Dasar Teori ANALISIS NILAI JUAL OBYEK PAJAK DENGAN PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KECAMATAN SERENGAN Analisis Nilai Jual Obyek Pajak Dengan Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis Di Kecamatan Serengan Kota Surakarta.

Aksesibilitas Lahan Positif, semakin dekat jarak suatu obyek dengan aksesibilitas lahan positif, nilai jual bumi makin tinggi. Tabel 1.2 Klasifikasi Aksesbilitas Lahan Positif Sumber: Meylina 1996 dengan modifikasi Rulita Maharani P 2014 Aksesibilitas Lahan Negatif, semakin dekat jarak suatu obyek dengan aksesibilitas lahan negatif,maka makin rendah nilai jual buminya. Tabel 1.3 Klasifikasi Lahan Negatif Sumber: Meylina 1996 Kelengkapan Utilitas Umum, diukur dari jumlah utilitas umum yang tersedia. Semakin banyak dan lengkap jumlah utilitas umum yang tersedia, maka nilai jual lahannya akan semakin tinggi. Tabel 1.4 Klasifikasi Jumlah Kelengkapan Utilitas Sumber: Meylina, 1996 No Parameter Kriteria Harkat 1 Jarak terhadap jalan utamajalan kabupaten 50 m 4 50 – 150 m 3 150 – 500 m 2 500 m 1 2 Jarak terhadap fasilitas kesehatan rumah sakit 50 m 4 50 – 150 m 3 150 – 500 m 2 500 m 1 3 Jarak terhadap tempat perdagangan pasar 200 m 3 200 – 500 m 2 500 m 1 4 Jarak terhadap tempat pendidikan 200 m 3 200 – 500 m 2 500 m 1 5 Jarak terhadap pusat kota pemerintahan 200 m 3 200 – 500 m 2 500 m 1 No Parameter Kriteria Harkat 1 Jarak terhadap sungai 100 m 2 100 m 1 2 Jarak terhadap makam 100 m 2 100 m 1 3 Jarak terhadap TPS 100 m 100 m 2 1 4 Jarak terhadap Rel Kereta Api 100 m 100 m 2 1 No Kelas Jumlah Kelengkapan Utilitas Harkat 1 I 3 buah 4 2 II 2 buah 3 3 III 1 buah 2 4 IV Tidak ada 1 Nilai atau bobot untuk penentu harga lahan : Tabel 1.5 Bobot Faktor Penentu Harga Lahan Sumber: Meylina, 1996 Skor dari masing-masing tersebut dimasukan pada formula dibawah ini : NHL = 3PL +2ALP + KU – ALN Keterangan : NHL : Nilai Harga Lahan PL : Penggunaan Lahan ALP : Aksesibilitas Lahan Positif KU : Kelengkapan Utilitas Umum ALN : Aksesibilitas Lahan Negatif Tabel 1.6 Klasifikasi Estimasi Harga Lahan Kelas Jumlah harkat Kelas harga lahan 1 14 – 17 Sangat tinggi 2 10 – 13 Tinggi 3 6 – 9 Sedang 4 2 – 5 Rendah 5 -2 – 1 Sangat Rendah Sumber: Meylina, 1996

4. Hasil dan Pembahasan

Tinggi rendahnya harga lahan disuatu daerah dipenguruhi oleh beberapa parameter diantaranya adalah penggunaan lahan dan kelengkapan utilitas yang ada didaerah tersebut, aksesibiltas daerah terhadap jalan ateri, jalan kolektor, jalan lokal, pelayanan pemerintah dan pelayanan pendidikan, jarak terhadap sungai, sumber polusi, kuburan dan rel kereta api. Parameter tersebut yang digunakan untuk melakukan penelitian estimasi harga lahan yaitu dengan melakukan perhitungan nilai jual obyek pajak. Penelitian ini merupakan penelitian berupa pemodelan spasial dengan Sistem Informasi Geografi yang dilakukan di Kecamatan Serengan Kota Surakarta. Parameter penentu harga lahan masing – masing mempunyai harkat berbeda yang menjelaskan besar pengaruh tiap parameter terhadap harga lahan pada suatu wilayah. Pemberian besarnya harkat untuk setiap parameter berdasarkan pada Meyliana, tahun 1996. Faktor pembobot untuk masing – masing parameter berbeda, penggunaan lahan memiliki faktor pembobot paling besar yaitu 3. Aksesibilitas lahan positif mempunyai faktor pembobot 2, kelengkapan utilitas mempunyai faktor pembobot 1 dan aksesibilitas negative mempuyai faktor pembobot -1. Besar kecilnya faktor pembobot ini sesuai dengan besar kecilnya pengaruh parameter No Faktor Penentu Harga Lahan Nilai atau Bobot 1 Bentuk penggunaan lahan 3 2 Aksesibilitas lahan positif 2 3 Kelengkapan utilitas umum 1 4 Aksesibilitas lahan negatif -1

Dokumen yang terkait

PENDAHULUAN ANALISIS NILAI LAHAN DI KECAMATAN NGAWI DENGAN APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS.

5 14 27

ANALISIS SPASIAL KONDISI KESEHATAN MASYARAKAT Analisis Spasial Kualitas Lingkungan Permukiman Dan Kondisi Kesehatan Masyarakat Dengan Pemanfaatan Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis Di Kecamatan Serengan, Kota Surakarta.

0 3 15

ANALISIS SPASIAL KONDISI KESEHATAN MASYARAKAT Analisis Spasial Kualitas Lingkungan Permukiman Dan Kondisi Kesehatan Masyarakat Dengan Pemanfaatan Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis Di Kecamatan Serengan, Kota Surakarta.

0 2 14

PENDAHULUAN Analisis Spasial Kualitas Lingkungan Permukiman Dan Kondisi Kesehatan Masyarakat Dengan Pemanfaatan Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis Di Kecamatan Serengan, Kota Surakarta.

0 4 47

ANALISIS TINGKAT KERAWANAN KEBAKARAN PERMUKIMAN DENGAN PEMANFAATAN SISTEM Analisis Tingkat Kerawanan Kebakaran Permukiman Dengan Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis Di Kecamatan Pakualaman, Kota Yogyakarta.

0 4 13

ANALISIS TINGKAT KERAWANAN KEBAKARAN PERMUKIMAN DENGAN PEMANFAATAN SISTEM Analisis Tingkat Kerawanan Kebakaran Permukiman Dengan Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis Di Kecamatan Pakualaman, Kota Yogyakarta.

0 4 12

PENDAHULUAN Analisis Tingkat Kerawanan Kebakaran Permukiman Dengan Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis Di Kecamatan Pakualaman, Kota Yogyakarta.

2 9 37

ANALISIS NILAI JUAL OBYEK PAJAK DENGAN PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KECAMATAN SERENGAN Analisis Nilai Jual Obyek Pajak Dengan Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis Di Kecamatan Serengan Kota Surakarta.

0 2 10

PENDAHULUAN Analisis Nilai Jual Obyek Pajak Dengan Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis Di Kecamatan Serengan Kota Surakarta.

0 2 33

NJOP adalah Nilai Jual Obyek Pajak

0 0 2