Kriteria Suatu Produk Untuk Menikmati Konsesi CEPT Aktivitas Lain Untuk Menunjang Pelaksanaan AFTA2 AFTA Diberlakukan Secara Bertahap

- Produk tersebut harus disertai tariff reduction schedule - Tidak boleh ada quantitative restrictions QRs - Non-Tariff Barriers NTBs lainnya harus dihapuskan dalam waktu 5 tahun. Pada tahun 2001, enam negara ASEAN telah mempunyai tarif 0-5 sebesar minimal 90 dari IL. ii Temporary Exclusion List TEL : produk-produk yang termasuk dalam kategori ini sementara dibebaskan dari kewajiban penurunan tarif, penghapusan QRs dan bentuk NTBs yang lain. Dan secara bertahap harus dimasukkan kedalam IL. TEL Indonesia ada sebanyak 14 pos tarif yang terdiri dari bunga potong segar, bawang putih, buah apel, cengkeh, gandum dan kedelai yang tarifnya sudah 0-5 kecuali bunga potong segar tarifnya 20. iii Sensitive List SL : - Produk yang ada dalam kategori ini adalah unprocessed agricultural products. Contohnya : beras, gula, produk daging, gandum, bawang putih, cengkeh dan sebagainya. - Produk-produk tersebut juga harus dimasukkan kedalam CEPT Scheme tetapi dengan jangka waktu yang lebih lama : • Brunei Darussalam, Indonesia, malaysia, Filipina dan Thailand harus telah memasukkannya pada tahun 2010 • Vietnam pada tahun 2013 • Laos dan Myanmar pada tahun 2015 • Cambodia pada tahun 2017 - Sensitive Highly Sensitive List Indonesia terdiri dari beras dan gula, sebanyak 11 pos tarif 4 pos tarif dari beras dan 7 pos tarif dari gula iv General Exception GE - Yang termasuk dalam kategori ini adalah produk-produk yang secara permanen tidak perlu untuk dimasukkan kedalam CEPT Scheme dengan alasan-alasan sebagai berikut : keamanan nasional; untuk keselamatankesehatan umat manusia, binatang dan tumbuhan; serta untuk melestarikan objek-objek arkeologi, dan sebagainya. - Contoh : senjata dan amunisi, narkotik, dan sebagainya - GE Indonesia ada sebanyak 68 pos tarif

4. Kriteria Suatu Produk Untuk Menikmati Konsesi CEPT

- Produk tersebut terdapat dalam Inclusion List dalam Legal Enactment di negara tujuan maupun negara asal, dengan prinsip Reciprocity. Prinsip Reciprocity artinya, agar suatu produk dapat menikmati preferensi tarif di negara tujuan ekspor yang tentunya di negara tujuan ekspor produk tersebut sudah berada di dalam IL, maka produk yang sama juga harus sudah berada di dalam IL dari negara asal. Prinsip timbal balik ini diberlakukan untuk memacu negara anggota agar segera mengurangi tarif tanpa harus menunggu sampai tahun 2002. - Memenuhi ketentuan asal barang Rules of Origin, yaitu cumulative ASEAN Content lebih besar atau sama dengan 40. Rules of Origin adalah bahwa untuk dapat menikmati tarif CEPT, sebuah produk harus memenuhi kriteria sebagai produk ASEAN : yaitu paling sedikit 40 dari kandungannya harus berasal dari satu atau lebih negara anggota ASEAN. Perhitungan Rules of Origin adalah sebagai berikut : Value of Imported Value of Undetermined Non-ASEAN Material + Origin Materials, Parts parts or Produce or Produce --------------------------------------------------------------------------- x 100 60 FOB Price - Produk tersebut harus disertai Certificate of Origin Form D, yang diperoleh di Kantor-kantor Dinas Perindag di seluruh Indonesia.

5. Aktivitas Lain Untuk Menunjang Pelaksanaan AFTA2

- Harmonisasi Bidang Paben Customs : • Harmonisasi Tariff Nomenclature pada tingkat HS 8-digit • Fasilitas mempercepat Customs Clearance melalui Green Lane - Penghapusan bentuk NTBs yang lain : • Penghapusan Customs Surcharges • Harmonisasi Product Standards • Mutual Recognition Arrangements II. KEIKUTSERTAAN INDONESIA DALAM AFTA

1. AFTA Diberlakukan Secara Bertahap

- Tahapan-tahapan AFTA sudah berjalan sejak tahun 1993, setelah KTT IV ASEAN tanggal 27-28 Januari 1992 di Singapura, melalui CEPT yang disertai dengan program penurunan tarif sampai tahun 2003. - Pernyataan di atas dipertegas lagi pada AEM di Chiangmai tahun 1995, yaitu produk-produk industri yang belum siap bersaing di pasar ASEAN akan bertahap masuk kedalam cakupan CEPT-AFTA. - Produk industri paling lambat masuk cakupan CEPT pada tahun 2000 dengan maksimum tarif 20. - Produk pertanian yang belum diolah paling lambat masuk cakupan CEPT pada tahun 2003 dengan maksimum tarif 5. Catatan : Bagi Indonesia, produk pertanian yang belum diolah untuk masuk cakupan CEPT-AFTA adalah sebanyak 14 pos tarif yaitu dari bunga potong segar, cengkeh, kedelai, bawang putih dan sebagainya. Produk ini akan masuk CEPT pada tahun 2002.

2. Memenuhi Komitmen Internasional berdasarkan sejarah