Dampak Pembangunan Kenampakan Buatan

2. Dampak Pembangunan Kenampakan Buatan

Tahukah kamu dampak pembangunan kenampakan buatan bagi penduduk sekitarnya? Pembangunan selalu bertujuan memberi keuntungan bagi masyarakat. Namun, pembangunan juga dapat mendatangkan kerugian. Alangkah baiknya bila pembangunan kenampakan buatan memperhitungkan keuntungan dan kerugiannya.

Apa keuntungan masyarakat dari pembangunan kenampakan buatan? Nah, berikut ini diuraikan beberapa keuntungannya.

a. Masyarakat memperoleh manfaat langsung, seperti aliran irigasi, adanya listrik dari PLTA, dan tempat pemeliharaan ikan dari waduk yang dibangun.

b. Mendapat lapangan pekerjaan, contohnya masyarakat dapat membuka usaha warung di sekitar kawasan industri.

c. Menambah pendapatan masyarakat, karena dari usaha warung yang dijalankan dapat menambah penghasilan mereka.

Adapun kerugian dari pembangunan kenampakan buatan adalah sebagai berikut.

a. Lingkungan alam menjadi terganggu. Misalnya pembangunan kawasan industri tidak dilengkapi sarana pengolahan limbah.

b. Menimbulkan bencana. Misalnya pembangunan sungai yang tidak berjalan dengan baik justru mendatangkan banjir.

c. Menimbulkan perpindahan penduduk. Misalnya pembangunan kawasan industri di kota menjadi daya tarik penduduk desa. Akhirnya mereka urbanisasi untuk mencari pekerjaan. Hal ini berakibat penduduk terpusat di sekitar kawasan industri. Sebaliknya di daerah asal mereka (pedesaan) jumlah penduduk berkurang.

Kenampakan Wilayah dan Pembagian Waktu di Indonesia 57

Ayo Berdiskusi

Coba diskusikan dengan teman sebangkumu tentang keuntungan dan kerugian pembangunan kenampakan buatan!

Salinlah tabel seperti di bawah ini ke dalam buku tugasmu! Tuliskan hasil diskusi kalian pada tabel tersebut!

Kenampakan No.

Kerugian Buatan

Keuntungan

1. Pelabuhan laut

mempermudah tran-

sportasi antarpulau, daerah sekitar men- jadi ramai

................................ 3. Perumahan

2. Pelabuhan udara

................................ 4. Waduk/bendungan

................................ 5. Kawasan industri

C Pembagian Waktu di Indonesia

Sekarang cobalah ingat-ingat kembali yang dimaksud peta dan globe! Bila kamu sudah mengingatnya, berarti kamu tahu bahwa bumi kita bulat seperti bola. Bumi selalu berputar pada porosnya atau disebut rotasi. Rotasi berakibat terjadinya siang dan malam. Bagian bumi yang terkena sinar matahari mengalami siang. Bagian yang tidak terkena sinar matahari mengalami malam. Selain itu, bumi juga melakukan gerakan mengelilingi matahari atau disebut revolusi.

Tahukah kamu, sebenarnya bumi memiliki tiga garis khayal? Garis khayal tersebut dapat terlihat jelas dalam globe atau peta. Sekarang, mari kita lihat bersama yang dimaksud ketiga garis khayal tersebut.

1. Garis khatulistiwa/ekuator yaitu garis yang membagi bumi tepat di tengah wilayah utara dan selatan.

Gambar 3.10 Tugu khatulistiwa di Pontianak, Kalimantan Barat.

58 Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas V

2. Garis lintang yaitu garis mendatar yang melingkari bumi. Garis lintang yang berada di sebelah atas khatulistiwa disebut garis lintang utara, sedangkan garis lintang yang berada di sebelah bawah khatulistiwa disebut garis lintang selatan.

3. Garis bujur/meridian yaitu garis yang ditarik dari kutub utara dan kutub selatan. Garis bujur 0 o tepat melintasi Kota Greenwich, London, Inggris. Garis meridian pangkal atau (0 o ) tersebut digunakan sebagai patokan waktu di seluruh dunia atau waktu internasional yang dikenal dengan nama waktu GMT (Greenwich Mean Time).

Sekarang kita akan melihat pembagian waktu di Indonesia. Nah, untuk mencari perbedaan waktu perhatikan penjelasan berikut. Lama bumi berotasi adalah 24 jam (sehari semalam). Adapun sekali putaran bumi akan membentuk lingkaran penuh atau 360 o . Sehingga setiap 1 jam bumi berputar dengan jarak 15 o yaitu 360 o : 24 =

15 o . Dengan kata lain, setiap jarak 15 o terjadi perbedaan waktu 1 jam. Nah, bagaimana perbedaan waktu di Indonesia? Seperti kamu ketahui, letak

Indonesia secara astronomi adalah 6 o LU–11 o LS dan 95 o BT–141 o BT. Namun, untuk menentukan perbedaan waktu, kita cukup menggunakan garis bujur. Jadi, Indonesia yang terletak pada 95 o BT–141 o BT artinya panjang rentang wilayah Indonesia 141 o – 95 o = 46 o atau kurang lebih 3 × 15 o . Dengan demikian, wilayah Indonesia lebih tepat dibagi menjadi tiga daerah waktu.

Pembagian daerah waktu menjadi tiga bagian semakin diperkuat berdasarkan Keputusan Presiden No. 41/1987 yang berlaku mulai tanggal 1 Januari 1988.

Adapun pembagian daerah waktu Indonesia adalah sebagai berikut.

1. Daerah Waktu Indonesia Bagian Barat (WIB) Berpangkal pada garis bujur 105 o BT, sehingga mempunyai selisih 7 jam lebih

awal dari Greenwich (105 o : 15 o = 7). Daerah Waktu Indonesia Bagian Barat (WIB) meliputi Sumatra, Jawa,

Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.

2. Daerah Waktu Indonesia Bagian Tengah (WITA) Berpangkal dari garis bujur 120 o BT, sehingga mempunyai selisih 8 jam lebih

awal dari Greenwich (120 o : 15 o = 8). Daerah Waktu Indonesia Bagian Tengah (WITA) meliputi wilayah Kalimantan

Timur, Kalimantan Selatan, Bali, NTB, NTT, dan Sulawesi.

3. Daerah Waktu Indonesia Bagian Timur (WIT) Berpangkal pada garis bujur 135 o BT, sehingga mempunyai selisih 9 jam lebih

awal dari Greenwich (135 o : 15 o = 9). Daerah Waktu Indonesia bagian Timur (WIT) meliputi Maluku, Maluku Utara, Irian Jaya Barat, dan Papua.

Kenampakan Wilayah dan Pembagian Waktu di Indonesia 59

Nah kawan-kawan, untuk lebih jelasnya simak peta pembagian daerah waktu di Indonesia berikut ini.

Gambar 3.11 Peta pembagian daerah waktu di Indonesia. Sumber: Atlas Dunia Buana Raya