Jurnal Administrasi Bisnis JAB|Vol. 37 No. 1 Agustus 2016| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
2
1. PENDAHULUAN
Perkembangan dunia
bisnis berpontensi
menimbulkan persaingan bisnis tingkat global, hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya perusahaan-
perusahaan baru baik dalam negeri maupun luar negeri
ditambah dengan
kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi sehingga persaingan bisnis akan lebih kompetitif dan kompleks.
Fenomena persaingan bisnis ini mendorong perusahaan untuk melakukan inovasi terhadap
produk-produknya
dan perusahaan
perlu memaksimalkan kinerja operasionalnya secara
efektif dan efisien. Kebijakan tersebut diperlukan agar perusahaan tetap bertahan dalam menghadapi
persaingan bisnis ditingkat global. Setiap perusahaan memiliki beberapa tujuan
diantaranya
meningkatkan penjualan,
memaksimalkan kinerja operasional perusahaan dan mendapatkan laba optimal. Tercapai atau
tidaknya laba optimal dapat diketahui dalam laporan keuangan perusahaan. Hasil analisis
laporan keuangan dapat mencerminkan kondisi kinerja keuangan perusahaan dan dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan tersebut, oleh karena itu
informasi-informasi di dalam laporan keuangan harus memuat tentang pencatatan keuangan secara
sistematis tentang posisi keuangan.
Penilaian kinerja keuangan penting bagi perusahaan, karena perusahaan akan mengetahui
faktor-faktor yang
mempengaruhi kondisi
keuangannya. Penilaian kinerja keuangan menurut Jumingan
2011:239 merupakan
kegiatan mengevaluasi
kinerja keuangan
perusahaan berdasarkan indikator kecukupan modal, likuidasi
dan profitabilitas
yang nantinya
akan mencerminkan
prestasi kinerja
keuangan perusahaan. Hasil penilaian kinerja keuangan bisa
dijadikan sebagai patokan untuk memperbaiki kinerja dan berguna bagi calon investor sebelum
melakukan investasi. Metode penilaian kinerja keuangan perusahaan yang dipakai untuk menilai
kinerja sangat bervariasi antara perusahaan satu dengan perusahaan lainnya.
Secara umum teknik dan metode analisis penilaian
kinerja keuangan
perusahaan menggunakan teknik analisis rasio keuangan,
analisis nilai tambah pasar Economic Value Added EVA, Balance Score Card BSC, analisis
Capital Asset, Management, Equity, and Liquidity CAMEL, Residual Income RI dan Dupont
System Warsono, 2003:24. Salah satu metode analisis
penilaian kinerja
keuangan dapat
menggunakan analisis rasio keuangan. Rasio keuangan merupakan analisis yang digunakan
dalam menilai kinerja keuangan dengan laporan keuangan sebagai sumber datanya dan analisis
rasio keuangan juga digunakan untuk mengetahui efektifitas keputusan yang diambil oleh perusahaan
dalam menjalankan aktivitasnya. Rasio keuangan ini dibagi menjadi lima kelompok yaitu rasio
likuiditas, leverage, aktivitas, profitabilitas, rasio pasar Atmaja, 2008:415, rasio yang digunakan
pada penelitian ini adalah rasio profitabilitas khususnya Return On Investment ROI. Rasio
profitabilitas digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam mendapatkan
laba dan
keuntungan perusahaan
sehingga nantinya
perusahaan akan mengetahui berapa besar laba yang didapatkanya Atmaja, 2008:415 dan rasio
tersebut sangat mendukung dalam perhitungan ROI karena dapat menunjukan kemampuan perusahaan
dalam mengahasilkan laba atau keuntungan.
Metode Return On Investment ROI menurut Hanafi
2010:42 merupakan
pengukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
bersih berdasarkan tingkat asset tertentu. Analisis ROI tersebut mempunyai sifat menyeluruh dan
dapat digunakan untuk mengukur efektifitas dari keseluruhan kegiatan opersional dan penggunaan
modal perusahaan Munawir 2014:91 dan perusahaan dapat membandingkan laba atas
investasi diantara investasi-investasi yang sulit dibandingkan dengan nilai moneter. Teknik
analisis ROI ini dalam menilai kinerja keuangan sangat menekankan pada aspek laba dan total
aktiva perusahaan, akan tetapi meskipun ROI sering digunakan oleh perusahaan untuk menilai
kinerja keuangan namun ROI masih mempunyai kelemahan yaitu tidak memasukan biaya modal
sehingga ROI yang tinggi belum cukup baik sebelum dibandingkan dengan biaya modal.
Perbandingan tersebut dapat dilakukan dengan cara menambahkan metode Residual Income RI
sebagai teknik pengukur efektifitas kinerja keuangan.
Residual Income RI adalah metode yang digunakan
oleh setiap
perusahaan untuk
menghitung laba sisa perusahaan atau laba residu sekaligus menutupi kelemahan dari metode
sebelumnya. RI menurut Hansen dan Mowen 2012:583
menyatakan bahwa
merupakan perbedaan antara laba operasi dan pengembalian
Jurnal Administrasi Bisnis JAB|Vol. 37 No. 1 Agustus 2016| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
3
Manfaat RI bagi perusahaan sangatlah besar karena dengan menggunakan RI
perusahaan akan mengetahui besarnya biaya modal perusahaan dan tingkat pengembalian yang
ditargetkan untuk investasi. Analisis RI tersebut dapat
mendorong perusahaan
untuk lebih
memperhatikan struktur modal dan menerima setiap keputusan investasi selama laba yang
diperoleh lebih besar dari biaya modal.
Teknik analisis ROI dan RI mempunyai standar dalam menilai kinerja keuangan, standar tersebut
dapat digunakan sebagai hasil akhir dari perhitungan kedua metode ini. Analisis ROI
menurut Prawironegoro 2005:256 dikatakan baik bila nilai ROI diatas biaya modal WACC atau
positif maka kinerja perusahaan dikatakan baik sebaliknya ROI dibawah biaya modal WACC
atau negatif maka kinerja perusahaan dikatakan tidak baik, sedangkan menurut Hansen dan Mowen
2012:583 metode RI dikatakan baik apabila lebih dari nol dan dikatakan tidak baik bila kurang dari
nol. Hal ini menunjukan bahwa dalam setiap metode perhitungan kinerja keuangan mempunyai
standar masing-masing dalam menilai kinerja keuangan perusahaan khususnya ROI dan RI.
Objek penelitian ini merupakan perusahaan- perusahaan industri makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI. Perusahaan tersebut merupakan perusahaan-
perusahaan yang memproduksi makanan dan minuman instan seperti, biskuit, minuman dalam
Berdasarkan laporan
tahunan perusahaan
makanan dan minuman yang diambil dari BEI yaitu sebanyak 15 perusahaan makanan dan minuman
mengalami kenaikan dan penurunan terhadap penjualannya. Penurunan penjualan perusahaan
industri makanan dan minuman disebabkan oleh melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar
selain itu diakibatkan juga dengan menurunnya daya beli masayarakat diakibatkan oleh mahalnya
harga komoditi dan perekonomian Indonesia yang tidak
menentu http:www.indonesia-
investments.com. Peningkatan penjualan perusahaan industri
makanan dan minuman berdasarkan laporan tahunan disebabkan oleh besarnya permintaan
produksi mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan bila
dinilai menggunakan teknik pengukuran Return On Investment ROI dan jika kinerja keuangan
perusahaan bila dinilai dengan menggunakan metode Residual Income RI.
2. KAJIAN PUSTAKA