Bayi Risiko Tinggi, Kategori, dan Sumber Daya Manusia

67 Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ilmu Kesehatan Anak lXV Pengamatan jangka panjang bayi risiko tinggi merupakan pendekatan secara multidisiplin, berupa suatu tim yang dapat terdiri dari dokter anak dari berbagai disiplin ilmu, psikolog anak, dokter mata, dokter THT, fisioterapi, okupasi terapi, terapi wicara, pekerja sosial, dan ahli gizi. 1,7 Selain itu kegiatan surveilen di NICU perlu dilakukan berkala, hal ini bertujuan untuk mendapatkan data mengenai intervensi yang dilakukan, pemantauan indikator kualitas perawatan individu, penilaian luaran perawatan neonatus dengan kondisi khusus, dan luaran perawatan neonatus yang dapat menjadi kebijakan politik yang dapat digunakan untuk program kesehatan masyarakat. Data luaran yang dapat dilakukan meliputi angka kejadian gagal tumbuh, palsi serebral, Disablitas Intelektual atau keterlambatan perkembangan manyeluruh, hendaya pendengaran dan mata, masalah perilaku maupun anak yang membutuhkan bantuan peralatan seperti penggunaan oksigen, trakeostomi, dan lainnya, serta kebutuhan pendidikan formal khusus. 3

A. Bayi Risiko Tinggi, Kategori, dan Sumber Daya Manusia

Bayi risiko tinggi dapat memiliki risiko, baik dari faktor biologis, prosedur intervensi yang dilakukan maupun faktor lingkungan. Hal ini dapat ditemukan baik pada bayi kurang bulan, maupun bayi cukup bulan. Tabel 1 memperlihatkan beberapa faktor risiko masalah pertumbuhan dan perkembangan bayi cukup bulan, dan bayi kurang bulan. 3 Adapula yang membagi katagori bayi risiko tinggi menjadi 3 kategori terutama berdasarkan berat lahir dan morbiditas yang dijumpai pada neonatusyaitu bayi risiko tinggi, risiko menengah, dan risiko tinggi. 8 Risiko Tinggi 1. Berat lahir 1000 g danatau usia gestasi 28 minggu 2. Morbiditas mayor seperti chronic lung disease, intraventricularhaemorrhage IVH, dan periventricular leucomalacia 3. Asfiksia perinatal – Skor Apgar 3 padausia 5 menit danatau hipoksik iskemik ensefalopati HIE 4. Kondisi yang membutuhkan pembedahan seperti hernia diafragmatika, fistula trakeoesofagus 5. Kecil masakehamilan P3 dan besar masa kehamilan P97 6. Hipoglikemi dan hipokalsemi yang menetap lama 7. Kejang 68 Pelayanan Paripurna Bayi Risiko Tinggi 8. Meningitis 9. Syok yang membutuhkan agen inotropikvasopresor 10. BIHA 11. Neonatus bilirubin ensefalopati 12. Twin to twin transfusion 13. Malformasi mayor Tabel 1. Pembagian faktor-faktor risiko berdasarkan usia gestasi Infants Preterm Term Biologic risk VLBW infants ≤1500 g birth weight ELBW infants ≤1000 g birth weight Infants with cranial ultrasound abnormalities Including PVL-intraventricular hemorrhage, linear hyperechogenicity, Other neurologic problems seizures, hydrocephalus NEC Chronic lung disease Complex medical problems Small for gestation Higher-order multiples Twin-twin transfusion Complex congenital anomalies Recurrent apnea and bradycardia Hyperbilirubinemia requiring exchange Failure to grow in the NICU Sepsis, meningitis, nosocomial infections Multiparity Abnormal neurology exam at discharge Encephalopathy persisting at discharge Other neurologic problemsmeningitis Complex medical problems Small for gestation Twin-twin transfusion Complex congenital anomalies Birth detects Metabolic disorders Sepsis, meningitis, nosocomial infections Hyperbilirubinemia requiring exchange Failure to grow in the NICU Multiparity Abnormal neurologic exam at discharge Interventions Resuscitation Postnatal steroids High-frequency ventilation Prolonged ventilation 7 days Total parenteral nutrition Prolonged oxygen requirements Nutritional therapies Other medications Surgical interventions for NEC, patent ductus Arteriosus, shunt Resuscitation Postnatal steroids High-frequency ventilation Prolonged ventilation 7 days Total parenteral nutrition Prolonged oxygen requirements Nutritional therapies Other medications Surgical interventions for NEC, shunt Extracorporeal membrane oxygenation Social environmental Low maternal education, teen mother Low Socioeconomic status Single marital status Minority status No insurance or Medicaid insurance Low income Drugsalcohol, smoking, substance abuse No prenatal care Environmental stress Low maternal education, teen mother Low Socioeconomic status Single marital status Minority status No insurance or Medicaid insurance Low income Drugsalcohol, smoking, substance abuse No prenatal care Environmental stress 69 Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ilmu Kesehatan Anak lXV 14. Inborn errors of metabolism penyakit genetik lainnya 15. Pemeriksaan neurologi abnormal saat pulang Risiko Menengah 1. Berat lahir 1000 – 1500 g atauusiagestasi 33 minggu 2. Kembartriplet 3. Moderate neonatal HIE 4. Hipoglikemi, guladarah 25 mdL 5. Sepsis neonatus 6. Hiperbilirubinemia 20 mgdl atau membutuhkan transfusi tukar 7. IVH derajat 2 8. Lingkungan rumah suboptimal Risiko Rendah 1. Kurang bulan, berat lahir 1500 – 2500 g 2. HIE derajat I 3. Hipoglikemi transien 4. Tersangka sepsis 5. Ikterus neonatorum yang membutuhkan terapi sinar 6. IVH derajat I Selain itu risiko neurodevelopmental disability NDD dapat diprediksi berdasarkan beberapa faktor, baik faktor neonatus, tindakan intervensi yang dilakukan selama perawatan maupun faktor lingkungan keluarga. Tabel 2 memperlihatkan faktor-faktor risiko tersebut. 1 Sedangkan jadwal untuk pemantauan berkala memiliki beberapa modifikasi, tergantung dari kondisi janin maupun morbiditas yang ditemukan, seperti yang tercantum dalam Tabel 3. 1 Pada umumnya bayi cukup bulan memilki jadwal kunjungan berkala 3 bulan sampai usia 24 bulan, setiap 6 bulan sampai usia 60 bulan, terutama untuk deteksi masalah tumbuh kembang. 9 Risiko ini berkaitan dengan sumber daya manusia yang harus melakukan pemantauan tumbuh kembang secara berkala. Semakin tinggi risikonya, akan semakin banyak tenaga ahli kesehatan yang terlibat. Selanjutnya dapat dilihat dari paparan di bawah ini : Risiko rendah: pemantauan oleh dokter anak tenga kesehatan primer dengan tujuan melakukan skrining terhadap adanya deviasi pertumbuhan dan perkembangan. 70 Pelayanan Paripurna Bayi Risiko Tinggi Risiko menengah: pemantauan oleh neonatologi dan dokter anak tumbuh kembang hal ini bertujuan untuk skrining terhadap keterlambatan perkembangan, menangani kekambuhan penyakit y Dokter Anak Tumbuh Kembang y Terapis tumbuh kembang y Spesialis radiologi y Spesialis mata y Spesialis THT y Fisioterapi y Pekerja sosial y Dietisien Tabel 2. Penilaian terhadap faktor risiko neurodevelopmental disability NDD Risiko ringan untuk NDD Risiko menengah untuk NDD Risiko tinggi untuk NDD Faktor risiko prenatal Pertumbuhan janin abnormal Gawat janin 37 minggu 33 – 36 minggu 33 minggu 2500 gram 1500 – 2500 gram 1500 gram Kehamilan yang diprogram Perawatan perinatal suboptimal Transportasi sub optimal ANC lengkap ANC tidak lengkap Tidak ANC Tidak membutuhkan resusitasi Membutuhkan resusitasi saat lahir APGAR 3 pada usia 5 menit, ensefalopati, kerusakan multi organ levene grade 1 levene grade 2 levene grade 3 Tidak membutuhkan ventilasi Penggunaan ventilasi tanpa komplikasi Ventilasi 7 hari, hipokarbi, pneumotoraks, apneu yang membutuhkan resusitasi Tidak syok Syok Syok refrakter Hemodinamik signiikan PDA Hipoglikemi transien Hipoglikemi, gula darah 25 mgdL, 3hari Hipoglikemi simtomatik, kejang Tersangka sepsis skrining negatif Sepsis Kultur + klinis dan skrining positif Meningitis Ikterus neonatorum yang membutuhkan terapi sinar Ikterus neonatorum yang membutuhkan transfusi tukar Kernik terus Perawatan di NICU komplikasi – NEC PDA membutuhkan pembedahan CLD Kurang bulan IVH derajat 1 atau 2, tidak terdapat abnormalitas pada 40 minggu IVH derajat 2 pada neurosonogram Ventrikulomegali dan atau PVL pada 40 minggu, hidrosefalus Pemeriksaan neurologis normal saat pulang Ensefalopati berat menetap dengan berbagai penyebab Pemeriksaan neurologi abnormal saat pulang tersangka gangguan perkembangan Lingkungan rumah baik + pemantauan optimal Lingkungan rumah sub-optimal coping orang tua buruksosio ekonomi rendah Keprihatinan orangtua terhadap NDD 71 Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ilmu Kesehatan Anak lXV Risiko tinggi mengalami NDD: neonatologi melakukan supervisi dan skrining keterlambtan perkembangan. Tim untuk risiko menengah dan risiko tinggi y Dokter Anak Tumbuh Kembang y Dokter Anak Neurologi y Ahli genetik y Terapis okupasi y Terapis wicara y Spesialis endokrin y Bedah anak y Spesialis ortopedi Tabel 3. Jadwal pemantauan bayi risiko tinggi Kondisi bayi Jadwal kunjungan Berat lahir 1800 gram atau usia gestasi 35 minggu Kondisi bayi lainnya Hari ke 3-7. Selanjutnya setiap 2 minggu sampai berat badan 3000 gram termasuk pemberian imunisasi Usia koreksi 3,6,9,12, dan 18 bulan dan dilanjutkan setiap 6 bulan sampai usia 8 tahun 2 minggu setelah pulang Usia kronologis 6,10,14 minggu Usia koreksi 3,6,9,12, dan 18 bulan dan dilanjutkan setiap 6 bulan sampai usia 8 tahun Adapun penilaian berkala yang dilakukan meliputi pemantauan pertumbuhan dan perkembangan, termasuk beberapa pemeriksaan penunjang yang dilakukan sesuai usianya Tabel 4. 1,3 Tabel 4. Rencana pemantauan untuk bayi risiko tinggi Jenis penilaian Usia bulan Penilaian untuk pemberian makan dan konseling gizi Pemantauan pertumbuhan Penilaian perkembangan Imunisasi Pemeriksaan neurologi Pemeriksaan fungsi pendengaran BERA Pemeriksaan mata USG kepala CT scan kepala 1 2 3 6 9 12 15 18 24.......8 tahun + setiap kali visit setiap kali visit sesuai jadwal imunisasi bila ditemukan ada gangguan bila ditemukan gangguan sesuai indikasi 72 Pelayanan Paripurna Bayi Risiko Tinggi Makanan pendamping ASI dapat diberikan sejak usia koreksi 6 bulan. Pemberian MP-ASI sesuai dengan usia anak, termasuk bentuk, jenis, dan frekuensi pemberian MP ASI. Usia 8 bulan, bayi dapat diberikan “finger foods” dan usia 1 tahun dapat diberikan makanan keluarga. Skrining pendengaran dilakukan untuk mendeteksi gangguan pendengaran sedini mungkin pada bayi baru lahir, agar dapat segera dilakukan habilitasi pendengaran yang optimal. Skrining ini bukan diagnosis pasti, hasilnya harus diterangkan dengan jelas kepada orangtua untuk mencegah kecemasan yang terjadi. Alur skiring pendengaran dapat dilihat pada Gambar 2. 4 Seorang dokter anak harus mengenali anak yang memiliki risiko terhadap gangguan pendengaran kongenital maupun yang didapat. Hal yang perlu diketahui adalah faktor risiko riwayat keluarga, nilai APGAR rendah, hiperbilirubinemia dll dan temuan pada pemeriksaan fisik malformasi daun telinga, celah bibir dan palatum, dll. Selanjutnya dilakukan konfirmasi dengan pemeriksaan penunjang. 10 Gambar 1. Alur skrining pendengaran pada bayi baru lahir. 4 73 Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ilmu Kesehatan Anak lXV Penanganan dan Intervensi Secara Menyeluruh Permasalahan pemantauan jangka panjang tumbuh kembang dapat meliputi gangguan fungsi mental, emosional dan perilaku, komunikasi, dan gerak maupun masalah pertumbuhan. Luasnya dampak yang dihadapi maka penatalaksanaannya memerlukan kerjasama tim. Masing-masing anggota diharapkan memahami peran dan tanggung jawabnya dalam penatalaksanaan gangguan tumbuh kembang. 7 Masing-masing memiliki kompetensi dan ruang lingkup dalam pelayanan masalah tumbuh kembang anak. Pusat layanan tumbuh kembang dapat terdiri dari berbagai ahli dengan kompetensi yang berbeda Tabel 5. 1 Selain itu peran orangtua dan keluarga sangatlah penting, hal ini bertujuan membantu anak mencapai potensi untuk mandiri dalam gerak, komunikasi dan aktifitas fungsional, mengajarkan dan member kesempatan untuk belajar melalui pengalaman melakukan aktifitas dengan pola yang benar, tetapi tidak untuk menggantikan intervensi yang diberikan oleh terapis. 7 Kementerian Kesehatan RI bersama beberapa organisasi profesi menyusun buku Pedoman Penanganan Kasus Rujukan Kelainan Tumbuh Kembang. Buku ini disusun sebagai pedoman untuk mendirikan sarana kesehatan untuk rujukan masalah tumbuh kembang yang telah ditemukan oleh tenaga kesehatan di masyarakat. 4 Adapun program pelayanan terbagi 3 kategori, yaitu level 1, level 2 dan level 3, dengan ketentuan sebagai berikut : Penanggung jawab : Dokter spesialis anak purna waktu 1. Level I : spesialis anak+ terapis terapis apa saja, dokter umum, perawat

2. Level II : spesialis anak, spesialis rehabilitasi medik,dokter umum,perawat,