Lokasi Penelitian Teknik Pengumpulan Data Kerangka Pikir

Andini nitia pratami, 2015 Analisis dampsk perubahan tata guna lahan di sub das cikapundung terhadap banjir Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Sub DAS Cikapundung yang merupakan salah satu Sub DAS yang berada di DAS Citarum Hulu. Wilayah Sub DAS ini meliputi sebagian Kabupaten Bandung Barat, sebagian Kota Bandung dan sebagian Kabupaten Bandung, dimana pada kawasan tersebut sering terjadi banjir di bagian hilirnya. Sumber: Google Earth Pro, Tahun Pencitraan 2015 Gambar 3.1 Peta lokasi penelitian Sub DAS Cikapundung

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal dari beberapa instansi anatara lain : 1. Peta tata guna lahan landuse Sub DAS Cikapundung tahun 1994, 1997,2002, 2005, 2010 dan 2014 dari BPLHD Jawa Barat. Lokasi penelitian 2. Peta penggunaan lahan di Sub DAS Cikapundung Tahun 1994, 1997, 2005, dan 2010 diperoleh dari Bappeda Jabar 3. Peta dan data penggunaan lahan di Sub DAS Cikapundung Tahun 2002 dan 2014 diperoleh dari BPLHD Jawa Barat. 4. Data curah hujan di Sub DAS Cikapundung dari PUSAIR Jawa Barat dan PSDA Jawa Barat. 5. Peta stasiun hujan dan stasiun pos duga air di wilayah DAS Citarum dari PSDA Jawa Barat. 6. Data debit Sungai Cikapundung dari PUSAIR Jawa Barat. 7. Profil melintang dan memanjang sungai bagian hilir Sungai Cikapundung diperoleh dari BBWS Citarum. 8. Data keadaan umum wilayah penelitian, kondisi sosial ekonomi dan lain- lain yang diperoleh dari buku, artikel, laporan-laporan penelitian, jurnal dari instansibadan lain yang relevan.

3.3 Kerangka Pikir

DAS Citarum termasuk didalamnya Sub DAS Cikapundung merupakan DAS yang kritis, karenanya banyak programproyek yang dilaksanakan dalam DAS tersebut sebagai upaya perbaikan DAS. Pertumbuhan penduduk yang cepat dan tuntutan pemenuhan kebutuhan manusia yang sangat beragam memungkinkan terjadinya perubahan tata guna lahan yang berfungsi konservasi ke penggunaan lain seperti untuk kepentingan pertanian dan pemukiman. Fungsi DAS merupakan fungsi gabungan yang dilakukan oleh seluruh komponen yang ada pada DAS tersebut. Apabila salah satu komponen tersebut mengalami perubahan misalnya terjadi perubahan penggunaan lahan maka ia akan mempengaruhi komponen yang lainnya. Perubahan komponen tersebut pada akhirnya dapat mempengaruhi keseluruhan sistem ekologi di DAS tersebut termasuk keadaan hidrologi DAS. Karena DAS merupakan suatu ekosistem, maka setiap masukan iklim hujan ke dalam ekosistem tersebut dapat dievaluasi dari keluarnya air larian, debit banjir, sedimentasi. Air hujan yang jatuh diatas tanah selain menguap evaporasi, dalam pergerakannya secara alami mengalami infiltrasi kedalam tanah atau bergerak di permukaan tanah surface runoff menuju ke tempat yang lebih rendah secara gravitasi. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi geologi, tutupan lahan land use, kemiringan lahan, serta besarnya hujan. Besar laju resapan infiltrasi dan laju limpasan di suatu wilayah akan selalu berbanding terbalik, artinya semakin besar laju resapan, maka laju limpasan air akan semakin berkurang dan sebaliknya, dimana keduanya akan mempengaruhi tinggi elevasi muka air tanah serta limpasan permukaan. Gambar 3.2 Diagram pola pikir

3.4 Metode Penelitian