Kendaraan Latar Belakang Masalah

Kiri Kanan Total Kiri Lurus Kanan Total Kiri Lurus Total Kiri Total Tipe P 294.00 294.00 462.10 Tipe O 336.70 159.90 496.60 120.27 588.17 708.43 30.00 786.20 Keterangan: Q = Arus lalulintas smpjam Tipe P = Tipe pendekat terlindung W e = Lebar efektif pendekat m Tipe O = Tipe pendekat terlawan : 26 Oktober dan 02 November 2010 Ditangani oleh : Alif Alfiansyah : Bandung Perihal : 4-fase hijau awal : Ir. H. Juanda-Dipatiukur Periode : 08.00-09.00 Jam tidak Sibuk Kode Hijau Tipe Lebar Arus Rasio Rasio Pendekat Dalam Pen- Arah Arah Efektif Nilai Nilai Lalulintas Arus Fase Fase dekat Diri Lawan m Dasar Disesuaikan smpjam FR PR = No. smpjam Ukuran Hambatan Belok Belok smpjam Frcrit hijau Kota Samping Kanan Kiri hijau IFR S F CS F SF F G F P F RT F LT S Q QS T 1 P 1.00 3.35 2010 1.05 0.95 1.00 1.00 1.26 1.00 2526.27 294.00 0.12 0.09 B 2 O 0.32 159.90 0.00 4.70 2220 1.05 0.95 1.00 1.00 1.08 1.00 2399.84 496.60 0.21 0.16 3 P 0.00 1.00 2.70 1620 1.05 0.95 1.00 1.00 1.26 1.00 2036.10 462.10 0.23 0.17 4 O 0.17 0.00 0.00 2.70 1620 1.05 0.93 1.00 0.60 1.00 0.97 923.38 708.43 0.77 S 4 O 0.04 0.08 65.80 0.00 6.30 3772 1.05 0.95 1.00 1.00 1.02 0.99 3820.97 786.20 0.21 IFR = Σ FR crit LTI detik Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kota Bandung BPS, 2010, jumlah penduduk Kota Bandung adalah 3.174.499 jiwa Lingkungan jalan : Komersial COM Hambatan samping : Rendah ; Tinggi Untuk kode pendekat U dengan tipe pendekat O Tipe pendekat : Terlindung Protected dan Terlawan Opposed Rasio kendaraan tak bermotor : 0,00 Waktu hilang total 15 W e U

1.32 Kendaraan

Faktor-Faktor Penyesuaian Berbelok Semua Tipe Pendekat Hanya Tipe P P LTOR P LT P RT Q RT Q RTO Kelandaian Parkir Tanggal Kota Simpang 690.40 65.80 W e m 3.35 4.70 Tabel L3.22 Penentuan Waktu Sinyal dan Kapasitas untuk Kondisi B Berdasarkan Waktu Hijau MKJI 1997 Tabel L3.21 Analisis Proporsi Kendaraan 2.70 6.30 Lurus Kanan Lurus Kanan Fase Sinyal 462.10 Q smpjam Tipe P Tipe O Tipe O Tipe P Tipe O 0.58 Jln. Dipatiukur Jln. Siliwangi Jln. Ir. H. Juanda Utara Jln. Ir. H. Juanda Selatan Arus Jenuh smpjam hijau Rasio Arus RT smpjam Rasio kendaraan tak bermotor : 0,00 Untuk kelandaian jalan diasumsikan mendatar Jarak garis henti-kendaraan parkir pertama m L P : ≥100 m ; 0 m Untuk kode pendekat U dengan tipe pendekat O Faktor penyesuaian untuk belok kanan F RT : 1,0 + P RT x 0,26 Faktor penyesuaian untuk belok kiri F LT : 1,0 + P LT x 0,16 Keterangan: Tidak digunakan dalam perhitungan karena nilai FR pada kode pendekat S lebih kecil dibandingi kode pendekat U untuk tipe pendekat terlawan O Catatan: IFR ≤ 1,00, menunjukkan kinerja simpang dalam keadaan tidak jenuh IFR 1,00 menunjukkan kinerja simpang dalam keadaan jenuh, maka tidak mungkin untuk menghitung waktu siklus sehingga perlu dilakukan perubahan fase sinyal atau lebar pendekat 85 Universit as Krist en M aranat ha 1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Masalah yang dihadapi di kota-kota besar, khususnya Kota Bandung bukan hanya masalah kekurangan lahan dan masalah sosial, tetapi juga masalah transportasi. Aktivitas hambatan samping jalan sering menimbulkan konflik dimana dampak yang ditimbulkan berpengaruh terhadap arus lalulintas. Pengaruh hambatan samping yang sering dijumpai di daerah perkotaan, yaitu pejalan kaki, angkutan umum dan kendaraaan pribadi yang berhenti. Selain itu juga, seringkali ditemukan daerah bahu jalan dan trotoar yang dijadikan daerah perparkiran sehingga menimbulkan kemacetan lalulintas. Kemacetan lalulintas di ruas jalan tersebut akan menciptakan panjang antrian kendaraan. Panjang antrian pada suatu ruas jalan yang mengalami kemacetan lalulintas berhubungan erat dengan waktu kemacetan yang akan menurunkan arus kendaraan dan kecepatan kendaraan yang melalui ruas jalan tersebut. Penurunan ini berdampak terhadap penurunan kapasitas ruas jalan tersebut. Dimana kapasitas ruas jalan adalah arus kendaraan maksimum yang melalui suatu titik di jalan yang dapat dipertahankan per satuan jam pada kondisi tertentu. Pada simpang bersinyal ukuran dan bentuk fasilitas sangat bergantung kepada karakteristik lalulintas di persimpangan serta pengaturan lalulintas yang ada. Oleh karena itu, pengembangan sarana dan prasarana transportasi perlu dilaksanakan secara sistematik dan berkelanjutan sesuai dengan pola pergerakan barang atau orang yang dapat mendukung dinamika pembangunan daerah. Hal ini merupakan permasalahan yang harus disikapi dengan bijak dan kreatif tidak hanya oleh pemerintah sebagai pelayan dan abdi masyarakat, tetapi juga para akademisi dan praktisi di bidang Teknik Sipil. 2 Universitas Kristen Maranatha

1.2 Tujuan Penelitian