Analisis pengembangan peternakan sapi perah berdasarkan potensi wilayah di kabupaten Blitar, Jawa Timur

RINGKASAN
Arie Krisna Maharani. D02495043. Analisis Pengembangan Peternakan Sapi
Perah Berdasarkan Potensi Wilayah di Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Fakultas
Peternakan. Institut Pertanian Bogor.
Pembimbing Utama : Ir. M. Agus Setiana, MS
Pernbimbing Anggota : Ir. Ignatius Kismono, MS
Tingkat permintaan akan susu sebagai salal! s.atu sumber protein hewani
rneningkat dari tahun ke tahun, sedangkan pasokan dari d a l e negeri baru dapat
mencukupi 31,3% dari total permintaan. Untuk rnemenuhi kekurangan tersebut
pemerintah melakukan impor sapi perah dari luar negeri. Dalam situasi krisis ini,
kebijakan tersebut tidak menguntungkan bagi Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan
peningkatan populasi ternak sapi perah guna meningkatkan produksi susu dalam
negeri.
Kabupaten Dati I1 Blitar merupakan salah satu pemasok susu terbesar
keempat di Jawa Timur. Produksi susu tersebut dapt ditingkatkan dengan adanya
prioritas daerah pengembangan sehingga diperlukan analisis KPPTR dan SWOT
untuk menentukan tingkat prioritas masing-masing kecamatan dalam wilayah
tersebut.
Penelitian ini bertuiuan
untuk memetakan dan menganalisis
orioritas

"
pengembangan populasi sapi perah melalui populasi temak rurninansia dengan
menggunakan kecamatan sebagai basis wilayah terkecil serta menentukan kebijakan
pengembangan pada wilayah-kecamatan yang tergabung dalam Satuan wflayah
Pembangunan (SWP) dengan analisis SWOT.
Data diperoleh dari data sekunder, survey, dan wawancara. Pengolahan data
dilakukan dengan perhitungan KPPTR sebagai penentu prioritas pengembangan,
analisis SWOT sebagai penentu kebijakan, dan analisis Time Series untuk
rnemperkirakan pengembangan populasi sapi perah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa wilayah Kabupaten Blitar masih bisa
menerima penambahan populasi temak ruminansia sebesar 90.580,27 ST dan untuk
populasi sapi perah masih bisa ditambahkan %banyak 20.034,l ST. Dengan analisis
SWOT diperoleh tiga jenis strategi dalam pengembangan sapi perah, yaitu (1) staregi
agresif untuk kecamatan-kecamatan yang tergabung dalam SWP I dan 11, (2) strategi
diversifikasi untuk kecamatan yang tergabung dalam SWP 111, dan (3) strategi
defensif untuk kecamatan yang tergabung dalanl SWP IV dan V. Berdasarkan
gabungan antara KPPTR dan SWOT, kecamatan yang paling baik untuk
pengembangan populasi sapi perah adalah Kecamatan Ponggok karena memiliki nilai
KPPTR yang tinggi ditambah daya dukung lingkungan yang memadai, sedangkan
kecamatan yang paling tidak memungkinkan untuk pengembangan sapi perah adalah

Kecamatan Binangun, Bakung, dan Wates karena meskipun merniliki nilai KPPTR
Efektif yang tinggi, tidak didukung oleh faktor internal maupun eksternalnya.

ABSTRACT

Arie Krisna Maharani. D02495043.Analysis of Dairy Cattle Husbandry
Development Based on The Sourses of Blitar Regency. Faculty of Animal Science.
Bogor Agriculture University. Bogor.
Main Advisor : Ir. M. Agus Setiana, MS.
Co-Advisor : Ir. Ignatius Kismono, MS.
The demand of milk as a protein source has been increasing as p6pulation
growth year to year, but the domestic supply provides only 31.3% from total
requirement. In order to fulfil it, The Government has established impor policy. In
1997 this policy was no longer implemented due to the national monetary crisis
because it was not profitable anymore. Therefore any effort to increase the local
production of milk should be encouraged in order to raise domestic milk supply.
In 1998, Blitar regency contributed 7.76 tons milk, 5.18 percent of East Java
total product or took place at number fourth of main milk supplier afier Malang,
Pasuruan, and Probolinggo. The figure can be increased by developing dairy cattle
husbandry in optimal ways. It is necessary to have some analysis for making priority

of each kecamatan in this regency.
The objective of this study were to make a chart from analy~e~priority
of daily
cattle husbandry development with kecamatan as a small division and SWOT analysis
to determine policy in satuan wilayahpenzbangunan (SWP).
The result of observation showed that whole Blitar Regency has more
90,580.27 ST addition capacity of ruminants population, and more 20,034.1 ST
addition for dairy cattle population. According to SWOT Analysis, there are three
kinds of strategy for each SWP. Aggressive strategy for the kecamatan on SWP I and
SWP 11, diversification strategy for the kecamatans on SWP 11, and defensive strategy
for the kecamatans on SWP IV and V. By combination between KPPTR and SWOT,
Kecamatan Ponggok was recommended as the most suitable place for developing
dairy cattle husbandry because it is supported by internal and eksternal factors.
Contrary, Kecamatan Binangun, Bakung, and Wates were recommended as the most
unsuitable place because they do not have enough internal and eksternal factors to
support dairy cattle husbandry development.

ANALISIS PENGEMBANGAN PETERNAKAN SAP1 PERAH
BERDASARKAN POTENSI WILAYAH


DI IUBUPATEN BLITAR,
JAWA TIMUR

Disusun oleh:

Arie ICrisna Maharani
DO2495043

Slcripsi ini telah diujiltan dihadapan I