Dinamika Kesempatan Kerja Sektor Pertanian dan Industri di Sulawesi Selatan

DlNAMlKA KESEMPATAN KERJA
SEKTOR PERTANIAN DAN INDUSTRI
Dl SULAWESI SELATAN

Oleh:
LETTY FUDJAJA

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002

ABSTRAK
LETTY FUDJAJA. Dinamika Kesempatan Keja Sektor Pertanian dan lndustri di
Sulawesi Selatan. Dibimbing oleh BAYU KRlSNAMURTHl sebagai ketua dan
HARIANTO sebagai anggota.

.

Sulawesi Selatan memiliki potensi sumberdaya yang cukup memadai. baik
sumberdaya sektor pertanian maupun luar pertanian. Sumberdaya tni memiliki
peluang yang besar untuk dikembangkan guna meningkatkan produktivitas

tenaga keja pada sektor-sektor tersebut. Akan tetapi pemanfaatan sumberdaya
tersebut terkendala pada dua masalah utama, yakni: laju pertumbuhan angkatan
keja yang tinggi, sedangkan kesempatan ketja yang tersedia terbatas, dan
penyerapan angkatan kej a antar sektor tidak seimbang. Agar diperoleh strategi
peningkatan kesempatan keja yang seimbang, terlebih dahulu perlu dipelajati
dinamika
kesempatan
keja
yang
ada.
Penelitian
ini
bertujuan:
menganalisis perubahan struktur ekonomi dalam kaitannya dengan penyerapan
tenaga kerja di Sulawesi Selatan, menganalisis faktor-faktor yang mempengamhi
kesempatan kerja sektor pertanian dan industri di Sulawesi Selatan, dan
menganalisis kemungkinan dampak kebijakan pemerintah terhadap dinamika
kesempatan kej a sektor pertanian dan industri di Sulawesi Selatan.
Model dinamika kesempatan kerja sektor pertanian dan industri di
Sulawesi Selatan mempakan model persamaan simultan. yang menggunakan

pooling data dari seluruh kabupatentkota di Sulawesi Selatan dalam rentang
waktu 1995-1999. Pendugaan parameter menggunakan metode 2 SLS (Two
Stage Least Squares) dan pengolahan data menggunakan program komputer
SASETS version 6.12. Simulasi model dilakukan untuk menganalisis dampak
kebijakan pemerintah dan perubahan faktor ekonomi yaitu: peningkatan upah
sektoral. peningkatan dan penurunan investasi sektoral, peningkatan dan
penurunan PDRB sektoral. dan kombinasinya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gambaran struktur perekonomian
Propinsi Sulawesi Seiatan yang agraris belum mengalami perubahan meskipun
terfihat kecenderungan adanya ketidakseimbangan transforrnasi ekonomi dan
penyerapan tenaga kerja. Faktor-faktor yang mempengamhi kesempatan keja
pada subsektor datam pertanian adalah: kesempatan kerja subsektor tahun
sebelumnya. kesempatan keja industri, PDRB subsektor tahun sebelumnya,
kesempatan keja di luar subsektor yang dianatisis, angkatan keja, upah dan
investasi sektor pertanian, serta dummy krisis moneter. Sedangkan kesempatan
kerja sektor industri dipengaruhi oleh kesempatan kerja sektor pertanian. PDRB
sektor industri tahun sebelumnya, jumlah perusahaan industri, angkatan keja,
dan kesempatan keja sektor industri tahun sebelumnya.
Kebijakan pemerintah dan perubahan faktor ekonomi berpengaruh
terhadap dinamika kesempatan kerja sektor pertanian dan industri di Sulawesi

Selatan. Peningkatan upah rnemberi dampak positi terhadap kesempatan keja,
demikian pula terhadap PDRB sektoral. Peningkatan investasi sektoral
berdampak negatif terhadap kesempatan kerja sektor industri, akan tetapi
berdampak positii temadap PDRB sektoral. Sebaliknya, penurunan investasi
sektoral memberikan dampak negatif terhadap PDRB sektoral dan juga terhadap
kesempatan kerja sektor pertanian. Adapun perubahan PDRB, baik peningkatan
maupun penurunannya tidak memberikan pengamh terhadap kesempatan kerja.
Sedangkan skenario kombinasi semua berpengaruh positi terhadap kesempatan
kej a di Sulawesi Selatan.

SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang bejudul:
DlNAMlKA

KESEMPATAN

KERJA

SEKTOR


PERTANIAN

DAN

INDUSTRI Dl SULAWESI SELATAN
adalah benar trasil karya saya dan belum pemah dipublikasikan. Sernua sumber
data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jeias dan dapat
diperiksa kebenarannya.

Bogor, 13 Februari 2002

Letty Fudjaja
Nrp.990051t~N

DlNAMlKA KESEMPATAN KERJA
SEKTOR PERTANIAN DAN INDUSTRI
Dl SULAWESI SELATAN

Oleh:
L E T N FUDJAJA


Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi llmu Ekonomi Pertanian

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002

Judul Tesis

:

Nama Mahasiswa

DlNAMlKA KESEMPATAN KERJA SEKTOR
PERTANIAN DAN INDUSTRI Dl SULAWESI
SELATAN

LETIT FUDJAJA

Nomor Pokok
Program Studi

llmu Ekonomi Pertanian

Menyetujui.
1. Komisi Pembimbing

Dr. Ir. ~arianto.MS.
Anggota

2. Ketua Program Studi
llmu Ekonomi Pertanian

Dr. Ir. Bonar M. Sinaaa. MA.

Tanggal Lulus: 13 Februari 2002


Dr. Ir. l ~ a v Krisnamurthi.
u
MS.
Ketua

Penulis dilahirkan di Makassar pada tanggal 3 Februari 1970 dari
pasangan H. Yahya Fujaya dan Hj. Surianty. Penulis merupakan putri ketiga dari
fima bersaudara.
Tahun 1989 penulis menyelesaikan studi pada SMA Negeri 2 Makassar
dan pada tahun yang sama melanjutkan pendidikan sarjana pada Program Studi
Manajemen Agrosistem. J u N S ~Sosial
~
Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian
dan Kehutanan. Universitas Hasanuddin di Makassar. Penulis mempemleh gelar
Sarjana Pertanian pada tahun 1993. Pada tahun I999 penulis mernperoleh
kesempatan untuk melanjutkan studi ke jenjang S2 Program Studi llmu Ekonomi
Pertanian, Program Pascasarjana, lnstitut Pertanian Bogor melalui beasiswa
BPPS dari Departemen Pendidikan Nasional.
Tahun 1994 penulis menikah dengan Ir. Andi Mallombasang dan kini
telah dikaruniai dua orang putra, Andi Dewi Aulia pada tahun 1995 dan Andi

Muhammad Fahmi pada tahun 1998. Sejak tahun I998 penulis aktif sebagai
dosen tetap pada Fakultas Pertanian dan Kehutanan. Universitas Hasanuddin.

KATA PENGANTAR
Fuji dan syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah S W , karena berkat
Rakhmat dan Kamnia-Nya jualah sehingga tesis ini berhasil disebsaikan.
Penelitian ini berjudul "Dinamika Kesempatan Kej a Sektor Pertanian dan
Industri di Sulawesi Selatan".
Sektor pertanian mempakan sektor andalan dalam perekonomian di
Sulawesi Selatan. baik dalam sumbangannya terhadap produk domesiik regional
bmto (PDRB) Sulawesi Selatan maupun dalam penyerapan tenaga keja.
Namun seringkali sektor pertanian dieksploitasi untuk pengembangan seMorsektor di luar pertanian. yang rnengakibatkan terjadinya pertumbuhan yang tidak
proporsionat antara stmklur perekonomian dan ketenagakerjaan.

Fenomena

tersebut menimbulkan pertanyaan apakah dalarn perkembangan pembangunan
ekonomi sektor pertanian akan semakin ditinggalkan atau sebaiiknya perlu
dipertahankan. Sehubungan dengan ha1 tersebut maka penulis mencoba
menguraikan gambaran pembahan struktur ekonomi dalam kaiinnya dengan

penyerapan tenaga keja di Sulawesi Selatan dan waktu ke waktu, serta faktorfaktor yang mempengaruhinya.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini tidaklah sempuma, karena itu sangat
diharapkan adanya kritik dan saran yang konst~ktifdari pembaca. Akhimya.
semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilrnu pengetahuan.
khususnya ilrnu ekonomi pertanian.

Bogor, Februari 2002

Letty Fudjaja

UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian tesis ini, banyak sekali
pihak yang dengan ikhlas telah membantu penulis baik dalam pemikiran, materil.
maupun dorongan moril.

Penghargaan yang sangat mendalam dan ucapan

terima kasih penulis sampaikan kepada Dr. Ir. Bayu Krisnamurthi. MS. selaku
ketua komisi pembimbing, dan Dr. Ir. Harianto, MS. sebagai anggota, yang telah
memberikan banyak pengarahan, birnbingan, dan saran sejak awal hingga

selesainya penelitian dan tesis ini.
Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada: Ketua Tim Beasiswa
Program Pascasarjana (BPPS) beserta stafnya atas bantuan biaya yang telah
diberikan selama pendidikan, Direktur Program Pascasarjana dan Ketua
Program Sfudi llmu Ekonomi Pertanian, lnstiiut Pertanian Bogor beserta stafnya
atas segala fasilis yang telah diberikan selama pendidikan. Rektor Universitas
Hasanuddin. Dekan dan Ketua Jurusan Sosial Ekonorni Pertanian, Fakultas
Pertanian dan Kehutanan. Universitas Hasanuddin yang telah memberikan
kesempatan mengikuti pendidikan pada Program Pascasarjana lnstiiut Pertanian
Bogor.
Kepada kedua orang tuaku (Surianty dan Yahya Fujaya), mertua (Andi
Cenu dan A. Kadir Lira), dan saudara-saudara, khususnya kakakku tersayang
Ir. Yushinta Fujaya, Msi.. terima kasih atas segala doa dan bantuannya baik
materil

maupun

dorongan

moril.


Teristimewa

kepada

suami

(Ir.

Andi

Mallombasang) dan anak-anakku tercinta (Andi Dewi Aulia dan Andi Muhammad
Fahmi), terirna kasih yang tak terhingga atas pengorbanan. kasih sayang.
kesabaran dan kesetiaan, serta motivasi yang diberikan.
persembahkan kepada mereka.

Tesis ini penulis

Tak Lupa penulis rnenyampaikan terima kasih kepada rekan-rekan staf
dosen Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian dan Kehutanan,
Universitas Hasanuddin yang telah membantu dan memotivasi penulis hingga
tesis ini dapat diselesaikan. Kepada segenap rekan-rekan mahasiswa S2 EPN
angkatan 99, khususnya Fi, Octavia. Emilia. Ismalia, Rina. Sudi Mardianto. dan
Rasidin. atas segala kebersamaan dalarn belajar. Serta kepada semua pihak
yang telah rnembantu penulis selama penyelesaian studi. yang tiiak sernpat
penulis sebutkan satu per satu.

Semoga kebaikan anda semua memberikan

sumbangan yang besar bagi kernajuan ilmu pengetahuandan semoga mendapat
balasan dari Yang Maha Kuasa. Arnin.

DAFTAR IS1
Halaman
DAFTAR TABEL

.....................................................................................

DAFTAR GAMBAR

................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN

I. PENDAHULUAN

..............................................................................

....................................................................................

1.1. Latar Belakang

.............................................................................

1.2. Perurnusan Masalah

....................................................................

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..................................................
1.4. Ruang Lingkup dan Ketehatasan Penelitian

I1. TINJAUAN PUSTAKA

...............................

............................................................................

....................................................................................
Angkatan Kej a dan Pengangguran...............................................

2.1 . Pasar Kerja
2.2.

2.3. Dinarnika Kesempatan Kej a dan Faktor-faktor yang
Mempengamhi Kesempatan Kerja ...............................................

I11. KERANGKA PEMlKlRAN

.......................................................................

3.1. Kerangka Model Ekonomi ..............................................................
3.2. Prosedur Pembentukan dan Penempan Model

...........................

IV. METODE PENELlTlAN ............................................................................
4.1 . Penentuan Lokasi Penelitian .........................................................

.................................................................
...................................................
4.4. Definisi Operasional .......................................................... .'...........
4.5. ldentifikasi Model ...........................................................................
4.6. Metode Pendugaan........................................................................
4.7. Validasi Model ...............................................................................
4.8. Analisis Sirnulasi ...........................................................................

4.2. Jenis dan Sumber Data

4.3. Spesfikasi Model Ekonornetrika

xiv

.

V GAMBARAN UMUM DAERAH SULAWESI SELATAN................ .
..........
5.1. Keadaan Geografi

.........................................................................

5.2. Keadaan Perekonomian ..........................................................
5.3. Keadaan Penduduk .......................................................................
5.4. Keadaan Ketenagakerjaan

.......................
.
,
.
.....................

VI . KESEMPATAN KERJA SULAWESJ SELATAN ......................................
6.1. Garnbaran Struktur Ekonomi dan Ketenagakerjaan .....................
6.2. Model Dinamika Kesempatan Kerja Sektor Pertanian
dan lndustti di Sulawesi Selatan .................................................
6.3. Validasi Model

..............................................................................

VII. DlNAMlKA KESEMPATAN KERJA

.......................................................

..........................
....................
Dampak Penurunan lnvestasi Sektoral 5 Persen .........................
Darnpak Peningkaian PDRB Sektoral 10 Persen .........................
Dampak Penurunan PDRB Sektoral 5 Persen .............................

7.1 . Darnpak Peningkatan Upah Sektoral 20 Persen

7.2. Darnpak Peningkatan lnvestasi Sektoral 10 Persen
7.3.
7.4.
7.5.

7.6. Darnpak Kenaikan Upah Sektoral20 Persen dan lnvestasi
SeMoral 10 Persen ........................................................................
7.7. Darnpak Kenaikan Upah Sektoral20 Persen dan Penurunan
lnvestasi Sektoral 5 Persen ..........................................................

.

7.8. Darnpak Kenaikan Upah SeMoral20 Persen lnvestasi SeMoral
10 Persen dan PDRB Sektoral -10 Persen.....................................

.

7.9. Dampak Kenaikan Upah Sektoral20 Persen Penurunan

lnvestasi Sektoral 5 Persen dan PDRB Sektoral 5 Persen ...........

7.10. Dampak Kenaikan Upah Sektoral20 Persen dan lnvestasi
SeMoral10 Persen. serta Penurunan PDRB SeMoral5 Persen ..
7.1 1. Rangkurnan Simulasi Model ..........................................................
VIII. KESIMPULAN DAN S A W N.....................................................................
8.1 . Kesimpulan.................................. ......
8.2.

.............................................
Saran Kebijakan ............................................................................

8.3. Saran Penelian Lanjutan
DAFTAR PUSTAKA

.............................................................

................................................................................

DAFTAR TABEL
Nomor
1. Proyeksi Angkatan Kerja Indonesia Menurut Kelornpok Umur

Halannan

.......

2. Jumlah dan Distribusi Kesempatan Kerja lndonesia Menurut 9
Sektor Perekonomian. 19952000....................................................
3. Definisi Variabel. Satuan Pengukuran, dan Surnber Data
Penelitian ..........................................................................................

4. Jurnlah dan Distribusi Produk Domestik Bruto Menurut
Sektor di Sulawesi Selatan, 1995-1999............................,

. ......

5. Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Konstan Tahun 1993

Menurut Sektor di Sulawesi Selatan. 1994-1999 ............................

6. Kepadatan Penduduk Menurut KabupatenIKota, 1999....................
7. Laju Pertumbuhan Penduduk di Sulawesi Selatan. 19951999 .......
8. Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas yang Bekeja Menurut
Lapangan Usaha di Sulawesi Selatan. 1995-1999 ..........................

9. Distibusi Rata-rata dan Laju Pertumbuhan Produk Domestik
Regional Bruto dan Tenaga Kerja di Sulawesi Selatan. 19951999
10. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas yang Bekerja
Menurut Lapangan Usaha di Sulawesi Selatan. 19951999 ...........
f 1. Pefflbahan Komposisi Sektoral Angkatan Kej a di Sulawesi

Selatan. 1997-1998

12. Tingkat Pengangguran Terbuka di Sulawesi Selatan, ?995-1999..
13. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas yang Bekelja
Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan di Sulawesi
Selatan. f 9951999
14. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas yang Bekeja
Menurut Sektor dan Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan
di Sulawesi Selatan, 19951999 ....................................................
15. Perkembangan PDRB Sektor Pertanian Atas Dasar Harga
Konstan Tahun 1993 Periode 19951999 .................... ..................
16. Perkembangan PDRB Sulawesi Selatan Atas Dasar Harga
Konstan Tahun 1993 Periode 1995-1999 .......................................
17. Struktur Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Pertanian di Sulawesi
......................................
Selatan. 19951999

2

Struktur Penyerapan Tenaga Kerja Sulawesi Selatan. 19951999..
Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Kesempatan Kej a
Subsektor Tanaman Pangan.............................................................
Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Kesernpatan Kerja
Subsektor Perikanan .........................................................................
Hasil Pendugaan Parameter Persfmaan Kesempatan Kerja
Subsektor Peternakan.....................................................................
Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Kesempatan Keja
Subseldor Perkebunan ....................................................................
Hasil Pendugaan Parameter Persarnsan Kesernpatan Kej a
Sektor Industri....................................................................................
Hasil Pendugaan Parameter Persarnaan Upah Sektor Pertanian...
Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Upah Industri

.................

Hasil Pendugaan Parameter Persamaan PDRB Subsektor
Tanaman Pangan .............................................................................
Hasil Pendugaan Parameter Persamaan PDRB Subsektor
Perikanan.........................................................................................
Hasil Pendugaan Parameter Persamaan PDRB SubseMor
Peternakan ........................................................................................
Hasil Pendugaan Parameter Persamaan PDRB Subsektor
Perkebunan ................................
..... ...............................................
Hasil Pendugaan Parameter Persamaan PDRB SeMor lndustri .....
Hubungan Antar Variabel dalam Model Dinamika Kesempatan
Kej a Sektor Pertaniandan lndustri di Sulawesi Selatan ................
Hasil Validasi Model Dinamika Kesempatan Kej a SeMor
Pertanian dan lndustri di Sulawesi Selatan ......................................
Dampak Peningkatan Upah Sektoral20 Persen Temadap
Variabel Kesempatan Kej a dan PDRB ...........................................
Dampak Peningkatan lnvestasi Sektoral 10 Persen Terhadap
Variabel Kesempatan Kerja. Upah. dan PORB ...............................
Dampak Penurunan lnvesfasi Sektoral5 Persen Terhadap
Variabel Kesempatan Keja, Upah, dan PDRB ........................
Dampak Peningkatan PDRB Sektoral10 Persen Terhadap
Variabel Kesempatan Keja dan Upah ............................................

37. Dampak Penurunan PDRB Sektoral5 Persen Terhadap
Variabel Kesernpatan Kerja dan Upah .........................................

114

38. Dampak Kenaikan Upah Sektoral20 Persen dan lnvestasi
Sektoral10 Persen Terhadap Variabel Kesernpatan Kerja dan
PDRB ................................................................................................

115

39. Dampak Kenaikan Upah Sektoral20 Persen dan Penurunan
lnvestasi Sektoral5 Persen Terhadap Variabel Kesempatan Kerja
dan PDRB..........................................................................................

117

40. Dampak Kenaikan Upah Sektoral20 Persen. lnvestasi Sektoral
10 Persen, dan PDRB Sektoral10 Persen Terhadap Variabel
Kesempatan Kerja ...................................... ......................................

119

41. Dampak Kenaikan Upah SeMoral20 Persen. Penuwnan
lnvestasi dan PDRB Sektoral5 Persen Terhadap Variabel
Kesernpatan Kerja ............................................................................

120

42. Dampak Kenaikan Upah Sektoral20 Persen dan lnvestasi
SeMoral10 Persen serta Penurunan PDRB SeMoral5 Persen
Terhadap Variabel Kesempatan Kelja .............................................

121

43. Darnpak Simulasi Kebijakan Berdasarkan lndikator Keberhasilan...

123

DAFTAR GAMBAR
Halaman

Nomor

1 . Menentukan Kurva Penawaran Tenaga Kej a .................................

...

12

2. Hubungan Antara Produksi Total, Rata-rata, dan Marginal
Penggunaan FaMor Tenaga Kej a

16

3. Menentukan K U N ~
PermintaanTenaga Kerja
4.

Keseimbangan di Pasar Tenaga Kerja

5. Diagram Ketenagakejaan

17
.. .

.....

.
.
...............................................

6 . Kerangka Model Dinamika Kesempatan Keja di Sulawesi
Selatan............................ ................ ........................................

19
21

...............

34

7. Prosedur Pembentukan dan Penerapan Model Dinamika
Kesempatan Kej a Sektor Pertanian dan lndustri di Sulawesi Selatan

36

8. Struktur Produk Oomestik Regional Bruto Sektor Pertanian
Sulawesi Selatan. 19951999............ .......................................

...........

67

9. StruMur Pmduk Domestik Regional Brut0 Sulawesi Selatan,
19B51999.......... ......... ..
...........................................................

69

10. Struktur Tenaga Keja Sektor Pertanian Sulawesi Selatan.

1995-1999 .... ............................................................................... . ........ .

71

1 1 . Struktur Tenaga Kerja Sulawesi Selatan. 19951999...........................

72

12. Hubungan Antara Struktur PDRB dan Struktur Tenaga Kerja
Sulawesi Selatan, 1995-1999 ............................ ...................................

73

DAFTAR LAMPIRAN
Nornor

Halaman

1. Data Aldual Model Dinamika Kesempatan Keja Sektor Pertanian
dan lndustri di Sulawesi Selatan. 19951999 ......................
.......

136

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan ekonomi pada dasarnya merupakan

upaya

untuk

meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Menurut Suroto (1992), pembangunan
merupakan perjuangan yang harus dilakukan secara besar-besaran dan
sistematis dalam jangka panjang untuk meningkatkan kehidupan seluruh rakyat.
Pembangunan ekonomi sangat penting, iidak hanya sekedar untuk mencapai
pertumbuhan ekonomi yang tinggi,

akan tetapi

haruslah rnencerminkan

pembahan total suatu masyarakat atau penyesuaian sistem sosial secara
keseluruhan, tanpa mengabaikan keragaman kebutuhan dasar dan keinginan
individual maupun kelompok-kelornpok sosial yang ada di dalamnya untuk
bergerak maju menuju suatu kondisi kehidupan yang serba lebih baik. secara
material maupun spiritual (Todaro. 1999).
Pembangunan ekonomi dan pertumbuhan kesempatan kerja memiliki
keterkaitan yang erat. Kesempatan kerja serta jumlah dan kualitas orang yang
digunakan dafam pekerjaan menjadi indikator penting pembangunan ekonomi.
oleh karena rnempunyai fungsi yang menentukan dalam pernbangunan. Fungsi
tersebut adalah: (1) tenaga kerja sebagai sumberdaya untuk menjalankan proses
produksi dan distribusi barang dan jasa, dan (2) tenaga kerja sebagai sarana
untuk menimbulkan dan mengembangkan pasar. Kedua fungsi tersebut
rnemungkinkan berlangsungnya pertumbuhan ekonomi secara terus menerus
dalam jsngka panjang, atau dapat dikatakan bahwa tenaga kerja merupakan
motor penggerak dalarn pembangunan (Suroto, 1992).
Persoalan ketenagakerjaan di Indonesia adalah meningkatnya jumlah
angkatan kerja yang cukup besar, sementara kesempatan kerja yang tersedia

terbatas. Hal tersebut dapat dilihat pada data rnengenai proyeksi angkatan ketja
di fndonesia tahun 1998 hingga 2005 (Tabel q).
Tabel 1. Proyehi Angkatan Keja Indonesia Menurut Kelornpok Urnur. 19982005

Surnber: BPS, 1998b.
Dalarn keadaan normal jumlah angkaian keja yang masuk ke pasar
tenaga kerja rnencapai 2.7 juta jiwa per tahun. Setiap terjadi penurunan 1 persen
perturnbuhan ekonorni rnengakibatkan tejadinya pengangguran seldtar 2.8 juta
jiwa (Sudaryanto. 2000). Hingga tahun 2001. jumlah pengangguran di lndonesia
telah rneningkat menjadi 40 juta j i i dan penduduk di bawah garis kemiskinan
meningkat rnencapai sekitar 140 juta jiwa'.
Pilihan rnengenai arah pernbangunan ekonorni akan menentukan pula
besamya perluasan keja di negara tersebut. Di Indonesia, sejak REPELITA V
(19891994) pembangunan ekonorni telah menitikberatkan pada perluasan

kesernpatan keja yang diarahkan pada pelgeseran yang lebih cepat dari
lapangan keja sektor pertanian ke sektor nori-pertanian khususnya ke sektor
industri pengolahan.

Kebijakan ini bertujuan untuk rnewujudkan pertanian

tangguh yang mendukung proses industrialisasi yang berkesinarnbungan dan
rnendorong perturnbuhan ekonorni nasional.

Narnun proses indusbialisasi ini

terlalu dipercepat dan perkernbangannya lebih bersifat padat modal sehingga
tejadi ketirnpangan dalarn struktur ekonorni dan ketenagakerjaan, antara sektor
pertanian dan industri.

terjadi ketirnpangan dalarn struktur ekonorni dan ketenagakerjaan, antara sektor
pertanian dan industri.
Pada tahun 2000, sektor pertanian rnernberikan pangsa penyerapan
tenaga kerja terbesar dibanding sektor industri.

Sektor pertanian rnenyerap

45.15 persen dari total tenaga kerja, sedangkan sektor industri hanya 12.98
persen. Di sisi lain, pangsa sektor pertanian terhadap Produk Dornestik Bruto
(PDB) lebih kecil dibanding sektor industri, yakni masing-masing sebesar 17.06
persen dan 25.80 persen (BPS, 2000a). Ketirnpangan ini rnerupakan salah satu
penyebab tirnbulnya krisis ekonorni di Indonesia.
Darnpak krisis ekonorni di Indonesia sangat mengguncang perekonornian.
khususnya pada sektor-sektor non-pertanian, sernentara sektor pertanian terfihat
sernakin penting peranannya dalarn kondisi perekonornian yang kurang sfabil
sejak pertengahan tahun

1997. Fakta menunjukkan bahwa telah terjadi

peningkatan proporsi angkatan kerja yang terserap di sektor pertanian pada
rnasa krisis. sernentara sektor lain terlihat kecenderungan penurunan tingkat
penyerapan tenaga kerja tetapi dengan proporsi yang relatiikecil. Dalarn periode
tahun 1995-1996, pangsa penyerapan tenaga kerja sektor pertanian menurun
dari 46.03 persen rnenjadi 43.50 persen atau turun sebesar 2.53 persen.
Sedangkan pada periode krisis (tahun 1997-1998). terlihat peningkatan yang
cukup tajarn, dimana pada tahun 1997 pangsa penyerapan tenaga kerja sektor
pertanian sebesar 40.73 persen rneningkat rnenjadi 44.97 persen di tahun 1998,
atau naik sebesar 4.24 persen. Untuk lebih jelasnya rnengenai data perubahan
jumlah dan distribusi kesempatan kerja dapat dilihat pada Tabel 2. Meningkatnya
pangsa penyerapan tenaga kerja sektor pertanian rnenunjukkan bahwa krisis
ekonorni tidak begitu berpengaruh terhadap sektor pertanian.
Dalarn

konteks

pernbangunan

regional,

Sulawesi

Selatan

rnasih

menyandang predikat propinsi agraris. Predikat ini didasari pada kondisi

Tabel 2. Jumlah dan Distribusi Kesempatan Keja Indonesia Menurut 9 SeMor Perekonomian, 1995-2000

r
SeMor

1995

Jumlah
(1000 org)

(%)

1997
Distrlbibusi

Jumlah
(1000 org)

(%)

1998
Jumlah
(1000 org)

Diibusi
(%)

1999
Diibusi

Jumlah
(1000 org)

Diibusi

Jumlah
(1000 org)

(56)

~OOO*'

(Oh)

Diibibusi
(%)

32 725.15
493.04
8 372.83
184.71
3 075.83
11 808.40
3 111.41

585.82
10 738.55
I

Total

Diibusi

Jumlah
(1000 org)

1. Pertanian
2. Pertambangan
dan penggalian
3. lndustri
pengolahan
4. Lisbik,gas,air
5. Konstnrksi
6. Perdagangan
dan perhotelan
7. Transportasi,
komunikasi
8. Keuangan
9. Jasa

1996

1

I
71 095.74

1

I
100.00

/

I
83 900.16

Sumber: BPS 1995, 1996a, 1997,1998a, 1999a, 2000a
' Angka sementara.

(

I
100.00

1

I
85405.50

1

I
100.00

1

I
87672.40

1

I
100.00

1

I

88 816.85

1

I
100.00

1

I
89 804.10

1

100.00

perekonomian daerah yang didominasi deh sektor pertanian.

Hal tersebut

mernang memungkinkan oteh karena kondisi fisik wilayah serta potensi
sumberdaya seperti lahan dan tenaga kerja yang cukup besar, sehingga sangat
mendukung pengembangan sektor tersebut (Dinas Pertanian Propinsi Sulawesi
Selatan. 1995).

Diberlakukannya UU No.22 dan No.25 tahun 1999 tentang

otonomi daerah dan perimbangan keuangan antara pusat dan daerah, menandai
kemandirian daerah dalam mengaturlmengelola sumberdaya yang tersedia di
daerah masing-masing.

Dengan demikian peran sektor pertanian dalam

pembangunan perekonomian di Sulawesi Selatan semakin penting dalam
menyongsong otonomi daerah.
Pola perluasan kesempatan kej a serta dinamika kesempatan kerja
daerah, sangat ditentukan oieh pilihan mengenai arah pembangunan ekonomi
daerah.

Riyadi

(2000)

mengernukakan

bahwa

petwujudan

strategi

pengembangan potensi daerah secara praktis terletak pada aktualisasi konsep
pembangunan wilayah secara utuh dan terpadu (comprehensive and integrated

area development concept).

Konsep pembangunan atau strategi dasar

pembangunan wilayah Sulawesi Selatan seperti dikutip Dinas Pertanian Propinsi
Sulawesi Selatan (1995). dikenal dengan trikonsepsi, yaitu: (1) perubahan pola
pikir yang merupakan strategi pembangunan yang diarahkan untuk menyiapkan
sumberdaya manusia dan dukungan kefembagaan yang diperlukan untuk
menyukseskan program-program pembangunan yang dijabarkan dari strategi
yang

lain,

(2)

peiwilayahan

komoditas

yang

merupakan

kiat

untuk

mendayagunakan sumberdaya alam (utarnanya lahan) dan keunggulan lokasi
seoptimal

mungkin

bagi

peningkatan

kemakmuran

dan

kesejahteraan

rnasyarakat, utarnanya yang berdiam di pedesaan, dan (3) petik-olah-jual yang
rnerupakan

strategi

yang

diarahkan

untuk

menyiapkan

kondisi

bagi

pembangunan industri di Sulawesi Selatan dengan tetap berorientasi pada

peningkatan pendapatan rnasyarakat pedesaan.

Dalarn trikonsepsi tersebut

jelas terlihat bahwa sektor pertanian rnenjadi basis utarna perekonornian di
Sulawesi Selatan,

karena itu, dalarn era donomi daerah, sektor pettanian di

jadikan sebagai prime mover untuk rneningkatkan pendapatan nil petani dan
masyarakat.

menciptakan

kesempatan

kerja

dan

berusaha,

serta

rnengernbangkan wilayah secara keseluruhan.
1.2. Perurnusan Masalah

Lahimya UU No.22 tahun 1999 tentang pernerintahan daerah dan PP
No.25 tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan propinsi sebagai daerah
otonorni, rnernbawa irnplikasi kepada perubahan pendulum pernbangunan. Bila
sebelurnnya pernbangunan sangat bersifat sentralistis (fop down), dengan
peraturan baru ini pembangunan dilaksanakan secara terdesentralisasi (bottom
up) yang mengandalkan sumberdaya lokal (local resources based). Hal tersebut
berarti bahwa pembangunan ekonomi nasional akan terjadi pada setiap daerah
dan perekonornian daerah. Menurut Rasyid.(2000). dengan lahimya UU tentang
otonorni daerah, menjadi modal bagi pernerintah untuk rnelakukan upaya
pernbangunan daerah yang berorientasi untuk kepentingan daerah.

Dengan

dernikian akan mernberi pefuang bagi pernerintah daerah untuk rnendorong
investasi di berbagai sektor, yang akan berirnplikasi pada peningkatan
pertumbuhan sektor tersebut.
Sulawesi Selatan merniliki potensi surnberdaya yang cukup mernadai,
baik potensi surnberdaya di sektor pertanian rnaupun di luar sektor pertanian,
yang dapat dikernbangkan untuk rneningkatkan produktivitas tenaga kerja pada
sektor-sektor tersebut. Meskipun secara rata-rata. tingkat produktivitas pekerja
di Sulawesi Selatan termasuk rendah jika dibandingkan beberapa propinsi
lainnya di Indonesia (urutan ke-13). narnun sebagai propinsi agraris dan rnaritirn.

Sulawesi Selatan rnempunyai keunggulan kornparatii (comparative advantage).
yang

merupakan

modal

dasar

perekonomian

(BPS,

2000b).

pembangunan ekonomi. baik di sektor pertanian rnaupun seMor

Melalui
di luar

pertanian, keunggufan tersebut dapat dikembangkan untuk marnpu bersaing
(rnerniliki keungguian

bersainglcompetitive advantage) dan rnernperkokoh

pertumbuhan ekonomi daerah.

Akan tetapi, perkembangan sektor di luar

pertanian yang cukup pesat, tidak disertai penyerapan tenaga kerja yang besar.
sehingga nilai tambah yang berasal dari sektor tersebut yang dapat dinikmati
oleh masyarakat Sulawesi Selatan rnasih relatif kecil.

Ketidakseimbangan

penyerapan tenaga kerja antar sektor ini, mengakibatkan tingkat pendapatan
masyarakat masih tetap rendah.

Keadaan ini diperparah oleh krisis yang

melanda pada pertengahan tahun 1997, yang mengakibatkan goncangan
terhadap perkernbangan perekonomian.
Masalah ketenagakejaan di Sulawesi Selatan cukup serius dan penting
untuk dicari solusinya, mengingat jurnlah angkatan keja dari tahun ke tahun
makin bertambah sebagai akibat pertambahan penduduk sementara kesempatan
kerja yang tersedia terbatas.

Kecuali tahun 1994 dan 1996, rata-rata

pertumbuhan per tahun angkatan kerja di Sulawesi Selatan sejak tahun 1994
hingga 1999,hampir selalu di atas rata-rata pertumbuhan penduduk.

Dalam

kurun waktu tersebut, rata-rata pertumbuhan angkatan kerja sebesar 2.39
persen, sementara rata-rata perturnbuhan penduduk hanya sebesar 1.94persen
(BPS. 1999b).

Pertumbuhan angkatan kerja yang tinggi rnengharuskan

pemerintah untuk

menyediakan dan

memperluas lapangan

keja

yang

diperuntukkan bagi angkatan kerja tersebut.
Salah satu strategi yang diternpuh pernerintah daerah Sulawesi Selatan
untuk rnengatasi masalah ketenagakerjaan melalui pengembangan sistem
agribisnis, dengan tetap mengacu pada trikonsepsi dasar pembangunan daerah.

Menurut Saragih (2001). kontribusi sistem agribisnis dalam penyerapan tenaga
kerja mencapai 77 persen. Karena itu, melalui pemantapan sistem agribisnis
diharapkan dapat mengurangi masalah pengangguran.

Selain itu, agribisnis

yang berjalan dengan baik akan menjadi sumber pertumbuhan baru yang dapat
meningkatkan nilai tambah, dengan meningkatkan saling keterkain antara
sektor

pertanian dengan sektor-sektor

lainnya melalui proses

produksi.

pengolahan, dan pemasaran. Semua ini mengakibatkan perubahan-perubahan
struktur kesempatan kerja yang terjadi dari waktu ke waktu dan membentuk
dinamika kesempatan kerja.
Oleh karena itu. agar diperoleh strategi peningkatan kesempatan kerja
yang seirnbang, terlebih dahulu perlu dipelajari dinamika kesernpatan kerja yang
ada.

Datam kaitan ini, beberapa pertanyaan yang peilu dijawab adalah:

(1) bagaimanakah gambaran perubahan struktur ekonomi dalam kaiinnya

dengan penyerapan tenaga kerja di Sulawesi Selatan? (2) faktor-faktor apakah
yang mempengaruhi kesempatan kerja pada sektor pertanian dan subsektor
yang ada dalam sektor pertanian di Sulawesi Selatan? (3) faktor-faktor apakah
yang mempengaruhi kesernpatan kerja pada sektor industri

di Sulawesi

Selatan? dan (4) bagaimana kemungkinan dampak kebijakan pemerintah
terhadap dinarnika kesempatan kerja sektor pertanian dan industri di Sulawesi
Selatan?
1.3.

Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Secara umurn penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinarnika

kesernpatan k e j a sektor pertanian dan industri di Propinsi Sulawesi
Selatan.

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis

perubahan struktur ekonomi dalarn kaitannya dengan penyerapan tenaga

kerja di Sulawesi Selatan, (2) menganalisis faktor-faktor yang mempengamhi
kesempatan keja sektor pertanian dan subsektor

yang ada dalam sektor

pertanian di Sulawesi Selatan, (3) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
kesempatan keja sektor industri

di Sulawesi Selatan, dan (4) menganalisis

kemungkinan dampak kebijakan pemerintah terhadap dinamika kesempatan
kerja sektor pertanian dan industri di Sulawesi Selatan.
Minimal ada tiga kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini, yakni:
(1) memberikan inforrnasi mengenai kesempatan kerja di Sulawesi Selatan serta
faktor-faktor yang mempengaruhinya, (2) bermenfaat sebagai bahan masukan
dan

pertimbangan

bagi

penentu

kebijakan

pembangunan

di

bidang

keienagakerjaan, dan (3) sebagai bahan kepustakaan bagi penelitian lebih lanjut.
1.4. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

Studi ini diiakukan dalam lingkup regional, dengan disagregasi sektor
pertanian dan industri. Pertanian yang dimaksud disini adalah pertanian dalam
arti luas yang meliputi subsektor tanaman pangan, perikanan. petemakan,
perkebunan dan kehutanan. Masing-masing subsektor dianalisis secara terpisah,
akan tetapi subsektor kehutanan tidak dianalisis mengingat karakteristiknya jauh
berbeda dengan subsektor lainnya. Disamping itu, sumbangan subsektor
kehutanan relatif kedl baik terhadap produk domestik regional bmto (PDRB)
maupun dalam ha1 penyerapan tenaga kerja di Propinsi Sulawesi Selatan. Pada
tahun 1999, PORE dan penyerapan tenaga kerja subsektor kehutanan terhadap
PDRB dan penyerapan tenaga kerja sektor pertanian hanya sebesar 0.97 dan
0.49 persen.
Dalam penelitian ini, struktur perekonomian yang dimaksud didasarkan
pada besamya sumbangan sektor temadap PDRB,

sedangkan struktur

ketenagakejaan didasarkan pada banyaknya orang yang bekerja pada sektor

pertanian dan industri, yang akan dijelaskan berdasarkan hubungan antara
kemampuan sektor dalam menyurnbangterhadap PDRB dan kemampuan sektor
dalam menyerap tenaga kerja.
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah penggunaan data sekunder
yang agregatif tidak membedakan dan merina jenis pekerjaan, tingkat umur,
jenis kelamin, status pekerjaan, pewilayahan dasa dan kota, jenis pengusahaan
dan jenis komoditi. Di samping itu, karena pengaNh krisis moneter terkaii erat
dengan nilai tukar rupiah yang bemuktuasi setiap harinya, maka untuk melihat
pengaruh krisis moneter hanya menggunakan variabel dummy.

II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.

Pasar Kerja

Pasar kerja adalah seluruh aktivitas pelaku-pelaku ekonomi yang
mempertemukan pencari kerja dan kesempatan keja.

Pelaku-pelaku tersebut

terdiri dari: (1) pengusaha yang membutuhkan pekerja, dan (2) pencari kerja
yang membutuhkanpekerjaan.
Proses interaksi diantara keduanya memellukan waktu yang lama karena
baik pencari keja maupun kesempatan kerja bersifat tidak homogen dan
inforrnasi mengenai keduanya sangat tehatas. Pencari keja ingin memperoleh
pekejaan dengan kondisi yang paling baik dan pengusaha ingin rnencari pekerja
yang paling cocok untuk mengisi fowongan kerja yang tersedia.

2.1 .I.
Teori Penawaran Tenaga Kerja
Penawaran adalah suatu hubungan sntara harga dan

kuantitas.

Sehubungan dengan tenaga kerja. penawaran adalah suatu hubungan antara
tingkat upah dengan jumlah tenaga kerja yang siap disediakan oleh para pemilik
tenaga kerja.

Seorang pekerja dalam menawarkan tenaganya aKan bertindak

rasional dengan membuat pilihan diantara bekeja dan menikmati masa
istirahatnya (leisum). Pekerja mempunyai 2 pilihan dalam membagi waktu untuk
memaksimumkan

kepuasannya,

yaitu:

(1)

kepuasan

dari

bekeja

dan

memperofeh upah, dan (2) kepuasan dari menikmati masa istirahatnya.
Dalarn kasus tenaga

keja,

kurva

penawaran dapat

metukiskan:

(1) jumlah tenaga keja maksimum yang dapat disediakan oleh pemilik tenaga
kerja pada berbsgai kemungkinan tingkat upah untuk tiap periode waktu dan,

(2) tingkat upah

yang bersedia diterima para pemilik tenaga kej a pada

setiap kernungkinan jurnlah tenaga kerja (Sukirno, 2000; Bellante dan Jackson.
1990).

Utilitadkepuasan yang diterima pekerja dapat dilukiskan dengan kurva
indierensi, seperti terlihat pada Garnbar 1.

Masa istirahat dan bekerja
(a) Pilihan Seorang Pekerja

Jam bekej a
(b) Penawaran Tenaga Kej a

Garnbar 1. Menentukan Kurva Penawaran Tenaga Keja.
Sumber: Sadono 2000.
Pada Garnbar 1, terfihat bahwa sumbu datar pada Garnbar l a
rnenunjukkan jam bekej a dan bedstirahat yang dapat dinikrnati seseorang dalarn
satu hari, yang rnempunyai jumlah waktu sebanyak 24 jam (dilihat dari sebelah
kanan ke kin). Garis lurus Wo. Wt, W2 menunjukkan tiga atternatif tingkat upah
pekerja, yaitu nilai upah yang dibayarkan untuk setiap jam kerja. Garis upah
yang sernakin tinggi menggambarkantingkat upah yang sernakin tinggi pula (W2

z W, > Wo). Kuwa Uo, Ut. U2menggambarkan tingkat kepuasan yang dinikmati
dari rnernilih berbagai kornbinasi masa bekerja dan beristirahat. Kurva U yang
semakin tinggi menggarnbarkan bahwa pekerja menikrnati kepuasan yang lebih
tinggi (U2>U1>Uo). Kepuasan rnaksirnurn dari rnengkonsurnsidua barang (dalarn

-

ha1 ini kedua barang tersebut adalah rnasa istirahat dan uang yang diperoleh dari
bekerja), akan dicapai apabila kuwa kepuasan rnenyinggung garis pendapatan
(garis upah W
.,

Wl. WZ). Garnbar l a rnenunjukkan pekerja tersebut rnencapai

kepuasan rnaksimum dalam rnernbagi waktu diantara istirahat dan bekerja pada
tiiik A yang rnenggarnbarkan bahwa ia bekeja sefarna 6 jam dan beristirahat
selarna 18 jam. Jurnlah upah yang diterirna pekerja tersebut dalarn sehari adalah
6Wo. Kenaikan upah rnenjadi W* rnenyebabkan kepuasan pekerja bergerak ke
tiiik B yang rnenggarnbarkan ia akan bekerja selarna 10 jam dan 14 jam lainnya
adalah waktu istirahat.

Jurnlah upah yang diterirnanya adalah $OW1. Dan

apabila tingkat upah rneningkat lagi rnenjadi W2, pekerja tersebut akan bekerja
lebih giat yaitu bekerja selarna 12 jam dan rnenikmati waMu istirahat selarna 12
jam. Upah yang diterirna per hari rneningkat rnenjadi 12W2. Keseirnbangan baru
ini ditunjukkan oleh t i k C. Dalam analisis tersebut terlihat hubungan yang erat
diantara tingkat upah yang akan diperoleh dan jurnlah tenaga kerja yang akan
ditawarkan seorang pekerja.
Pada Garnbar l b dirnana tiiik A. B dan C masing-masing rnenunjukkan
hubungan diantara tingkat upah tertentu (WOatau W, atau W2) dengan jurnlah
jam kerja yang ditawarkan seorang pekerja. Apabila dibuat suatu kuwa rnelalui
titik-tiiik tersebut akan diperoleh kuwa penawaran tenaga kerja yang akan
diberikan oleh seorang pekerja (Sukimo, 2000).
Besarnya waktu yang disediakan atau dialokasikan untuk bekerja
rnerupakan fungsi dari tingkat upah tertentu, penyediaan waktu kerja akan
bertarnbah biIa tingkat upah bertarnbah. Setelah mencapai tingkat upah tertentu
pertarnbahan upah justru akan rnengurangi waktu yang disediakan untuk bekerja.
Hal ini disebut bacward bending supply curve, atau kuwa penawaran yang
berbelok.

Hubungan antara tingkat upah dengan utitiis dapat diceminkan deh dua
keadaan.

Kenaikan tingkat upah berarti pertambahan pendapatan.

Dengan

status ekonomi yang lebih tinggi. seseorang cenderung untuk ~ n i n g k a t k a n
konsumsi dan menikmati waktu senggang lebih banyak. yang berarti mengurangi
jam kej a (income effecf).Di pihak lain kenaikan tingkat upah juga berarti harga
waktu menjadi lebih mahal. Nilai waktu yang lebih tinggi mendomng keluarga
mensubstitusikan waktu senggangnya untuk lebih banyak beketja menambah
konsumsi barang. Penambahan waktu bekeja tersebut dinamakan substihmbn

e&ct dari kenaikan tingkat upah (Simanjuntak. 1998).
2.1.2.

Teon Permintaan Tenaga Kerja

Seperti halnya penawaran. permintaan juga merupakan suatu hubungan
antara harga dan kuantitas.

Akan tetapi permintaan pengusaha atas tenaga

keja beriainan dengan permintaan konsumen terhadap barang dan jasa.
Konsumen membeli barang karena barang itu akan memberikan kegunaan
baginya.

Akan tetapi bagi pengusaha, mernpekerjakan seseorang karena

mernbantu memproduksi barang atau jasa untuk dijual kepada konsumen.
Dengan kata lain. pertambahan pemintaan pengusaha terhadap tenaga keja.
tergantung dari pertambahan permintaan masyarakat terhadap barang yang
diproduksinya.

Oleh karena itu permintaan akan tenaga k e j a merupakan

permintaan turunan (derived demand).
Pernyataan bahwa pemintaan tenaga keja adalah pemintaan turunan
mengindikasikan bahwa kekuatan permintaan untuk beberapa jenis -khusus
tenaga keja akan tergantung pada: (1) bagaimana produktivitas tenaga keja
dalam membantu menghasilkan produk atau jasa, dan (2) nilai pasar dari produk
atau jasa tersebut.

Jika jenis tenaga keja A memiliki tingkat produktivitas yang

tinggi dalam memproduksi barang X. dan produk barang X bemilai tinggi dalam

rnasyarakat, rnaka akan terjadi perrnintaan yang tinggi terhadap tenaga kerja tipe

A.

Sebaliknya, permintaan akan rnelernah untuk beberapa jenis tenaga kerja

yang relatii tidak produktif dalam kegiabn procluksi dengan nilai produk yang
tidak besar di masyarakat.
Fungsi permintaan tenaga kerja biasanya didasarkan kepada teori
neoklasik, dimana dalarn ekonomi pasar diasurnsikan bahwa seorang pengusaha
tidak dapat rnempengamhi harga (price taker). Dalarn ha1 rnrnernaksimalkan

hba. pengusaha hanya dapat mengatur berapa jurnlah karyawan yang dapat
dipekejakan (Sirnanjuntak. 1998).
Selanjutnya, Sirnanjuntak rnenyebutkan bahwa dalarn menentukan fungsi
perrnintaan satu perusahaan akan tenaga kerja didasarkan pada: (1) perkiraan
tarnbahan hasil (output) yang diperoleh sehubungan dengan penarnbahan
seorang karyawan. Tarnbahan hasil tersebut dinarnakan tambahan hasil marjinal
atau marginal physical pruduct dari tenaga kerja (MPPd, (2) perhitungan jurnlah
uang yang akan diperoleh dengan tambahan hasil tersebut.

Jurnlah uang ini

dinarnakan penerirnaan rnarjinal atau marginal mvenue (MR).

Jadi. MR sarna

dengan nilai dari MPPL, yaitu besarnya MPPLdikalikan dengan harganya per unit

(P), sehingga MR = VMPP, = MPP,.P

dirnana MR adalah marginal revenue.

. MPP, adalah marginal physical product of labor, VMPPL adalah value marginal
physical pmduct of labor, dan P adalah harga jual barang yang diproduksi per
unit,

dan

(3)

pengusaha

akan

rnembandingkan

MR

dengan

biaya

rnempekerjakan tambahan seorang karyawan. Jurnlah biaya yang diperlukan
untuk rnernpekerjakan tarnbahan seorang karyawan adalah upah

0.Jika MR

lebih besar daripada W, rnaka rnernpekerjakan tarnbahan seorang karyawan
tersebut akan menarnbah keuntungan, sehingga pengusaha akan terus
rnenarnbah jurnlah karyawan setarna MR lebih besar daripada W.

Penentuan

perrnintaan tenaga keja dapat diturunkan dari fungsi produksi yang merupakan
fungsi dari tenaga kej a (L) dan modal (K), yang dirumuskan sebagai berikut:

dirnana: TP
L

K

= Produksitotal (output)
= Tenaga kerja
=Modal

TP, MPPL.APPL

Gambar 2. Hubungan Antara Produksi Total. Rata-rata dan Marginal
Penggunam Faktor Tenaga Kerja.
Sumbec rnodifikasi dari Debertin, 1986
Keterangan: MPPL= Produksi marjinal dari penggunaan tenaga kerja
APPL= Produksi rata-rata dari penggunaan tenaga keja
TP
= Produksi total
e
= Elastisitas produksi
Bifa diasumsikan bahwa pengusaha memiliki dana tidak terbatas,
menghadapi pasar persaingan sernpuma, dan harga bersifat tidak negatii, maka
faktor produksi akan rnengalarni deliminifing tahap produksi seperti diilustrasikan
pada Gambar 2. Pada gambar tersebut, daerah atau bidang produksi dibagi

menjadi 3 bagian. Tahap I didefinisikan sebagai daerah dimana APPL menaik
(e>l).

Tahap II adalah daerah dimana APPL mulai menurun dan MPPc masih

positif (O LO.
sehingga perbandingan alat-alat produksi untuk setiap pekerja rnenjadi lebih kecil
dan tambahan hasil rnajinal juga rnenjadi lebih kecil pula.

lnilah yang

dinarnakan hukurn diminishing tetums dan dilukiskan dengan kurva DL dalarn
Garnbar 3b.
Kuwa DL pada Garnbar 3b rnelukiskan besamya nilai hasil rnarjinal
tenaga keja (value marginal physical product of IaborNMPP,)

untuk setiap

penggunaan tenaga kerja. Dengan kata lain rnenggarnbarkan hubungan antara
tingkat upah (W) dan penggunaan tenaga keja yang diiunjukkan oleh titik-tiik A,
B, dan C.

Dengan menarik garis rnelalui tiiik-tik tersebut diperoleh kuwa

permintaan tenaga keja.

Misatkan

jurnlah karyawan yang dipekejakan

sebanyak Lo, rnaka nilai hasil keja orang ke-Lo sarna dengan MPP,.P

= Wo

pada titik B. Apabila WAadalah tingkat upah yang sedang bedaku rnaka nilai Wo
lebih besar daripada WA, sehingga laba pengusaha rnasih akan bertarnbah
dengan penarnbahan tenaga keja baru.

Pengusaha dapat terus menarnbah

laba dengan rnernpekerjakan orang hingga sejurnlah LA, karena pada saat ini
pengusaha akan rnencapai laba maksirnurn, dirnana MPPP
.,

= WA yakni pada

titik A. Penarnbahan tenaga kerja yang lebih besar dari LA,rnisalnya sebesar L,
akan rnengurangi keuntungan pengusaha, karena nilai rnajinal yang diperoleh
hanya sebesar MPPu.P = W, yakni pada tiiik C.

Dan karena W