Kultur Antera, Teknik Penyelamatan Embrio daD Rekayasa Genetik untuk Menunjang Pemuliaan Tanaman Padi
--
- --~~-~,~-~
---
,-
Bul. Agron. (29) (3) 94 - 99 (2001)
-'--
"' ',
i
Kultur Antera, Teknik Penyelamatan Embrio
daD Rekayasa Genetik untuk Menunjang Pemuliaan Tanaman Padi
Ii
Anther Culture, Embryo Rescue,
and Genetic Engineering to Support Rice Breeding
Ida Hanarida Somantril) daDA. Dinar Ambarwatil)
ABSTRACT
E
The ~ucc~es.of biotechnologyin devolepedcountry encouraged
Indonesia to use it in rice breedingprogram.
very techm:k In bIotechnologyhas advantageand it can be usedto solve a problem in a certaianpurpose. Embryo
rescuetechmchsolvedthe problem of crossingwith wild species.This technickmay insert a genfrom one organismto
ano~herthrough gen transformationtechnich. Theanther culture technichbeenusedon rice.. Javonica,Javanicaand
~ndlca.Generally, the percentage of callus induction and regenerationhas great variation (1.8% - 40%). It was
Influencedby the numberand type of genome.Thetransformationof rice using microprojectyl systemusing cry gene
rhesulted172putativ~ transgenicplants. TwentyfIVe of them have beentestedusing moleculertechnickand it showed
t at theplants containedcry gea.
,
\
r
Keywords..Antherculture,Embryorescue,Rice
,
i
i
PENDAHULUAN
;
!
Kultur Antera
Padi merupakanmakanan pokok sebagianbesar
pen~uduk Indonesia, sehingga kedudukannyasangat
pentmg dan strategis ditinjau dari segala segi. Untuk
mengimbangi laju pertarnbahan penduduk yang
berakibat meningkatnya kebutuhan akan beras bukan
merupakan pekerjaan yang mudah, karena berbagai
kendalaproduksiseringkalimenyebabkankegagalan.
Pemuliaan tanaman untuk mendapatkanvarietas
unggul adalah salah satu usaha dalam menanggulangi
kendalaproduksi.Namun demikian pemuliaantanaman
d~ng~ncara persilangandua atau lebih individu, yang
dJlanjutkan dengan seleksi sering menghadapi
hambatan; antara lain: inkompatibilitas daD tidak
Pe~aman FI ha~il persilanganantaratetua akan
menghasllkan prog~m y~g bersegregasi. Untuk
menda~atkanprogem-progemyang homozigosmelalui
perpanjangangenerasi diperlukan sekitar 8 generasi
~F~). Kultur antera adalah salah satu teknik kultur
jarmgan yan~ dapat me~percepatprosesmendapatkan
galur homozlgosm~~alulpenggandaan.
Menurut Zapata
(1990), secarateorlUskultur anteramemiliki beberapa
keuntung~ yakni : (a) me~pe~olehsiklus pemuliaan
dengan dldapatnya homozlgosltas secara cepat; (b)
men~bah efis~eQsi
sele~si;(~) ~emperluasvariabilitas
geneuk ~elalul prod~ksl.varlaslgametoklonal;dan (d)
genreseslfterekspreslleblhcepat.
tersediany~ sumber gen yang diperlukan
nutfah budldaya.
Tek~ik kult.ur. ante~a pertarna kali berhasil
sub spesles padl japomca tahun 1968 (Niizeki
dalam plasma
Bi~tek~olo.gi menawarkan beberapa cara yang
da~at dlapllkaslkan dalam pemuliaan tanaman padi,
yaltu kultur jaringan, teknik penyelamatanembrio untuk
persilangan yang melibatkan kerabat liar, analisis
isoen~imatau DNA untuk berbagaisifat, sertarekayasa
gen~tlk. Dalam tulisan ini dikemukakanbeberapabasil
keglatan yang dilakukan di Balai Penelitian
' I
.
Biotekno.lo~i
antera
,
j
1
Tanaman
(jarmgan),
teknik
Pangan,
yang
penyelamatan
meliputi
kultur
em brio
daD
transformasi(rekayasagenetik).
I)
!
j
pada
daD
Oo~o, 196~). Selanjutnya penelitian diperluas untuk
IndIca (Karl~, 1987; Reddy et al., 1985). Sedangkan
untuk Javanlca yang banyak terdapat di Indonesia
tampaknya belum mendapatperhatian. Di Indonesia,
kult~r antera~adi diperkenalkanpada tahun 1991 daD
maslh.terns dlgunakand~lam program pemuliaanpadi
(Dewl et al., 1996;Hanarlda,1997;Suwamo,1996).
Keb~rhasilan
regenerasl
yang
kultur
memadal
a.ntera
dalam
untuk
arti
dapat
persentase
melakukan
seleksi, tentu sangat membantu program pemuliaan
BalaiPenelitian
Bioteknologi
Tanaman
Pangan,
Bogor
I
1
\
;
,
I
94
.
,
.J_-
~
Bul. Agron. (29) (3) 94 - 99 (2001)
padi. Namun demikian beberapa hal sangat mempengaruhikeberhasilankultur antera, yaitu komposisi
media, praperlakuan eksplan, genotipe tanaman,
lingkungan,dan stadia eksplan. Faktor-faktor tersebut
selain mempengaruhiefisiensi regenerasiitu sendiri,
juga mengakibatkanpermasalahanalbino. Penelitian
untuk mengatasikendala pembentukanalbino dalam
teknik kultur antera telah dilakukan (Purwoko et al.,
2000)yaitu denganpenambahanpoliamin kepadamedia
induksikalus dan regenerasi.
Secaraumum metodekultur anteraadalahsebagai
berikut: (I) eksplandikoleksi padasaatbunting; (2) pra
perlakuan pacta suhu 5° C selama (10-12) hari; (3)
induksi kalus;(4) regenerasi;dan (5) aklimatisasi.
PactaTabel I, disajikan beberapabasil penelitian
yang dilakukan di Balai Penelitian Bioteknologi
Tanaman Pangan Bogor. Tampak bahwa efisiensi
induksi kalus dan regenerasimasih rendah dan sangat
bervariasi, Namun demikian beberapa genotipe
memberikanjumlah lebih daTi 100 tanaman,sehingga
memberikan peluang untuk dapat melakukan seleksi.
Permasalahanalbino juga terlihat dimana tanaman
albino jumlahnya kebanyakanjauh melebihi tanaman
hijau,
TabelI. Induksi kalus dan regenerasitanamanbasil kultur antera
Genotipe
Antera
Kalus
(dalam%)
Regenerasi
Albin
Taipei309
Cisanggarung
Pucukl
Mesir
Mahakam/Simariti
Mahakam/Pucuk
Mesir/Grogo
Mesir/IRAT 144
Lalan/Simariti
Mahsuri/SeiLilin
BatangOmbilin/IR64
Sumber:
4270
2720
590
2600
54.576
42,680
128,044
26.690
4,750
46,050
27.000
1069(25)
843 (31)
27 (1,7)
223 (8.6)
1588(2.9)
576 (1.3)
870(3,1)
1411(5,3)
73 (1.5)
570 (1.2)
350 (1.3)
1. Masyhudi,M,F., 1992;
3, Suhartiniet ai" 1997;
Spesles
pad
.
.
I lIar
I
B
0
b
b
merupakan
sumber
k
d
e erapa sum er eragaman yang
genetlk
.
'
'
In! a ang- a ang atau a an tI
terse la sarna
k I' d
d . b d.d
(B
1990) M
Kh h
se a I pa a pa I u I aya Tar,
,enurut
us
(1990) d
k. k. 20
. 0
I ' 0
ter apat Ira- Ira
spesles ryza se am ryza
d
k
'
b
hk
.
.
satIva,
1
r
d
dak
.
dlantaranya
adalah
O.
d
.
0
officmahs
dan
O.
r~fipogon (AA) yang ~empunyal ketahananter~ada~
vIrustungro (K~bayas~1et al., 1994);. O. Austra~lensls
(EE) dan 00 rh,zomat,s (CC) untuk tahan kekermgan;
.
padl
.
,
.
lIar
dengan
genom
CCDD
00
;1;
0,
0
'
mmuta (BBCC) dan 0, punctata (BB, BBCC) untuk
terhadap
wereng
coklat;
0,
brachyantha
(FF)
(kerabat
denganslfat ketahananterhadappenggerekbatangpadl
unmg. engan memm a an sl1at-sllat pentmg
,
.,
tersebut
ke
dalam
padl
budldaya,
akan
.
dlperoleh
sering
abors
t
t
s
en
d
I
as
pa
I
u
n
a
a
u
d
t
1
FI
anaman
I
ya
engan
h
T
knl
.
.
n
Ica
seT
u
erumur
an
Ise
ama
an
avam
sarI
-
me
a
e
k
c
a
alah
se
penye
,
I ar
t e I a h
p
.
e ny
tan
Pandan
Setelah
erb
u
kan
embl
'
ama
l'
o
udak
IISO
asl
engan
an
an
ml
ros
op
I tanam
'
pacta
perluasan genetik untuk keperluan pemuliaan tanaman.
IdaHanaridaSomantridan A. Dinar Ambarwati
95
.
.
atan
(IR64
1
m
mas
penyelam
spesles
an
UI
rta
.
atau.
e
k
.
jauh)
1
I
ketahanan
liar
k d I I ' epert.
b
'
t
. . bli~i l. hl' brl.da
gugurnyaem no se elab 14 harl. fiert.lI IsaSI,
d.h ' Ik
d .k O
yang I asl an se I I
an ema, se
t .I '
.
k
embno (embryo rescue) merupakansuatu cara untu
!as
,
menga Ipermasalaban tersebu.t
P d. b d.d I d. d J
.
W . C. d
M
b
)
d.
akansebagal.tetua
angl, Isa ane, em eramo Igun
betina sedangkanspesiespadi liar sebagaitetuajantan,
Bunga daTi tanaman betina dikastrasi kemudian
d' b k d
.
'
I.
b k
b
k
I
.
d.
penyer u an, ma al Isemprot dengan hormon GA3
(asam gl.bere1I.k) dan dI' tutu p dengan kertas mm
' yak Blii.
. ~1
h.b .d b
10 14 h .
d. I
tk
1I . t k .
b d
k
t d ta d IRRI (1991) E b .
d.. I . d
b tu
'k
k dan d"
Iser
grandiglumls,
'
..
0
at!l°1la dan 0 . aIta untuk produk Sl. blomasa
tlnggl;.
[,
padi
, b b
a
(CC)
'
dengan
d..
.
I spesles 1Jar
. I ' k
Imll
.
k
0
0
171
57
116
562
27
152
27
I
4
3
3
3
3
3
3
3
2
2
Namun demikian,di dalammelakukanpersilanganpadi
,budidaya
yang
sangatpentmgdarl berbagalslfat, mlsalnya : ketahanan
. hama dan Imgkungan
.
terhadap penyaklt,
rawan.
t
121(11,3)
17(2.02)
5 (18,5)
38 (1.7)
49 (3,1)
109(18.9)
27(3.1)
58 (4,1)
7 (9.6)
105(18.4)
144(41,1)
-
2, Hanaridadan Rianawati,1996;
4. Masyhudiet ai" 1997.
TeknikPenyelamatanEmbrio
,
Hijau (dalam%)
39
1
\
Sumber
D.
d
hk
~
~
Bul. Agron. (29) (3) 94 - 99 (2001)
-"
-,,'4
1;
~;
:~
'0
media '14MS dalam tabung reaksi sampai membentuk
tanamanlengkap.
Aborsi atau gugumya embrio pada persilangan
kerabat jauh terjadi karena tidak berkembangnya
endosperm akibat tidak adanya perpasanganantar
kromosomkeduatetua yang berbedagenom(Khush dan
Brar, 1990).Oari sejumlahkombinasi persilanganyang
dilakukan, persentasebiji hibrida (seed set) bervariasi
dalam kisaran 1.8-40%(Tabel 2). Biji hibrida diperoleh
dari hasil perbandinganjumlah bungayang membentuk
biji hibrida denganjumlah bungayang disilangkan.
Persentasebiji hibrida tertinggi (40%) diperoleh
dari persilanganpadi budidayaMemberamodenganO.
rufipogon yang bergenom AA. Secara umum,
persilanganyang melibatkan padi liar yang bergenom
AA memberikanpeluangterbentuknyabiji hibrida yang
tidak menjaminterbentuknyaembrio hibrid, karenaada
kemungkinan terdapat perbedaan struktur gen dan
kromosom dari kedua spesies. Persilangan yang
dilakukanBrar (1991) antaraO. sativa denganO. nivara
(AA) menghasilkanpersentasebiji hibrida yang tinggi
dari 9,1-62,2%,sedangkandenganO. australiensis(EE)
menghasilkan 0,5-3,2%. Beberapa penelitian yang
dilakukan di Balitbio denganpadi liar O. australiensis
memberikanpersentaseseedset yang lebih tinggi yaitu
4,1-16,9%.
Oari sejumlahbiji hibrida yang dihasilkan, tidak
semuaembrionyabisa ditanam/dikulturkanpadamedia.
Oemikian pula pada saat embrio ditanam, tidak
semuanyabisa tumbuh membentuk tanaman lengkap
(planlet). Kegagalan terutama disebabkan adanya
kontaminasi atau tidak sempumanya proses isolasi
lebih tinggi dibandingkandenganyang bergenomselain
AA (Brar, 1991). Sebaliknya Nezu et al. (1960)
berpendapatbahwa spesiesdengangenom yang sarna
sehingga embrio rusak. Oari planlet yang dihasilkan
kemudian dialimatisasi dan dipelihara sampai membentuktanamandewasa.
Tabel2. Hasil penyelamatanembrio persilanganpadi budidayadenganpadi liar.
No. Kombinasipersilangan
Bunga
Biji
disilangkan hibrida
I.
IR64xO.officinalis
IR64 x O. australiensis
IR64 x O. grandiglumis
IR64 x O. latifolia
IR64 x O. punctata
IR64 x O. brachyantha
IR64xO.rufipogon
IR64 x O. rhizomatis
IR64 x O. minuta
IR64 x O. alIa
Pandanwangix O. officinalis
Pandanwangix O. australiensis
Pandanwangix O. grandiglumis
Pandanwangix O.punctata
Cisadanex O. officinalis
Cisadanex O. australiensis
Cisadanex O. grandiglumis
639
169
347
53
53
492
138
116
383
231
77
140
60
49
298
515
428
62(9.7)
7 (4.1)
59 (17)
1 (1.8)
2 (3.8)
43 (8.7)
16(11.6)
2 (2.3)
22 (5.7)
15(6.5)
13 (16.9)
14 (10)
24 (40)
11 (22.4)
20 (6.7)
81 (15.7)
95 (22.2)
50
7
56
I
2
6
11
2
19
14
11
14
20
11
20
60
72
9(18)
3 (42,9)
16 (28,6)
1 (100)
1 (50)
0
8(72.7)
I (50)
11 (53.2)
1 (7.1)
5 (45.5)
6 (42.9)
18 (90)
2 (18..2)
0
1 (1.7)
17 (23.6)
,
Cisadane xO.punctata
Cisadane x O. brachyantha
78
560
20(25.6)
15 (2.7)
18
13
2(11.1)
I (7.7)
:
Cisadanex O. rufipogon
85
5 (5.9)
3
0
Cisadane x O. rhizomatis
133
6 (7.2)
5
1 (20)
Memberamox O. australiensis
Memberamox O. latifolia
Memberamox O. rufipogon
Memberamo x O. rhizomatis
Memberamox O. alIa
77
140
60
49
298
13 (16.9)
14(10)
24 (40)
II (22.4)
20 (6.7)
11
14
20
11
20
5 (45.5)
6 (42.9)
18 (90)
2 (18..2)
0
2.
3.
i
!
4.
Embrio
ditanam
Embrio
tumbuh
Sumber: Abdullah dan Hanarida(1995); Hanaridadan Rodiyah(2000).
I
!
i
96
KulturAntera,TeknikPenyelamatan
Embrio...
I
i
.
i
~~
Bul. Agron. (29) (3) 94 - 99 (2001)
RekayasaGenetik
T k .k b. t k I
.
.
10e no ogl.
e nl
,
...
,
terhadap
hama
batang
.
padl
kumng
d ..
gen
menunjang
.
. . d'
pemulraan
padl
.
adalah
.
.
Inl Iper u an untuk perbal.kan tanaman,khususnyab.1
Ia
t ' d k d .t
] a I emukan sumber ketahanan d.I daIam k0Iek Sl.
genetlk
melalul
I k
transformasl
gen.
Teknologl
.
plasma
nutfah
maupun
kerabat
Ilarnya.
Beberapa
sumber gen ketahanan terhadap hama telah dapat
d" I ' d .
.
I . d
d
d . . . k
k
IIsoaSI
an
genom
orgamsme
tanaman
.
an
apat
secara
.
asl
an
e
langsung
.
bombardment)
I
ISISlp
.
transformasl
..
(mlkroprojektll
IISO
am
dengan
d
.
an
B
maupun
./.I
aCI
h
us
t
tldak
langsung
.I 'k '
meml
I
I
kemampuanmembentuk knstal yang berslfat tokslk
'
terhadap penggerek batang golongan LepIdoptera
W
I
1996
( uno et a .,
).
'
'
clrpop
ago
pa
'
mcertu
alpel
yang
...
urmglensls
(S
penggerek
(Agrobacterlum tumefaclens). Gen cry (Bt) yang
untuk
rekayasa
,,
Penelitian transformasi telah dilakukan pada
tanamanpadi untuk memperolehtanamanyang tahan
h
[,
Wlk L
k t k ik .k
. k .1 (F
t
I 1996)
guna an e .n ml
auque
,
. roproje tl
... et a .,
Kalus embnogenik yang berasalclan embno tua padl
T ..
309 (J
.
A semandI. dan ROjO
. IeIe (Javamca
' ) d Iguna
.
kan sebagar
'
k
I
S
b
I
bak
k
I
d.
e sp an.
e e urn
penem
an
e sp an
Iper laku kan
d
d.
t .k
.t I d
b'
d. ak
d lah SBB d
UBB
b ..
Ab UBC
b . .
.1
, .
dIapIrkaslkan
I
Iamnya
'
yang dapat
as
apomca
a
me
la
osmo
Igun
an
) ,
I
a
.
urn
B
d
optera
engawan
manl
a
epl
S
0
p
an
an
sor
)
0
I 0
(I
I t 0
p
meng-
I .
PI
n
d
Ica,
.
asml
yang
)
.d
ens
I
l
A
d
b
'
'. gen
P
marker
dlgunakan
pRQ6
bak
ak
(gus,
.
t
hpt)
k
tr
atau
ti
.
4
I. '. enem
unt uk gentarget dan genmarker, EkspIan yang sudah
d.tr ti
'
d .tu b hk
I ans ormasl
m u Beberapa
an pada basil
med.lapenelitian
seIekSl'
higromisin
atau I basta,
disajikanpadaTabel3.
,
,
Tabel3,Generasiawal (To) basil transformasidenganpUBB, pSBB, clanpUBC,
=- Kalus tahan
.
,Kalus,
Kalus
Varletas
PlasmId
d' t b k
padamedIum d'
,
I em a
I k '
Iregenerasl
Taipei 309
pSBB
I
i
pUBB
Asemandi
Rojolele
i
BengawanSolo
438
170
. se e Sl .
70 (16%)
68 (40%)
40
52
Jumlah
tanaman
91
24
pUBC
312
129(41.4%)
i
117
57
pUBB
468
69(14.7%)
\
57
49
pSBB
pUBC
pUBB
pSBB
pUBC
pUBB
pUBC
88
190
438
165
340
508
235
5 (5,7%)
69 (36.3%)
24 (5.5%)
22 (13.3%)
47 (13,8%)
9 (1.8%)
96 (40,8%)
5
69
24
22
43
1
79
0
24
0
0
0
0
0
. higromisin 40 mil
Sumber: Hanaridaet at. (2000).
;
~
I
!:
t
,
1
I
i,
I
Transformasi pada Taipei 309 menggunakan
ketigaplasmid pUBB, pSBB clanpUBC menghasilkan
172 tanamanputativ transgenik.Sedangkanpada padi
JavanicaAsemandi menghasilkan 73 tanaman yang
diperkirakan mengandung gen cryIAb atau cryIAc.
Rojolele hanya menghasilkankalus denganspot hijau
(greenspots)tetapi belum bisa beregenerasi
membentuk
tanaman.Ketika dilakukan terhadapvarietasBengawan
Solo (Indica), hanya diperoleh kalus transforman (140%), Terlihat bahwa dari empat varietas yang
digunakanmemberikanrespon yang berbeda.Menurut
tidaknya (integrasi) gen cry pada genom tanaman ,
Identifikasi padajaringan tanamanyang tertransformasi
dapat dilakukan dengan beberapateknik, diantaranya
adalah PCR clan analisis Southern Blot (Chee et al.,
1991),Dari 24 tanamanTaipei 309 yang diuji, diperoleh
6 tanaman yang positif mengandung gen cryIAb
(Gambar 1), yang ditandai dengan terbentuknya pita
DNA denganukuransepertiyang diharapkan(1000 bp).
Lebih lanjut, identifikasi transgen perlu dilakukan
menggunakananalisisSouthernBlot untuk mengetahui
informasi jumlah kopi gen target. Hasil hibridisasi
Ambarwati (1993) masalah yang sering dihadapi dalam
meregenerasikan kalus adalah perbedaan tingkat
Southern Blot dari 6 sampel tanaman yang telah positif
pada pengujian PCR ditampilkan pada Gambar 2.
embriogenik kalus clan genotip yang digunakan.
Disamping itu, proses transformasi dapat juga
menurunkankemampuanataudayaregenerasi,
Dari tanaman putativ transgenik yang diperoleh,
perludilakukan pengujianmolekuler untuk melihat ada
Terlihat bahwa6 tanamanyang diuji juga menunjukkan
basil positif pada pengujian Southern Blot dengan
terbentuknya3 pita DNA.
IdaHanarida
SomantridanA. DinarAmbarwati
97
.
:
,
Cryl.
pBar.
an
~
.
~-
~
~cc~~~"4~~
I
C
Bul. Agron. (29) (3) 94
- 99 (2001)
~
,
~
I
DAFTAR PUSTAKA
.
..
Amb~rwat~,A.I? .1993. Regenerasl tanaman padl
javamca, indica, dan japonica. Dalam S.
Brotonegoro dkk (eds.). Prosiding Lokakarya
Penelitian Komoditas dan Studi Khusus. 1992.
Vol. II : 746-756.AARP, BadanLitbang Pertanian
bekerjasama
denganOirjen DIKTI.
Brar, D.S. 1990.Wide hybridization: potentialsin rice
improvement. RBTW I Oct-23 Nov. 1990.
InternationalRice ResearchInstitute. Los Banos.
Philippines.
Brar,. D.S. 1991. Wide hybridization for rice
Improvement. Second Rice Biotechnology
Training Course. 15 Oct - 27 Nov. 1991.
InternationalRice ResearchInstitute. Los Banos,
Philippines.
Chee, P.P., R.F. Orong, J.L. Slightom. 1991. Using
polymerasechain reaction to identify transgenic
plants.Plant Mol. BioI. Manual.3: 1-28.
Dewi, I.S., I. Hanarida, S. Rianawati. 1996. Anther
culture and its application for rice improvement
program in Indoensia.IndonesianAgric. & Dev.
Journal18 (3) : 51-56.
Fauquet,C.M., S. Zhang, L. Chen, P. Marmey, de
Kochko, R. N. Beachy. 1996. Biolistic
transformationof rice: now efficient and routine
forjaponica and indica rice. pp : 153-165.In G.S.
Khush (ed.). Proceding of the 3rd International
Rice Genetics Symposium. 16-20 October 1995.
Manila, Philippines.
Hanarida,1. 1997.Eksplorasimarkahmolekulertoleran
keracunanbesi (Fe) pada tanamanpadi. Laporan
tahun II RUT. RUT 1995/96. DRN, Bappenas,
LIPI, BPPT.
Hanarida,I.S., S. Rianawati. 1996. Kultur anterapada
padi Fl silangan-silanganpadi unggul untuk
memperolehpadi tahan terhadapkeracunanbesi.
LaporanRUT Ill. DRN, Bappenas,LIPI, BPPT.
Kobayashi, N., R. Ikeda, D.A. Vaughan. 1994.
Screeningwild species of rice (Oryza spp) for
resistanceto rice tungro disease.JARQ 28: 230236.
Masyhudi, M.F. 1992. Effect of plant genotypeson
callus formation and plant regenerationof indica,
japonica,andjavanica. PenelitianPertanianVo. 12
(2) : 55-59.
Masyhudi, M.F., A.D. Ambarwati, Suwarno. 1997.
Kemampuan regenerasi tanaman pada kultur
antera beberapavarietas padi lahan pasangsurut
dan rawa. Journal Bioteknologi Pertanian,Vol. 2.
No.1. pp : 1-8.
Nezu, M., T.C. Katayama, H. Kihara. 1960. Genetic
study of genus Oryza. Crossability and
chromosonalaffinity among 17 species. Seiken
Ziho II: 1-11.
...
NlIzekl, H., K. Oono. 1968. Induction of haploid rice
plants from anther culture. Proc. JapanAcad. 44:
;
554-557.
Purwoko, B.S., I.S. Dewi, A. Mufida. 1997. Pengaruh
poliamin terhadap kultur antera padi. Poster
dipresen~sikan pada Seminar and Kongres
PerhimpunanBioteknologi PertanianI. Surabaya,
13-17M~ret 1997.
Reddy,V.S., S. Leelavathi,S.K. Sen. 1985.Influenceof
genotypeand culture mediumon microsporecallus
induction and green plantlet regeneration in
anthersof Oryza sativa. Physiol. Plant 63: 309314.
Suhartini, T., I. Hanarida, I. S. Dewi, S. Rianawati,
AIlidawati, Suwarno.1997.Perbaikangenetikpadi
rawa pasangsurut melalui kultur antera. Laporan
Hasil PenelitianAPBN 1996/97.Balitibo, Bogor.
14 hIm.
Suwarno. 1996. Perbaikanvarietas padi rawa pasang
surut melalui kultur anter. LaporanTahun Pertama
APBN 1996/97. Kelti Sumber Daya Genetik,
Balitbio, Bogor.
IRRI, 1991. Wide hybridization protocol. Second Rice
r
I
I
"~
.
,---
BiotechnologyTraining Course.15 Oct - 27 Nov.
1991. International Rice ResearchInstitute, Los
Banos,Philippines.
.
Kanm,N.H. 1987.Regenerationof anther-derivedcalli.
IRRn 12(2): 26.
Wunn, J., A. Kloti, P.K. Burkhardt, G. Biswas, K.
Lauris, V.A. Iglesias,I. Ptrylens. 1996.Transgenic
indica rice breeding line IR58 expressing a
synthetic cryIA(b)
gene from
Bacillus
thuringiensisprovideseffective insectpestcontrol.
Biofrechnology 14: 171-176.
Khush,G.S. 1990.Rice Cytogenetics.RBTW 1 Oct-23
Nov. 1990. In.t~rn~tionalRice ResearchInstitute.
Los Banos,PhiliPPines.
Zapata,F.J. 1990.Tissue culture techniques.RBTW I
Oct - 23 ~ov: 1990. Internat. rice Res. Inst. Los
Banos,Philippines.
:
I
;
IdaHanarida
SomantridanA. DinarAmbarwati
I
i
I
f:_~
~L
CC~
99
--
- --~~-~,~-~
---
,-
Bul. Agron. (29) (3) 94 - 99 (2001)
-'--
"' ',
i
Kultur Antera, Teknik Penyelamatan Embrio
daD Rekayasa Genetik untuk Menunjang Pemuliaan Tanaman Padi
Ii
Anther Culture, Embryo Rescue,
and Genetic Engineering to Support Rice Breeding
Ida Hanarida Somantril) daDA. Dinar Ambarwatil)
ABSTRACT
E
The ~ucc~es.of biotechnologyin devolepedcountry encouraged
Indonesia to use it in rice breedingprogram.
very techm:k In bIotechnologyhas advantageand it can be usedto solve a problem in a certaianpurpose. Embryo
rescuetechmchsolvedthe problem of crossingwith wild species.This technickmay insert a genfrom one organismto
ano~herthrough gen transformationtechnich. Theanther culture technichbeenusedon rice.. Javonica,Javanicaand
~ndlca.Generally, the percentage of callus induction and regenerationhas great variation (1.8% - 40%). It was
Influencedby the numberand type of genome.Thetransformationof rice using microprojectyl systemusing cry gene
rhesulted172putativ~ transgenicplants. TwentyfIVe of them have beentestedusing moleculertechnickand it showed
t at theplants containedcry gea.
,
\
r
Keywords..Antherculture,Embryorescue,Rice
,
i
i
PENDAHULUAN
;
!
Kultur Antera
Padi merupakanmakanan pokok sebagianbesar
pen~uduk Indonesia, sehingga kedudukannyasangat
pentmg dan strategis ditinjau dari segala segi. Untuk
mengimbangi laju pertarnbahan penduduk yang
berakibat meningkatnya kebutuhan akan beras bukan
merupakan pekerjaan yang mudah, karena berbagai
kendalaproduksiseringkalimenyebabkankegagalan.
Pemuliaan tanaman untuk mendapatkanvarietas
unggul adalah salah satu usaha dalam menanggulangi
kendalaproduksi.Namun demikian pemuliaantanaman
d~ng~ncara persilangandua atau lebih individu, yang
dJlanjutkan dengan seleksi sering menghadapi
hambatan; antara lain: inkompatibilitas daD tidak
Pe~aman FI ha~il persilanganantaratetua akan
menghasllkan prog~m y~g bersegregasi. Untuk
menda~atkanprogem-progemyang homozigosmelalui
perpanjangangenerasi diperlukan sekitar 8 generasi
~F~). Kultur antera adalah salah satu teknik kultur
jarmgan yan~ dapat me~percepatprosesmendapatkan
galur homozlgosm~~alulpenggandaan.
Menurut Zapata
(1990), secarateorlUskultur anteramemiliki beberapa
keuntung~ yakni : (a) me~pe~olehsiklus pemuliaan
dengan dldapatnya homozlgosltas secara cepat; (b)
men~bah efis~eQsi
sele~si;(~) ~emperluasvariabilitas
geneuk ~elalul prod~ksl.varlaslgametoklonal;dan (d)
genreseslfterekspreslleblhcepat.
tersediany~ sumber gen yang diperlukan
nutfah budldaya.
Tek~ik kult.ur. ante~a pertarna kali berhasil
sub spesles padl japomca tahun 1968 (Niizeki
dalam plasma
Bi~tek~olo.gi menawarkan beberapa cara yang
da~at dlapllkaslkan dalam pemuliaan tanaman padi,
yaltu kultur jaringan, teknik penyelamatanembrio untuk
persilangan yang melibatkan kerabat liar, analisis
isoen~imatau DNA untuk berbagaisifat, sertarekayasa
gen~tlk. Dalam tulisan ini dikemukakanbeberapabasil
keglatan yang dilakukan di Balai Penelitian
' I
.
Biotekno.lo~i
antera
,
j
1
Tanaman
(jarmgan),
teknik
Pangan,
yang
penyelamatan
meliputi
kultur
em brio
daD
transformasi(rekayasagenetik).
I)
!
j
pada
daD
Oo~o, 196~). Selanjutnya penelitian diperluas untuk
IndIca (Karl~, 1987; Reddy et al., 1985). Sedangkan
untuk Javanlca yang banyak terdapat di Indonesia
tampaknya belum mendapatperhatian. Di Indonesia,
kult~r antera~adi diperkenalkanpada tahun 1991 daD
maslh.terns dlgunakand~lam program pemuliaanpadi
(Dewl et al., 1996;Hanarlda,1997;Suwamo,1996).
Keb~rhasilan
regenerasl
yang
kultur
memadal
a.ntera
dalam
untuk
arti
dapat
persentase
melakukan
seleksi, tentu sangat membantu program pemuliaan
BalaiPenelitian
Bioteknologi
Tanaman
Pangan,
Bogor
I
1
\
;
,
I
94
.
,
- --~~-~,~-~
---
,-
Bul. Agron. (29) (3) 94 - 99 (2001)
-'--
"' ',
i
Kultur Antera, Teknik Penyelamatan Embrio
daD Rekayasa Genetik untuk Menunjang Pemuliaan Tanaman Padi
Ii
Anther Culture, Embryo Rescue,
and Genetic Engineering to Support Rice Breeding
Ida Hanarida Somantril) daDA. Dinar Ambarwatil)
ABSTRACT
E
The ~ucc~es.of biotechnologyin devolepedcountry encouraged
Indonesia to use it in rice breedingprogram.
very techm:k In bIotechnologyhas advantageand it can be usedto solve a problem in a certaianpurpose. Embryo
rescuetechmchsolvedthe problem of crossingwith wild species.This technickmay insert a genfrom one organismto
ano~herthrough gen transformationtechnich. Theanther culture technichbeenusedon rice.. Javonica,Javanicaand
~ndlca.Generally, the percentage of callus induction and regenerationhas great variation (1.8% - 40%). It was
Influencedby the numberand type of genome.Thetransformationof rice using microprojectyl systemusing cry gene
rhesulted172putativ~ transgenicplants. TwentyfIVe of them have beentestedusing moleculertechnickand it showed
t at theplants containedcry gea.
,
\
r
Keywords..Antherculture,Embryorescue,Rice
,
i
i
PENDAHULUAN
;
!
Kultur Antera
Padi merupakanmakanan pokok sebagianbesar
pen~uduk Indonesia, sehingga kedudukannyasangat
pentmg dan strategis ditinjau dari segala segi. Untuk
mengimbangi laju pertarnbahan penduduk yang
berakibat meningkatnya kebutuhan akan beras bukan
merupakan pekerjaan yang mudah, karena berbagai
kendalaproduksiseringkalimenyebabkankegagalan.
Pemuliaan tanaman untuk mendapatkanvarietas
unggul adalah salah satu usaha dalam menanggulangi
kendalaproduksi.Namun demikian pemuliaantanaman
d~ng~ncara persilangandua atau lebih individu, yang
dJlanjutkan dengan seleksi sering menghadapi
hambatan; antara lain: inkompatibilitas daD tidak
Pe~aman FI ha~il persilanganantaratetua akan
menghasllkan prog~m y~g bersegregasi. Untuk
menda~atkanprogem-progemyang homozigosmelalui
perpanjangangenerasi diperlukan sekitar 8 generasi
~F~). Kultur antera adalah salah satu teknik kultur
jarmgan yan~ dapat me~percepatprosesmendapatkan
galur homozlgosm~~alulpenggandaan.
Menurut Zapata
(1990), secarateorlUskultur anteramemiliki beberapa
keuntung~ yakni : (a) me~pe~olehsiklus pemuliaan
dengan dldapatnya homozlgosltas secara cepat; (b)
men~bah efis~eQsi
sele~si;(~) ~emperluasvariabilitas
geneuk ~elalul prod~ksl.varlaslgametoklonal;dan (d)
genreseslfterekspreslleblhcepat.
tersediany~ sumber gen yang diperlukan
nutfah budldaya.
Tek~ik kult.ur. ante~a pertarna kali berhasil
sub spesles padl japomca tahun 1968 (Niizeki
dalam plasma
Bi~tek~olo.gi menawarkan beberapa cara yang
da~at dlapllkaslkan dalam pemuliaan tanaman padi,
yaltu kultur jaringan, teknik penyelamatanembrio untuk
persilangan yang melibatkan kerabat liar, analisis
isoen~imatau DNA untuk berbagaisifat, sertarekayasa
gen~tlk. Dalam tulisan ini dikemukakanbeberapabasil
keglatan yang dilakukan di Balai Penelitian
' I
.
Biotekno.lo~i
antera
,
j
1
Tanaman
(jarmgan),
teknik
Pangan,
yang
penyelamatan
meliputi
kultur
em brio
daD
transformasi(rekayasagenetik).
I)
!
j
pada
daD
Oo~o, 196~). Selanjutnya penelitian diperluas untuk
IndIca (Karl~, 1987; Reddy et al., 1985). Sedangkan
untuk Javanlca yang banyak terdapat di Indonesia
tampaknya belum mendapatperhatian. Di Indonesia,
kult~r antera~adi diperkenalkanpada tahun 1991 daD
maslh.terns dlgunakand~lam program pemuliaanpadi
(Dewl et al., 1996;Hanarlda,1997;Suwamo,1996).
Keb~rhasilan
regenerasl
yang
kultur
memadal
a.ntera
dalam
untuk
arti
dapat
persentase
melakukan
seleksi, tentu sangat membantu program pemuliaan
BalaiPenelitian
Bioteknologi
Tanaman
Pangan,
Bogor
I
1
\
;
,
I
94
.
,
.J_-
~
Bul. Agron. (29) (3) 94 - 99 (2001)
padi. Namun demikian beberapa hal sangat mempengaruhikeberhasilankultur antera, yaitu komposisi
media, praperlakuan eksplan, genotipe tanaman,
lingkungan,dan stadia eksplan. Faktor-faktor tersebut
selain mempengaruhiefisiensi regenerasiitu sendiri,
juga mengakibatkanpermasalahanalbino. Penelitian
untuk mengatasikendala pembentukanalbino dalam
teknik kultur antera telah dilakukan (Purwoko et al.,
2000)yaitu denganpenambahanpoliamin kepadamedia
induksikalus dan regenerasi.
Secaraumum metodekultur anteraadalahsebagai
berikut: (I) eksplandikoleksi padasaatbunting; (2) pra
perlakuan pacta suhu 5° C selama (10-12) hari; (3)
induksi kalus;(4) regenerasi;dan (5) aklimatisasi.
PactaTabel I, disajikan beberapabasil penelitian
yang dilakukan di Balai Penelitian Bioteknologi
Tanaman Pangan Bogor. Tampak bahwa efisiensi
induksi kalus dan regenerasimasih rendah dan sangat
bervariasi, Namun demikian beberapa genotipe
memberikanjumlah lebih daTi 100 tanaman,sehingga
memberikan peluang untuk dapat melakukan seleksi.
Permasalahanalbino juga terlihat dimana tanaman
albino jumlahnya kebanyakanjauh melebihi tanaman
hijau,
TabelI. Induksi kalus dan regenerasitanamanbasil kultur antera
Genotipe
Antera
Kalus
(dalam%)
Regenerasi
Albin
Taipei309
Cisanggarung
Pucukl
Mesir
Mahakam/Simariti
Mahakam/Pucuk
Mesir/Grogo
Mesir/IRAT 144
Lalan/Simariti
Mahsuri/SeiLilin
BatangOmbilin/IR64
Sumber:
4270
2720
590
2600
54.576
42,680
128,044
26.690
4,750
46,050
27.000
1069(25)
843 (31)
27 (1,7)
223 (8.6)
1588(2.9)
576 (1.3)
870(3,1)
1411(5,3)
73 (1.5)
570 (1.2)
350 (1.3)
1. Masyhudi,M,F., 1992;
3, Suhartiniet ai" 1997;
Spesles
pad
.
.
I lIar
I
B
0
b
b
merupakan
sumber
k
d
e erapa sum er eragaman yang
genetlk
.
'
'
In! a ang- a ang atau a an tI
terse la sarna
k I' d
d . b d.d
(B
1990) M
Kh h
se a I pa a pa I u I aya Tar,
,enurut
us
(1990) d
k. k. 20
. 0
I ' 0
ter apat Ira- Ira
spesles ryza se am ryza
d
k
'
b
hk
.
.
satIva,
1
r
d
dak
.
dlantaranya
adalah
O.
d
.
0
officmahs
dan
O.
r~fipogon (AA) yang ~empunyal ketahananter~ada~
vIrustungro (K~bayas~1et al., 1994);. O. Austra~lensls
(EE) dan 00 rh,zomat,s (CC) untuk tahan kekermgan;
.
padl
.
,
.
lIar
dengan
genom
CCDD
00
;1;
0,
0
'
mmuta (BBCC) dan 0, punctata (BB, BBCC) untuk
terhadap
wereng
coklat;
0,
brachyantha
(FF)
(kerabat
denganslfat ketahananterhadappenggerekbatangpadl
unmg. engan memm a an sl1at-sllat pentmg
,
.,
tersebut
ke
dalam
padl
budldaya,
akan
.
dlperoleh
sering
abors
t
t
s
en
d
I
as
pa
I
u
n
a
a
u
d
t
1
FI
anaman
I
ya
engan
h
T
knl
.
.
n
Ica
seT
u
erumur
an
Ise
ama
an
avam
sarI
-
me
a
e
k
c
a
alah
se
penye
,
I ar
t e I a h
p
.
e ny
tan
Pandan
Setelah
erb
u
kan
embl
'
ama
l'
o
udak
IISO
asl
engan
an
an
ml
ros
op
I tanam
'
pacta
perluasan genetik untuk keperluan pemuliaan tanaman.
IdaHanaridaSomantridan A. Dinar Ambarwati
95
.
.
atan
(IR64
1
m
mas
penyelam
spesles
an
UI
rta
.
atau.
e
k
.
jauh)
1
I
ketahanan
liar
k d I I ' epert.
b
'
t
. . bli~i l. hl' brl.da
gugurnyaem no se elab 14 harl. fiert.lI IsaSI,
d.h ' Ik
d .k O
yang I asl an se I I
an ema, se
t .I '
.
k
embno (embryo rescue) merupakansuatu cara untu
!as
,
menga Ipermasalaban tersebu.t
P d. b d.d I d. d J
.
W . C. d
M
b
)
d.
akansebagal.tetua
angl, Isa ane, em eramo Igun
betina sedangkanspesiespadi liar sebagaitetuajantan,
Bunga daTi tanaman betina dikastrasi kemudian
d' b k d
.
'
I.
b k
b
k
I
.
d.
penyer u an, ma al Isemprot dengan hormon GA3
(asam gl.bere1I.k) dan dI' tutu p dengan kertas mm
' yak Blii.
. ~1
h.b .d b
10 14 h .
d. I
tk
1I . t k .
b d
k
t d ta d IRRI (1991) E b .
d.. I . d
b tu
'k
k dan d"
Iser
grandiglumls,
'
..
0
at!l°1la dan 0 . aIta untuk produk Sl. blomasa
tlnggl;.
[,
padi
, b b
a
(CC)
'
dengan
d..
.
I spesles 1Jar
. I ' k
Imll
.
k
0
0
171
57
116
562
27
152
27
I
4
3
3
3
3
3
3
3
2
2
Namun demikian,di dalammelakukanpersilanganpadi
,budidaya
yang
sangatpentmgdarl berbagalslfat, mlsalnya : ketahanan
. hama dan Imgkungan
.
terhadap penyaklt,
rawan.
t
121(11,3)
17(2.02)
5 (18,5)
38 (1.7)
49 (3,1)
109(18.9)
27(3.1)
58 (4,1)
7 (9.6)
105(18.4)
144(41,1)
-
2, Hanaridadan Rianawati,1996;
4. Masyhudiet ai" 1997.
TeknikPenyelamatanEmbrio
,
Hijau (dalam%)
39
1
\
Sumber
D.
d
hk
~
~
Bul. Agron. (29) (3) 94 - 99 (2001)
-"
-,,'4
1;
~;
:~
'0
media '14MS dalam tabung reaksi sampai membentuk
tanamanlengkap.
Aborsi atau gugumya embrio pada persilangan
kerabat jauh terjadi karena tidak berkembangnya
endosperm akibat tidak adanya perpasanganantar
kromosomkeduatetua yang berbedagenom(Khush dan
Brar, 1990).Oari sejumlahkombinasi persilanganyang
dilakukan, persentasebiji hibrida (seed set) bervariasi
dalam kisaran 1.8-40%(Tabel 2). Biji hibrida diperoleh
dari hasil perbandinganjumlah bungayang membentuk
biji hibrida denganjumlah bungayang disilangkan.
Persentasebiji hibrida tertinggi (40%) diperoleh
dari persilanganpadi budidayaMemberamodenganO.
rufipogon yang bergenom AA. Secara umum,
persilanganyang melibatkan padi liar yang bergenom
AA memberikanpeluangterbentuknyabiji hibrida yang
tidak menjaminterbentuknyaembrio hibrid, karenaada
kemungkinan terdapat perbedaan struktur gen dan
kromosom dari kedua spesies. Persilangan yang
dilakukanBrar (1991) antaraO. sativa denganO. nivara
(AA) menghasilkanpersentasebiji hibrida yang tinggi
dari 9,1-62,2%,sedangkandenganO. australiensis(EE)
menghasilkan 0,5-3,2%. Beberapa penelitian yang
dilakukan di Balitbio denganpadi liar O. australiensis
memberikanpersentaseseedset yang lebih tinggi yaitu
4,1-16,9%.
Oari sejumlahbiji hibrida yang dihasilkan, tidak
semuaembrionyabisa ditanam/dikulturkanpadamedia.
Oemikian pula pada saat embrio ditanam, tidak
semuanyabisa tumbuh membentuk tanaman lengkap
(planlet). Kegagalan terutama disebabkan adanya
kontaminasi atau tidak sempumanya proses isolasi
lebih tinggi dibandingkandenganyang bergenomselain
AA (Brar, 1991). Sebaliknya Nezu et al. (1960)
berpendapatbahwa spesiesdengangenom yang sarna
sehingga embrio rusak. Oari planlet yang dihasilkan
kemudian dialimatisasi dan dipelihara sampai membentuktanamandewasa.
Tabel2. Hasil penyelamatanembrio persilanganpadi budidayadenganpadi liar.
No. Kombinasipersilangan
Bunga
Biji
disilangkan hibrida
I.
IR64xO.officinalis
IR64 x O. australiensis
IR64 x O. grandiglumis
IR64 x O. latifolia
IR64 x O. punctata
IR64 x O. brachyantha
IR64xO.rufipogon
IR64 x O. rhizomatis
IR64 x O. minuta
IR64 x O. alIa
Pandanwangix O. officinalis
Pandanwangix O. australiensis
Pandanwangix O. grandiglumis
Pandanwangix O.punctata
Cisadanex O. officinalis
Cisadanex O. australiensis
Cisadanex O. grandiglumis
639
169
347
53
53
492
138
116
383
231
77
140
60
49
298
515
428
62(9.7)
7 (4.1)
59 (17)
1 (1.8)
2 (3.8)
43 (8.7)
16(11.6)
2 (2.3)
22 (5.7)
15(6.5)
13 (16.9)
14 (10)
24 (40)
11 (22.4)
20 (6.7)
81 (15.7)
95 (22.2)
50
7
56
I
2
6
11
2
19
14
11
14
20
11
20
60
72
9(18)
3 (42,9)
16 (28,6)
1 (100)
1 (50)
0
8(72.7)
I (50)
11 (53.2)
1 (7.1)
5 (45.5)
6 (42.9)
18 (90)
2 (18..2)
0
1 (1.7)
17 (23.6)
,
Cisadane xO.punctata
Cisadane x O. brachyantha
78
560
20(25.6)
15 (2.7)
18
13
2(11.1)
I (7.7)
:
Cisadanex O. rufipogon
85
5 (5.9)
3
0
Cisadane x O. rhizomatis
133
6 (7.2)
5
1 (20)
Memberamox O. australiensis
Memberamox O. latifolia
Memberamox O. rufipogon
Memberamo x O. rhizomatis
Memberamox O. alIa
77
140
60
49
298
13 (16.9)
14(10)
24 (40)
II (22.4)
20 (6.7)
11
14
20
11
20
5 (45.5)
6 (42.9)
18 (90)
2 (18..2)
0
2.
3.
i
!
4.
Embrio
ditanam
Embrio
tumbuh
Sumber: Abdullah dan Hanarida(1995); Hanaridadan Rodiyah(2000).
I
!
i
96
KulturAntera,TeknikPenyelamatan
Embrio...
I
i
.
i
~~
Bul. Agron. (29) (3) 94 - 99 (2001)
RekayasaGenetik
T k .k b. t k I
.
.
10e no ogl.
e nl
,
...
,
terhadap
hama
batang
.
padl
kumng
d ..
gen
menunjang
.
. . d'
pemulraan
padl
.
adalah
.
.
Inl Iper u an untuk perbal.kan tanaman,khususnyab.1
Ia
t ' d k d .t
] a I emukan sumber ketahanan d.I daIam k0Iek Sl.
genetlk
melalul
I k
transformasl
gen.
Teknologl
.
plasma
nutfah
maupun
kerabat
Ilarnya.
Beberapa
sumber gen ketahanan terhadap hama telah dapat
d" I ' d .
.
I . d
d
d . . . k
k
IIsoaSI
an
genom
orgamsme
tanaman
.
an
apat
secara
.
asl
an
e
langsung
.
bombardment)
I
ISISlp
.
transformasl
..
(mlkroprojektll
IISO
am
dengan
d
.
an
B
maupun
./.I
aCI
h
us
t
tldak
langsung
.I 'k '
meml
I
I
kemampuanmembentuk knstal yang berslfat tokslk
'
terhadap penggerek batang golongan LepIdoptera
W
I
1996
( uno et a .,
).
'
'
clrpop
ago
pa
'
mcertu
alpel
yang
...
urmglensls
(S
penggerek
(Agrobacterlum tumefaclens). Gen cry (Bt) yang
untuk
rekayasa
,,
Penelitian transformasi telah dilakukan pada
tanamanpadi untuk memperolehtanamanyang tahan
h
[,
Wlk L
k t k ik .k
. k .1 (F
t
I 1996)
guna an e .n ml
auque
,
. roproje tl
... et a .,
Kalus embnogenik yang berasalclan embno tua padl
T ..
309 (J
.
A semandI. dan ROjO
. IeIe (Javamca
' ) d Iguna
.
kan sebagar
'
k
I
S
b
I
bak
k
I
d.
e sp an.
e e urn
penem
an
e sp an
Iper laku kan
d
d.
t .k
.t I d
b'
d. ak
d lah SBB d
UBB
b ..
Ab UBC
b . .
.1
, .
dIapIrkaslkan
I
Iamnya
'
yang dapat
as
apomca
a
me
la
osmo
Igun
an
) ,
I
a
.
urn
B
d
optera
engawan
manl
a
epl
S
0
p
an
an
sor
)
0
I 0
(I
I t 0
p
meng-
I .
PI
n
d
Ica,
.
asml
yang
)
.d
ens
I
l
A
d
b
'
'. gen
P
marker
dlgunakan
pRQ6
bak
ak
(gus,
.
t
hpt)
k
tr
atau
ti
.
4
I. '. enem
unt uk gentarget dan genmarker, EkspIan yang sudah
d.tr ti
'
d .tu b hk
I ans ormasl
m u Beberapa
an pada basil
med.lapenelitian
seIekSl'
higromisin
atau I basta,
disajikanpadaTabel3.
,
,
Tabel3,Generasiawal (To) basil transformasidenganpUBB, pSBB, clanpUBC,
=- Kalus tahan
.
,Kalus,
Kalus
Varletas
PlasmId
d' t b k
padamedIum d'
,
I em a
I k '
Iregenerasl
Taipei 309
pSBB
I
i
pUBB
Asemandi
Rojolele
i
BengawanSolo
438
170
. se e Sl .
70 (16%)
68 (40%)
40
52
Jumlah
tanaman
91
24
pUBC
312
129(41.4%)
i
117
57
pUBB
468
69(14.7%)
\
57
49
pSBB
pUBC
pUBB
pSBB
pUBC
pUBB
pUBC
88
190
438
165
340
508
235
5 (5,7%)
69 (36.3%)
24 (5.5%)
22 (13.3%)
47 (13,8%)
9 (1.8%)
96 (40,8%)
5
69
24
22
43
1
79
0
24
0
0
0
0
0
. higromisin 40 mil
Sumber: Hanaridaet at. (2000).
;
~
I
!:
t
,
1
I
i,
I
Transformasi pada Taipei 309 menggunakan
ketigaplasmid pUBB, pSBB clanpUBC menghasilkan
172 tanamanputativ transgenik.Sedangkanpada padi
JavanicaAsemandi menghasilkan 73 tanaman yang
diperkirakan mengandung gen cryIAb atau cryIAc.
Rojolele hanya menghasilkankalus denganspot hijau
(greenspots)tetapi belum bisa beregenerasi
membentuk
tanaman.Ketika dilakukan terhadapvarietasBengawan
Solo (Indica), hanya diperoleh kalus transforman (140%), Terlihat bahwa dari empat varietas yang
digunakanmemberikanrespon yang berbeda.Menurut
tidaknya (integrasi) gen cry pada genom tanaman ,
Identifikasi padajaringan tanamanyang tertransformasi
dapat dilakukan dengan beberapateknik, diantaranya
adalah PCR clan analisis Southern Blot (Chee et al.,
1991),Dari 24 tanamanTaipei 309 yang diuji, diperoleh
6 tanaman yang positif mengandung gen cryIAb
(Gambar 1), yang ditandai dengan terbentuknya pita
DNA denganukuransepertiyang diharapkan(1000 bp).
Lebih lanjut, identifikasi transgen perlu dilakukan
menggunakananalisisSouthernBlot untuk mengetahui
informasi jumlah kopi gen target. Hasil hibridisasi
Ambarwati (1993) masalah yang sering dihadapi dalam
meregenerasikan kalus adalah perbedaan tingkat
Southern Blot dari 6 sampel tanaman yang telah positif
pada pengujian PCR ditampilkan pada Gambar 2.
embriogenik kalus clan genotip yang digunakan.
Disamping itu, proses transformasi dapat juga
menurunkankemampuanataudayaregenerasi,
Dari tanaman putativ transgenik yang diperoleh,
perludilakukan pengujianmolekuler untuk melihat ada
Terlihat bahwa6 tanamanyang diuji juga menunjukkan
basil positif pada pengujian Southern Blot dengan
terbentuknya3 pita DNA.
IdaHanarida
SomantridanA. DinarAmbarwati
97
.
:
,
Cryl.
pBar.
an
~
.
~-
~
~cc~~~"4~~
I
C
Bul. Agron. (29) (3) 94
- 99 (2001)
~
,
~
I
DAFTAR PUSTAKA
.
..
Amb~rwat~,A.I? .1993. Regenerasl tanaman padl
javamca, indica, dan japonica. Dalam S.
Brotonegoro dkk (eds.). Prosiding Lokakarya
Penelitian Komoditas dan Studi Khusus. 1992.
Vol. II : 746-756.AARP, BadanLitbang Pertanian
bekerjasama
denganOirjen DIKTI.
Brar, D.S. 1990.Wide hybridization: potentialsin rice
improvement. RBTW I Oct-23 Nov. 1990.
InternationalRice ResearchInstitute. Los Banos.
Philippines.
Brar,. D.S. 1991. Wide hybridization for rice
Improvement. Second Rice Biotechnology
Training Course. 15 Oct - 27 Nov. 1991.
InternationalRice ResearchInstitute. Los Banos,
Philippines.
Chee, P.P., R.F. Orong, J.L. Slightom. 1991. Using
polymerasechain reaction to identify transgenic
plants.Plant Mol. BioI. Manual.3: 1-28.
Dewi, I.S., I. Hanarida, S. Rianawati. 1996. Anther
culture and its application for rice improvement
program in Indoensia.IndonesianAgric. & Dev.
Journal18 (3) : 51-56.
Fauquet,C.M., S. Zhang, L. Chen, P. Marmey, de
Kochko, R. N. Beachy. 1996. Biolistic
transformationof rice: now efficient and routine
forjaponica and indica rice. pp : 153-165.In G.S.
Khush (ed.). Proceding of the 3rd International
Rice Genetics Symposium. 16-20 October 1995.
Manila, Philippines.
Hanarida,1. 1997.Eksplorasimarkahmolekulertoleran
keracunanbesi (Fe) pada tanamanpadi. Laporan
tahun II RUT. RUT 1995/96. DRN, Bappenas,
LIPI, BPPT.
Hanarida,I.S., S. Rianawati. 1996. Kultur anterapada
padi Fl silangan-silanganpadi unggul untuk
memperolehpadi tahan terhadapkeracunanbesi.
LaporanRUT Ill. DRN, Bappenas,LIPI, BPPT.
Kobayashi, N., R. Ikeda, D.A. Vaughan. 1994.
Screeningwild species of rice (Oryza spp) for
resistanceto rice tungro disease.JARQ 28: 230236.
Masyhudi, M.F. 1992. Effect of plant genotypeson
callus formation and plant regenerationof indica,
japonica,andjavanica. PenelitianPertanianVo. 12
(2) : 55-59.
Masyhudi, M.F., A.D. Ambarwati, Suwarno. 1997.
Kemampuan regenerasi tanaman pada kultur
antera beberapavarietas padi lahan pasangsurut
dan rawa. Journal Bioteknologi Pertanian,Vol. 2.
No.1. pp : 1-8.
Nezu, M., T.C. Katayama, H. Kihara. 1960. Genetic
study of genus Oryza. Crossability and
chromosonalaffinity among 17 species. Seiken
Ziho II: 1-11.
...
NlIzekl, H., K. Oono. 1968. Induction of haploid rice
plants from anther culture. Proc. JapanAcad. 44:
;
554-557.
Purwoko, B.S., I.S. Dewi, A. Mufida. 1997. Pengaruh
poliamin terhadap kultur antera padi. Poster
dipresen~sikan pada Seminar and Kongres
PerhimpunanBioteknologi PertanianI. Surabaya,
13-17M~ret 1997.
Reddy,V.S., S. Leelavathi,S.K. Sen. 1985.Influenceof
genotypeand culture mediumon microsporecallus
induction and green plantlet regeneration in
anthersof Oryza sativa. Physiol. Plant 63: 309314.
Suhartini, T., I. Hanarida, I. S. Dewi, S. Rianawati,
AIlidawati, Suwarno.1997.Perbaikangenetikpadi
rawa pasangsurut melalui kultur antera. Laporan
Hasil PenelitianAPBN 1996/97.Balitibo, Bogor.
14 hIm.
Suwarno. 1996. Perbaikanvarietas padi rawa pasang
surut melalui kultur anter. LaporanTahun Pertama
APBN 1996/97. Kelti Sumber Daya Genetik,
Balitbio, Bogor.
IRRI, 1991. Wide hybridization protocol. Second Rice
r
I
I
"~
.
,---
BiotechnologyTraining Course.15 Oct - 27 Nov.
1991. International Rice ResearchInstitute, Los
Banos,Philippines.
.
Kanm,N.H. 1987.Regenerationof anther-derivedcalli.
IRRn 12(2): 26.
Wunn, J., A. Kloti, P.K. Burkhardt, G. Biswas, K.
Lauris, V.A. Iglesias,I. Ptrylens. 1996.Transgenic
indica rice breeding line IR58 expressing a
synthetic cryIA(b)
gene from
Bacillus
thuringiensisprovideseffective insectpestcontrol.
Biofrechnology 14: 171-176.
Khush,G.S. 1990.Rice Cytogenetics.RBTW 1 Oct-23
Nov. 1990. In.t~rn~tionalRice ResearchInstitute.
Los Banos,PhiliPPines.
Zapata,F.J. 1990.Tissue culture techniques.RBTW I
Oct - 23 ~ov: 1990. Internat. rice Res. Inst. Los
Banos,Philippines.
:
I
;
IdaHanarida
SomantridanA. DinarAmbarwati
I
i
I
f:_~
~L
CC~
99
--
- --~~-~,~-~
---
,-
Bul. Agron. (29) (3) 94 - 99 (2001)
-'--
"' ',
i
Kultur Antera, Teknik Penyelamatan Embrio
daD Rekayasa Genetik untuk Menunjang Pemuliaan Tanaman Padi
Ii
Anther Culture, Embryo Rescue,
and Genetic Engineering to Support Rice Breeding
Ida Hanarida Somantril) daDA. Dinar Ambarwatil)
ABSTRACT
E
The ~ucc~es.of biotechnologyin devolepedcountry encouraged
Indonesia to use it in rice breedingprogram.
very techm:k In bIotechnologyhas advantageand it can be usedto solve a problem in a certaianpurpose. Embryo
rescuetechmchsolvedthe problem of crossingwith wild species.This technickmay insert a genfrom one organismto
ano~herthrough gen transformationtechnich. Theanther culture technichbeenusedon rice.. Javonica,Javanicaand
~ndlca.Generally, the percentage of callus induction and regenerationhas great variation (1.8% - 40%). It was
Influencedby the numberand type of genome.Thetransformationof rice using microprojectyl systemusing cry gene
rhesulted172putativ~ transgenicplants. TwentyfIVe of them have beentestedusing moleculertechnickand it showed
t at theplants containedcry gea.
,
\
r
Keywords..Antherculture,Embryorescue,Rice
,
i
i
PENDAHULUAN
;
!
Kultur Antera
Padi merupakanmakanan pokok sebagianbesar
pen~uduk Indonesia, sehingga kedudukannyasangat
pentmg dan strategis ditinjau dari segala segi. Untuk
mengimbangi laju pertarnbahan penduduk yang
berakibat meningkatnya kebutuhan akan beras bukan
merupakan pekerjaan yang mudah, karena berbagai
kendalaproduksiseringkalimenyebabkankegagalan.
Pemuliaan tanaman untuk mendapatkanvarietas
unggul adalah salah satu usaha dalam menanggulangi
kendalaproduksi.Namun demikian pemuliaantanaman
d~ng~ncara persilangandua atau lebih individu, yang
dJlanjutkan dengan seleksi sering menghadapi
hambatan; antara lain: inkompatibilitas daD tidak
Pe~aman FI ha~il persilanganantaratetua akan
menghasllkan prog~m y~g bersegregasi. Untuk
menda~atkanprogem-progemyang homozigosmelalui
perpanjangangenerasi diperlukan sekitar 8 generasi
~F~). Kultur antera adalah salah satu teknik kultur
jarmgan yan~ dapat me~percepatprosesmendapatkan
galur homozlgosm~~alulpenggandaan.
Menurut Zapata
(1990), secarateorlUskultur anteramemiliki beberapa
keuntung~ yakni : (a) me~pe~olehsiklus pemuliaan
dengan dldapatnya homozlgosltas secara cepat; (b)
men~bah efis~eQsi
sele~si;(~) ~emperluasvariabilitas
geneuk ~elalul prod~ksl.varlaslgametoklonal;dan (d)
genreseslfterekspreslleblhcepat.
tersediany~ sumber gen yang diperlukan
nutfah budldaya.
Tek~ik kult.ur. ante~a pertarna kali berhasil
sub spesles padl japomca tahun 1968 (Niizeki
dalam plasma
Bi~tek~olo.gi menawarkan beberapa cara yang
da~at dlapllkaslkan dalam pemuliaan tanaman padi,
yaltu kultur jaringan, teknik penyelamatanembrio untuk
persilangan yang melibatkan kerabat liar, analisis
isoen~imatau DNA untuk berbagaisifat, sertarekayasa
gen~tlk. Dalam tulisan ini dikemukakanbeberapabasil
keglatan yang dilakukan di Balai Penelitian
' I
.
Biotekno.lo~i
antera
,
j
1
Tanaman
(jarmgan),
teknik
Pangan,
yang
penyelamatan
meliputi
kultur
em brio
daD
transformasi(rekayasagenetik).
I)
!
j
pada
daD
Oo~o, 196~). Selanjutnya penelitian diperluas untuk
IndIca (Karl~, 1987; Reddy et al., 1985). Sedangkan
untuk Javanlca yang banyak terdapat di Indonesia
tampaknya belum mendapatperhatian. Di Indonesia,
kult~r antera~adi diperkenalkanpada tahun 1991 daD
maslh.terns dlgunakand~lam program pemuliaanpadi
(Dewl et al., 1996;Hanarlda,1997;Suwamo,1996).
Keb~rhasilan
regenerasl
yang
kultur
memadal
a.ntera
dalam
untuk
arti
dapat
persentase
melakukan
seleksi, tentu sangat membantu program pemuliaan
BalaiPenelitian
Bioteknologi
Tanaman
Pangan,
Bogor
I
1
\
;
,
I
94
.
,