2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI •
Kelurusan lineament gunungapi baratlaut - tenggara N 320-325º E, berupa dike yang
memotong basement dan memunculkan deretan Gunung Bahtopu dan Gunung Sipapagus.
• Sesar timurlaut - baratdaya N 40-60º E, berupa
Sesar Sigayung-gayung dan Sesar Putung. •
Sesar Bahtopu arah baratlaut - tenggara yang memotong Gunung Bahtopu dan Gunung
Sipapagus. Blok barat relatif naik terhadap blok timur.
• Sesar Bahbotala berarah baratlaut - tenggara
sejajar Sesar Bahtopu, menunjukkan blok timur relatif naik terhadap blok barat. Sesar ini
memunculkan batuan gamping Tersier.
Sesar Bahtopu dan Sesar Bahbotala merupakan zona sesar berarah N 320-325º E, menyebabkan
kemunculan beberapa mata air panas bersuhu 36,4 - 66,5 ºC, dan endapan travertine sinter
karbonat.
Geohidrologi; wilayah air tanah dibagi 3, berupa: areal resapan air, limpasan dan areal munculan air
tanah serta aliran permukaan. •
Daerah resapan ± 30 dari luas daerah. Pada areal ini air hujan meresap ke bumi melalui
permeabilitas batuan feed-zone. Selanjutnya akan terkumpul sebagai kantong air catchment-
area dan daerah akumulasi air tanah.
• Daerah limpasan dan munculan air tanah
mencakup ± 60 dari luas daerah penyelidikan. Air hujan yang meresap ke bumi,
yang tidak menjadi kantong air akan melaju dan muncul di elevasi rendah berupa mata air dingin
dan mata air panas.
• Daerah aliran air permukaan sungai,
mencakup ± 10 luas daerah penyelidikan. Berupa air hujan yang mengalir di permukaan
tanah. Aliran sungai secara gravitasi mengalir dari elevasi tinggi ke rendah, diantaranya
Sungai Bahbotala, Sungai Putung dan Sungai Karai.
4. GEOKIMIA Air panas; kandungan kimia air panas yang di
plot di diagram segitiga Cl-SO
4
-HCO
3
menunjukkan bahwa mata air panas Partulatula dan Panggaruan berada di tipe klorida, sedang air
panas Tinggi Raja, Balakbak, Lakparan, dan Bahoan ada di tipe bikarbonat mendekati klorida.,
dan air panas Bahbotala ada di tipe bikarbonat Gambar 5.
Air panas Partulatula dan Panggaruan bertipe klorida, menunjukkan bahwa fluida panas berasal
langsung dari reservoar deep-water. Air panas Tinggi Raja, Balakbak, Bahoan dan Lakparan,
bertipe klorida-bikarbonat, fluida panas berasal dari deep-water yang terkontaminasi oleh air
permukaan. Air panas Bahoan menunjukkan bahwa fluida panas berasal dari dalam dan
dominan telah terkontaminasi air permukaan, terlihat pada diagram Na1000-K100-
√Mg di immature water Gambar 6.
Diagram segitiga Cl-Li-B menunjukkan bahwa kemunculan mata air panas berada di lingkungan
batuan sedimen Gambar 7.
Geotermometer yang sesuai dengan persyaratan fisika dan kimia menunjukkan bahwa suhu
reservoar ± 180 °C, termasuk dalam entalpi
sedang medium enthalphy.
Hg tanah dan CO
2
udara tanah;
konsentrasi Hg tanah bervariasi antara 2 - 485 ppb, dengan background 120 ppb. Anomali
Hg diasumsikan 120 ppb. Gambar 6. Variasi konsentrasi CO
2
udara tanah antara 0,2
- 2,7 , dengan background 1,2 . Anomali CO
2
pada konsentrasi 1,2 Gambar 8.
5. DISKUSI
Keberadaan panas bumi di daerah Dolok Marawa diindikasikan oleh adanya mata air panas Tinggi
Raja, Partulatula, Panggaruan, Balakbak, Bahoan, Lakparan dan Bahbotala. Hasil analisis geokimia
menunjukkan bahwa fluida di dalam bersifat normal.
Konsentrasi CO
2
udara tanah yang bernilai tinggi
di daerah Tinggi Raja, menunjukkan bahwa harga tersebut merupakan daerah anomali panas bumi,
yaitu berupa cerminan dari gas-gas vulkanik di reservoar.
Pada lokasi Kampung Bahoan terdapat sinter karbonat travertine yang intensif terendapkan
sampai sekarang. Melihat kondisi tersebut maka estimasi geotermometer air panas yang
representatif diaplikasikan adalah silica
2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI conductive cooling dan geotermometer Na, K,
Ca atau geotermometer gas. Batuan tertua yang tersingkap adalah
batugamping CaCO
3
yang berumur Miosen Tengah - Miosen atas. Batuan dasar basement
berumur lebih tua dari Miosen Tengah. Batuan dasar tersebut bersifat kristalin. Sumber panas
heat-source diduga berupa kantong magma di bawah permukaan Gunung Bahtopu. Batuan
konduktif umurnya lebih tua dari Miosen Tengah. Rambatan panas terkonduksi melalui batuan,
sedangkan konveksi panas berupa aliran fluida ke permukaan diakibatkan oleh tekanan P yang
tinggi.
Keberadaan batugamping kemungkinan faktor scaling pada daerah ini perlu dipertimbangkan
apabila akan dilakukan eksplorasi maupun eksploitasi pemboran untuk pemanfaatan fluida
panas.
6. SIMPULAN