Mengetahui kepuasan konsumen dengan menggunakan uji organoleptik.

1. Mengetahui kepuasan konsumen dengan menggunakan uji organoleptik.

Kepuasan konsumen terhadap menu yang disajikan dapat diketahui dengan melakukan uji organoleptik. Uji organolepti adalah suatu cara mengetahui mutu suatu makanan dengan menggunakan pancaindera (mata, hidung, mulut/ lidah dan kulit). Uji organoleptik sangat mudah dilakukan. Uji ini dapat dilakukan kepada siapa saja yang ingin kita ketahui daya terimanya terhadap menu yang disajikan. Mutu makanan secara organoleptik dapat dilihat dari:

a. Bentuk

Pertama sekali yang akan dinilai mutu makanan oleh konsumen adalah bentuk makanan tersebut. Bentuk makanan harus menarik dan sesuai dengan standar bentuk makanan yang diharapkan. Mengetahui bentuk makanan dengan menggunakan panca indera mata. Melalui mata dapat dilihat dengan jelas bentuk dari makanan yang disajikan. Bentuk makanan dapat kategorikan menjadi, menarik, kurang menarik, atau tidak menarik.

Bentuk makanan juga dilihat dari keutuhan bentuk makanan tersebut. Seperti, makanan yang seharusnya berbentuk silinder, maka makanan tersenbut harus disajikan dengan bentuk silinder yang rapi. Demikian pula jika bentuk makanan seharusnya bulat atau persegi, maka Bentuk makanan juga dilihat dari keutuhan bentuk makanan tersebut. Seperti, makanan yang seharusnya berbentuk silinder, maka makanan tersenbut harus disajikan dengan bentuk silinder yang rapi. Demikian pula jika bentuk makanan seharusnya bulat atau persegi, maka

Selain bentuk makanan yang simetris, bentuk makanan juga dinilai dari sisi kerapihan bentuk makanan. Bentuk persegi yang tidak rapi, juga menjadi penilaian bagi konsumen. Oleh karena itu kriteria bentuk dapat dilihat dari berbagai segi, yaitu: menarik, rapi, maupun bentuk standar. Jika ingin mengembangkan penilaian lebih luas terhadap makanan tersebut, kriteria penilaian dapat dikembangkan sendiri, berdasarkan apa yang akan dilihat dari makanan tersebut.

Semakin banyak kriteria makanan yang baik dari segi bentuk ditetapkan, maka akan semakin baik pula penilaian konsumen terhadap makanan yang disajikan. Begitu pula bagi produsen, semakin banyak kriteria bentuk yang digunakan untuk menilai mutu makanan, maka akan semakin banyak informasi yang diperolah. Informasi dari hasil penilaian kepuasan konsumen dapat digunakan untuk meningkatkan mutu dari makanan yang akan disajikan.

b. Tekstur

Tekstur makanan ada berbagai macam. Ada makanan dengan tekstur lunak, keras, lembut, kasar, halus dan sebagainya. Tekstur makanan yang baik adalah yang sesuai dengan bentuk makanan tersebut. Seperti bubur, memiliki tekstur standar lunak. Maka seharusnya bubur tersebut disajikan dengan tekstur lunak. Jika bubur tersebut disajikan dengan tekstur yang lebih padat, maka konsumen tentu akan memberi penilaian terhadap tektur bubur tersebut tidak baik atau kurang baik. Demikian pula sebaliknya dengan makanajn yang bertekstur padat, jangan disajikan dalam keadaan lunak maupun lembut.

Mengetahui tekstur makanan dapat diketahui dengan dua pancaindera. Lidah digunakan untuk mengetahui tekstur makanan stelah dicicipi, sedangkan kulit dapat mengetahui tekstur makanan malalui usapan. Tekstur makanan juga tergantung kepada suhu saat penyajian. Terutama pada makanan yang menggunakan dressing atau saos yang dingin. Jika makana yang disajikan dengan saos dingin, maka teksturnya akan terlihat Mengetahui tekstur makanan dapat diketahui dengan dua pancaindera. Lidah digunakan untuk mengetahui tekstur makanan stelah dicicipi, sedangkan kulit dapat mengetahui tekstur makanan malalui usapan. Tekstur makanan juga tergantung kepada suhu saat penyajian. Terutama pada makanan yang menggunakan dressing atau saos yang dingin. Jika makana yang disajikan dengan saos dingin, maka teksturnya akan terlihat

c. Warna

Warna makanan juga diketahui dengan menggunakan indera mata. Warna makanan harus sesuai dengan warna standar dari makanan tersebut. Kesesuaian warna makanan yang disajikan memberikan penilaian positif terhadap mutu makanan tersebut. Konsumen akan memberikan penilaian terhadap warna makanan berdasarkan penglihatan mereka.

Sebagai contoh, makanan yang disajikan seharusnya berwarna kuning kecoklatan. Namun akibat kesalahan dalam pengolahan makanan tersebut, maka warna makanan menjadi lebih pucat atau lebih tua dari warna standarnya. Konsumen dapat memberikan penilaian suka dan tidak suka terhadap warna makan tersebut. Atau bisa juga memberi penilaian menarik atau tidak menarik terhadap makanan tersebut.

d. Aroma

Aroma makanan ikut menentukan mutu dari makanan yang disajikan. Oleh karena itu aroma juga salah satu yang menentukan kepuasan konsumen terhadap makanan yang disajikan. Aroma diketahui melalui panca indera hidung, dengan menghirup bau / aroma yang keluar dari makanan yang disajikan. Aroma makanan akan keluar jika makanan tersebut disajikan dengan suhu yang sesuai dengan suhu penyajian makanan tersebut. Misalnya sop, akan menghasilkan aroma optimalnya jika disajikan dalam keadaan panas. Jika sop disajikan dalam keadaan dingin, maka aroma sop terasa kurang tajam.

e. Rasa

Rasa makanan turut menentuka mutu makana tersebut. Kepuasan konsumen saat ini justru lebih dominan kepada citarasa makanan. Konsumen dapat mengabaikan bentuk, warna, aroma, makanan, namun harus maksimal pada rasa makanan tersebut.

Mengetahui kepuasan konsumen terhadap menu yang disajikan dari segi rasa, dapat diketahui dari suka atau tidak sukanya konsumen dengan citarasa makanan yang disajikan.

Mengetahui daya terima konsumen terhadap makanan yang disajikan menggunakan uji organoleptik dilakukan dengan memberikan angket yang berisikan kriteria yang akan dinilai. Angket tersebut disusun berupa pertanyaan tentang kualitas makanan meliputi bentuk, tekstur, warna, aroma dan rasa. Konsumen dapai memilih jawaban yang telah disediakan sesuai dengan kriteria makanan. Hasil penilaian konsumen terhadap mutu makanan yang disajikan dapat menggambarkan kepuasan konsumen terhadap makana yang disajikan.