Ejector Pendinginan Mold Landasan Teori 1. Hip Joint

demikian maka benda hasil molding tidak perlu dilakukan pekerjaan lanjutan pemotongan runner dan sprue. Untuk tujuan dan desain tertentu, terkadang runner dan sprue tidak dipotong secara langsung pada saat proses ejection. Setelah langkah-langkah tersebut bekerja dan menghasilkan produk molding, maka dilanjutkan dengan proses berikutnya dengan langkah yang sama secara berulang-ulang hingga mencapai jumlah produksi yang dikehendaki.

2.2.7. Ejector

Setelah material plastik yang diinjeksikan ke dalam cetakan molding memenuhi rongga cavity dan membentuk benda sesuai dengan cetakan, maka benda kerja atau produk telah jadi. Untuk mengeluarkan produk hasil cetakan dari dalam rongga mold atau cavity, diperlukan peralatan pendorong yang sering disebut ejector. Proses pengeluaran produk dari dalam cavity ini disebut dengan ejection. Terdapat bermacam- macam ejector yaitu : 1. Sleeve Ejector Gambar 2.17. Contoh sleeve ejector offline D-M-E plastic_university 24 Sleeve Ejector digunakan untuk benda yang sirkular silindris dan berlubang ditengahnya dan mempunyai ketebalan benda yang tipis. Inti atau core itu sendiri dipasang pada ejector plate . Ejector tersebut melingkari cor pin dan menyentak produk di seluruh sudut. Sleeve Ejector dapat dilihat pada gambar 2.17. 2. Blade Ejector Blade ejector Gambar 2.18 berguna untuk mengeluarkan produk yang mempunyai ribb atau penguat yang tipis dan panjang. Gambar 2.18. Contoh blade ejector offline D-M-E plastic_university 3. S tripper Plate atau Pelat Penyentak Stripper plate Gambar 2.19 digunakan untuk mengeluarkan produk yang core -nya berbentuk taper dengan menggunakan pelat secara akurat di sekeliling core . Stripper plate ini merupakan solusi yang mahal karena dibutuhkan ketepatan ukuran sehingga tidak mudah terjadi flashing jebret. Keuntungan dari tipe ini yakni bekas ejector tidak nampak. 25 Gambar 2.19. Contoh s tripper plate offline D-M-E plastic_university

2.2.8. Pendinginan Mold

Setelah bahan plastik yang panas masuk ke dalam cetakan, cetakan harus didinginkan dengan cepat. Pendinginan tersebut untuk mempertahankan bentuk part yang dicetak sesuai dengan yang diinginkan ketika dipindahkan dari cetakan mold . Jika pendinginan tidak ada, bahan plastik yang panas akan secara alami memanaskan mold sampai batas di mana pendinginan suatu bentuk part yang pejal tidak akan dicapai. Suhu cetakan adalah sangat penting, maka dari itu bagaimana mendesain pendinginan yang merata pada mold . Zat antara pendinginan cetakan yang khas adalah udara, air dan suatu campuran glikol waterethylene . Udara mengacu pada pancaran panas dari mold . Air mengalir sepanjang kanal di dalam mold untuk mengangkut panas. Waterethylene glikol digunakan untuk persyaratan- persyaratan pendinginan ekstrem dan juga mengalir sepanjang kanal untuk mengangkut panas. Bahan plastik yang panas akan memanaskan mold . Sebagian dari panas ini akan menyebar ke udara melingkupi mold . Panas berpindah dari suhu yang lebih tinggi ke suhu yang lebih rendah. Perbedaan suhu dan bukan jumlah dari panas yang mengakibatkan perpindahan panas 26 tersebut. Semakin besar perbedaan suhu semakin besar laju alirnya. Pepindahan panas jenis ini berlangsung sejak bahan plastik yang panas kontak denagn mold dan lalu kepada saluran air. Efisiensi pendinginan dari suatu cetakan ditentukan oleh tipe dari pendingin yang digunakan, tekanan bahan pendingin, suhu laju alir dan bahan pendingin. Merancang sistem pendinginan yang tepat untuk suatu cetakan, ada banyak parameter yang harus dipertimbangkan oleh perancang cetakan, diantaranya : 1. Tipe dari bahan plastik dan suhu lelehnya. 2. Bahan pendingin yang akan digunakan. 3. Lokasi pendinginan yang akan dibuat. 4. Ukuran, nomor, dan panjang dari kanal-kanalnya. 5. Lokasi kanal-kanal satu sama lain. 6. Volume kanal pendingin. Gambar 2.20 sampai 2.23 berikut ini contoh-contoh kanal saluran pendingin pada mold : . Gambar 2.20. Saluran pendinginan lurus offline D-M-E plastic_university 27 Gambar 2.21. Variasi saluran pendinginan lurus offline D-M-E plastic_university Gambar 2.22. Mold dengan banyak saluran pendinginan lurus offline D- M-E plastic_university Gambar 2.23. Saluran pendinginan melingkar offline D-M-E plastic_university

2.2.9. Desain Untuk Sistem Pendinginan Moerbani, 1999