Pengujian Aplikasi Aplikasi Steganography pada File dengan Menggunakan Teknik Low Bit Encoding dan Least Significant Bit.

110 sebagai complier dari CC++ tersebut. Setelah perangkat lunak tersebut di-install, diperlukan sebagian kecil perubahan pada konfigurasi sistem harus dilakukan.

5. Pengujian Aplikasi

Tabel 1 menunjukkan perbandingan dan perhitungan gambar dengan format bmp dengan menggunakan perhitungan LSB. Tabel 1 Perbandingan Gambar Ukuran File UF Pixel P Ukuran Pixel UP Total Ukuran Byte TUB Maksimum Ukuran File Byte MUFB Ukuran File Pesan Byte UFPB Kualitas K P P UP 3 TUB 8 24576 87,5 192 kb 256 65596 196608 24576 19660 90,0 8848 95,5 Ukuran File UF Pixel P Ukuran Pixel UP Total Ukuran Byte TUB Maksimum Ukuran File Byte MUFB Ukuran File Pesan Byte UFPB Kualitas K 98304 87,5 258 kb 512 262144 786432 98304 78643 90,0 35389 95,5 393216 87,5 2305 kb 1024 1048576 3145728 393216 314573 90,0 141558 95,5 Dari Tabel 1 dapat disimpulkan bahwa proses terbaik adalah dengan menggunakan kualitas 95,5 sedangkan paling buruk adalah 87,5. Untuk kualitas di bawah 87,5, aplikasi tidak mengijinkan pengguna melakukan proses. Hal ini disebabkan oleh ukuran file pesan byte telah melebihi maksimum ukuran file byte. Pada aplikasi ini, data pesan rahasia yang akan disembunyikan pada file audio akan dienkripsi terlebih dahulu, sehingga keamanannya menjadi lebih terjamin. Dengan adanya proses enkripsi, data pesan rahasia pun akan berubah, sehingga nilai-nilai bit yang akan disembunyikan akan berubah juga. Gambar 1 merupakan hexadecimal dari nilai A yang telah mengalami enkripsi. Menggunakan Teknik Low Bit Encoding dan Least Significant Bit Hendra Bunyamin, Andrian 111 Gambar 1 Hexadecimal Nilai A Pada Gambar 1, nilai A yang telah mengalami enkripsi memiliki 8 hexadecimal, setiap hexadecimal memiliki 8 bit. Maka terdapat 64 bit yang akan disembunyikan pada 64 hexadecimal file audio. Perbandingan antara file audio sebelum disembunyikan nilai A ditunjukkan pada Gambar 2 dan file audio setelah disembunyikan nilai A ditunjukkan oleh Gambar 3 Gambar 2 File Audio Sebelum Disembunyikan Nilai A Gambar 3 File Audio Setelah Disembunyikan Nilai A Tabel 2 menunjukkan perbandingan dan perhitungan data pesan rahasia yang telah dienkripsi dan akan disisipkan pada file audio dengan menggunakan teknik Low Bit Encoding . Tabel 2 Perbandingan Enkripsi Data Jumlah Huruf JH Jumlah Hexadecimal Setelah Enkripsi JHSE Jumah Bit JB JHSE 8 1 8 64 7 8 64 8 16 128 15 16 128 16 24 192 23 24 192 24 32 256 112 Jumlah Huruf JH Jumlah Hexadecimal Setelah Enkripsi JHSE Jumah Bit JB 31 32 256 39 40 320 47 48 384 Dari Tabel 2 dapat disimpulkan bahwa apabila jumlah huruf JH dari pesan rahasia yang akan disisipkan adalah 1, maka jumlah hexadecimal setelah enkripsi JHSE adalah 8, maka jumlah bit yang akan disembunyikan adalah 64 bit, sehingga dibutuhkan 64 nilai hexadecimal pada audio yang akan disisipkan dengan menggunakan teknik Low Bit Encoding. Untuk 7 JH, JHSE adalah 8 juga, dan untuk 8 JH, JHSE adalah 16, dan untuk 15 JH, JHSE adalah 16 juga, dan untuk 23 JH, JHSE adalah 24. Dari data pada Tabel 2 maka dapat disimpulkan bahwa proses enkripsi data adalah maksimal 7 JH untuk 8 hexadecimal, kemudian maksimal 15 JH untuk 16 hexadecimal, kemudian maksimal 23 JH untuk 24 hexadecimal. Maka proses enkripsi data setiap 8 hexadecimal adalah dimulai dari kelipatan 7, 8, 8, dan seterusnya. Steganography file audio ini juga mendukung teknik End Of File EOF yang merupakan salah satu teknik steganography dengan menyisipkan data pada akhir file. Apabila kapasitas pada audio file sudah tidak dapat menampung data pesan rahasia, maka teknik EOF akan digunakan. Data pesan rahasia yang sudah tidak dapat ditampung pada audio file akan disisipkan pada akhir dari audio file, sehingga secara otomatis akan terjadi perbesaran kapasitas yang cukup signifikan dari file asli dan file hasil steganography. Untuk teknik ini, selanjutnya akan dijelaskan pengujian yang lebih detail dengan menggunakan teknik EOF

6. Hasil dan Implementasi