Rina Anggraeni, 2013 Politik Beras Di Indoneesia Pada Masa Orde Baru
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
pemerintahan Orde Baru untuk kembali mengecap manisnya swasembada beras sehingga berdampak pada ketergantungan Indonesia terhadap impor beras.
Selain itu, permasalahan pangan adalah hal yang sangat krusial bagi suatu negara, mengingat pangan adalah kebutuhan dasar bagi setiap manusia di bumi
ini. Implikasi dari hal tersebut adalah setiap negara secara otomatis akan berusaha untuk melakukan berbagai tindakan untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi
warga negaranya. Mengingat kedudukan beras yang sangat penting itulah, maka pemerintah
selaku pemangku kebijakan publik harus membuat kebijakan pangan yang tepat sehingga tidak merugikan masyarakat. Oleh karena itu, penelitian mengenai
kebijakan perberasan di Indonesia menjadi penting untuk dilakukan karena kedudukan beras bukan hanya sebagai bahan pangan pokok saja, tetapi juga
mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, penulis mencoba mengemukakan permasalahan utama yaitu “Bagaimana Kebijakan
Pangan Yang diterapkan Pada Masa Orde Baru ?”.
Untuk lebih memfokuskan kajian penelitian ini, penulis merumuskan permasalahan ke dalam pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
1. Bagaimana kondisi perberasan Indonesia pada awal pemerintahan Orde
Baru? 2.
Bagaimana strategi yang diterapkan oleh pemerintah Orde Baru di sektor pertanian sehingga berhasil mencapai swasembada pangan, khususnya
beras pada tahun 1984? 3.
Mengapa setelah tahun 1984 swasembada beras tidak bisa kembali dicapai oleh pemerintah Orde Baru sehingga Indonesia harus kembali menjadi
negara pengimpor beras? 4.
Bagaimana kaitan antara politik beras yang diterapkan pada masa Orde Baru dengan keberadaan BULOGDOLOG?
Rina Anggraeni, 2013 Politik Beras Di Indoneesia Pada Masa Orde Baru
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibahas pada point sebelumnya, maka tujuan dari penulisan proposal ini adalah:
a. Mendeskripsikan kondisi pangan pada awal pemerintahan Orde Baru
b. Mendeskripsikan strategi yang diterapkan oleh pemerintah Orde Baru
untuk mencapai swasembada beras c.
Menganalisis faktor penyebab mengapa swasembada pangan yang pernah diraih Indonesia pada tahun 1984 tidak pernah terulang
kembali. d.
Menganalisis keterkaitan antara politik beras yang diterapkan pada masa Orde Baru dengan keberadaan BULOGDOLOG
D. Metodologi Penelitian dan Teknik Penelitian
1. Metode Penelitian
Untuk mengarahkan peneletian ini perlu didukung oleh metodologi sejarah yang merupakan suatu metode yang lazim digunakan dalam penelitian sejarah.
Dalam hal ini memang kita harus membedakan antara metode dan metodologi karena kedua hal ini berkaitan dengan ilmu sejarah. Metode sejarah adalah
“bagaimana mengetahui sejarah”, sedangkan metodologi ialah “mengetahui bagai
mana mengetahui sejarah” Sjamsuddin, 2007:14. Adapun langkah-langkah yang akan penulis gunakan dalam melakukan
penelitian sejarah ini sebagaimana yang dijelaskan oleh Ismaun 2005:48-50 yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi.
1. Heuristik
Heuristik yaitu tahap pengumpulan sumber-sumber yang dianggap sesuai dengan topik yang dipilih. Pada tahap ini, penulis berusaha mengumpulkan
sumber sebayak-banyaknya yang berhubungan dengan penelitian skripsi yang sedang dikaji. Cara yang dilakukan adalah mencari dan mengumpulkan sumber
yang berupa buku, jurnal, website, dokumen, juga artikel-artikel yang berkaitan
Rina Anggraeni, 2013 Politik Beras Di Indoneesia Pada Masa Orde Baru
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
dengan permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini. Dalam rangka pencarian sumber, penulis mencoba mengunjungi berbagai Perpustakaan seperti
Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia, Perpustakaan Universitas Indonesia, perpustakaan Institut Pertanian Bogor, dan perpustakaan lainnya.
Pencarian buku-buku pun peneliti lakukan di Toko-toko Buku seperti Toko buku Palasari Bandung, Toko Buku di Jalan Dewi Sartika, Toko buku Gramedia dan
beberapa pameran buku yang diadakan di Bandung. Selain itu, penulis pun melakukan kegiatan mencari dokumen-dokumen atau referensi-referensi lainnya
yang berhubungan dengan Kebijakan Pangan pada Masa Orde Baru. 2.
Kritik dan Analisis Sumber Setelah kegiatan pencarian dan penemuan sumber-sumber berhasil
dilakukan, tahap kedua yang dilakukan oleh penulis adalah melakukan penilaian dan mengkritisi sumber-sumber yang telah ditemukan tersebut baik dari buku,
artikel, Browsing internet, sumber tertulis, arsip dan hasil dari penelitian serta sumber lainnya yang relevan. Kritik sumber merupakan salah satu langkah dalam
penelitian sejarah yang berisi penilaian sumber-sumber yang diperoleh. Pada langkah ini penulis akan menyaring informasi ataupun data yang diperoleh guna
mendapatkan hasil penelitian yang baik, relevan dan valid. Kaitannya dengan penelitian skripsi ini, setelah penulis menemukan
berbagai sumber yang berhubungan dengan Kebijakan Pangan pada Masa Orde Baru, penulis mencoba menyaring informasi-informasi tersebut dan hanya data-
data yang relevan dan valid saja yang menjadi fakta pilihan penulis sebagai sumber dalam penelitian ini. Sehingga tidak semua sumber atau data dapat
menjadi bahan rujukan penulis. 3.
Interpretasi Interpretasi merupakan langkah selanjutnya setelah dilakukan kritik dan
analisis sumber. Interpretasi adalah kegiatan menafsirkan fakta-fakta yang sudah diperoleh penulis melalui cara mengolah fakta yang telah dikritisi dengan merujuk
Rina Anggraeni, 2013 Politik Beras Di Indoneesia Pada Masa Orde Baru
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
beberapa referensi yang mendukung kajian penulis. Didalam penelitian ini, tahap interpretasi dilakukan oleh penulis dengan membuat penafsiran-penafsiran
terhadap sumber-sumber atau fakta-fakta dan menganalisisnya secara objektif, fakta-fakta sejarah tersebut dikupas secara ilmiah dan kritis sehingga
mendapatkan analisis-analisis yang dapat dipertanggung jawabkan. 4.
Historiografi Menurut Sjamsuddin 2007:156, historiografi adalah suatu sintesis dari
seluruh hasil penelitian atau penemuan berupa suatu penelitian yang utuh. Historiografi merupakan langkah terakhir dalam prosedur penelitian sejarah. Pada
tahap ini, penulis menyajikan hasil temuannya dengan cara menyusun dalam bentuk tulisan yang menggunakan gaya dan tata bahasa sederhana serta penelitian
yang baik dan benar. Tulisan tersebut dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul “POLITIK BERAS DI INDONESIA PADA MASA ORDE BARU 1969-
1998: Dari Subistensi Swasembada Pangan Hingga Ketergantungan Impor ”
2. Teknik Penelitian
Teknik penelitian yang akan digunakan oleh penulis dalam mengkaji dan menganalisis permasalahan yang diangkat adalah dengan studi literatur, yakni
teknik mengumpulkan sember baik itu berasal dari sumber buku, internet, maupun sumber-sumber tertulis lainnya yang relevan dengan fokus kajian yang diteliti.
Selain menggunakan teknik studi literature, penulis juga menggunakan teknik berupa studi dokumentasi berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
notulen, agenda dan sebagainya.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a.
Memperkaya penulisan Sejarah Indonesia pada umumnya dan Sejarah Orde Baru pada khususnya.
b. Memberikan kontribusi dalam penelitian sejarah mengenai kebijakan
pangan yang pernah diambil oleh pemerintahan Orde Baru c.
Dapat dijadikan acuan untuk penelitian yang lebih luas dan mendalam.
Rina Anggraeni, 2013 Politik Beras Di Indoneesia Pada Masa Orde Baru
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
F. Struktur Organisasi Skripsi