanggal 1 Mei 2013.

Will Fulton, The Assassination of Iranian Quds Force General Hassan Shateri in Syria, AEI’s Critical Threats Project, 28 Februari 2013, diakses dari <http://www.Irantracker.org/analysis/fulton-assassination-Iranian-quds-force-general-hassan-shateri-syria-february-28-2013>, pada tanggal 20 Mei 2013 Skripsi


(6)

Bilad, Cecep Zakaria, 2011, Rivalitas antara Iran dan Arab Saudi dalam Persepektif Konstruktivisme Alexander Wendt. (Skripsi Universitas Muhammadiyah Malang).

Tesis Adang Taufik Hidayat, PemikIran Islam Syiah dan Sunni Tentang Kekuasaan : Studi Pembagian Kekuasaan Politik di Republik Islam Iran dan Republik Islam Pakistan, Universitas Indonesia. 2012.