Uji Coba Instrumen PROSEDUR PENELITIAN

F. Uji Coba Instrumen

Sebuah instrumen dapat digunakan dalam penelitian apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian terhadap instrumen yang dibuat dengan cara diuji coba. Uji coba dilakukan pada tanggal 24 Maret 2011 pada mahasiswa Pasca Sarjana Prodi Olahraga Universitas Pendidikan Indonesia. Mahasiswa Pasca sarjana diambil karena memiliki karakteristik yang sama dengan populasi dan sampel penelitian. Uji coba diberikan pada 40 orang responden. Setelah pelaksanaan uji coba angket, selanjutnya penulis menentukan kadar validitas dan reliabilitas terhadap setiap butir pernyataan dari responden. Mengenai validitas ini Arikunto 1997:145 menjelaskan sebagai berikut: Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Senada dengan Arikunto, Sugiyono 2009:173 menjelaskan bahwa, “Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data mengukur itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.” Dengan kata lain, sebuah alat ukur harus dapat dipercaya dan diakui oleh banyak orang bahwa alat ukur tersebut layak digunakan untuk mengukur. Adapun langkah yang ditempuh dalam menentukan validitas dan reliabilitas instrumen adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis dan menyeleksi angket dari kemungkinan adanya butir soal yang tidak dijawab oleh responden. 2. Memberikan skor pada masing-masing pernyataan setiap responden. 3. Memasukkan atau meng-input data yang diperoleh pada program komputer Microsoft Excel. 4. Selanjutnya data tersebut diolah dengan menggunakan Statistical Product and Service Solution SPSS Seri 17 Pengujian validitas tiap butir soal digunakan analisis item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Masrun 1979 dalam Sugiyono 2009:188 menyatakan bahwa, ‘Teknik korelasi untuk menentukan validitas item ini sampai sekarang merupakan teknik yang paling banyak digunakan.’ Korelasi yang digunakan adalah korelasi Pearson Moment, yaitu mengkorelasikan antara skor tiap butir dengan skor total. Berdasarkan analisis validitas instrumen dari setiap butir penelitian yang berjumlah 42 butir pernyataan, diperoleh 36 butir soal yang valid yang mewakili. Setelah dikonsultasikan dengan pembimbing, maka 3 tiga butir pertanyaan dan pernyataan yang mendekati tingkat validitas, diperbaiki redaksi kalimatnya dan diuji coba ulang. Adapun hasil uji coba yang ke dua diperoleh jumlah total butir pernyataan dan pertanyaan menjadi 39 butir. Berikut ini penulis uraikan ringkasan mengenai hasil uji validitas instrumen sikap aktivitas jasmani yang di analisis dengan menggunakan program Statistical Product and Service Solution SPSS Serie.17. Sedangkan untuk hasil uji coba secara rinci, penulis sajikan pada bagian lampiran. Tabel 3.4Hasil Uji Validitas Instrumen No. Soal Pearson Correlation Sig.2-tailed No. Soal Pearson Correlation Sig.2-tailed 1 0,271 0,090 22 0,642 0,000 2 0,394 0,012 23 0,578 0,000 3 0,379 0,016 24 0,600 0,000 4 0,420 0,007 25 0,506 0,001 5 0,563 0,000 26 0,624 0,000 6 0,613 0,000 27 0,730 0,000 7 0,551 0,000 28 0,613 0,000 8 0,579 0,000 29 0,658 0,000 9 0,356 0,024 30 0,394 0,012 10 0,594 0,000 31 0,749 0,000 11 0,717 0,000 32 0,648 0,000 12 0,337 0,034 33 0,461 0,003 13 0,519 0,001 34 0,797 0,000 14 0,513 0,001 35 0,734 0,000 15 0,418 0,007 36 0,626 0,000 16 0,596 0,000 37 0,243 0,131 17 0,592 0,000 38 0,482 0,002 18 0,625 0,000 39 0,590 0,000 19 0,528 0,000 40 0,449 0,004 20 0,626 0,000 41 0,569 0,000 21 0,280 0,080 42 0,587 0,000 Keterangan: 1 Jika koefisien korelasi Pearson correlation 0,3 dinyatakan valid 2 Jika koefisien korelasi Pearson correlation 0,3 dinyatakan tidak valid 3 Jika nilai Sig. 2-tailed 0,05 maka item tes tidak valid 4 Jika nilai Sig. 2-tailed 0,05 maka item tes valid Hasil analisis secara lengkap mengenai uji validitas instrumen angket, penulis sajikan pada bagian lampiran. Selanjutnya item tes yang valid tersebut diuji tingkat reliabilitasnya. Uji reliabilitas dilakukan dengan cara memisahkan setiap item pernyataan berdasarkan dimensinya yaitu Depresi, Anxiety, dan Stress. Setelah itu uji reliabilitas dilakukan dengan teknik belah dua, yaitu membagi item soal yang valid ke dalam dua kelompok ganjil dan genap atau belah dua split half. Selanjutnya skor total kelompok ganjil dan genap dicari korelasinya pada masing- masing dimensi. Adapun hasil uji reliabilitas pada uji coba instrumen diperoleh reliabilitas Depresi, Anxiety, dan Stress dengan Cronbach’ Alpha 0,747 yang terdiri atas 12 item, 0,721 yang terdiri dari 14item, dan 0,751 yang terdiri dari 13 item. Berdasarkan kriteria keputusan bahwa apabila Cronbach’ Alpha 0,6 maka instrumen dinyatakan reliabel. Berikut adalah tabel 3.4 hasil uji reliabilitas dengan analisis data SPSS Serie-17. Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Depresi Cronbachs Alpha N of Items 0,747 12 Anxiety Cronbachs Alpha N of Items 0,721 14 Stress Cronbachs Alpha N of Items 0,751 13 Adapun norma yang dipergunakan untuk menilai koefisien korelasi suatu tes penulis mengacu pada pendapat Mathew 1963 dikutip oleh Nurhasan 1991adalah sebagai berikut: r = 0,90 – 0,99 berarti sempurna r = 0,80 – 0,89 berarti cukup r = 0,70 – 0,79 berarti sedang r = 0,60 – 0,69 berarti kurang r = 0,59 kebawah berarti kurang sekali . Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka instrumen yang diujicobakan mempunyai nilai reliabilitas yang tergolong sedang. Berdasarkan hasil pengujian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian layak digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Selanjutnya butir yang valid tersebut akan digunakan sebagai alat tes yang hendak penulis teliti kepada sampel yang sebenarnya yaitu sebanyak 39 butir pernyataan.

G. Analisis dan Pengolahan Data