Kulit Gel Difu Tinjauan Pustaka

B. Perumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh pembentukan kompleks PGV-0 dengan HPBCD terhadap kelarutan PGV-0 ? 2. Bagaimana pengaruh pembentukan kompleks PGV-0 dengan HPBCD terhadap penetrasi perkutan PGV-0 melalui membran kulit marmot?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh pembentukan kompleks PGV-0 dengan HPBCD terhadap kelarutan PGV-0. 2. Mengetahui pengaruh pembentukan kompleks PGV-0 dengan HPBCD terhadap penetrasi perkutan PGV-0 melalui membran kulit marmot.

D. Tinjauan Pustaka

1. Kulit

Kulit adalah jaringan pelindung yang lentur dan elastis, menutupi seluruh permukaan tubuh dan merupakan 5 berat tubuh Aiache, 1993. Secara anatomi, kulit terdiri dari banyak lapisan, pada umumnya dibagi menjadi tiga lapisan jaringan: epidermis, dermis, dan lapisan lemak di bawah kulit. Lapisan terluar kulit adalah stratum korneum atau lapisan tanduk yang terdiri dari sel-sel padat mati dan sel-sel keratin yang berlapis-lapis. Nilai koefisien difusinya dalam jaringan ini 1000 kali bahkan lebih kecil dari jaringan kulit lainnya, sehingga menghasilkan daya tahan yang lebih tinggi dan umumnya tidak dapat ditembus Lachman dkk, 1994. Ga

2. Gel

P untuk tuj kulit ber menemb pemberia bahan ak pembaw dalam ba kelembab G suatu ma yang tin Polimer- ambar 1. Pe Penghantaran juan pengob rpenetrasi de us kulit dan an transderm ktif dapat b a dapat mem atas fisiolog ban kulit A Gel adalah s atriks polim ngkat ikatan -polimer yan enampang m n transderma batan sistemi engan mekan sampai pad mal berkaitan berdifusi den mpengaruhi k gik dan bersi Aiache, 1993 sistem semi mer tiga dime n silang fisik ng biasa digu melintang kul al merupaka ik. Sebagian nisme difusi a sirkulasi si n dengan pem ngan mudah keadaan den ifat reversib . i padat dim ensi terdiri knya atau unakan untuk lit manusia an pengguna n besar obat y i pasif, jadi istemik. Pen milihan bah h ke dalam ngan mengub bel terutama mana fase ca dari gom al kadang-kad k membuat g Ansel, 1989 aan obat sec yang diberik obat harus nyerapan sen an pembawa struktur ku bah permeab dengan men airnya diben lam atau go dang kimian gel farmaset 9 cara topikal kan melalui s berdisfusi nyawa pada a, sehingga ulit. Bahan bilitas kulit ningkatkan ntuk dalam om sintetis nya tinggi. tik meliputi gom ala bahan si dan carb yang ter prosedur 1994. H yang bis putih ke memben 95 d emulgato topical K

3. Difu

T menghas Daerah y topikal t am tragacan intetis dan s bapol yang m ionisasi. Ge r khusus berk Hidroksiprop sa digunakan ekuningan, t ntuk cairan y an eter. HP or, suspendin Kibbe, 2004 Gam usi pada Abs Tujuan umum silkan efek te yang terken tertentu sepe nth, pectin, semi sinteti merupakan p el dibuat den kenaan deng pil Metil Se n sebagai ba tidak berbau yang kental MC mempu ng agent dan 4. mbar 2. Stru sorbsi Perku m pengguna erapeutik pa na umumnya erti emolien carrageen, s seperti m polimer vini ngan proses gan sifat me elulose HPM asis gel. HP u dan tidak , praktis tid unyai pH 5, n stabilizing uktur HPMC utan aan obat pad ada tempat y a epidermis ns, antimikr agar, asam metilselulosa, il sintetis de peleburan, ngembang d MC merupa MC merupa k berasa, la dak larut da 5-8,0 biasan agent dalam Kibbe, 200 da terapi der yang spesifik dan dermis oba, dan de m alginat, se kaboksime engan gugus atau diperlu dari gel Lac akan salah akan serbuk arut dalam alam klorofo nya digunak m sediaan sal 04. rmatologi ad k di jaringan s, sedangkan eodorant be erta bahan- etilselulosa, s karboksil ukan suatu chman dkk, satu bahan putih atau air dingin, orm, etanol kan sebagai lep dan gel dalah untuk epidermis. n obat-obat kerja pada permukaan kulit saja. Hal ini memerlukan penetrasi difusi dari kulit atau absorbsi perkutan Lachman dkk,1994. Absorbsi obat perkutan dapat didefinisikan sebagai absorbsi obat ke dalam stratum corneum lapisan tanduk dan berlanjut obat menembus lapisan dibawahnya serta akhirnya obat masuk dalam sirkulasi darah kulit Aiache, 1993. Pada pemakaian obat secara topikal, obat berifusi dalam pembawanya dan kontak dengan permukaan kulit stratum korneum dan sebum serta obat selanjutnya menembus epidermis. Gambar 3. Skema Absorbsi Perkutan Banker dan Rhodes ,2002 Sebelum obat memberikan efek, obat perlu dilepaskan dari basisnya. Setelah obat kontak dengan stratum korneum maka obat akan menembus epidermis dan masuk ke dalam sirkulasi sistemik secara difusi pasif laju absorbsi melintasi kulit dan tidak segera tunak, tapi selalu teramati adanya waktu laten. Gambar 4. Profil Absorbsi Molekul Berdifusi Melalui Kulit Aiache,1993. Waktu laten mencerminkan penundaan penembusan senyawa ke bagian dalam struktur tanduk dan pencapaian gradient difusi. Waktu tersebut beragam antara satu senyawa dengan senyawa lainnya. Waktu laten ditentukan dengan ekstrapolasi bagian linier kurva sumbu absis waktu dan dinyatakan untuk persamaan 1. T 1 = 6D e 2 .................................................................................. 1 T 1 = waktu laten e = tebal membran D = tetapan difusi molekul dalam struktur kulit Bila keseimbangan dicapai, jumlah senyawa yang meninggalkan membran permukaan dermik adalah sama dengan senyawa yang menembus lapisan epidermis dalam hal ini difusi mengikuti hukum Fick. dt dq = Kp . S . C 1 – C 2 .......................................................... 2 dt dq = jumlah senyawa yang diserap setiap satuan waktu difusi seimbang Waktu Waktu laten Jumla h terd ifu si Kp = tetapan permeabilitas S = satuan permukaan membrane C 1 –C 2 = perbedaan konsentrasi pada kedua sistem membrane Persamaan 2 dapat ditulis menurut Higuchi: dt dq = e S D Km 2 1 C C − ⋅ ⋅ ..................................................... 3 Km = koefisien partisi senyawa terhadap kulit pembawa. Dengan demikian tetapan permeabilitas menjadi: Kp = e D Km ⋅ ......................................................................... 4 Tetapan permeabilitas Kp mencerminkan kemampuan menembus suatu senyawa melintasi suatu membran tertentu. Semakin tinggi nilai tetapan tersebut, maka kemampuannya semakin nyata, tetapan permeabilitas suatu senyawa yang berdifusi ke dalam semua lapisan kulit merupakan tetapan permeabilitas molekul dalam lapisan tanduk, epidermis malfigi dan dermis Aiache, 1993.

4. Pentagamavunon-0 PGV-0