Strategi meningkatkan keberdayaan keluarga miskin pedesaan di Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan

STRATEGI MENINGKATKAN KEBERDAYAAN
KELUARGA MISKIN PEDESAAN DI KABUPATEN
LAHAT PROVINSI SUMATERA SELATAN

RAMLI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2010

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi yang berjudul:

STRATEGI MENINGKATKAN KEBERDAYAAN KELUARGA
MISKIN PEDESAAN DI KABUPATEN LAHAT PROVINSI
SUMATERA SELATAN.
Adalah benar merupakan karya saya dan saya buat sesuai petunjuk, arahan komisi

pembimbing dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun pada perguruan
tinggi manapun. Semua sumber informasi yang dikutip telah dicantumkan dalam
Daftar Pustaka pada bagian akhir disertasi ini.

Bogor,

Februari 2010

Ramli
NIM I.361070091

ii

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

ABSTRACT
RAMLI, 2009: Strategy to promote capability of poor rural families in Lahat
District South Sumatera Province (Supervised by: BASITA GINTING
SUGIHEN as CHAIRMAN: DARWIS S GANI and AMIRUDDIN SALEH
as MEMBERS)

Poor rural families are part of rural society which need to be improved in
resources, in order that they can afford to run family function, have creativity in
economy, social, physiology and sociology. Therefore poor families hopefully
build harmonies in their life. This research was a descriptive correlation research
which purposes are: (a) identify factors that cause poverty, (b) analyze
characteristic of poor families from social economy, physical, physiology and
sociology characteristic, (c) analyze dependability pattern of triggering factors and
characteristic of poor families in promoting capability of poor families and (d)
build strategies to promote capability of poor families according to trigger factors
and characteristic of rural poor families. The Research result showed internal
environment and external factors which influence capability of poor families in
rural area. Trigger factor that emerge poor families which is poverty was already
inherit by their elderly, because their elderly didn’t have wide farmland, low
educational background (they didn’t pass the elementary school in average), didn’t
have other skills besides farming. There were obvious correlation among social
economy, social capital, local wisdom and capability of poor families, according
to the data and information that acquired from the research. Therefore strategic
concept was made and pointed, empowering competence of personal implementer
of government program in sub district level, such as empowering poor families’
competence, promoting poor families participation in government and private

programs that operate in rural area. Build poor families network with business
world in marketing their farm products and giving them facilitation to get capital,
seeds and tools that according to compete development that given to poor peoples.
Keywords: capability, poverty, family, empowerment

iii

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

RINGKASAN
RAMLI. 2010. Strategi Meningkatkan Keberdayaan Keluarga Miskin Pedesaan
di Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan. Di bawah bimbingan BASITA
GINTING SUGIHEN, DARWIS S GANI dan AMIRUDDIN SALEH.
Permasalahan kemiskinan merupakan salah satu masalah kesejahteraan
sosial yang populasinya cukup besar di Kabupaten Lahat. Penanganannya telah
dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Program yang telah
dilaksanakan di antaranya adalah Program Usaha Agrobisnis untuk Petani (PUAP)
merupakan program/kegiatan Departemen Pertanian. Program Kelompok Usaha
Bersama (KUBE), Bantuan Tunai Langsung dari Departemen Sosial RI. Bantuan
Bibit dari Pemerintah Daerah. Namun program tersebut baru menyentuh sebagian

kecil masyarakat miskin, sehingga masih diperlukan suatu strategi yang efektif
dan efisien dalam arti mampu mencapai sasaran yang lebih besar.
Penelitian ini bertujuan untuk (a) mengidentifikasi faktor-faktor penyebab
timbulnya keluarga miskin Pedesaan, (b) Mengidentifikasi karakteristik dan ciri
keluarga miskin, modal sosial, kearifan lokal, dan bentuk-bentuk penanganan
keluarga miskin yang telah dilaksanakan masyarakat dan pemerintah, (c)
merumuskan strategi meningkatkan keberdayaan keluarga miskin pedesaan.
Dari hasil lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar (65,4%)
responden mempunyai latar belakang pendidikan rendah (tidak tamat SLTP), yang
tamat SLTP sebesar 34,6%. Pemilikan lahan sawah, kopi, karet kurang dari satu
hektar. Potensi lain yang teridentifikasi ialah kebersamaan masyarakat termasuk
keluarga miskin masih cukup baik. Masyarakat masih menjunjung tinggi nilainilai yang ada dalam masyarakat. Keluarga miskin pedesaan mempunyai rasa
percaya diri yang tinggi dan mau bekerja keras.
Dari hasil curah pendapat dengan menggunakan pendekatan Nominal
Group Technique (NGT) diketahui faktor-faktor yang menimbulkan keluarga
miskin tidak bisa melepaskan diri dari lingkaran kemiskinan. Di Kecamatan
Mulak Ulu permasalahan keluarga miskin adalah (a) harga hasil pertanian tidak
stabil dan sangat tergantung dengan harga yang ditetapkan oleh pedagang, (b)
program pemerintah kurang menyentuh kebutuhan dasar keluarga miskin
pedesaan, (c) latar belakang pendidikan rendah, (d) kurang keterampilan yang

dimiliki, (e) adanya rentenir dalam masyarakat, (f) rumah tidak layak huni, (g)
keamanan kurang, (h) kurang kesadaran keluarga dalam mengatasi masalah yang
dihadapi, (i) sengketa tanah, (j) pendapatan rendah, (k) kurang modal, (l)
pengangguran dan (m) rasa ingin tahu adalah kurang. Faktor penyebab keluarga
miskin di Kecamatan Merapi Timur teridentifikasi 15 jenis masalah yang
dihadapi keluarga miskin yaitu (a) keterbatasan modal usaha, (b) kurang memiliki
keterampilan yang bersifat produktif, (c) faktor budaya masyarakat, (d) lapangan
kerja terbatas, (e) latar belakang pendidikan yang rendah, (f) kurangnya
kesadaran kesetaraan jender, (g) ekonomi masyarakat rendah, (h) kesehatan
buruk, (i) pengolahan pertanian masih tradisional, (j) pengangguran, (k) kebiasaan
boros, (l) program pemberdayaan belum menyentuh kebutuhan keluarga miskin,
(m) rendahnya keterampilan masyarakat, (n) belum mampu menyikapi masalah
dengan rasa kebersamaan, dan (o) masih terbiasa menggunakan bibit lokal. Dari
iv

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

hasil penelitian tersebut dirumuskan strategi penanganan keluarga miskin yang
ditekankan pada penguatan kompetensi tenaga pemerintah di tingkat kecamatan,
terjalinnya hubungan kerja yang baik antara pemerintah dan dunia usaha,

peningkatan kompetensi keluarga miskin melalui pendidikan nonformal,
mendorong partisipasi masyarakat khususnya keluarga miskin dalam tahapan
program di pedesaan, pemenuhan hak-hak dasar keluarga miskin yaitu kebutuhan
pangan, pendidikan, kesehatan, papan dan kebutuhan rasa aman.

v

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

© Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, Tahun 2010
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini
Tanpa mencantumkan atau menyebut sumber
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan,
penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan IPB.
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau
seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.


vi

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

STRATEGI MENINGKATKAN KEBERDAYAAN
KELUARGA MISKIN PEDESAAN DI KABUPATEN
LAHAT PROVINSI SUMATERA SELATAN

RAMLI

Disertasi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor
Pada
Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2010


Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

Judul Disertasi

: Strategi Meningkatkan Keberdayaan Keluarga Miskin
Pedesaan di Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan

Nama Mahasiswa : Ramli
Nomor Pokok

: I.361070091

Program Studi

: Ilmu Penyuluhan Pembangunan

Menyetujui
Komisi Pembimbing

Dr.Ir. Basita Ginting Sugihen, MA

Ketua

Prof.Dr.Ir. Darwis S. Gani, MA
Anggota

Dr. Ir. H. Amiruddin Saleh, MS
Anggota

Diketahui
Ketua Program Studi/Mayor
Ilmu Penyuluhan Pembangunan,

Dr. Ir. Siti Amanah, M.Sc

Dekan Sekolah Pascasarjana,

Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, MS

Tanggal Ujian:


Tanggal Lulus:

ix

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

PRAKATA
Pertama-tama penulis panjatkan puji syukur kehadirat Ilahi Robbi, karena
atas segala petunjuk dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan disertasi
dengan judul “Strategi Meningkatkan Keberdayaan Keluarga Miskin Pedesaan di
Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan.” Disertasi ini disusun sebagai salah
satu persyaratan untuk mencapai gelar Doktor pada Program Studi Ilmu
Penyuluhan Pembangunan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Keluarga miskin menjadi perhatian penulis, karena secara nasional masyarakat
miskin yang berada di pedesaan dan masalah kemiskinan kalau tidak ditangani
secara berencana dan terarah, maka akan mempunyai dampak besar yaitu
menimbulkan permasalahan sosial seperti anak terlantar, anak putus sekolah dan
kecacatan.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui dan menganalisis faktor
penyebab timbulnya keluarga miskin pedesaan, (b) menganalisis hubungan

karakteristik dan ciri keluarga miskin, modal sosial, kearifan lokal, intervensi
internal dan eksternal penanganan keluarga miskin dengan keberdayaan keluarga
miskin pedesaan serta (c) menyusun strategi bagaimana meningkatkan
keberdayaan keluarga miskin pedesaan. Dari hasil penelitian diharapkan dapat
memberikan masukan bagi pemerintah baik pusat maupun daerah dalam
merumuskan kebijaksanaan

yang

menyentuh

langsung kebutuhan dasar

masyarakat, khusus keluarga miskin. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi
acuan bagi dunia usaha, organisasi sosial dan Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) yang peduli kepada kehidupan keluarga miskin pedesaan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
(1) Bapak Dr.Ir. Basita Ginting Sugihen, MA selaku ketua Komisi Pembimbing,
Bapak Prof.Dr. Darwis S Gani, MA, Bapak Dr. H. Amiruddin Saleh MS
sebagai anggota Komisi Pembimbing, yang telah membimbing, mendorong
serta memberi masukan dalam penyusunan disertasi ini.

x

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

(2) Bapak Bupati Kabupaten Lahat beserta bapak Camat Mulak Ulu, bapak Camat
Merapi Timur yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk
mengadakan penelitian di wilayah Kabupaten Lahat.
(3) Kepada pimpinan jajaran Departemen Sosial RI yang telah memberikan
kesempatan untuk izin belajar mengikuti Program Strata Tiga di IPB Bogor.
(4) Kepada

teman-teman

Pejabat

Fungsional

Peneliti

dan

Widyaiswara

Departemen Sosial RI yang memberikan dorongan yang positif dan membuat
penulis selalu bersemangat untuk belajar.
(5) Teman-teman mahasiswa Program Studi Penyuluhan Pembangunan Angkatan
2007 yang banyak membantu dalam proses penyelesaian studi.
(6) Kepada Istri penulis Ny. Indriany dan anak penulis drg Henny Kartikasari,
Dwisisca Kumala Putri SKM dan si bontot Tri Deasy Permata Hati yang selalu
memberikan semangat dan mendorong agar cepat menyelesaikan studi.
(7) Kepada teman, sahabat yang telah membantu penyelesaian disertasi ini
penulis ucapkan banyak terima kasih.
Akhirnya, penulis mengharapkan saran, kritik yang konstruktif guna
perbaikan disertasi ini dan diharapkan disertasi ini mempunyai andil dalam
penanganan keluarga miskin pedesaan.

Bogor,

Februari 2010
Penulis

RAMLI

xi

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Lembah Gunung Dempo Pagar Alam Sumatera
Selatan pada tanggal 28 Januari 1954, sebagai anak kelima dari sepuluh
bersaudara, pasangan Bapak

Hi. Muhammad Toha (almarhum) dan Ibu Hj

Selamah di Sukamerindu Pagar Alam.
Jenjang pendidikan yang penulis ikuti SD Negeri di Karang Caya
Kecamatan Jarai, SLTP Negeri di Kota Lahat, SPSA Negeri di Palembang tamat
tahun 1974, Akademi Administrasi Negara lulus tahun 1984, kemudian
melanjutkan Strata 1 di STIA Jakarta lulus tahun 1990. Pada tahun 2002 penulis
meneruskan studi Strata 2 Jurusan Administrasi Negara dengan konsentrasi
Otonomi Daerah di FISIP Universitas Muhammadiyah Jakarta lulus tahun 2004.
Pada tahun 2007 penulis mendapat izin belajar ke jenjang Strata 3 program studi
Ilmu Penyuluhan Pembangunan di Institut Pertanian Bogor.
Penulis mulai bekerja di Departemen Sosial RI pada tahun 1976 dan
ditempatkan di Kantor Wilayah Departemen Sosial RI di Tanjung Ria Base-G
Jayapura Irian Jaya. Jabatan yang pernah dipangku adalah:
(1) Kepala Seksi Pembinaan Swadaya

Masyarakat

Bidang Bina Sosial

Kantor Wilayah Provinsi Irian Jaya.
(2) Kepala Sub Bagian Perlengkapan Sekretariat

Badan Penelitian dan

Pengembangan Sosial Departemen Sosial Jakarta.
(3) Kepala Sub Bagian Data dan Informasi Sekretariat Badan Penelitian dan
Pengembangan Sosial Jakarta.
(4) Kepala Sub Bagian Pengolahan Data Sekretariat Balitbang Sosial Jakarta.
(5) Kepala Sub Bagian Program dan Anggaran Sekretariat Balitbang Sosial
Jakarta.
(6) Kepala

Bidang

Program

Pusat

Penelitian

dan

Pengembangan

Kesejahteraan Sosial Jakarta.
(7) Kepala Bidang Program Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan
Sosial sampai dengan sekarang.

xii

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

Diklat yang pernah diikuti antara lain diklat Administrasi Kepegawaian
yang diselenggarakan BAKN, Diklat Metodologi penelitian yang diselenggarakan
LIPI, Diklat Perencanaan dan Evaluasi, Diklat SEPALA, Diklat SEPAMA.
Karya ilmiah yang telah diterbitkan di antaranya (a) Partisipasi masyarakat
dan fungsinya dalam pembangunan, (b) Pengaruh teknologi terhadap perubahan
sosial, (c) Lumpur panas PT Lapindo Berantas dan permasalahan sosial
masyarakat Porong, (d) Pemberdayaan masyarakat miskin melalui Kelompok
Usaha Bersama (KUBE) di Kelurahan Naioni Kecamatan Alak Kota Kupang
Nusa Tenggara Timur dan (e) Hubungan Sikap Petani terhadap Penerapan
Teknologi Panca Usaha Tani Padi Sawah di

Kabupaten Konawe

Provinsi

Sulawesi Tenggara.

Bogor,

Februari 2010
Penulis

xiii

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

Halaman
.............................................................................
xvi

DAFTAR GAMBAR ...........................................................................

xviii

DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................

xix

PENDAHULUAN …………………………………………………...
Latar belakang ………………………………………………..
Masalah Penelitian …………………………………………..
Tujuan penelitian …………………………………………...
Manfaat penelitian …………………………………………...

1
1
4
5
5

TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………….
Tinjauan Penelitian Terdahulu………………………………..
Kemiskinan …………………………………………………..
Keluarga ……………………………………………………
Pemberdayaan ………………………………………………..
Partisipasi ………………………………………………….
Masyarakat Pedesaan ………………………………………...
Modal Sosial ………………………………………………...
Kearifan Lokal ………………………………………………

6
6
9
20
23
25
27
30
33

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN ……..
Kerangka Pemikiran ………………………………………....
Hipotesis Penelitian …………………………………………..

35
35
37

METODE PENELITIAN …………………………………………….
Desain Penelitian ……………………………………………..
Populasi dan Sampel …………………………………………
Pengumpulan Data …………………………………………...
Skala Pengukuran …………………………………………….
Definisi Operasional ………………………………………...
Validitas dan Reliabilitas Instrumen ………………………....
Analisis Data …………………………………………………

39
39
41
41
47
49
52
54

HASIL DAN PEMBAHASAN ...........................................................
Gambaran Umum Kabupaten Lahat ........................................
Kecamatan Mulak Ulu .................................................
Kecamatan Merapi Timur .............................................
Profil Keluarga Miskin Pedesaan ...........................................
Karakteristik Responden Keluarga Miskin ...................
Karakteristik Wilayah ...................................................
Modal Sosial .................................................................
Kearifan lokal ...............................................................
Intervensi Penanganan Keluarga Miskin Pedesaan .......

57
57
58
60
61
61
66
68
71
73

xiv

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

Ciri-ciri Keluarga Miskin ........................................................
Keberdayaan Keluarga Miskin ...............................................
Faktor Penyebab Timbulnya Keluarga Miskin Pedesaan ........
Hubungan Karakteristik Keluarga Miskin, Karakteristik
Wilayah, Modal Sosial, Kearifan Lokal, dan Intervensi
Penanganan dengan Keberdayaan Keluarga Miskin .................
Hubungan Ciri Keluarga Miskin dengan Keberdayaan
Keluarga Miskin ........................................................................
Penyusunan Strategi Meningkatkan Keberdayaan Keluarga
Miskin Pedesaan dengan Menggunakan Analisis SWOT .........
Faktor Internal Strategis Keluarga Miskin di Kecamatan
Mulak Ulu .................................................................................
Faktor Eksternal Strategis Keluarga Miskin di Kecamatan
Mulak Ulu .................................................................................
Strategi Penanganan Keluarga Miskin di Kecamatan Mulak
Ulu .............................................................................................
Faktor Internal Strategis Keluarga Miskin di Kecamatan
Merapi Timur ............................................................................
Faktor Eksternal Strategis Keluarga Miskin di Kecamatan
Merapi Timur ............................................................................
Strategi Penanganan Keluarga Miskin di Kecamatan Merapi
Timur ........................................................................................
Strategi dan Program Prioritas untuk Meningkatkan
Keberdayaan Keluarga Miskin Pedesaan di Kabupaten Lahat..

75
78
79

88
93
95
96
99
103
103
106
108
108

KESIMPULAN DAN SARAN .........................................................
Kesimpulan .............................................................................
Saran .......................................................................................

114
114
115

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................

116

LAMPIRAN ........................................................................................

120

xv

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

DAFTAR TABEL
Halaman
1. Ciri-ciri budaya miskin menurut Oscar Lewis .........................

10

2. Sumber data dan teknik pengumpulan data .............................

46

3. Empat alternatif jawaban responden ........................................

48

4. Peubah, indikator dan parameter penelitian .............................

49

5. Deskripsi responden berdasarkan indikator pendidikan,
pekerjaan, pemilikan dan pemenuhan kebutuhan .....................

62

6. Deskripsi responden berdasarkan indikator tingkat isolasi
(infrastruktur, transportasi) dan topografi (tingkat kesuburan
tanah) .......................................................................................

67

7. Deskripsi responden berdasarkan indikator solidaritas sosial,
kepercayaan, nilai luhur dan hubungan timbal-balik ................

69

8. Deskripsi responden berdasarkan indikator pengetahuan lokal,
keterampilan lokal dan nilai-nilai lokal ....................................

72

9. Deskripsi responden berdasarkan indikator penanganan
keluarga miskin internal dan eksternal ....................................

74

10. Deskripsi responden berdasarkan indikator/peubah ciri
keluarga miskin ........................................................................

76

11. Deskripsi responden berdasarkan indikator keberdayaan
keluarga ....................................................................................

78

12. Peserta brainstorming dengan menggunakan teknik NGT di
Kecamatan Mulak Ulu ..............................................................

80

13. Masalah keluarga miskin yang perlu diprioritaskan untuk
ditangani di Kecamatan Mulak Ulu................................

82

14. Peserta brainstorming dengan menggunakan teknik NGT di
Kecamatan Merapi Timur ....................................................

84

15. Nama peserta NGT dan jenis masalah yang dihadapi oleh
keluarga miskin di Kecamatan Merapi Timur ..........................

85

16. Masalahan keluarga miskin yang perlu diprioritaskan untuk di
tangani di Kecamatan Merapi Timur .......................

87

Nilai koefisien korelasi peubah karakteristik keluarga miskin,
karakteristik wilayah, modal sosial, kearifan lokal dan
intervensi penanganan keluarga miskin dengan keberdayaan
keluarga miskin.....................................................................

90

17.

xvi

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

18. Nilai koefisien korelasi peubah ciri keluarga miskin dengan
keberdayaan keluarga miskin pedesaan ................................
19. Ringkasan faktor analisis internal kekuatan dan kelemahan
keluarga miskin di Kecamatan Mulak Ulu ...............................

100

20. Ringkasan faktor analisis eksternal peluang dan ancaman
keluarga miskin di Kecamatan Mulak Ulu ..............................

101

21. Matriks analisis SWOT untuk perumusan strategi penanganan
keluarga miskin di Kecamatan Mulak Ulu ...............................

104

22. Ringkasan faktor analisis internal kekuatan dan kelemahan
keluarga miskin di Kecamatan Merapi Timur .........................

105

23. Ringkasan faktor analisis eksternal peluang dan tantangan
keluarga miskin di Kecamatan Merapi Timur ........................

106

untuk perumusan strategi
24. Matriks SWOT analisis
penanganan keluarga miskin di Kecamatan Merapi Timur .....

107

xvii

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

95

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1

Kerangka operasional hubungan antar peubah penelitian ................

37

2

Mekanisme strategi penanganan keluarga miskin pedesaan ............

112

xviii

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Peta lokasi penelitian ...............................................................

122

2. Kuesioner penelitian ..................................................................

123

3. Pedoman wawancara ....................................................................

135

4. Pedoman observasi ......................................................................

138

5. Pedoman studi dokumentasi............. .............................................

141

6. Pedoman nominal group technique (NGT) ...................................

144

7. Gambar Penyelenggaraan NGT di Kecamatan Mulak Ulu ...........

147

8. Gambar penjelasan kepada masyarakat Desa Mengkenang
Kecamatan Mulak Ulu tentang maksud dan tujuan Penelitian .....

148

9. Gambar rumah keluarga miskin di Desa Geramat Kecamatan
Mulak Ulu ......................................................................................

149

10. Gambar rumah keluarga miskin di Kecamatan Merapi Timur ......

149

11. Gambar Keluarga miskin sampel Penelitian setelah selesai
mendapat penjelasan maksud dan tujuan
penelitian di
Kecamatan Merapi Timur ..............................................................

151

12. Gambar suasana penyelenggaraan NGT di Kecamatan Merapi
Timur .............................................................................................

152

13. Surat izin penelitian dari Sekolah Pascasarjana IPB Bogor ........

153

14. Surat izin pemberitahuan penelitian Dari Departemen Dalam
Negeri cq. Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik ......

154

15. Surat pemberitahuan penelitin Dari Badan Kesatuan Bangsa
Politik dan Perlindungan Masyarakat Pemerintah Provinsi
Sumatera Selatan .....................................................................

156

16. Rekomendasi dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Pemerintah Kabupaten Lahat ....................................................

157

xix

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

1

PENDAHULUAN
Latar belakang
Pembangunan kesejahteraan sosial merupakan bagian integral dari
pembangunan nasional. Oleh karena itu, pelaksanaannya melibatkan berbagai
disiplin ilmu antara lain ilmu kesejahteraan sosial, antropologi, sosiologi,
psikologi, hukum, manajemen, administrasi negara. Sasaran pembangunan
kesejahteraan sosial adalah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).
Penyandang masalah kesejahteraan sosial, menurut Pusat Data dan Informasi
Kesejahteraan Sosial (2008), meliputi anak balita terlantar, anak terlantar, anak
nakal, anak jalanan, wanita rawan sosial ekonomi, korban tindak kekerasan, lanjut
usia terlantar, penyandang cacat, tuna susila, pengemis, gelandangan, bekas warga
binaan lembaga kemasyarakatan, korban penyalahgunaan NAPZA, keluarga
berumah tidak layak huni, keluarga bermasalah psikologis, komunitas adat
terpencil, korban bencana alam, korban bencana sosial atau pengungsi, pekerja
migran terlantar, orang

dengan HIV/AIDS (ODHA), keluarga rentan dan

keluarga fakir miskin.
Kemiskinan merupakan akar masalah dari permasalahan kesejahteraan
sosial lainnya, oleh karenanya rumah tangga sebagai unit terkecil masyarakat
dapat menjadi ujung tombak ekonomi, yang diharapkan dapat berkembang pada
keluarga yang lebih besar (kerabat) hingga pembentukan perkumpulan yang
bersifat ekonomi lainnya. Sebaliknya, bila keluarga miskin tidak segera ditangani
maka ia akan makin terpuruk, tidak mempunyai aset untuk produksi, tidak
mempunyai keterampilan dan cenderung menjadi pasrah. Rumah tangga miskin
seperti ini sangat rapuh dan makin terpuruk apabila kepala keluarga pencari
nafkah meninggal, sakit, terkena pemutusan hubungan kerja, terkena bencana
alam dan atau konflik sosial lainnya.
Keluarga miskin tidak mempunyai kemampuan menghadapi resiko-resiko
di atas, karena pada umumnya masyarakat/keluarga miskin tidak mempunyai
investasi atau aset. Sedangkan potensi dan sumber kesejahteraan sosial seperti
organisasi sosial

lokal, kearifan lokal, modal sosial dan potensi alam yang

bernilai ekonomis di sekitar lingkungan tempat tinggal masyarakat belum
dimanfaatkan secara optimal.

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

2

Modal sosial masyarakat Indonesia cukup beragam dan dapat dijadikan
pilihan atau alternatif dalam penanganan permasalahan kesejahteraan sosial
khususnya keluarga miskin di pedesaan. Putnam (2000) menunjukkan bukti
bahwa pertumbuhan ekonomi sangat berkorelasi dengan kehadiran modal sosial.
Pertumbuhan ekonomi suatu masyarakat akan baik apabila ciri-ciri berikut ini
dimiliki oleh masyarakat: (1) hadirnya hubungan yang erat antar anggota
masyarakatnya dan (2) adanya para pemimpin yang jujur dan egaliter yang
memperlakukan dirinya sebagai bagian dari masyarakat bukan sebagai penguasa.
Ada saling percaya dan kerjasama di antara unsur masyarakat.
Modal sosial memungkinkan manusia bekerjasama untuk menghasilkan
sesuatu yang besar. Akumulasi pengetahuan akan berjalan lebih cepat melalui
interaksi antar manusia. Hal tersebut menjadi kekuatan organisasi, karena dia
menciptakan berbagai inovasi. Individu yang memiliki modal sosial yang tinggi
ternyata lebih maju dalam karir jika dibandingkan dengan mereka yang memiliki
modal sosial yang rendah. Konpensasi yang diperoleh pekerja juga dipengaruhi
oleh modal sosial yang dimilikinya (Burt 1997).

Demikian pula suksesnya

seseorang di dalam memperoleh pekerjaan juga dipengaruhi oleh modal sosial
yang dimilikinya (Lin & Dumin 1996). Dalam penanganan kemiskinan di
pedesaan, organisasi sosial lokal, modal sosial dan kearifan lokal menjadi aspek
penting. Dengan menumbuhkan, menggerakkan potensi dan sumber-sumber yang
ada di

masyarakat desa, maka akan tumbuh kemandirian masyarakat dalam

penanganan masalah kesejahteraan sosial di pedesaan.
Berdasarkan buku

Kabupaten Lahat dalam Angka yang dikeluarkan

Bappeda Kabupaten Lahat (2008), Kabupaten Lahat terdiri dari 21 kecamatan dan
365 kelurahan/desa. Jumlah penduduk adalah 740.217 jiwa terdiri dari 370.217
jiwa laki-laki dan 370.000 jiwa perempuan. Jumlah penduduk tersebut menurut
data Dinas Sosial Kabupaten Lahat (2009) terdapat permasalahan kesejahteraan
sosial keluarga miskin sebanyak 2.084 kepala keluarga atau lebih kurang 10.420
jiwa (1,41%). Permasalahan keluarga miskin tersebut tersebar di 21 kecamatan
yaitu Kecamatan Lahat, Merapi Barat, Merapi Timur, Merapi Selatan, Pulau
Pinang, Gumai Ulu, Pagar Gunung, Kota Agung, Tanjung Tebat, Mulak Ulu,
Pajar Bulan, Jarai, Muara Payang, Gumay Talang, Pseksu, Kikim Timur, Kikim

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

3

Barat, Kikim Selatan dan Kikim Tengah. Kecamatan Tanjung Sakti Pumu, dan
Kecamatan Tanjung Sakti Pumi.
Populasi keluarga miskin yang cukup besar ada di Kecamatan Lahat (867
kepala keluarga), Kecamatan Merapi Timur (288 kepala keluarga), Kecamatan
Kikim Barat (248 kepala keluarga), Kecamatan Mulak Ulu (240 kepala keluarga),
Kecamatan Pagar Agung (90 kepala keluarga) dan Kecamatan Gumay Talang (65
kepala keluarga). Potensi dan sumber kesejahteraan sosial yang ada meliputi
nilai-nilai kearifan lokal dalam masyarakat yang masih dijunjung tinggi, kegiatan
kebersamaan seperti gotong-royong masih cukup tinggi dan tokoh masyarakat
masih menjadi panutan masyarakat.
Lembaga sosial masyarakat dan organisasi sosial yang ada berupa
organisasi sosial yang menangani anak yatim piatu terlantar ada sebanyak dua
buah dengan kapasitas tampung masing-masing 50 jiwa. Organisasi sosial yang
bergerak di bidang pendidikan keagamaan sebanyak satu buah yang mengelola
pendidikan Taman Kanak-Kanak/TK, Sekolah Dasar/SD, Sekolah Menengah
Pertama/SMP dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas/SLTA.
Dalam Implementasi penanganan masalah kesejahteraan sosial belum
terjalin koordinasi antara pemerintah dengan organisasi sosial maupun dengan
masyarakat. Pemahaman masyarakat terhadap permasalahan sosial yang ada
belum besar. Hal ini ditandai dengan masih rendahnya kepedulian masyarakat
terhadap permasalahan kesejahteraan sosial di lingkungannya.
Berdasarkan data

di lapangan diperoleh gambaran bahwa keluarga

miskin di pedesaan tertinggal di Kabupaten Lahat belum banyak disentuh oleh
program-program pemerintah baik pusat maupun daerah. Pranata sosial lokal
juga belum berbuat untuk menangani keluarga miskin. Yayasan sosial pada
tingkat kecamatan dan kecenderungan masih menangani anak yatim piatu. Dalam
lingkup masyarakat secara tradisional keluarga miskin masih terbatas ditangani
oleh kerabat terdekat, seperti paman, kakek, kakak atau keluarga terdekat lainnya
(exstended family). Masyarakat dalam sistem sosial yang luas belum ikut
menangani keluarga miskin.
Kondisi di atas memperlihatkan bahwa penanganan keluarga miskin yang
terbatas oleh kerabat belum dapat menyelesaikan masalah. Hal ini disebabkan,

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

4

jika dalam kerabat tersebut semua tergolong keluarga miskin, maka keluarga
miskin tersebut tidak akan mendapat bantuan secara optimal dari kerabatnya.
Akibatnya timbul masalah sosial baru dalam keluarga miskin tersebut seperti anak
kurang gizi, ketidakmampuan menyekolahkan anak pada tingkatan tertentu dan
atau tidak mempunyai kemampuan untuk mendapatkan akses modal termasuk
mendapatkan keterampilan yang dapat meningkatkan pendapatan.
Di lain pihak banyak anggota masyarakat di desa yang secara ekonomi dan
latar belakang pendidikan cukup baik, namun belum menunjukkan kepedulian
terhadap permasalahan sosial yang ada di wilayahnya, khususnya kepedulian
terhadap keluarga miskin. Terkait dengan hal tersebut perlu suatu konsep terpadu
menyangkut penyampaian informasi melalui penyuluhan sosial, pelatihan jangka
pendek kepada masyarakat dalam upaya mengubah cara pandang (mindset)
masyarakat terhadap permasalahan sosial yang terjadi di lingkungannya.
Untuk mengetahui secara lebih mendalam tentang potensi dan sumber
yang dapat digali dan dikembangkan agar masyarakat mau berpartisipasi aktif
dalam pemberian pelayanan sosial kepada masyarakat atau individu yang kurang
beruntung, khususnya kepada keluarga miskin, dipandang perlu mengadakan
penelitian secara mendalam mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan
keberdayaan

keluarga

miskin

pedesaan

dan

strategi

meningkatkan

keberdayaannya (Kasus di Kecamatan Mulak Ulu dan Merapi Timur Kabupaten
Lahat Provinsi Sumatera Selatan). Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat
disusun strategi meningkatkan keberdayaan keluarga miskin pedesaan di
Kabupaten Lahat.
Masalah penelitian
Berdasarkan latar belakang permasalahan sosial keluarga miskin

di

pedesaan Kabupaten Lahat di atas, maka dirumuskan masalah penelitian sebagai
berikut:
1. Apa faktor penyebab keluarga miskin di pedesaan?
2. Bagaimana hubungan karakteristik dan ciri keluarga miskin, modal sosial,
kearifan lokal, intervensi ekternal dan internal dengan keberdayaan keluarga
miskin?

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

5

3. Strategi seperti apa yang tepat untuk meningkatkan keberdayaan keluarga
miskin pedesaan?
Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka secara
umum penelitian ini bertujuan menemukan profil masyarakat miskin di pedesaan
khususnya di Kabupaten Lahat. Diharapkan dengan diketahuinya profil
masyarakat miskin di pedesaan ini dapat dirumuskan strategi mengatasinya yang
relatif lebih efektif dan efisien. Secara lebih rinci tujuan khusus yang ingin dicapai
adalah:
1. Mengidentifikasi faktor penyebab timbulnya keluarga miskin di pedesaan.
2. Menganalisis

hubungan karakteristik dan ciri keluarga miskin pedesaan,

karakteristik wilayah, modal sosial, kearifan lokal, intervensi internal dan
eksternal penanganan keluarga miskin dengan keberdayaan keluarga miskin.
3. Menyusun

strategi

untuk

meningkatkan keberdayaan keluarga miskin

pedesaan.
Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai, hasil-hasil penelitian ini
diharapkan mampu memberikan manfaat bagi semua pihak yang terkait, yakni:
1. Secara akademis diharapkan penelitian ini dapat menghasilkan pengetahuan
baru yaitu hubungan keberdayaan kemiskinan dengan tingkat partisipasi
masyarakat.
2. Secara praktis diharapkan memberikan sumbangan atau masukan bagi
pemerintah untuk menyusun strategi meningkatkan partisipasi masyarakat,
dunia usaha dalam penanganan keluarga miskin, dan diharapkan menjadi
acuan bagi organisasi sosial, lembaga swadaya masyarakat dan pemerhati
permasalahan sosial dalam melaksanakan intervensi pemecahan masalah
kemiskinan.

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

6

TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian implementasi kebijakan program pemberdayaan keluarga
miskin di delapan provinsi di Indonesia oleh Mujiyadi et al. (2007) menyebutkan
bahwa bantuan kepada nelayan miskin di Provinsi Riau Kepulauan berupa perahu
motor dan

peralatan jaring untuk menangkap ikan.

Bantuan

ternak sapi,

kambing diberikan di tujuh provinsi yaitu Sumatera Barat, Bengkulu, Jawa Barat,
Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur dan Bali.

Sebagian besar

(59,3%) responden anggota kelompok usaha merasa perkembangan usahaternak
sapi berkembang baik, sisanya (40,7%) merasa belum mengalami perkembangan.
Secara ekonomi usahaternak belum dirasakan oleh keluarga miskin, karena
sapi baru bisa berproduksi kurang lebih 1,5 tahun. Dapat dibayangkan selama 1,5
tahun keluarga miskin tersita waktunya untuk menyediakan pakan ternak sapi dan
merawat sapi. Banyak waktu tersita yang seharusnya digunakan keluarga miskin
tersebut untuk mencari nafkah, mereka gunakan untuk memelihara ternak.
Namun secara psikologis mereka senang karena menganggap ternak sapi yang
dimiliki merupakan tabungan di masa mendatang dan mereka merasakan status
(harkat dan martabat) menjadi meningkat. Berdasarkan penelusuran lebih lanjut
diperoleh informasi bahwa bantuan sapi

pada awalnya bukan kebutuhan yang

mendesak. Bantuan yang sangat mereka harapkan adalah bantuan usaha yang
cepat menghasilkan uang.
Bantuan kepada nelayan di Provinsi Kepulauan Riau, ditinjau dari segi
ekonomi, secara umum para anggota kelompok belum dapat merasakan hasil dari
pemberdayaan yang mereka ikuti. Hal ini mengingat pada saat evaluasi, program
baru berjalan kurang lebih tiga bulan. Namun dengan adanya bantuan motor
tempel/ketinting, maka aktivitas nelayan mencari ikan dapat menjangkau jarak
lebih jauh dan waktu yang digunakan lebih singkat. Ada beberapa anggota
kelompok belum memanfaatkan bantuan yang diberikan, karena mereka
sebenarnya telah memiliki perahu lengkap dengan motor tempel yang lebih besar.
Faktor yang mempengaruhi pelaksanaan Program Pemberdayaan Fakir
Miskin (P2FM) antara lain dalam penumbuhan kelompok dan penentuan bantuan,
tidak melibatkan secara langsung calon klien/sasaran garapan program. Pelatihan

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

7

yang diberikan tidak melibatkan seluruh calon anggota kelompok, sehingga
banyak anggota kelompok yang tidak memahami cara-cara pengelolaan usaha
bersama. Di samping itu rendahnya kualitas sumberdaya manusia pendamping
ditandai oleh pendamping tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam
manajemen usaha bersama. Dari hasil penelitian

dapat

disimpulkan bahwa

implementasi P2FM belum melibatkan calon sasaran garapan terutama dalam
persiapan yaitu penentuan program atau kegiatan unggulan yang

secara riil

menjadi kebutuhan masyarakat.
Penelitian pekerja anak dari keluarga miskin, yang dilakukan Marwanti
(2008) menunjukkan bahwa upah yang didapatkan anak berkisar Rp. 150.000- Rp.
300.000 per minggu.

Besar-kecilnya upah sangat tergantung dari borongan

pekerjaan yang ada. Upah tersebut sebagian diberikan kepada orang tua dan
dipakai sendiri untuk makan, jajan dan ditabung. Keluarga responden penelitian
termasuk keluarga luas dalam arti keluarga tidak hanya terbatas pada ayah, ibu
dan anak saja, melainkan kakek, nenek, cucu, menantu tinggal bersama dalam
satu rumah. Hasil penelitian selanjutnya menunjukkan pekerja anak menjadi
tumpuan keluarganya dalam menopang kebutuhan hidup keluarga. Orang tua
pekerja anak lebih banyak bekerja serabutan seperti membuat kantong kertas,
kaos, topi dan bendera. Penghasilan dari pekerjaan tersebut sangat tergantung dari
pesanan, kalau lagi tidak ada pesanan berarti menganggur. Aspek penting yang
muncul dari penelitian ini adalah anak yang semestinya diarahkan untuk belajar
demi masa depannya, tapi justru menjadi tulang punggung keluarga dalam
mencari nafkah.
Pada penelitian pemberdayaan sosial keluarga pasca bencana alam di
Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD), hasil amatan Gunawan et al. (2007)
di lapangan menunjukkan bahwa fungsi keluarga dikategorikan sebagai:
(1) Fungsi keagamaan.
Bencana tsunami yang demikian dahsyat, telah merusak berbagai sarana
ibadah seperti mesjid, musholah dan berbagai tempat ibadah lainnya. Guna
melaksanakan ibadah, masyarakat menggunakan sarana darurat apa adanya.
Pelaksanaan

ibadah

keagamaan

ini

menunjukkan

kekuatan

spiritual

masyarakat masih cukup tinggi. Selain upaya menjalankan ibadah secara

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

8

berjamaah, upaya yang bersifat individual dalam keluarga tetap dijalankan.
Hal ini memperlihatkan fungsi keagamaan dalam keluarga masih merupakan
modal dasar untuk dapat dikembangkan ke arah terwujudnya ketahanan sosial
keluarga.

Apabila ketahanan sosial keluarga dapat terwujud maka fungsi

keluarga juga dapat dijalankan secara optimal.
(2) Fungsi sosialisasi dan pendidikan.
Fungsi ini belum normal, karena kondisi keluarga masih mengalami masalah
sosial dan trauma akibat bencana. Tempat hunian masih darurat/sementara,
dengan sarana pendidikan dan sosialisasi dalam keluarga yang masih sangat
terbatas, sehingga belum memungkinkan pelaksanaan sosialisasi dan
pendidikan dalam keluarga dan di masyarakat dapat dilaksanakan secara
wajar.
(3) Fungsi ekonomi.
Akibat bencana tsunami, banyak anggota masyarakat yang kehilangan
pekerjaan, mereka menjadi penganggur, penghidupan mereka banyak
bergantung bantuan

jatah hidup (jadup).

Kegiatan ekonomi masyarakat

umum, sudah mulai menampakkan perkembangan yang signifikan. Banyak
pasar tradisional mulai beroperasi, walaupun daya beli masyarakat masih
relatif rendah.
Kajian pengembangan model pemberdayaan masyarakat miskin di wilayah
pesisir pantai oleh

Mujahidin et al. (2007)

menunjukkan

bahwa seluruh

kelompok telah menjalankan usahanya dengan memanfaatkan dana stimulan yang
diterima. Kegiatan usaha yang telah berjalan meliputi warung sembako, usaha
salon, counter hand phone (HP), usaha menjahit dan usaha penangkapan ikan.
Setiap kelompok dalam menjalankan usahanya dihadapkan oleh
permasalahan di antaranya: anggota kelompok tidak aktif dalam berusaha,
kemacetan piutang, lambannya usaha dan manajemen usaha yang kurang baik. Di
samping itu, di kalangan para kelompok nelayan yang menjadi masalah adalah
pada musim ombak, nelayan tidak melaut dan terjadilah musim paceklik. Semua
permasalahan tersebut dibahas dalam kelompok dan dicarikan upaya-upaya
penyelesaiannya. Hasil kajian memperlihatkan bahwa bantuan yang diberikan
oleh pemerintah telah dirasakan manfaatnya dalam peningkatan penghasilan. Dari

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

9

penelitian ini tergambar bahwa pasca bencana banyak anggota masyarakat yang
kehilangan mata pencaharian, kehilangan aset untuk mencari nafkah. Namun
dalam menghadapi cobaan tersebut tidak pasrah, mereka berusaha bangkit dari
keterpurukan dengan berupaya mendekatkan diri kepada sang pencipta dengan
menggunakan sarana atau tempat apa adanya.
Kemiskinan
Teori Kemiskinan
Dalam pandangan teori budaya miskin, menurut Lewis (1966), kemiskinan
itu cenderung kekal karena diwariskan dari generasi ke generasi dalam suatu
sistem sosial yang mereka warisi bersama. Pandangan ini mendapat dukungan
seperti yang dibicarakan Lipton (1976) bahwa kemiskinan absolut itu disebabkan
oleh dua faktor yaitu pertama faktor genetik yaitu kemiskinan yang telah ada yang
terus diwarisi sejak mereka lahir disebabkan kondisi keluarga mereka miskin,
kedua kondisi lingkungan sosial yang nyata dan mengekali nilai atau kebiasaan
yang diamalkan orang miskin juga telah menyumbang kepada kemiskinan secara
budaya.
Lewis (1966) menyatakan sekurang-kurangnya ada lima kondisi yang
menyebabkan kekalnya budaya miskin. Budaya miskin lahir dalam masyarakat
karena (1) mengamalkan sistem ekonomi tunai, upah kerja dan produksi untuk
tujuan keuntungan; (2) tingginya angka pengangguran dan pekerja tanpa skill; (3)
tingkat upah yang sangat rendah; (4) berlakunya kegagalan sistem sosial, politik
dan ekonomi dalam membantu masyarakat berpendapatan rendah; dan (5) adanya
suatu sistem nilai yang diamalkan dalam kelas dominan yaitu kelompok kaya
sebagai pengaruh kelas lainnya.
Secara rinci Anthony Leeds (Balitbangda Provinsi Riau 2006) telah
meringkas beberapa ciri budaya miskin yang dirumuskan Oscar Lewis seperti
terlihat pada Tabel 1.
Cheyne, O’Nrien dan Beigrave (Suharto 2006) mengemukakan bahwa ada
dua teori utama (grand theory) tentang kemiskinan, yaitu: (1) teori neo-liberal dan
(2) teori sosial demokrat. Teori neo-liberal mengatakan komponen penting dari
sebuah masyarakat adalah kebebasan individu. Menurut Sherraden (2006) teori
tersebut memfokuskan diri pada tingkah laku individu yang merupakan teori

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

10

Tabel 1. Ciri-ciri budaya miskin menurut Oscar Lewis
Ciri umum

Ciri dari aspek ekonomi

Jumlah kematian dalam
keluarga cukup tinggi
Harapan tentang hidup
rendah
Kaum muda punya
peluang yang lebih besar
untuk bekerja
Wanita dan kanak-kanak
terlibat dalam pekerjaan

Usaha dilakukan bersifat konstan Tempat tinggal yang sempit
hanya sekedar untuk hidup
Banyak masalah pengangguran
Kurang privasi
dan tidak ada pekerjaan
Upah rendah
Suka berkawan dan
bersahabat
Pekerjaan tidak perlu
memperhatikan keahlian khusus

Suka mabok

Orientasi budaya bersifat
lokal
Selalu terpinggirkan

Tidak ada kebiasaan menabung

Dalam menyelesaikan sering
memberi siksaan keluarga
Menggunakan siksaan
mental dalam mendidik anak
Suka menyiksa istri

Tidak ada uang dalam bentuk
tunai
Buta huruf dan tingkat
Tidak ada persediaan makanan
pendidikan yang rendah
dalam rumah
Tidak mempunyai
Pola belanja sedikit mengikuti
organisasi pekerja
keperluan makan per hari
Tidak ikutserta dalam
Pola membeli barang sedikitpartai politik
sedikit hanya keperluan satu hari
Kurang peduli pada Suka menggadaikan barang
masalah kesehatan
berharga
Tidak menggunakan
Meminjam uang dengan bunga
fasilitas yang ada seperti yang besar
rumah sakit, pasar modern
Menggunakan baju dan peralatan
bekas

Ciri dari aspek sosial
dan psikologi

Lebih cepat berkenalan
dengan sexuality
Cenderung kepada sistem
keluarga berpusat pada ibu
Kepala keluarga cenderung
bersifat otoriter
Kuatnya ikatan solidaritas
dalam keluarga

tentang pilihan, harapan, sikap, motivasi dan modal manusia (human capital).
Para pendukung neo-liberal berargumentasi bahwa kemiskinan merupakan
persoalan individual yang disebabkan oleh kelemahan-kelemahan individu atau
pilihan-pilihan individu yang bersangkutan.

Kemiskinan akan hilang dengan

sendirinya jika kekuatan-kekuatan pasar diperluas, pertumbuhan ekonomi dipacu
setinggi-tingginya. Strategi penanggulangan kemiskinan bersifat

residual,

sementara dan hanya melibatkan keluarga, kelompok-kelompok swadaya atau
lembaga keagamaan.
Sebaliknya, teori sosial demokrat memandang bahwa kemiskinan
bukanlah persoalan individual, melainkan struktural. Kemiskinan disebabkan oleh
adanya ketidakadilan dan ketimpangan dalam masyarakat akibat tersumbatnya
akses kelompok tertentu terhadap berbagai sumber-sumber kemasyarakatan.

Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)

11

Berdasarkan konsep dan teori kemiskinan tersebut maka penelitian ini
diarahkan pada pendekatan yang berkaitan dengan ciri kemiskinan dari aspek
sosial ekonomi, fisik, psikologikal dan dan sosiologis lebih banyak diarahkan
pada persoalan individu dalam keluarga.
Batasan dan Dimensi Kemiskinan
Pembicaraan

tentang permasalahan sosial tentu tidak terlepas dari

permasalahan kemiskinan. Hal ini disebabkan kemiskinan merupakan masalah
multidimensional yang tidak saja melibatkan faktor ekonomi, tetapi juga sosial,
budaya dan politik. Kemiskinan dapat dianggap sebagai faktor utama
menimbulkan permasalahan kesejahteraan sosial.
Secara ekonomi, kemiskinan dapat didefinisikan sebagai kekurangan
sumberdaya

yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan

meningkatkan kesejahteraan sekelompok orang. Sumberdaya yang dimaksudkan
di sini tidak hanya aspek finansial, melainkan semua jenis kekayaan yang dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam arti luas.
Berdasarkan konsepsi ini, maka kemiskinan dapat diukur secara langsung
dengan menetapkan persediaan sumberdaya yang dimiliki melalui penggunaan
standar baku yang dikenal dengan garis kemiskinan (poverty line). Badan Pusat
Statistik (2006) menyebutkan bahwa garis kemiskinan adalah sejumlah rupiah
yang diperlukan oleh setiap individu untuk dapat membayar kebutuhan makanan
setara 2.100 kalori perorang perhari dan kebutuhan non-makanan yang terdiri
dari perumahan, sandang, kesehatan, pendidikan, transportasi, aneka barang dan
jasa lainnya.
Menurut Justika (1999), kemiskinan merupakan keadaan ketidakberfungsian individu atau kelompok atau keluarga dalam melaksanakan fungsi sosialnya
yang ditandai dengan:
(1) Ketidakmampuan dalam memenuhi keperluan dasar sehari-hari, seperti tidak
mampu memenuhi keperluan pangan (bahan makanan), sandang (pakaian),
papan (rumah), air bersih, kesehatan dan kebutuhan dasar pendidikan.
(2) Ketidakmampuan dalam menampilkan peranan sosialnya, seperti tidak
mampu melaksanakan tanggung jawab sebagai pencari nafkah, sebagai
ibu/bapak dan sebagai anggota masyarakat.

Create PDF files without this message by purchasing n