METODE PENELITIAN ANALISIS EKSPRESI TOPOGRAFI UNTUK PEMETAAN LONGSORLAHAN Analisis Ekspresi Topografi Untuk Pemetaan Longsorlahan Di Wilayah Kabupaten Kulonprogo.

endapan cuping depositional lobes dapat berupa aliran runtuhan debris flows , aliran tanah earth flows , atau sebaran lateral lateral spreads . Lereng berbentuk cekung diperkirakan rawan terjadi longsorlahan karena air hujan mudah untuk jatuhmasuk ke dalam tanah dengan bidang cekung yang lebih cepat mengalami jenuh air dan menimbulkan gerakan geser di sekitar sumbu yang sejajar dengan permukaan tanah. Gerakan geser pada lereng cekung dapat tergolong jenis longsor rotasi rotational slide atau slump karena dicirikan dengan permukaan pecah dengan bidang cekung melengkung ke atas Varnes, 1978 dalam USGS, 2004. Lereng curam dapat diperkirakan rawan terjadi debris flow karena aliran air permukaan yang kuat oleh curah hujan tinggi yang dapat mengikis dan memindahkan material tanah yang gembur atau batuan dengan cepat karena bidang kecuraman lereng Varnes, 1978 dalam USGS, 2004. Bentuk lereng curamterjal juga dapat menunjukkan terjadinya longsor jatuhan seperti tebing oleh adanya gravitasi, pelapukan dapat melepaskan gerakan material massa tanah dan batubatuan.

3. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei karena kajian longsorlahan melalui interpretasi berdasarkan ekspresi topografi divalidasi dengan survei lapangan untuk pembuktian hasil analisis dengan pengamatan terhadap kejadian longsor sebelumnya, disertai wawancara masyarakat setempat dengan kriteria umur warga yang menghuni di daerah penelitian berpuluhan tahun. Teknik sampling penelitian secara purposif purposive sampling , berdasarkan pada kondisi topografi berupa lereng daerah penelitian. Metode survei bersifat deskriptif karena kajian longsorlahan dilakukan mendasarkan pada interpretasi peta topografi berdasarkan ekspresi topografi untuk mengetahui kondisi aktual lereng mengalami longsorlahan. Longsorlahan yang dikaji dari interpretasi ekspresi topografi merupakan analisis data secara kualitatif. Metode penelitian diuraikan ke dalam tahapan penelitian, meliputi: 1 tahap persiapan, yaitu menyiapkan data peta topografi untuk pemetaan longsorlahan, data peta jaringan sungai sebagai penunjang terhadap identifikasi longsorlahan serta perangkat lunak pendukung pengolah data tersebut. Pengumpulan data-data dan informasi literatur yang diperlukan dalam penelitian serta studi kepustakaan terhadap kajian penelitian. 2 tahap pengolahan data, peta topografi dilakukan interpretasi berdasarkan ekspresi topografi dari bentuk dan pola garis kontur untuk mengidentifikasi longsorlahan. Identifikasi longsorlahan dipertajam dengan visualisasi topografi 3D berupa TIN ditambah pengetahuan lokal terhadap bencana longsorlahan. Bentuk lereng cekung, curam, dan tebing dapat diketahui secara jelas melalui TIN untuk mendukung dalam mengidentifikasi longsorlahan. 3 tahap kegiatan lapangan, melakukan survei lapangan untuk membuktikan kebenaran hasil identifikasi longsorlahan dari interpretasi ekspresi topografi dan TIN. Lereng digunakan sebagai dasar atau acuan penentuan sampel untuk survei di lapangan. Validasi kebenaran hasil pemetaan melalui pengamatan bekas kejadian longsorlahan sebelumnya, didukung dengan wawancara terhadap warga setempat. 4 tahap analisis, menganalisis ekspresi topografi sebagai kunci pemetaan longsorlahan hasil interpretasi. Pemetaan longsorlahan dipertajam dengan pemodelan TIN secara 3D ditambah dengan pengetahuan lokal dari aspek geomorfologi dan pedologi pedogeomorfik. Peta hasil interpretasi dan pemodelan TIN dilakukan reinterpretasi yang dilengkapi dengan data titik-titik longsor penelitian peneliti sebelumnya. Peta yang telah direinterpretasi dilakukan uji akurasiketelitian menggunakan matriks kesalahan. 5 tahap penyelesaian, berupa peta longsorlahan hasil interpretasi ekspresi topografi dan hasil visualisasi TIN. Peta hasil interpretasi ekspresi topografi menunjukkan kunci pemetaan jenis-jenis longsorlahan melalui ekspresi topografi.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN