Islamic Science, Nature and Human Beings …. Masthuriyah Sa’dan
Walisongo Walisongo
Walisongo Walisongo
, Volume 23, Nomor 2, November 2015
237
Sardar juga memelopori diskusi pada ilmu pengetahuan dalam masyarakat Muslim, dengan serangkaian artikel di Alam dan New Scientist dan sejumlah
buku, termasuk Sains, Teknologi dan Pengembangan di Dunia Muslim 1977, The Touch of Midas: Sains, Nilai dan lingkungan dalam Islam dan Barat 1982, yang
dipandang sebagai karya manis, The Revenge of Athena: Sains, Eksploitasi dan Dunia Ketiga 1988 dan Explorations in Ilmu Islam 1989. Postmodernisme dan
Lainnya 1998 dan Mengapa Orang Benci Amerika? 2002 menjadi bestseller internasional. Ziauddin Sardar dalam dua volume biografi dan perjalanan,
Desperately Seeking Paradise: Perjalanan Seorang Muslim Skeptis 2004 dan Inggris Balti: Perjalanan Provokatif Melalui Asian Inggris 2008 telah mendapat
pengakuan luas. Ia juga telah menulis sejumlah panduan belajar dalam seri Mem- perkenalkan, termasuk buku terlaris internasional Memperkenalkan Islam dan
Memperkenalkan Chaos. Dua koleksi tulisan-tulisannya yang tersedia: Islam, Post- modernisme dan Futures Lain: a Ziauddin Sardar Reader 2003 dan Bagaimana
Apakah Anda Tahu? Reading Ziauddin Sardar tentang Islam, Sains dan Hubungan Kebudayaan 2006,
7
dan berbagai tulisan Sardar lainnya.
C. Sains Islam: Kajian Teori
Sains Islam berupaya mengkaji semua aspek alam yang beraneka ragam dari sudut pandang yang menyatu dan terpadu. Tujuan dari sains Islam adalah untuk
menampakkan kepada manusia akan adanya kesatuan alam semesta, yakni ke- salinghubungan seluruh bagian dan aspeknya.
8
Armahedi Mahzar mengatakan bahwa paradigma sains Islam adalah bagian dari kegiatan transformatif manusia terhadap lingkungannya dalam rangka
mensyukuri nikmat karunia Allah. Mahzar melanjutkan bahwa teknologi sebagai bentuk penerapan ilmu. Jadi dalam sains Islam, teknologi tidak dapat dipisahkan
dari nilai-nilai etika yang berdasarkan nilai-nilai sosial kemanusiaan, tidak bisa dilepaskan dari nilai-nilai kultural kemasyarakatan, nilai-nilai universal kealam-
an, nilai-nilai transendental keagamaan dan nilai-nilai instrumental keteknikan.
9
______________
7
Tim Redaksi, “Biograpy”, http:ziauddinsardar.comziauddin-sardar-biography, diakses pada tanggal 10 Agustus 2015.
8
Osman Bakar, Tauhid dan Sains: Esai-esai tentang Sejarah dan Filsafat Sains Islam, terj. Yuliani Liputo, Bandung: Pustaka Hidayah, 1994, h. 76.
9
Armahedi Mahzar, Revolusi Integralisme Islam: Merumuskan Paradigma Sains dan Teknologi Islami, Bandung: Mizan,2004, h. 224-225.
Masthuriyah Sa’dan Islamic Science, Nature and Human Beings ….
Walisongo Walisongo
Walisongo Walisongo
, Volume 23, Nomor 2, November 2015
238
Guru besar fisika di Universitas Teknologi Syarif Iran Golshani mengatakan bahwa
10
sains Islam merupakan perbuatan atau lebih tepatnya kajian yang tidak tercela, buktinya bisa dilihat dari beberapa Hadits Nabi dan ayat-ayat al-
Qur’an.
11
Para cendekiawan Islam klasik menggunakan dasar-dasar tawḥīd dalam rangka merealisasikan hasil ilmiahnya sehingga temuan-temuan ter-
sebut membentuk peradaban Islam di Kordoba, Spanyol. Kemudian, Golshani menambahkan bahwa pelanjut cendekiawan Muslim klasik, kita-kita inilah
yang melanjutkan dan menghidupkan kembali semangat ilmiah untuk mem- bentuk kembali cabang-cabang ilmu dan memanfaatkannya demi kemajuan
peradaban Islam. Tidak ada istilah dikotomi ilmu bagi cendekiawan Muslim klasik, ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu kealaman memiliki tujuan yang sama
yakni membawa manusia kepada Tuhan.
12
Golshani juga mengatakan bahwa al-Qur’an memberi gelar kepada manusia sebagai khalīfah di bumi.
13
Ketika pemberian gelar itu sudah di- sandang oleh manusia, maka Tuhan menganugerahkan manusia akal, melalui
penciptaan manusia dan lingkungan alam semesta telah diberi keharmonisan yang indah dan selaras sehingga manusia dapat memenuhi kebutuhan-
kebutuhan hidupnya. Dengan demikian, sains dan teknologi adalah untuk keselarasan manusia dan alam semesta, menjaga keharmonisan manusia dan
semua ciptaan Tuhan. Sebagaimana firman Allah:
ﻛ ُ
ﺎﺑ نﻮﻨﻣﺆﺗو ﺮﻜﻨﻤا ﻦﻋ نﻮﻬﻨ و فوﺮﻌﻤﺎﺑ نوﺮ ﺄﺗ سﺎﻨﻠ ﺖﺟﺮﺧأ ﺔﻣأ ﺧ ﻢﺘﻨ ِ
ْ ِ
ِ َ
َ َ
َ َ
ُ ِ ِ
ْ ْ
ُ َ َ
ِ ِ
َ ُ ْ ْ
ِ َ
َ َ
ْ ْ
َ ِ
ِ ٍ
ُ ُ
َ ُ
ُ ْ
ْ ْ
ْ ُ ُ َ
ۗ
______________
10
Uraian ini dapat di lihat di Mehdi Golshani, Filsafat Sains Menurut al-Qur’an, terj. Agus Effendi, Bandung: Mizan, 2003, h. 47-49.
11
Dalam beberapa Hadits Nabi disebutkan: “Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan jalannya ke surga”. “Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim”. “Carilah
ilmu sejak dari buaian hingga ke liang lahat”, dan Hadits Nabi ”Para ulama’ itu adalah pewaris para Nabi”. Adapun dalam al-Qur’an disebutkan: “Katakanlah: adakah mereka yang mengetahui dengan
mereka yang tidak mengetahui itu sama?” QS. Al-Zumar: 9. Begitu pula firman Allah...”...dan di antara kalian ada yang dikembalikan kepada bagian terjelek kehidupan, sehingga setelah memiliki ilmu dia
tidak mengetahui sesuatu pun...” QS. al-Nahl:70. Lihat al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: Syaamila Cipta Media, 2005.
12
Mehdi Golshani, Filsafat Sains Menurut al-Qur’an, h. 49.
13
”Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: ”Sesungguhnya Aku hendak men- jadikan seorang khalifah di muka bumi” QS. al-Baqarah [2]:30 dan ”Sesungguhnya kami telah
menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami ciptakan bagimu sumber kehidupan.....” QS. al- A’raf [7]: 10. Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahannya, Bandung: Syaamila Cipta Media,
2005.
Islamic Science, Nature and Human Beings …. Masthuriyah Sa’dan
Walisongo Walisongo
Walisongo Walisongo
, Volume 23, Nomor 2, November 2015
239
ﻢﻬ اﺧ نﻟ بﺎﺘﻜﻟا ﻞﻫأ ﻦﻣآ ﻮو ُ
َ ً
َ ْ َ َ َ
ِ َ
َ ِ
ْ ُ ْ َ ْ َ َ
ۚ
﴿ نﻮﻘﺳﺎﻔﻟا ﻢﻫ56أو نﻮﻨﻣﺆﻤا ﻢﻬﻨﻣ َ
َ ُ
ِ َ ْ ُ
ُ ُ ُ َ ْ
ْ َ َ ُ
ِ ِ
ْ ْ
ُ ُ ّ 889
﴾
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang maruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada
Allah. sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-
orang yang fasik.”
14
Menurut Hoodbhoy, inti sains Islam adalah bersumber dari hasil kompromi ulama ortodoks dengan para penguasa Pemerintah Pakistan dengan meng-
atasnamakan Islam. Padahal kedua kubu tersebut memiliki kepentingan masing- masing. Bagi ulama, sains Islam memungkinkan perluasan dominasi hukum
Islam ke dalam fenomena alami. Dengan demikian, sains Islam menjadi alat untuk berjuang menghadapi tantangan berupa dominasi sains sekuler yang terus
meningkat. Bagi penguasa Pemerintah Pakistan, sains Islam menjadi bagian dari manipulasi keagamaan. Lebih lanjut Hoodbhoy mengatakan bahwa jika
Pemerintah tidak mengucurkan dana, niscaya tidak akan lahir sains Islam.
15
D. Sains Islam Perspektif Ziauddin Sardar