Penilaian Indikator Kesehatan Bank dengan Menggunakan CAMELS

13 | K e s e h a t a n B a n k BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN 3.1 Analisis Pada Bank Lippo

3.1.1 Penilaian Indikator Kesehatan Bank dengan Menggunakan CAMELS

Penilaian indicator kesehatan bank dengan menggunakan CAMELS dalam penelitian ini dibatasi hanya membahas aspek Permodalan, Kualitas Asset, Rentabilitas, dan likuiditas. Masing – masing factor akan dievaluasi secara terpisah selama periode triwulan pada periode Maret, Juni, September, Desember. Penilaian ini sesuai dengan peraturan pada surat Edaran Bank Indonesia N0.623DPNP tanggal 31 Mei 2004. Pada pasal 8 ayat 1 Peraturan Bank Indonesia, disebutkan bahwa bank wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia ini secara triwulanan untuk posisi bulan Maret, Juni, September dan Desember 3.1.2. Perhitungan Analisis terhadap Faktor Permodalan Capital Analisis terhadap Faktor Permodalan Bank Lippo ini dilakukan berdasarkan Laporan Neraca bank periode triwulan dari Maret sampai dengan Desember pada tahun 2004 – 2006, beserta informasi lainnya yang terkait dengan factor ini. Penilaian terhadap factor – factor permodalan ini dilakukan melalui penilaian kuantitatif dan atau kualitatif setelah mempertimbangkan unsure judgementi yang didasarkan atas materialitas dan signifikansi dari factor-faktor penilaian serta pengaruh dari factor lainnya seperti kondisi industri perbankan dan perekonomian nasional. Pada Aspek Permodalan ini rasio Kriteria kuantitatif yang digunakan adalah: 1. Kecukupan Pemenuhan Modal Minimum KPMM atau CAR 2. Komposisi Permodalan 3. Trend ke depan KPMM 4. Aktiva Produktif Yang DiKlasifikasikan dibandingkan dengan Modal Bank 14 | K e s e h a t a n B a n k  Kecukupan Pemenuhan Modal Minimum KPMM yang berlaku Penilaian terhadap komponen ini dilakukan melalui perhitungan KPMM atau CAR selama tiga tahun yaitu tahun 2004 – 2006 untuk lebih jelas dapat dilihat pada lampiran. Untuk mempermudah menganalisis, dapat dilihat – pada gambar berikut ini: Gambar 4.1 KPMM pada Bank Lippo 2004-2006 Berdasarkan Gambar 4.1 di atas terlihat bahwa Bank Lippo pada Tahun 2004-2006 mempunyai rasio KPMM yang cukup jauh diatas ketentuan minimum yang diwajibkan oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 8. Dan bila dilihat dari grafik yang ada perubahan rasio KPMM cenderung stabil karena peningkatan jumlah modal bank dan nilai ATMR juga stabil. Atas dasar analisis tersebut maka penilaian peringkat komponen factor permodalan untuk Bank Lippo saya simpulkan mendapat nilai peringkat 2 dua yang mengindikasikan keadaan permodalan Bank Lippo dari sisi KPMM adalah sehat. 15 | K e s e h a t a n B a n k  Komposisi Permodalan Penilaian terhadap komponen ini dilakukan melalui perhitungan komposisi permodalan selama tiga tahun yaitu tahun 2004-2006 yang dapat dilihat pada Gambar berikut : Gambar 4.2 Grafik Komposisi Permodalan pada Bank Lippo 2004-2006 Berdasarkan gambar 4.2 diatas, Bank Lippo selama periode triwulan 2004-2006 mengalami fluktuasi komposisi permodalan yang cukup stabil dan cenderung menurun. Hal ini disebabkan karena peningkatan jumlah modal inti Bank berbanding stabil dengan peningkatan modal pelengkap bank, sekalipun diakhir tahun 2006 modal pelengkap bank mengalami peningkatan yang cukup signnifikan bila dibandingkan dengan modal inti sehingga menyebabkan rasio menurun cukup tajam. Atas dasar analisis ini, maka penilaian peringkat komponen komposisi modal Bank Lippo dapat disimpulkan mendapat nilai peringkat satu. 16 | K e s e h a t a n B a n k  Trend ke depan Proyeksi KPMM Adapun penilaian komponen permodalan ini dapat dilihat pada Gambar di bawah berikut ini : Gambar 4.3 Grafik Trend Proyeksi KPMM pada Bank Lippo 2004-2006 Dari Gambar 4.3 diatas dapat disimpulkan, Bank Lippo memiliki rasio KPMM untuk tiga tahun tetap lebih tinggi cukup signifikan bila dibandingkan dengan ketentuan rasio KPMM yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 8 . Trend ini mengindikasikan rasio KPMM Bank Lippo memiliki kecenderungan meningkat, dapat dikatakan persentase pertumbuhan modal lebih tinggi dibandingkan dengan persentase pertumbuhan ATMR. Sehingga penilaian peringkat komponen factor Trend ke depan Proyeksi KPMM untuk Bank Lippo dapat saya simpulkan mendapat nilai peringkat 2dua. 17 | K e s e h a t a n B a n k  Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan dibandingkan dengan Modal bank. Perhitungan rasio pada penilaian komponen dapat dilihat pada Gambar dibawah ini : Gambar 4.4 Grafik Perbandingan APYD terhadap Modal Bank pada Bank Lippo 2004-2006 Dari Gambar 4.4 diatas selama Periode triwulan tahun 2004-2006, rasio APYD terhadap modal bank pada Bank Lippo mengalami penurunan, hal ini disebabkan jumlah Aktiva Produktif yang berpotensi untuk menimbulkan kerugian mengalami kecenderungan menurun dan besarnya masih dapat dicover oleh modal bank. Maka penilaian terhadap peringkat komponen ini dapat disimpulkan mendapat peringkat 3 tiga.  Penilaian akhir terhadap factor permodalan Penilaian akhir terhadap factor ini dilakukan dengan mengkombinasikan hasil yang telah di dapat dari masing – masing komponen kuantitatif dan kualitatif factor permodalan ini. Hasil yang didapat secara garis besar untuk criteria kuantitaif selama periode triwulan tahun 2004-2006 adalah nilai peringkat 2dua. Maka dapat disimpulkan hasil penilaian peringkat Faktor permodalan untuk Bank Lippo selama periode triwulan tahun 2004-2006 berada pada peringkat 2 sehat yang mengindikasikan “Tingkat modal Bank Lippo berada lebih tinggi dari ketentuan KPMM yang berlaku dan diperkirakan tetap berada di tingkat ini serta membaik dari tingkat saat ini untuk 12 bulan mendatang”. 18 | K e s e h a t a n B a n k 3.1.3. Perhitungan Analisis Faktor Komponen Kualitas Asset Asset quality Analisis terhadap factor komponen kualitas Aset pada Bank Lippo dilakukan berdasarkan Laporan Neraca bank periode triwulan dari Maret hingga Desember pada tahun 2004-2006, beserta informasi lainnya yang terkait dengan factor komponen kualitas asset ini. Pada Aspek Kualitas Asset ini Rasio Criteria Kuantitatif yang digunakan adalah : 1. APYD dibandingkan dengan AP 2. Debitur inti kredit diluar pihak terkait dibandingkan denga Total Kredit 3. Perkembangan AP bermasalah dibandingkan dengan AP 4. Tingkat Kecukupan Pembentukan PPAP  Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan dibandingkan dengan total Aktiva Produktif Semakin besar jumlah APYD maka hasil penilaian ini menghasilkan rasio yang semakin besar. Hal ini mengidentifikasikan kualitas Aktiva Produktif dan kinerja manajemen risiko kredit yang semakin buruk yang akhirnya dapat menimbulkan kerugian pada bank. Untuk lebih mudah dalam menganalisis Komponen Kualitas Aset ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Gambar 4.5 Grafik APYD terhadap Total Aktiva Produktif pada Bank Lippo 2004-2006 Dari Gambar 4.5 diatas dapat dilihat bahwa perkembangan rasio ini pada Bank Lippo selama periode 2004-2006 cenderung mengalami penurunan. Pada awal periode tahun 2004 rasio berada di atas 3 namun di periode selanjutnya rasio ini 19 | K e s e h a t a n B a n k semakin menurun hingga berada dibawah 3. Hal ini disebabkan Jumlah Aktiva Produktif meningkat stabil, sedangkan jumlah APYD semakin menurun. Berdasarkan analisis tersebut maka disimpulkan Bank Lippo mendapatkan nilai peringkat 3 tiga yang mengindikasikan bahwa Bank telah berusaha untuk mengurangi risiko yang ditimbulkan dalam risiko kredit dan usahanya cukup berhasil.  Debitur inti kredit diluar pihak terkait dibandingkan dengan total kredit Penilaian pada komponen ini tidak dapat saya lakukan karena data mengenai jumlah kredit yang diberikan kepada debitur inti maupun jumlah debitur inti pada bank Lippo merupakan data interen yang tidak dipublikasikan oleh pihak bank. Oleh sebab itu penilaian komponen ini diabaikan dan tidak signifikan.  Perkembangan Aktiva Produktif Bermasalah dibandingkan dengan Aktiva Produktif Untuk lebih jelas lagi dalam menganalisis komponen ini maka dapat dilihat pada Gambar dibawah ini Gambar 4.6 Grafik Perkembangan AP bermasalah terhadap Aktiva Produktif pada Bank Lippo 2004-2006 Dari Gambar 4.6 diatas dapat dilihat bahwa perkembangan rasio ini pada Bank Lippo selama periode 2004-2006 cenderung menurun. Perkembangan rasio menjadi semakin rendah , hal ini mengindikasikan bahwa kinerja kualitas aktiva Produktif yang semakin membaik karena mencapai sekitar dibawah 1. Sehingga dalam penilaian komponen factor kualitas asset ini Bank Lippo mendapat nilai peringkat 2 dua 20 | K e s e h a t a n B a n k  Tingkat Kecukupan Pembentukan PPAP Analisis terhadap hasil yang diperoleh, semakin kecil rasio ini mengindikasikan rendahnya kemampuan bank dalam menutup kemungkinan kerugian yang ditimbulkan oleh Aktiva Produktif non Lancar. Untuk lebih jelasnya perhatikan Gambar berikut ini : Gambar 4.7 Grafik Tingkat Kecukupan Pembentukan PPAP pada Bank Lippo 2004-2006 Dari Gambar 4.7 diatas menunjukan bahwa Bank Lippo untuk periode triwulan selama tahun 2004-2006 telah memiliki rasio PPAP yang dibentuk lebih tinggi dari PPAP yang wajib dibentuk dan berkisar di persentase 130 sampai dengan 250 ,walaupun memiliki kecenderungan menurun tapi memiliki persentase rasio yang baik yaitu 105. Oleh karena itu penilaian terhadap komponen factor kualitas asset pada BankLippo dapat disimpulkan mendapat nilai peringkat 2 dua.  Penilaian akhir Faktor Komponen Kualitas Asset Penilaian akhir terhadap factor ini dilakukan dengan mengkombinasikan hasil yang telah di dapat dari masing – masing komponenkuantitatif dan kualitatif factor permodalan ini. Namun karena pembatasan masalah dalam penelitian ini dibatasi hanya menganalisis rasio perhitungan saja , maka yang dinilai hanya komponen kuantitatif saja penilaian berdasarkan rasio perhitungan. Hasil yang didapat secara garis besar untuk criteria kuantitatif selama periode triwulan tahun 2004-2006 adalah nilai peringkat 2 dua, karena tidak semua komponen kuantitatif dari factor ini dinilai sangat baik. Oleh karena itu penilaian akhir untuk peringkat Faktor Kualitas Asset mendapat nilai peringkat 2 dua yang 21 | K e s e h a t a n B a n k mengindikasikan bahwa “Kualitas Asset baik namun terdapat minor deficiencies yang tidak signifikan. Kebijakan pemberian kreditinvestasi, prosedur dan administrasi mendukung kegiatan operasional yang aman dan sehat, serta di dokumentasikan dengan baik”. 3.1.4. Perhitungan Analisis Faktor Komponen Rentabilitas Earning Analisis terhadap factor komponen kualitas Aset pada Bank Lippo dilakukan berdasarkan Laporan Neraca bank periode triwulan dari Maret hingga Desember pada tahun 2004-2006, beserta informasi lainnya yang terkait dengan factor komponen kualitas asset ini. Pada aspek Rentabilitas ini rasio criteria Kuantitif yang digunakan adalah : 1. Return On Asset ROA 2. Return On Equity ROE 3. Net Interest Margin NIM 4. Beban Operasional dibandingkan dengan Pendapatan Opersional BOPO  Rasio Return On Asset ROA Apabila rasio Return On Asset ROA semakin kecil ini mengindikasikan kurangnya kemampuan bank baik dalam mengelola struktur aktiva maupun meningkatkan pendapatan dan efisiensi menekankan biaya yang mempengaruhi modal bank. Untuk lebih jelas dalam menganalisis komponen ini, perhatikan gambar berikut ini : Gambar 4.8 Grafik Perkembangan ROA pada Bank Lippo 2004-2006 22 | K e s e h a t a n B a n k Dari Gambar 4.8 diatas dapat dilihat bahwa pada periode triwulan maret ke juni di tahun 2004 rasio ROA menurun cukup tajam dari 3.33 ke 0.80 , namun di periode selanjutnya rasio meningkat hingga mencapai di atas 1.25 . Oleh karena itu rasio ROA untuk Bank Lippo pada periode triwulan tahun 2004-2006 diberi nilai peringkat 2dua yang mengindikasikan bahwa perolehan laba Bank Lippo tinggi.  Return On Equity ROE Semakin besar rasio ini mengindikasikan bahwa kemampuan modal dalam menghasilkan laba bagi pemegang saham semakin baik. Untuk lebih jelasnya perhatikan Gambar berikut ini: Gambar 4.9 Grafik Perkembangan ROE pada Bank Lippo 2004-2006 Dari Gambar 4.9 diatas dapat dilihat bahwa perkembangan rasio ROE pada Bank Lippo cenderung stabil dan masih dinilai sangat tinggi karena diatas 12,5 walaupun pada awal triwulan tahun 2004 rasio menurun cukup tajam dari 104.48 ke 25.83. Dengan demikian maka nilai peringkat untuk komponen ini adalah peringkat 1 satu 23 | K e s e h a t a n B a n k  Net Interest Margin NIM Penilaian komponen ini dapat secara jelas dianalisis dengan melihat Gambar berikut ini : Gambar 4.10 Grafik Perkembangan NIM pada Bank Lippo2004-2006 Dari Gambar 4.10 diatas dapat dilihat bahwa perkembangan rasio NIM Bank Lippo selama periode triwulan tahun 2004-2006 mengalami peningkatan dan cenderung naik. Penilaian terhadap komponen ini diberi nilai peringkat 1 satu karena Bank mampu menghasilkan marjin bunga bersih yang sangat tinggi 3 yang merupakan sumber pendapatan utama perbankan  Biaya Operasional dibandingkan dengan Pendapatan Operasional BOPO Rasio BOPO yang semakin besar mengindikasikan kurangnya kemampuan bank dalam menentukan biaya operasional serta dalam meningkatkan pendapatan operasionalnya, yang akan menimbulkan kerugian karena bank dinilai kurang efisien dalam mengelola usahanya. Gambar 4.11 Grafik Perbandingan Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional pada Bank Lippo 2004-2006 Dari Gambar 4.11 di atas menunjukan bahwa Bank Lippo pada periode triwulan tahun 2004-2006 memiliki rasio berkisar antara 70 sampai dengan 80, Hal ini 24 | K e s e h a t a n B a n k mengindikasikan Bank memiliki tingkat efisiensi yang baik, Bank masih mampu mengontrol baik biaya operasional maupun pendapatan operasionalnya. Oleh karena itu untuk penilaian factor komponen rentabilitas ini mendapat nilai peringkat 2 dua.  Penilaian akhir faktor komponen rentabilitas Penilaian akhir terhadap faktor ini dilakukan dengan mengkombinasikan hasil yang telah di dapat dari masing – masing komponen kuantitatif dan kualitatif faktor permodalan ini. Namun karena pembatasan masalah dalam penelitian ini dibatasi hanya menganalisis rasio keuangan saja , maka yang dinilai hanya komponen kuantitatif saja penilaian berdasarkan rasio perhitungan. Hasil yang didapat secara garis besar untuk kriteria kuantitatif selama periode triwulan tahun 2004-2006 adalah nilai peringkat 2 dua. Jadi penilaian akhir untuk peringkat Faktor Rentabilitas Earnings mendapat nilai peringkat 2 dua yang mengindikasikan “ Secara umum kinerja rentabilitas baik. Kemampuan rentabilitas tinggi untuk mengantisipasi pot ensi kerugian dan meningkatkan modal”. 3.1.5. Perhitungan Analisis Faktor Komponen Likuiditas Liquidity Analisis terhadap faktor komponen kualitas Aset pada Bank Lippo dilakukan berdasarkan Laporan Neraca bank periode triwulan dari Maret hingga Desember pada tahun 2004-2006, beserta informasi lainnya yang terkait dengan faktor komponen kualitas asset ini. Pada Aspek Likuiditas ini rasio kriteria Kuantitatif yang digunakan adalah : 1. AL 1 bulan dibandingkan dengan PL 1 bulan 2. 1 Month Maturity Mismatch 3. Loan To Deposit Ratio LDR 4. Proyeksi Cash flow 3 bulan mendatang  Aktiva likuid kurang dari 1 bulan dibandingkan dengan pasiva likuid kurang dari 1 bulan Tujuan penilaian komponen ini adalah untuk mengukur kemampuan aktiva lancar dalam memenuhi kewajiban lancar yang segera jatuh tempo. Untuk lebih jelasnya perhatikan Gambar berikut ini : 25 | K e s e h a t a n B a n k Gambar 4.12 Grafik Perbandingan Aktiva Liquid 1bulan terhadap Pasiva Liquid 1bulan pada Bank Lippo 2004-2006 Dari Gambar 4.12 diatas dapat dilihat bahwa persentase perbandingan antara aktiva liquid dan pasiva liquid Bank Lippo selama periode triwulan tahun 2004-2006 mengalami fluktuasi dan cenderung meningkat, rasio yang dihasilkan berkisar antara 25 sampai dengan 45, sehingga dapat disimpulkan nilai peringkat untuk komponen Perbandingan Aktiva Liquid dengan Pasiva Liquid adalah peringkat 2 dua yang mengindikasikan bahwa Aktiva dan Pasiva Bank Lippo liquid.  1 - Month Maturity Mismatch Ratio Tujuan penilaian ini adalah untuk menilai kinerja assets and liabilities management ALMA dalam mengelola asset dan kewajibannya dilakukan dengan memonitor ada tidaknya mismatch terhadap asset dan kewajiban bank. Untuk lebih jelas perhatikan gambar berikut ini : Gambar 4.13 Grafik 1 Month Maturity Mismatch Ratio pada Bank Lippo 2004-2006 26 | K e s e h a t a n B a n k Dari Gambar 4.13 di atas dapat dilihat bahwa selama periode triwulanan tahun 2004-2006 Bank Lippo mengalami mismatch, grafik menunjukan rasio mengalami kecenderungan terus menurun dan bernilai rendah walaupun di awal triwulan tahun 2005 rasio mengalami peningkatan yang cukup tinggi dari 14,24 sampai dengan 42,73 , tapi secara keseluruhan dapat di ambil kesimpulan bahwa Bank Lippo memiliki rasio 1 month Maturity Mismatch yang semakin membaik. Oleh karena itu penilaian untuk komponen factor likuiditas ini mendapat nilai peringkat 2 dua  Loan to Deposito Ratio LDR Tujuan penilaian komponen ini adalah untuk mengetahui besarnya kredit yang diberikan yang dibiayai oleh dana pihak ketiga. Untuk lebih jelas , perhatikan Gambar berikut ini: Gambar 4.14 Grafik Perkembangan LDR pada Bank lippo 2004-2006 Dari Gambar 4.14 di atas dapat dilihat bahwa rasio LDR Bank Lippo cenderung mengalami peningkatan, namun rasio LDR masih berkisar di bawah 50. Oleh karena itu untuk komponen ini dapat disimpulkan mendapat nilai peringkat 1 satu.  Proyeksi Cash Flow 3 bulan mendatang Penilaian komponen ini dilakukan untuk mengukur kemampuan bank dalam pengelolaan cash in dan cash out guna pengelolaan likuiditas bank. Proyeksi arus kas ini dilakukan dengan melihat arus kas tiga bulan kedepan, masing-msing periode penilaian. 27 | K e s e h a t a n B a n k Gambar 4.15 Grafik Proyeksi Cash Flow 3 bulan mendatang pada bank Bank Lippo 2004-2006 Dari Gambar 4.15 di atas menunjukan bahwa dalam periode triwulan tahun 2004- 2006 Bank Lippo mengalami fluktuasi rasio proyeksi cash flow yang tidak stabil. Cash flow Bank Lippo mengalami arus kas negative, ini dialami di periode triwulan I- triwulan II Tahun 2004, Triwulan I,II,III tahun 2006, dan melonjak diperiode tahun 2005 sekalipun arus kas tidak negative tetapi rasionya sangat tinggi berada diatas 35. Dari penilaian diatas maka penilaian untuk peringkat komponene faktur likuiditas ini, saya simpulkan mendapat peringkat 5 lima yang mengindikasikan bahwa rasio proyeksi cash flow Bank Lippo sangat buruk atau negative.  Penilaian akhir Faktor Likuiditas Penilaian terhadap factor likuiditas dilakukan dengan mengkombinasikan hasil yang telah didapat dari masing-masing komponen factor likuiditas ini. Hasil yang didapat secara garis besar untuk criteria kuantitatif selama periode triwulan tahun 2004-2006 adalah nilai peringkat 2dua. Oleh karena itu Penilaian akhir untuk factor Likuiditas ini , saya simpulkan mendapat peringkat 3tiga yang mengindikasikan bahwa secara umum kinerja likuiditas Bank Lippo cukup baik, kemampuan likuiditas untuk mengantisipasi kebutuhan likuiditas dan penerapan manajemen risiko likuiditas memadai, sekalipun ada 1 komponen yang dinilai tidak baik yaitu komponen proyeksi cash flow.

3.1.6. Penilaian tehadap Tingkat Kesehatan Bank dengan Metode CAMELS