CONGESTIVE HEART FAILURE
LINK DOWNLOAD [119.00 KB] BAB II
CONGESTIVE HEART FAILURE 2.1 PENDAHULUAN
Gagal jantung Kongestif Congestive Heart Failure CHF merupakan salah satu penyakit kardiovaskular dengan prevalensi yang terus meningkat. Gagal jantung mempengaruhi lebih dari 5.2 juta pernduduk amerika, dan lebih dari 550 ribu kasus baru yang
didiagnosis tiap tahunnya. Tiap tahunnya gagal jantung bertanggung jawab terhadap hampir 1 juta hospitalisasi. Mortalitas rata ? rata rawatan yang dilaporkan pada 3 hari, 12 bulan, dan 5 tahun pada pasien yang dirawat di rumah sakit masing ?masing adalah
12, 33, dan 50. Rata ? rata yang mengalami hospitalisasi kembali adalah 47 dalam 9 bulan.1 Gagal jantung merupakan tahap akhir dari seluruh penyakit jantung dan merupakan penyebab peningkatan morbiditas dan mortalitas
pasien jantung. Diperkirakan hampir lima persen dari pasien yang dirawat di rumah sakit, 4,7 wanita dan 5,1 laki-laki. Insiden gagal jantung dalam setahun diperkirakan 2,3 ? 3,7 perseribu penderita pertahun. Kejadian gagal jantung akan semakin meningkat di
masa depan karena semakin bertambahnya usia harapan hidup dan berkembangnya terapi penanganan infark miokard mengakibatkan perbaikan harapan hidup penderita dengan penurunan fungsi jantung.2
Beban ekonomi terhadap gagal jantung masih besar. Pada tahun 2007, biaya langsung dan tidak langsung yang dialokasikan untuk gagal jantung adalah 33.2 juta dolar. Biaya hospitalisasi untuk bagian yang lebih besar sekitar 54.1
Kurangnya kepatuhan terhadap rekomendasi diet atau terapi obat merupakan penyebab paling umum dimana pasien gagal jantung masuk ke instalasi gawat darurat. Sekitar sepertiga kunjungan ke instalasi gawat darurat merupakan akibat ketidakpatuhan tersebut.1
Data yang diperoleh dari beberapa studi mengenai beberapa penggolongan klinis terhadap pasien gagal jantung yang dirawat di rumah sakit dengan perburukan gagal jantung, studi ini menunjukan bahwa mayoritas pasien yang dirawat dengan gagal jantung
memiliki bukti hipertensi sistemik pada saat masuk rumah sakit dan umumnya mengalami Left Ventricular Ejection Fraction LVEF.3
Selama 20 tahun terakhir, jumlah dikeluarkan dari rumah sakit yang terkait dengan gagal jantung telah meningkat 155, yang terutama disebabkan oleh meningkatnya populasi geriatri dan perawatan yang meningkat karena adanya infark miokard akut.4
Kejadian gagal jantung akan semakin meningkat di masa depan karena semakin bertambahnya usia harapan hidup dan berkembangnya terapi penanganan infark miokard mengakibatkan perbaikan harapan hidup penderita dengan penurunan fungsi
jantung.5 Gagal jantung susah dikenali secara klinis, karena beragamnya keadaan klinis serta tidak spesifik serta hanya sedikit
tanda ? tanda klinis pada tahap awal penyakit. Perkembangan terkini memungkinkan untuk mengenali gagal jantung secara dini serta perkembangan pengobatan yang memeperbaiki gejala klinis, kualitas hidup, penurunan angka perawatan,
memperlambat progresifitas penyakit dan meningkatkan kelangsungan hidup.5
2.2 DEFINISI SERTA KLASIFIKASI
Gagal jantung didefinisikan sebagai kondisi dimana jantung tidak lagi mampu memompakan darah ke jaringan untuk memenuhi metabolism tubuh walaupun darah balik masih normal. Keadaan ini dapat timbul dengan atau tanpa penyakit jantung.
Gangguan fungsi jantung dapat berupa gangguan fungsi diastolik atau sistolik, gangguan irama jantung, atau ketidak sesuaian preload dan afterload. Keadaan ini dapat menyebabkan kematian pada pasien.6
Beberapa sistem klasifikasi telah dibuat untuk mempermudah dalam pengenalan dan penanganan gagal jantung. Sistem klasifikasi tersebut antara lain pembagian berdasarkan Killip yang digunakan pada Infark Miokard Akut, klasifikasi
berdasarkan tampilan klinis yaitu klasifikasi Forrester, Stevenson dan NYHA.7
- Klasifikasi fungsional NYHA New York Heart Assoaciation Klasifikasi fungsional gagal jantung berdasakan kelugah sesak nafas menurut New York Heart Association dapat dilihat pada Tabel
1 berikut.
Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager
] plugin from www.ProfProjects.com | Page 111 |
Kelas I Tidak terdapat batasan dalam melakukan aktivitas fisik. Aktifitas fisik sehari-hari tidak menimbulkan kelelahan, palpitasi, atau sesak
Kelas II Terdapat batas aktivitas ringan. Tidak terdapat keluhan saat istirahat, namun aktivitas fisik sehari-hari menimbulkan kelelahan,
palpitasi, atau sesak nafas
Kelas III Terdapat batasan aktivitas bermakna. Tidak terdapat keluhan saat istirahat tetapi aktifitas fisik ringan menyebabkan kelelahan,
paplpitasi atau sesak.
Kelas IV Tidak terdapat batasan aktifitas fisik tanpa keluhan, terdapat gejala saat istirahat. Keluhan meningkat saat melakukan aktivitas
Tabel 1. Klasifikasi gagal jantung menurut New York Heart Association
Klasifikasi ACC AHA American College of Cardiology American College Heart Association
Stadium A Memiliki resiko tinggi untuk berkembang menjadi gagal jantung. Tidak terdapat gangguan fungsional jantung, tidak terdapat tanda
atau gejala
Stadium B Telah terbentuk penyakit struktur jantung yang berhubungan dengan perkembangan gagal jantung, tidak terdapat tanda atau gejala
Stadium C Gagal jantung yang symtomatis berhubungan dengan penyakit struktural jantung yang mendasari
Stadium D Penyakit struktural jantung yang lanjut serta gagal jantung yang sangat bermakna saat istirahat walaupun sudah mendapat terapi
medis maksimal
Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager
] plugin from www.ProfProjects.com | Page 211 |
Tabel 2. Klasifikasi gagal jantung menurut American College of Cardiology American College Heart Association
- Klasifikasi KILLIP
Derajat I Tanpa gagal jantung
Derajat II Gagal jantung dengan ronki basah halus di basal paru, S3 gallop dan peningkatan tekanan vena pulmonalis
Derajat III Gagal jantung berat dengan edema paru seluruh lapangan paru.
Derajat IV Syok kardiogenik dengan hipotensi tekanan darah sistolik 90 mmHg dan vasokonstriksi perifer oliguria, sianosis dan
diaforesis
Tabel 3. Klasifikasi gagal jantung menurut KILLIP
Klasifikasi CSS Canadian Cardiovaskular Society Klasifikasi menurut CCS Canadian Cardiovascular Society, mengklasifikasikan pasien dengan gejala angina dalam beberapa
kelompok berdasarkan keparahan dari gejalanya dapat dilihat pada Tabel 4.
Temuan klinis Tanda
Grade
Tidak ada keterbatasan aktivitas biasa Aktivitas fisik biasa seperti berjalan atau naik tangga tidak menyebabkan angina. Angina dapat terjadi dengan pekerjaan berat yang
cepat atau lama atau rekreasi. I
Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager
] plugin from www.ProfProjects.com | Page 311 |
sedikit keterbatasan aktivitas biasa Angina pektoris dapat terjadi dengan:
? berjalan atau naik tangga dengan cepat; ? mendaki berjalan menanjak, berjalan atau tangga setelah makan atau di angin dingin atau di bawah stres emosional;
? berjalan dua blok dari tingkat di kecepatan normal dan dalam kondisi normal menaiki tangga lebih dari biasanya dengan kecepatan normal dan dalam kondisi normal
II
keterbatasan aktivitas fisik biasa Angina dapat terjadi setelah berjalan pada tingkat 1-2 blok atau menaiki tangga 1 dalam kondisi normal pada kecepatan normal
III
tidak mampu melakukan aktivitas fisik angina dapat hadir pada saat istirahat
IV
Tabel. 4 Klasifikasi CSS Canadian Cardiovaskular Society 6
E.Klasifikasi Stevenson Klasifikasi Stevenson menggunakan tampilan klinis dengan melihat tanda kongesti dan kecukupan perfusi. Kongesti didasarkan
adanya ortopnea, distensi vena juguler, ronki basah, refluks hepato jugular, edema perifer, suara jantung pulmonal yang berdeviasi ke kiri, atau square wave blood pressure pada manuver valsava. Status perfusi ditetapkan berdasarkan adanya
tekanan nadi yang sempit, pulsus alternans, hipotensi simtomatik, ekstremitas dingin dan penurunan kesadaran. Pasien yang mengalami kongesti disebut basah wet yang tidak disebut kering dry. Pasien dengan gangguan perfusi disebut dingin cold
dan yang tidak disebut panas warm. Berdasarkan hal tersebut penderita dibagi menjadi empat kelas, yaitu:
Kelas I A kering dan hangat dry ? warm
Kelas II B basah dan hangat wet ? warm
Kelas III C kering dan dingin dry ? cold
Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager
] plugin from www.ProfProjects.com | Page 411 |
Kelas IV D basah dan dingin wet ? cold
Tabel 5. Klasifikasi Gagal Jantung Kongestif menurut Stevenson
2.3 ETIOLOGI