Gambaran Demografi Penderita Penyakit Perlemakan Hati Non-Alkoholik dengan Status Gizi Lebih di RSUP Fatmawati Tahun 2013-2014

GAMBARAN DEMOGRAFI PENDERITA
PENYAKIT PERLEMAKAN HATI NON ALKOHOLIK
DENGAN STATUS GIZI LEBIH DI RSUP FATMAWATI
TAHUN 2013-2014

Laporan Penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar SARJANA KEDOKTERAN

Disusun oleh:
Noor Shabrina
1112103000086

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H / 2015

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan pemilik

semesta alam, karena hanya dengan rahmat, hidayah dan ridho-NYA penulis dapat
menyelesaikan

penelitian

yang

berjudul

“GAMBARAN

DEMOGRAFI

PENDERITA PENYAKIT PERLEMAKAN HATI NON ALKOHOLIK
DENGAN STATUS GIZI LEBIH DI RSUP FATMAWATI TAHUN 2013-2014”
ini tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian penelitian ini turut dibantu oleh
berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis ini menyampaikan rasa terima kasih yang tidak
terhingga kepada:
1. Dr. Arif Sumantri, SKM., M.Kes selaku dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. dr. Achmad Zaki, M.Epid, SpOT selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dokter
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. dr. Femmy Nurul Akbar, SpPD-KGEH selaku dosen pembimbing 1 yang telah
banyak menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan dan
membimbing peneliti dari awal hingga akhir terselesaikannya penelitian ini.
4. dr. D. A. Woro Setyaningrum, M. Biomed selaku dosen pembimbing 2 yang
telah banyak menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan dan
membimbing peneliti dari awal hingga akhir terselesaikannya penelitian ini.
5. dr. Edi Mulyana, SpPD-KGEH selaku dosen penguji yang telah menyediakan
waktu dan tenaga untuk menguji, mengarahkan serta memberikan masukan
untuk penelitian ini.
6. dr. Witri Ardini, M.Gizi, SpGK selaku dosen penguji yang telah menyediakan
waktu dan tenaga untuk menguji, mengarahkan serta memberikan masukan
untuk penelitian ini.
7. dr. Nouval Shahab, Sp.U, Ph.D, FICS, FACS selaku penanggung jawab riset

!

v!


Program Studi Pendidikan Dokter 2012.
8. Mahfudz Ali dan Yuni Prihatini selaku orang tua penulis yang telah tanpa lelah
memberikan dukungan baik moril maupun materiil serta kakak dan adik tercinta
Tetta Migota dan Omar Muhammad serta Noor Fadhillah yang selalu menjadi
motivasi demi terselesaikannya laporan penelitian ini.
9. Kawan-kawan seperjuangan riset Hylman Mahendra dan Nadya Magfira yang
sejak awal hingga akhir terselesaikannya penelitian ini selalu membantu ketika
sedang mengalami kebuntuan hingga mendapatkan pencerahan serta selalu
menemani dalam suka maupun duka.
10. Seluruh sahabat dan teman–teman Program Studi Pendidikan Dokter 2012
termasuk didalamnya teman-teman CSSMORA seperjuangan serta seluruh staf
pengajar Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
11. Semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan penelitian ini.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Ciputat, 29 September 2015


Noor Shabrina

!

vi!

ABSTRAK
Noor Shabrina. Program Studi Pendidikan Dokter. Gambaran Demografi
Penderita Penyakit Perlemakan Hati Non-Alkoholik dengan Status Gizi Lebih
di RSUP Fatmawati Tahun 2013-2014.
Latar Belakang: Penyakit Perlemakan Hati Non Alkoholik (PPHNA) merupakan
penyakit hati kronik pada penderita yang tidak mengkonsumsi alkohol dan menjadi
masalah kesehatan diberbagai negera. PPHNA melibatkan sindroma metabolik
sebagai faktor resiko utamanya termasuk obesitas. Jumlah kasus PPHNA meningkat
pada pasien dengan obesitas sebesar 60-80%. Tujuan penelitian ini mengetahui
gambaran kejadian penyakit perlemakan hati non alkoholik dengan Status Gizi Lebih.
Metode: Penelitian menggunakan metode observasional dengan pendekatan cross
sectional deskriptif, data diperoleh dari rekam medis pasien yang terdiagnosa
PPHNA dengan status gizi lebih di RSUP Fatmawati secara total sampling dengan
jumlah sampel sebesar 50 sampel. Hasil: Frekuensi pasien PPHNA yang memiliki

status gizi lebih di RSUP Fatmawati tahun 2013-2014 adalah 71,42%. Berdasarkan
IMT didapatkan overweight 26%, obesitas I 52% dan obesitas II 22%. Berdasarkan
jenis kelamin terbanyak pada perempuan 54%, kelompok usia terbanyak >45-55
tahun 44%, riwayat pendidikan terbanyak pada perguruan tinggi 48% dan pekerjaan
tertinggi ibu rumah tangga 32%.
Kata kunci : Penyakit Perlemakan Hati Non-Alkoholik, Status Gizi Lebih.
ABSTRACT
Noor Shabrina. Medical Education Program. Dermograpic Characteristic of
Patient Non Alcoholic Fatty Liver Disease with Overnutrition in General Hospital
Center Fatmawati from 2013 to 2014.
Background: Non Alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD) is a chronic liver disease
in patients who do not consume alcohol and become an important health issue in
many countries. NAFLD involving the metabolic syndrome as the main risk factors,
including obesity. NAFLD number of cases increased in obese patients by 60-80%.
The aim of the study to find the incidence description of non alcoholic fatty liver
disease with risk factors of obesity. Methods: The study used observational method
with cross sectional descriptive, the data obtained from the medical records of
patients diagnosed with NAFLD with overnutrition in general hospital centers
Fatmawati through total sampling with a sample size of 50 samples. Result: The
frequency of NAFLD patients who overnutrition in Fatmawati Hospital in 2013-2014

was 71.42%. Based on the BMI obtained overweight 26%, obesity I 52% and obesity
II 22%. Based on the sex highest in women 54%, age group the largest >45-55 years
44%, education history most in college education 48% and the highest job in
housewives 32%.
Keywords : Non Alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD), Overnutrition.

!

vii!

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ........................................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN .............................................. iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... v
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ............................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiii
DAFTAR ISTILAH ........................................................................................ xiv
BAB 1: PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Masalah Penelitian ........................................................................ 3
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 3
1.3.1 Tujuan Umum .................................................................... 3
1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 3
1.4.1 Manfaat Penelitian bagi Penelitian .................................... 3
1.4.2 Manfaat Penelitian bagi Perguruan Tinggi ........................ 4
1.4.3 Manfaat Penelitian bagi RSUP Fatmawati ......................... 4
BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 5
2.1 Penyakit perlemakan hati non alkoholik ...................................... 5
2.1.1 Definisi .............................................................................. 5
2.1.2 Epidemiologi ..................................................................... 7
2.1.3 Faktor Resiko .................................................................... 8
2.1.4 Patogenesis ........................................................................ 9
2.1.5 Diagnosis ........................................................................... 17
2.1.6 Perjalanan penyakit ........................................................... 23


!

viii!

2.1.7 Prognosis dan Komplikasi ................................................. 23
2.1.8 Tata Laksana ..................................................................... 24
2.2 Obesitas ...................................................................................... 25
2.2.1 Definisi .............................................................................. 25
2.2.2 Epidemiologi ..................................................................... 25
2.2.3 Patogenesis ........................................................................ 26
2.2.4 Diagnosis ........................................................................... 31
2.2.5 Prognosis dan Komplikasi ................................................. 32
2.2.6 Tatalaksana ........................................................................ 33
2.3 Penyakit Perlemakan hati non alkoholik dan Obesitas ................ 36
2.4 Kerangka Teori ............................................................................ 40
2.5 Kerangka Konsep ......................................................................... 42
BAB 3 : METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 43
3.1 Desain Penelitian ......................................................................... 43
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 43

3.3 Populasi dan Sample .................................................................... 43
3.4 Jumlah Sample ............................................................................. 44
3.5 Kriteria Sample ............................................................................ 44
3.6 Cara Kerja .................................................................................... 44
3.7 Alur Penelitian ............................................................................. 45
3.8 Pengolahan dan Analisis Data ...................................................... 45
3.9 Etika Penelitian ............................................................................ 45
3.10 Definisi Operasional .................................................................. 46
BAB 4 : HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 49
4.1 Gambaran Karakteristik Subjek Penelitian di RSUP Fatmawati
Jakarta ................................................................................................ 49
4.2 Keterbatasan Penelitian .............................................................. 58
BAB 5 : PENUTUP ......................................................................................... 55
5.1 Simpulan ...................................................................................... 55
5.2 Saran ............................................................................................ 55

!

ix!


DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 57
LAMPIRAN .................................................................................................... 62
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ....................................................................... 69

!

x!

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Daftar Tabel
Tabel 2.1
Penyakit Perlemakan Hati Non Alkoholik dan Definisi Terkait ... 5
Tabel 2.2

Penyebab Utama pada Steatosis Hepatik Sekunder ……………..

Tabel 2.3

Prevalensi Penyakit Perlemakan Hati Non Alkoholik pada Populasi


6

Resiko Tinggi Di Regional Asia Pasifik ………………………… 8
Tabel 2.4

Kondisi dan Faktor Resiko Terkait dengan Perlemakan Hati …...

8

Tabel 2.5

Kriteria Eksklusi Perlemakan Hati Non Alkoholik ……………..

18

Tabel 2.6

SHNA Sistem Skoring Berdasarkan Histologis …………………

20

Tabel 2.7

Tes Diagnostik Untuk Penyakit Perlemakan Hati ………………

21

Tabel 2.8

Prevalensi Perjalanan Perkembangan PPHNA Menjadi SHNA dan
Sirosis pada Berbagai Populasi yang Diteliti ………………….

24

Tabel 2.9

Hormon dan Adipokin yang Disekresikan oleh Jaringan Adiposa

28

Tabel 2.10

Contoh Neuropeptida yang Berpengaruh dalam Kebiasaan Makan 29

Tabel 2.11

Klasifikasi Berat Badan Berlebih dan Obesitas Berdasarkan IMT
Menurut Kriteria Asik Pasifik ………………………………...

Tabel 2.12

Klasifikasi Berat Badan Berlebih dan Obesitas Berdasarkan IMT
serta Lingkar Perut Menurut Kriteria Asik Pasifik …………….

Tabel 2.13

32

Komplikasi yang Mungkin Terjadi Akibat Obesitas Diberbagai
Sistem ………………………………………………………….

Tabel 4.1

32

33

Gambaran Pasien PPHNA dengan Status Gizi Lebih Tahun 2013-2014
di RSUP Fatmawati Berdasarkan Karakterisitik Indeks Massa Tubuh
(IMT) ………………………………………………………...

Tabel 4.2

50

Gambaran Pasien PPHNA dengan Status Gizi Lebih Tahun
2013-2014 di RSUP Fatmawati Berdasarkan Jenis Kelamin dan
Umur ………………………………………………………….

Tabel 4.3

51

Gambaran Pasien PPHNA dengan Status Gizi Lebih
Tahun 2013-2014 di RSUP Fatmawati Berdasarkan Tingkat
Pendidikan dan Pekerjaan …………………………………. ..

!

xi!

53

Daftar Gambar
Gambar 2.1

(a) Tradisional 2-hit hipotesis (b) Modifikasi 2-hit hipotesis….

10

Gambar 2.1

(c) Third Hipotesis……………………………………………..

11

Gambar 2.2

Mekanisme Akumulasi Lemak di Hepar……………………….

12

Gambar 2.3

Patogenesis SHNA serta Perkembangannya Menjadi Sirosis dari
Berbagai Mekanisme………………………………..…………

15

Gambar 2.4

Pendekatan Diagnosis Perlemakan Hati………………………

22

Gambar 2.5

Perjalanan Penyakit Perlemakan Hati Non Alkoholik………..

23

Gambar 2.6

Kontrol Neuroendokrin dalam Asupan Makan; Leptin dan Insulin

Gambar 2.7

!

Menurunkan Nafsu Makan dan Meningkatkan Rasa Kenyang…

27

Metabolisme Lemak dihati……………………………………...

37

xii!

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.

Jadwal Penelitian dan Anggaran Penelitian

Lampiran 2.

Surat Izin Penelitian dan Kajian Etika Penelitian

Lampiran 3.

Hasil Analisis Data

Lampiran 4.

Daftar Riwayat Hidup

!

xiii!

DAFTAR ISTILAH

ALT

: Alanine aminotransferase

Apo-b

: Apolipoprotein B

AST

: Aspartate aminotransferase

CT scan

: Computerized tomography scan

DM

: Diabetes mellitus

DNL

: De novo lipogenesis

FFA

: Free Fatty Acid

GD2PP

: Gula darah 2 jam post prandial

GDP

: Gula darah puasa

GGT

: Gamma glutamyl transpeptidase

HDL

: High density lipoprotein

HIV

: Human immunodeficiency virus

IL

: Interleukin

IMT

: Indeks massa tubuh

LDL

: Low density lipoprotein

MRI

: Magnetic resonance imaging

MTP

: Mikosomal transfer protein

NAFLD

: Non alcoholic fatty liver disease

NASH

: Non-alcoholic steatohepatitis

NFkβ

: Nuklear factor kappa B

PHNA

: Perlemakan hati non alkoholik

PPHNA

: Penyakit perlemakan hati non alkoholik

ROS

: Reactif oxygen species

SHNA

: Steatohepatitis non alkoholik

TAG

: Trigliserida

TNF-α

: Tumor necrosis factor alpha

USG

: Ultrasonografi

VLDL

: Very low density lipoprotein

!

xiv!

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit perlemakan hati non alkoholik (PPHNA) atau non alcoholic fatty
liver disease (NAFLD) merupakan penyakit hati kronik yang terjadi pada
penderita yang tidak mengkonsumsi alkohol, yang melibatkan peran resistensi
insulin dan stres oksidatif dalam patogenesisnya serta dapat berakhir menjadi
sirosis.1 Spektrum dari perlemakan hati terbagi menjadi perlemakan hati non
alkoholik (PHNA) dan steatohepatitis non alkoholik (SHNA) yang hanya dapat
dibedakan secara histologis.2,3 Penyakit perlemakan hati non alkoholik merupakan
steatosis (perlemakan) tanpa inflamasi dari hepatosit, sedangkan SHNA adalah
steatosis disertai peradangan hepatosit dengan atau tanpa fibrosis.2
Prevalensi kejadian PPHNA di populasi umum dari berbagai negara
adalah 10-24%.4 Di Eropa, prevalensi PPHNA berdasarkan ultrasonografi adalah
20-30%, dan 16% diantara kejadian tersebut terjadi pada orang tanpa risiko
sindroma metabolik.3 Di Inggris kasus penyakit hati kronik 39% nya adalah
PPHNA, menjadikan perlemakan hati sebagai penyebab utama kejadian penyakit
hati kronik di negara barat.3 Untuk Asia berdasarkan yang diteliti, 18-28% angka
prevalensi di Asia timur serta 10% untuk Asia selatan.4,5 Penyakit perlemakan hati
non alkoholik di Indonesia didapatkan dari sebuah penelitian di pinggiran kota
Jakarta yaitu 30,6% dan insidensi terbanyak pada usia pertengahan yaitu 37,2%.6
Prevalensi perlemakan hati meningkat sejalan dengan peningkatan umur,
dengan insidensi tertinggi laki-laki usia 40 sampai dengan 65 tahun.3 Namun
penyebab utama peningkatan prevalensi perlemakan hati adalah faktor metabolik
seperti obesitas, diabetes melitus tipe II (DM II), dislipidemia dan hipertensi
arterial.2,3 Dari faktor metabolik tersebut obesitas dan DM II memiliki angka
kejadian paling tinggi pada penderita PPHNA, yaitu obesitas sebanyak 60-80%
dan sebanyak 60% DM II.4,5 Namun obesitas dalam berbagai derajat, sering kali
dikatakan sebagai satu-satunya kondisi yang paling sering ditemukan pada pasien
PPHNA.4,7 Oleh karena itu penurunan berat badan pada pasien PPHNA saat ini
menjadi fokus penelitian.7

!

1!

Di Amerika Serikat dan negara berkembang pada 10-15 tahun terakhir
kejadian PPHNA semakin meningkat karena terdapat pula peningkatan faktor
metabolik terutama obesitas yang terjadi pada semua golongan umur.4 Prevalensi
peningkatan angka kejadian obesitas di dunia yaitu dari tahun 1980 hingga 2013
adalah 28,8% menjadi 36,9 untuk laki-laki, serta 29,8% menjadi 38% untuk
perempuan.8 Sedangkan di Indonesia berdasarkan data Riskesdas tahun 2013,
prevalensi nasional status gizi lebih pada dewasa lebih dari 18 tahun yaitu 13,5%
untuk overweight dan 15,4% untuk obesitas, serta menurut jenis kelamin 19,7%
untuk laki-laki terdapat peningkatan jika dibandingkan 2010 sebesar 7,8% dan
32,9% untuk perempuan yang asalnya pada tahun 2010 sebesar 15,5%. Presentase
obesitas berdasarkan provinsi terendah yaitu Nusa tenggara timur (6,2%) dan
tertinggi Sulawesi utara (24%), sedangkan DKI Jakarta menduduki posisi ketiga
sebagai provinsi dengan angka kejadian tertinggi obesitas di Indonesia.9 Di
Indonesia kecenderungan peningkatan angka kejadian obesitas dari tahun 2007,
2010 hingga 2013 berdasarkan data Riskesdas tahun 2014 namun belum terdapat
data yang pasti mengenai prevalensi peningkatan obesitas tersebut.9 Menurut
WHO di tahun 2015 akan terdapat peningkatan yang lebih signifikan untuk angka
kejadian obesitas, hal tersebut menyebabkan obesitas menjadi salah satu dari
sepuluh masalah kesehatan di dunia.
Faktor metabolik berhubungan erat dengan kejadian perlemakan hati
disebabkan oleh peningkatan kadar dari trigliserida dan LDL yang mampu berdiri
sendiri atau berkombinasi.4,10 Mekanisme secara pasti belum diketahui, namun
patogenesis yang dipahami saat ini adalah resisten insulin dan obesitas viseral
mempengaruhi masuknya asam lemak bebas ke hepar, yang mengakibatkan
peningkatan sintesis trigliserida dan penurunan ekspor trigliserida. Hal tersebut
menyebabkan terjadinya steatosis (akumulasi lemak) hati tanpa inflamasi. Pada
tahap ini, dikatakan bahwa pasien memiliki kondisi perlemakan hati yang relatif
ringan.7,11 Hingga saat ini perlemakan hati penting untuk menjadi pembahasan
karena prevalensi kejadian PPHNA ini terus meningkat dan berpotensi untuk
berkembang menjadi sirosis hati dan hepatoma.12
Di Indonesia sendiri belum ada data yang menunjukan secara pasti angka

!

2!

kejadian perlemakan hati pada populasi umum khususnya di Jakarta, terutama
pada pasien dengan status gizi lebih. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui
gambaran demografi penderita penyakit perlemakan hati non alkoholik dengan
status gizi lebih di RSUP Fatmawat sehingga hasil penelitian ini dapat digunakan
untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap pasien dengan status gizi lebih yang
dapat menjadi faktor risiko kejadian PPHNA.

1.2 Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian ini, permasalahan yang dibahas adalah
bagaimanakah gambaran demografi penderita penyakit perlemakan hati non
alkoholik dengan status gizi lebih?
1.3

Tujuan Penelitian
1.3.1

Tujuan Umum
Mengetahui gambaran demografi kejadian penyakit perlemakan
hati non alkoholik dengan status gizi lebih.

1.3.2

Tujuan Khusus
Mengetahui gambaran penyakit perlemakan hati non alkoholik di
poliklinik rawat bangsal ataupun rawat jalan bagian penyakit dalam
di RSUP Fatmawati tahun 2013-2014, berdasarkan:
a. Kategori status gizi lebih
b. Karakteristik dermografis

1.4

Manfaat Penelitian
1.4.1

Manfaat Penelitian bagi Peneliti
1.4.1.1

Menjadi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
sarjana

kedokteran

di

FKIK

UIN

Syarief

Hidayatullah Jakarta.

!

3!

1.4.1.2

Menjadi salah satu bentuk perwujudan penelitian
dalam melaksanakan kewajiban mahasiswa Tri
Dharma Perguruan Tinggi.

1.4.2

Manfaat penelitian bagi Perguruan Tinggi
1.4.2.1

Menambah referensi penelitian di FKIK UIN Syraief
Hidayatullah Jakarta di bidang kedokteran.

1.4.2.2

Menjadi dasar untuk melakukan penelitian lebih
lanjut mengenai penyakit perlemakan hati non
alkoholik di masa depan.

1.4.3

Manfaat bagi Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta
1.4.3.1 Menjadi dasar untuk peningkatan kewaspadaan
terhadap kejadian penyakit perlemakan hati non
alkoholik pada pasien yang memiliki status gizi
lebih.
1.4.3.2 Menjadi

dasar

untuk

data

gambaran

secara

dermografis dari penyakit perlemakan hati non
alkoholik

!

4!

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Penyakit perlemakan hati non alkoholik (PPHNA) atau Non alkoholik fatty

liver disease (NAFLD)

2.1.1

Definisi

Penyakit perlemakan hati non alkoholik (PPHNA) adalah akumulasi lipid
di dalam hepatosit yang melebihi 5% dari berat hati tanpa adanya asupan etanol
yang berlebihan (secara konvensional didefinisikan 20g/hari) dan tanpa penyebab
penyakit hati lain.1 Perlemakan hati non alkoholik menjadi istilah yang sering
digunakan mengacu kepada spektrum luas dari kerusakan hati, dimulai dari
gangguan hati yang ditandai oleh mikrovascular lemak hati saja disebut dengan
steatosis sederhana atau bisa disertai dengan tanda-tanda cedera hepatosit,
infiltrasi sel radang campuran, dan variabel fibrosis hati yang di sebut dengan
steatohepatitis non alkoholik (SHNA).14,15 Steatohepatitis non alkoholik dapat
menyebabkan sirosis dan karsinoma hepatoseluler.14 Dalam tabel 2.1 dijelaskan
mengenai definisi terkait dengan PPHNA.
Tabel 2.1 Penyakit Perlemakan Hati Non Alkoholik dan Definisi Terkait2
Penyakit
Definisi
Nonalcoholic Fatty Liver Mencakup
seluruh
spektrum
penyakit
Disease (NAFLD)
perlemakan hati pada
individu tanpa
konsumsi alkohol, mulai dari perlemakan hati
sederhana hingga steatohepatitis dan sirosis.
Nonalcoholic Fatty Liver Keadaan steatosis hati tanpa adanya bukti
(NAFL)
cedera
hepatoseluler
dalam
bentuk
pembengkakan hepatosit atau fibrosis, dan
memiliki resiko sirosis dan kegagalan hati yang
minimal.
Nonalcoholic steatohepatitis Keadaan steatosis hati dan peradangan dengan
(NASH)
cedera hepatosit (pembengkakan) dengan atau
tanpa fibrosis, hal ini dapat berkembang
menjadi sirosis, gagal hati, dan kanker hati
namun masih jarang.

!

5!

Sirosis NASH

Sirosis kriptogenik

NAFLD
(NAS)

Activity

Keadaan sirosis yang dibuktikan dari hasil
histologis dengan keadaan sebelumnya steatosis
atau steatohepatitis.
Keadaan sirosis tanpa etiologi yang jelas,
pasien dengan sirosis kriptogenik sangat
berhubungan erat dengan faktor resiko
metabolik.
Score Skor yang digunakan untuk mengukur
perubahan hsitologi hati pada pasien dengan
perlemakan hati dalam uji klinis, komposisi
yang mampu ditimbang yaitu skor steatosis,
peradangan dan pembengkakan.

Berdasarkan penyebab PPHNA dapat disebabkan oleh makro atau
mikrovascular dijelaskan dalam tabel 2.2.
Tabel 2.2 Penyebab Utama pada Steatosis Hepatik Sekunder16
Macrovascular steatosis
Konsumsi
alkohol
yang
berlebihan
Hepatitis C
Penyakit Wilson
Kelaparan
Nutrisi parenteral
Lipodistrofi
Abetaliprproteinemia
Obat-obatan
(seperti
:
amiodarone, methotrexate,
tamoxifen, kortikosteroid)

2.1.2

Microvascular steatosis
Sindrom reye
Penyakit perlemakan hepar karena
kehamilan
Obat-obatan (valproate, obat anti
retroviral)
Sindrom HELLP
Inborn errors of metabolism
(contoh;
defisiensi
LCAT,
kolesterol ester storage disease,
penyakit wolman)

Epidemiologi

Penyakit perlemakan hati non alkoholik (PPHNA) terjadi di seluruh dunia,
prevalensi global yaitu 10-24% dari seluruh populasi. Angka prevalensi yang
berbeda-beda dari tiap negara sesuai dengan letak geografis dan gaya hidup.22
Penyakit ini mengenai semua grup ras dan etnik; Afrika Amerika memiliki
prevalensi lebih rendah dibandingkan Hispanic Eropa.19,22 Prevalensi PPHNA di

!

6!

berbagai negara, yaitu negara barat 15-30% khususnya 25% di Amerika dan 30%
di Italia, lalu regio Asia Pasifik untuk Jepang 9-10%, China 5-24%, India 5-28%,
Malaysia 15-17% dan Indonesia 30%.17,18,19
Penyakit perlemakan hati non alkoholik telah terbukti menjadi penyebab
peningkatan aminotransferase dalam 42-90% kasus tanpa gejala klinis lainnya
serta mengeksklusi penyebab penyakit hati lainnya.20 Hubungan antara PPHNA
dengan obesitas, dislipidemia dan diabetes melitus pun telah dibuktikan di
berbagai penelitian.17 Walaupun obesitas bukan merupakan faktor resiko yang
didiagnosis melalui USG, namun pasien dengan PPHNA dilaporkan memiliki
tingkat lemak tubuh, BMI, lingkar pinggang dan panggul yang lebih tinggi dari
kontrol.17
Prevalensi PPHNA meningkat signifikan dari 57,5% menjadi 74% pada
individu

dengan

obesitas.20

Di

Amerika

Serikat

diperkirakan

PPHNA

mempengaruhi lebih dari dua pertiga dari populasi individu dengan obesitas,
sedangkan untuk SHNA ditemukan 19%.20 Selanjutnya sepertiga dari penduduk di
AS menderita diabetes melitus juga terdiagnosis terkena PPHNA.20 Untuk
prevalensi populasi risiko tinggi ini di regio asia pasifik juga memiliki angka yang
cukup tinggi terdapat dalam tabel 2.3.21 Sangat dimungkinkan bahwa terjadi
peningkatan prevalensi PPHNA di negara maju dan berkembang sejalan dengan
lonjakan angka kejadian obesitas dan diabetes yang telah terjadi bahkan pada
semua kelompok umur.20

Tabel 2.3 Prevalensi Penyakit Perlemakan Hati Non Alkoholik pada Populasi
Resiko Tinggi Di Regional Asia Pasifik21

!

Negara
Japan
China
Korea
India

Diabetes (%)
40-50%
35%
35%
30-90%

Obesitas (%)
50-80%
70-80%
10-50%
15-20%

Indonesia

~52%

~47%

Dislipidemia (%)
42-58%
57%
26-35%
belum
terdapat
laporan
~56%

7!

2.1.3 Faktor Risiko
Dalam tabel 2.4 disebutkan berbagai kondisi dan faktor resiko yang
berhubungan dengan kejadian PPHNA.
Tabel 2.4 Kondisi dan Faktor Resiko Terkait dengan Perlemakan Hati18,20,22,23
Kondisi
Faktor resiko
Resistensi Insulin Didapat
Obesitas
Diabetes Melitus
Dislipidemia
Disfungsi Hypothalamic Pituitary
Genetik/ Inborn errors of metabolism

Nutrisi/intestinal
Operasi

Abetalipoproteinemia
Penyakit Weber–Christian
Galaktosemia
Limb lipodystrophy
Penyakit penyimpan glikogen
tipe 1
Penyakit Wilson
Tyrosinemia
Defisiensi carnitine sistemik
Sindrom Refsum
Jejunoileal bypass
Gastroplasty untuk obesitas
morbid
Biliopancreatic diversion
Extensive small bowel resection

Nutrisi total parenteral
Penurunan berat badan cepat
Kelaparan dan cachexia
Malnutrisi kalori protein: marasmus dan
kwashiorkor
Inflammatory bowel disease
Jejunal diverticulosis with bacterial
overgrowth

!

8!

Obat dan Toksin

Amiodarone
Methotrexate
Tamoxifen/estrogens sintetik
Glukokortikoid
Analog nukleosida
Calcium channel blockers
Perhexiline maleate
Phosphorus
Organic solvents
Petrochemicals
Dimethylformamide
Rapeseed oil

Umur

Pucak insidensi pada 20-65
tahun, namun juga terjadi pada
anak 40 gr/hari atau 280
gr/minggu
2.Peningkatan ALT oleh penyebab Pasien dengan riwayat penyakit
lain
sistemik yang diketahui menyebabkan
perlemakan hati
Pasien yang sedang diterapi dengan
obat yang dapat meningkatkan ALT
dan GGT, termasuk juga obat herbal
3. Penyakit Hati Lain
Hepatitis B dan C
Penyakit yang jarang terjadi seperti,

!

18!

autoimun, penyakit celiac, gangguan
genetik seperti penyakit wilson dan
defisiensi alfa-1-antitrypsin
Kanker hati
Infeksi hepatobilier
Penyakit saluran empedu

iv.

Pencitraan
Penyakit perlemakan hati non alkoholik harus dicurigai pada mereka yang

memiliki faktor risiko sindroma metabolik seperti obesitas, diabetes tipe 2, dan
dislipidemia.20 Selanjutnya diagnosis dari perlemakan hati bisa dilakukan dengan
beberapa teknik pencitraan non invasif seperti CT scan dan MRI namun sejauh ini
USG yang paling sering digunakan.20,26 Ultrasonografi (USG) memiliki tingkat
sensitivitas 80% dan spesifisitas 99%.17 USG dapat pula digunakan untuk
menentukan derajat keparahan dari steatosis.17 Namun inflamasi dan fibrosis
hanya dapat didiagnosis dengan biopsi hati, suatu tindakan yang invasif.17
Penyakit perlemakan hati non alkoholik dapat didiagnosis oleh terdapatnya
setidaknya dua dari tiga gambaran abnormal pada USG abdomen, termasuk
diantaranya secara difus echotextur hyperechoic (bright liver), peningkatan
echotextur hati dibandingkan dengan ginjal atau limpa, pembuluh darah yang
kabur, dan sinyal yang tertimbun dalam USG.22,25
Pada CT scan gambaran yang terlihat adalah kepadatan parenkim yang
rendah akibat infiltrasi lemak hati. Pada perbandingan langsung antara CT scan
dan USG, USG terbukti lebih sensitif dalam mendeteksi perubahan lemak. Namun
bila perubahan lemak patchy atau fokal, CT scan dan MRI mendeteksi lebih baik
dibandingkan dengan USG. Pencitraan ini tidak cukup sensitif untuk mendeteksi
peradangan hati, fibrosis, atau sirosis. Keadaan ini hanya dapat didiagnosis
dengan biopsi hati yang termasuk kedalam suatu tindakan invasif untuk
SHNA.17,20
v.

Histologi Hati
Biopsi hati adalah satu-satunya metode yang paling akurat dalam

mendiagnosis PPHNA dan NASH serta menentukan tingkat keparahan kerusakan

!

19!

hati dan prognosis jangka panjang. Pegambilan keputusan untuk melalukan biopsi
hati dalam praktek klinis harus ditentukan pada gambar 2.4.20 Tidak terdapat
perbedaan hasil baik dari laboratorium, pencitraan, atau gambaran histologi yang
secara pasti membedakan perlemakan hati non alkoholik dan perlemakan hati
yang diinduksi alkohol atau steatohepatitis kecuali berdasarkan tidak adanya
riwayat konsumsi alkohol.18
Terdapat dua lesi yang terkait dengan perlemakan hati : (i) steatosis yang
didominasi macrovesicular tunggal atau (ii) steatosis didominasi macrovesicular
dan jumlah yang bervariasi dari sitologi bengkak (ballooning) dan nekrosis spotty,
tersebar mixed neutrofil-limfositik peradangan, inti glikogen, hialin mallory, dan
fibrosis perisinusoidal (SHNA). Semua fitur dari steatohepatitis tidak seluruhnya
terdapat dalam gambaran histologis steatohepatitis pada kenyataannya. Untuk
tingkat keparahan steatosis dinilai berdasarkan keterlibatan parenkim.20 Perbedaan
setiap tes diagnostik tercantum dalam Tabel 2.7.22
Tabel 2.6 SHNA Sistem Skoring Berdasarkan Histologis22
Derajat aktivitas SHNA, grade = total skor : S+L+B (range 0-8)
Steatosis S skor Inflamasi L skor
Pembengkakan
B skor
Lobular
(balloning)
hepatosit
4
3
SHNA fibrosis stage
Stage
None
0
Ringan, zona 3 fibrosis perisinusoidal
1a
Sedang, zona 3 fibrosis perisinusoidal
1b
Fibrosis portal/periportal saja
1c
Zona 3 fibrosis perisinusoidal dan 2
portal/periportal
Bridging fibrosis
3
Sirosis
4
Sumber : Kleiner et al. Hepatology 2005;41:1313-21 [35].

!

20!

Tabel 2.7 Tes Diagnostik Untuk Penyakit Perlemakan Hati22

Tes

Sensitivitas

Spesifisitas

Penanda

Histologis,

Gold standar

Tidak dapat

Dapat dijumpai perbedaan

membedakan

yang signifikan antar klinisi

biopsi hati

SHNA

dalam

dengan SHA

yang

membaca
sama;

sampel

dibutuhkan

hepatophatologist

yang

berpengalaman

dalam

menentukan diagnosis
Enzim hati

Rendah

Rendah

AST/ALT biasanya 33%; bergantung operator

MRI, MRS, Hasilnya dapat beragam dan Tes nya mahal, tidak mudah
CT scan ± tidak dapat dipastikan (not dijumpai,
contrast
enhancement

well verified)

tidak

dapat

membedakan steatosis dan
fibrosis atau SHNA dengan
SHA
penyakit,
sensitive

atau

keparahan
dan

bila

0tidak
steatosis

45-50 tahun,
IMT > 28-30kg/m2, derajat dari resistensi insulin, diabetes dan hipertensi. Pada
kejadian perlemakan hati disertai dengan hepatitis C atau HIV dapat
memperburuk prognosis dan menurunkan respon terhadap pemberian terapi.
Gagal hati, perdarahan varises esofagus, sepsis, hepatoma, penyakit jantung
merupakan penyebab kematian pada pasien sirosis SHNA. 22

!

23!

Tabel 2.8 Prevalensi Perjalanan Perkembangan PPHNA Menjadi SHNA dan
Sirosis pada Berbagai Populasi yang Diteliti22

Populasi yang Diteliti

Prevalensi Perkembangan Penyakit

PPHNA !SHNA
Populasi Umum

10-20%

Tanpa peradangan atau fibrosis

5%

Resiko Tinggi, Obesitas berat

37%

PPHNA !Sirosis
Steatosis sederhana

2.1.8

0-4% selama 10-20 tahun

Tata Laksana

Pasien perlemakan hati (steatosis) tanpa peradangan memiliki prognosis
yang jauh lebih baik jika dibandingkan dengan yang mengalami peradangan dan
target utama dalam tata laksana pasien ini adalah memperlambat perkembangan
penyakit hati serta mencegah kejadian penyakit hati terkait.2,23 Pengobatan yang
direkomendasikan terhadap pasien ini terutama modifikasi gaya hidup dan
penurunan berat badan. Oleh karena sebagain besar pasien PPHNA menderita
obesitas, resistensi insulin dan penyakit kardiovascular secara bersamaan
penurunan

berat

badan

sekitar

10%

telah

disarankan

oleh

Asosiasi

Gastroenterologi Amerika. Namun belum terdapat data hubungan antara efek
penurunan berat badan jangka pada penyakit hati seperti sirosis atau komplikasi
lainnya.26
Secara farmakologi obat yang digunakan diantara : Obat penurun berat
badan (orlista