PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERPENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA TEMA BUNYI DI SMP KELAS VIII

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU
BERPENDEKATAN KETERAMPILAN
PROSES PADA TEMA BUNYI
DI SMP KELAS VIII

skripsi
disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan IPA

oleh
Ervian Arif Muhafid
4001409074

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
i


PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi ini bebas plagiat, dan apabila dikemudian hari
terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Semarang, Juli 2013

Ervian Arif Muhafid
4001409074

ii

PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul
Pengembangan Modul IPA Terpadu Berpendekatan Keterampilan Proses
Pada Tema Bunyi di SMP Kelas VIII
disusun oleh
Ervian Arif Muhafid
4001409074
telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA UNNES pada

tanggal 16 Mei 2013

Panitia :
Ketua

Sekretaris

Prof. Dr. Wiyanto, M. Si.

Dr. Sudarmin, M. Si.

NIP 19631012 198803 1001

NIP 19660123 199203 1003

Ketua Penguji

Parmin, S. Pd., M. Pd.
NIP 19790123 200604 1 003


Anggota Penguji/

Anggota Penguji/

Pembimbing Utama

Pembimbing Pendamping

Novi Ratna Dewi, S.Si., M. Pd.

Arif Widiyatmoko, S.Pd., M. Pd.

NIP 19831110 200801 2 008

NIP 19841215 200912 1 006

iii

ABSTRAK


Muhafid, Ervian Arif. 2013. Pengembangan Modul IPA Terpadu
Berpendekatan Keterampilan Proses Pada Tema Bunyi di SMP Kelas VIII.
Skripsi, Program Studi Pendidikan IPA FMIPA Universitas Negeri Semarang.
Novi Ratna Dewi, S.Si., M.Pd dan Arif Widiyatmoko, S.Pd.,M.Pd.
Kata Kunci: Modul, IPA Terpadu, Keterampilan Proses, Bunyi.
Penelitian dilatar belakangi belum terlaksananya pembelajaran IPA terpadu
di SMP. Disatu sisi KTSP menghendaki pembelajaran IPA di SMP dilaksanakan
secara terpadu. Belum terlaksananya pembelajaran tersebut karena masih
terbatasnya perangkat pembelajaran, media ataupun sumber belajar baik untuk
pegangan guru ataupun untuk siswa sehingga pembelajaran yang dilaksanakan
masih terpisah-pisah ke dalam Fisika dan Biologi. Tujuan dari penelitian ini yaitu
mengembangkan modul IPA terpadu berpendekatan keterampilan proses pada tema
bunyi di SMP kelas VIII.
`
Penelitian menggunakan rancangan penelitian dan pengembangan R & D
(Research and Development). Dalam proses pelaksanaannya, penelitian dan
pengembangan ini membentuk suatu siklus yang dimulai dengan melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan kerangka produk awal yang dibutuhkan. Produk
awal tersebut dikembangkan dalam suatu situasi tertentu, melalui suatu uji validasi
oleh pakar yang hasilnya kemudian diuji cobakan, direvisi dan diuji coba kembali

sehingga pada akhirnya ditemukan suatu produk akhir yang dianggap sempurna.
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Satu Atap Ayah dengan menggunakan
siswa kelas VIII A dan VIII B sebagai subyek penelitian. Faktor yang diteliti
meliputi kelayakan bahan ajar berbentuk modul IPA terpadu berpendekatan
keterampilan proses berdasarkan uji kelayakan oleh pakar dan efektifitas modul
berdasarkan hasil belajar siswa.
Data penelitian yang didapatkan dianalisis secara deskriptif persentase.
Hasil uji kelayakan modul IPA terpadu oleh pakar IPA 84,10%, pakar penyajian
88,21%, dan pakar bahasa 89,17%. Tingkat ketuntasan klasikal siswa 100% dengan
rata-rata hasil belajar siswa sebesar 90,40. Hal ini berarti modul IPA terpadu yang
dikembangkan layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran siswa SMP kelas
VIII.
Simpulan penelitian ini yaitu modul IPA terpadu berpendekatan
keterampilan proses pada tema bunyi yang dikembangkan memenuhi kriteria
standar penilaian bahan ajar dan efektif digunakan dalam pembelajaran siswa kelas
VIII SMP Negeri 3 Satu Atap Ayah.

iv

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala karunia, nikmat, serta hidayah-Nya sehingga skripsi yang
berjudul Pengembangan Modul IPA Terpadu Berpendekatan Keterampilan Proses
pada Tema Bunyi di SMP Kelas VIII dapat penulis selesaikan dengan baik. Skripsi
ini merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan IPA
UNNES.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan
hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1.

Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas negeri
Semarang yang terlah memberikan izin penelitian kepada penulis.

2.

Ketua Program Studi Pendidikan IPA Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas negeri Semarang yang telah memberikan izin
penelitian dan banyak kemudahan.


3.

Novi Ratna Dewi, S.Si., M.Pd sebagai dosen pembimbing I serta Arif
Widiyatmoko, S.Pd., M.Pd. sebagai dosen pembimbing II yang telah berkenan
memberikan bimbingan, pengarahan, serta bantuan dalam penyusunan skripsi.

4.

Parmin, S.Pd., M.Pd. sebagai dosen penguji utama yang telah meluangkan
waktunya untuk mengevaluasi, memberikan arahan serta masukan.

5.

Dosen Program Studi Pendidikan IPA FMIPA UNNES yang telah memberikan
ilmu dan pengetahuan.

6.

Kepala SMP Negeri 3 Satu Atap Ayah yang telah memberikan ijin penelitian.


7.

Salimah, A.Md. selaku guru IPA kelas VIII A dan VIII B yang telah membantu
dalam proses penelitian.

8.

Sabikhun Nahar, A.Md. selaku observer pengambilan data penelitian yang
berkenan memberikan waktunya untuk mengamati kegiatan belajar mengajar
di kelas.

9.

Bapak/Ibu guru serta staf, karyawan dan siswa kelas VIII A dan VIII B di SMP
Negeri 3 Satu Atap Ayah yang dengan terbuka menyambut penulis.
v

10. Bapak, Ibu dan Adik-adikku yang telah memberikan doa dan kasih sayang
kepada penulis.
11. Teman-teman mahasiswa Pendidikan IPA yang saling memberikan semangat

perjuangan.

Semoga semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis mendapat
balasan berlipat ganda dari Allah SWT. Penulis berharap skripsi ini bisa bermanfaat
bagi dunia pendidikan.

Semarang, Juli 2013

Ervian Arif Muhafid
NIM 4001409074

vi

DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN …………………………………………………………….....

i

PENGESAHAN ………………………………………………………………. ii

ABSTRAK ……………………………………………………………………. iii
PRAKATA ………… ……………………………………………………….... iv
DAFTAR ISI ………………………………………………………………...... vi
DAFTAR TABEL …………………………………………………………...... viii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………. ix
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………….......... x
BAB
1. PENDAHULUAN ………………………………………………………….. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ……………………………………………….. 1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………........... 4
1.3 Tujuan Penelitian …………………………………..……………........... 4
1.4 Manfaat Penelitian ………………………………………………........... 5
1.5 Penegasan Istilah ……………………………………...……………….. 5
BAB
2. TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………….............. 8
2.1 Tinjauan Pustaka ………………………………………………….......... 8
2.1.1 Modul ………………………………………………………........... 8
2.1.1.1 Pengertian Modul …………………………………............. 8
2.1.1.2 Tujuan Penyusunan Modul…………………………............ 8
2.1.1.3 Perencanaan Pembelajaran Bermodul ……………………. 9

2.1.1.4 Karakteristik Modul ……………………………………… 10
2.1.1.5 Keuntungan Modul ………………………………………. 11
2.1.2 IPA Terpadu ………………………………………….................. 12
2.1.3 Pendekatan Keterampilan Proses ……………………................... 15
2.1.4 Penilaian Modul Sebagai Bahan Ajar ……………....................... 16
2.2 Kerangka Berpikir ……………………………………………………… 17
vii

BAB
3. METODE PENELITIAN ………………………………………….............. 18
3.1 Rancangan Penelitian …………………………………………………... 18
3.2 Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian ………………………………… 19
3.3 Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data …………………............. 19
3.4 Prosedur Penelitian …………………………………………………….. 19
3.4.1 Persiapan Penelitian ………………………………………............ 19
3.4.2 Pelaksanaan Penelitian ……………………………………............ 20
3.5 Analisis Data …………………………………………………...……… 25
3.5.1 Data Validasi Pakar ………………………………………............ 25
3.5.2 Data Tanggapan Guru dan Siswa …………………………........... 26
3.5.3 Data Hasil Belajar Siswa …………………………………............ 27
3.5.4 Data Observasi Keterampilan Proses …………………...……….. 28
BAB
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……………………............. 30
4.1 Hasil Penelitian ………………………………………………………… 30
4.1.1 Hasil Pengembangan Modul ……………………………………... 30
4.1.2 Hasil Validasi Modul ………………………………….…………. 36
4.1.3 Hasil Uji Coba Modul ……………………………………………. 39
4.2 Pembahasan ……………………………………………………….......... 41
4.2.1 Validasi Pakar Tentang Modul IPA Terpadu …………….………. 41
4.2.1.1 Kelayakan Isi …………………………………………….. 43
4.2.1.2 Kebahasaan ………………………………………………. 49
4.2.1.3 Kelayakan Penyajian …………………………………….. 51
4.2.2 Hasil Uji coba Modul IPA Terpadu ………………………............ 54
BAB
5. PENUTUP ………………...……………………………………………….. 60
5.1 Simpulan ……………………………………………………………….. 60
5.2 Saran …………………………………………………………………… 60
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………. 61
LAMPIRAN ………………………………………………………………….... 64
viii

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

3.1 Kriteria Persentase Skor Penilaian Berdasarkan BSNP ………………….. 26
3.2 Kriteria Persentase Skor Penilaian ……………………………………….. 27
3.3 Kriteria Hasil Persentase Ketuntasan Klasikal Siswa ……………………. 28
3.4 Kriteria Observasi Keterampilan Proses ..…………………….………….. 29
4.1 Rekapitulasi Data Hasil Validasi Tahap I oleh Pakar
terhadap Modul IPA Terpadu ……………………………………………. 36
4.2 Rekapitulasi Data Hasil Validasi Tahap II oleh Pakar
terhadap Modul IPA Terpadu sebelum Uji Coba Skala Terbatas ……….. 37
4.3 Rekapitulasi Data Hasil Validasi Tahap II oleh Pakar
terhadap Modul IPA Terpadu sebelum Uji Coba Skala Luas ……………. 37
4.4 Hasil Evaluasi dan Revisi Modul IPA Terpadu………………………...… 38
4.5 Rekapitulasi Data Hasil Angket Tanggapan Siswa
pada Uji Coba Skala Terbatas dan Luas ..................................................... 39
4.6 Rekapitulasi Data Hasil Angket Guru IPA
pada Uji Coba Skala Terbatas dan Luas ..................................................... 39
4.7 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa …………………..……………………. 40
4.8 Rekapitulasi Hasil Observasi Keterampilan Proses (LDS) ……………… 40
4.9 Rekapitulasi Hasil Observasi Keterampilan Proses (LKS) ……………… 40

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

2.1 Jaringan Tema Bunyi …………………………………………………….. 15
3.1 Model Pengembangan Modul IPA terpadu ………………………………. 18
4.1 Garis Besar Langkah-langkah Pengembangan Modul IPA Terpadu ...…… 30
4.2 Persentase Hasil Validasi Tahap II
Sebelum uji Coba Skala Terbatas dan Luas …………………………… …. 38
4.3 Persentase Kenaikan Hasil Tanggapan Siswa Sebelum
Uji Coba Skala Terbatas dan Luas ………………………………….…….. 39
4.4 Persentase Kenaikan Hasil Tanggapan Guru Sebelum
Uji Coba Skala Terbatas dan Luas ……………………..………….…….. 40

x

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran

Halaman

1.

Silabus …………………………………………………………………... 64

2.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……………………………………. 66

3.

Contoh Lembar Diskusi Siswa (LDS) ……………….………………….. 72

4.

Kunci Jawaban Lembar Diskusi Siswa (LDS) …………….……………. 74

5.

Contoh Lembar Kerja Siswa (LKS) ……………………………………... 76

6.

Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa (LKS)…………………………….. 79

7.

Lembar Validasi Konstruk Kisi-Kisi Soal Tes Kognitif ………………… 81

8.

Soal Ulangan Harian IPA Terpadu Materi Bunyi …...…………………... 85

9.

Kunci Jawaban …………………………………………………………... 90

10. Contoh Lembar Jawab Ulangan Harian Siswa ...………………………… 91
11. Lembar Validasi Tahap I Modul IPA Terpadu oleh Pakar ……..……….. 92
12. Rekapitulasi Lembar Validasi Tahap I Modul IPA Terpadu oleh Pakar… 100
13. Lembar Validasi Tahap II Modul IPA Terpadu oleh …………….......….. 101
14. Rekapitulasi dan Perhitungan Validasi Modul IPA Terpadu
Tahap II oleh Pakar Uji Coba Skala Terbatas …………………………… 117
15. Rekapitulasi dan Perhitungan Validasi Modul IPA Terpadu
Tahap II oleh Pakar Uji Coba Skala Luas ………………………………. 118
16. Rekapitulasi Data Validasi Modul IPA Terpadu oleh Pakar …………….. 120
17. Kisi-Kisi Angket Tanggapan Guru ……………………………………… 121
18. Contoh Angket Tanggapan Guru Terhadap Modul IPA Terpadu ..……... 122
19. Rekapitulasi Angket Tanggapan Guru IPA Terhadap Modul
IPA Terpadu ……………………………………………………………... 126
20. Kisi-Kisi Angket Siswa ………………………………………………….. 127
21. Contoh Angket Tanggapan Siswa Terhadap Modul IPA Terpadu ………. 128
22. Rekapitulasi Hasil Angket Tanggapan Siswa Terhadap Modul
IPA Terpadu Uji Coba Skala Terbatas …….……………………………. 130
23. Rekapitulasi Hasil Angket Tanggapan Siswa Terhadap Modul
IPA Terpadu Uji Coba Skala Luas ………………………………………. 131
xi

24. Lembar Pengamatan Keterampilan Proses Untuk Praktikum Siswa ….… 132
25. Lembar Pengamatan Keterampilan Proses Untuk Diskusi Siswa ……..... 134
26. Rekapitulasi Keterampilan Proses Siswa (LKS) …..…………….…….. 136
27. Rekapitulasi Keterampilan Proses Siswa (LDS) …..…………….…….. 137
28. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa ………………………………………... 138
29. Daftar Hadir Siswa Uji Skala Terbatas ………………………………….. 139
30. Daftar Hadir Siswa Uji Skala Luas ……………………………………… 140
31. SK Penetapan Dosen Pembimbing Skripsi ..……………………………... 143
32. Surat Ijin Penelitian ……………………………………………………….144
33. Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian ………………………….. 145
34. Dokumentasi ……………………………………………………………....146

xii

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) menerangkan bahwa
pembelajaran IPA yang diaplikasikan di SMP/ MTs hendaknya dilaksanakan
dengan model pembelajaran secara terpadu. Hal ini seperti yang terdapat dalam
Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi (SI) bahwa substansi untuk
mata pelajaran IPA di tingat SMP/ MTs dilaksanakan secara terpadu. Lebih lanjut
dalam Permen Diknas No 41 Tahun 2007 bahwa RPP disusun untuk setiap
kompetensi dasar yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih
dan harus memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara Standar Kompetensi
(SK), Kompetensi Dasar (KD), materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu
keutuhan pengalaman belajar. Hal tersebut membuktikan bahwa penerapan
pembelajaran IPA terpadu di SMP/ MTs memiliki dasar hukum yang kuat.
Penerapan pembelajaran IPA terpadu dilaksanakan oleh guru yang
professional dan perangkat pembelajaran yang mendukung pembelajaran IPA
terpadu di Sekolah. Menurut Amy & Cherin (2003) guru IPA akan dapat
memberikan pengetahuan IPA kepada siswa dalam suatu prosedur yang sederhana
dan tepat bila guru menguasai materi IPA dengan baik. Selain itu, perangkat
pembelajaran sangat diperlukan untuk pedoman bagi guru dan siswa. Perangkat

1

2

pembelajaran yang dapat disiapkan antara lain bahan ajar berupa modul IPA
terpadu yang mengandung lingkup bidang kajian IPA sehingga dapat melengkapi
bahan ajar yang telah ada sebelumnya.
Berdasarkan observasi awal di SMP Negeri 3 Satu Atap Kecamatan Ayah,
Kabupaten Kebumen pembelajaran IPA terpadu belum terlaksana. Alasan belum
terlaksananya pembelajaran IPA terpadu yaitu guru IPA pada sekolah tersebut
berlatar belakang disiplin ilmu berbeda dan masih terbatasnya perangkat
pembelajaran, media ataupun sumber belajar IPA terpadu baik untuk pegangan guru
ataupun untuk siswa sehingga pembelajaran yang dilaksanakan masih terpisahpisah. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dikembangkan bahan ajar berupa
modul pembelajaran pada tema bunyi yang dikemas dalam modul IPA terpadu.
Penelitian ini memilih modul karena variasi bahan ajar yang sekarang ada
di sekolah adalah buku teks dan LKS yang belum terpadu sehingga perlu adanya
pengembangan media ajar lain berupa modul untuk mengajak siswa untuk belajar
lebih mandiri. Prastowo (2012) menyatakan bahwa sebuah modul harus dapat
dijadikan bahan ajar sebagai pengganti fungsi pendidik. Jadi jika pendidik dalam
hal ini guru mempunyai fungsi menjelaskan sesuatu, maka modul harus mampu
menjelaskan sesuatu dengan bahasa yang mudah diterima siswa seperti halnya guru.
Pembelajaran yang dilakukan guru SMP N 3 Satu Atap Ayah kurang
maksimal karena dilakukan dengan mentransfer ilmu tanpa mengembangkan
bagaimana cara belajar, apalagi mengembangkan keterampilan proses yang dimiliki
siswa. Salah satu alasannya adalah kurangnya buku panduan yang mendidik siswa

3

untuk mengembangkan keterampilan proses. BSNP (2006) menerangkan bahwa
pembelajaran IPA terpadu di SMP/ MTs menekankan pada pemberian pengalaman
belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan
proses dan sikap ilmiah. Hal itu sejalan dengan Hansen & Lovedahl (2004) yang
menyatakan bahwa belajar dengan melakukan merupakan sarana belajar yang
efektif, artinya seseorang akan belajar efektif bila ia melakukan. Oleh karena itu,
modul yang dikembangkan di dalam penelitian ini menerapkan pendekatan
keterampilan proses dengan harapan pembelajaran IPA terpadu dapat terlaksana
dengan mengedepankan pengembangan keterampilan yang dimiliki siswa.
Buku/ bahan ajar berbentuk modul IPA terpadu untuk SMP/ MTs khususnya
tema bunyi berpendekatan keterampilan proses saat ini belum ditemukan di
sekolah. Tema bunyi merupakan materi yang tergolong sulit diantara sekian banyak
materi IPA. Hal tersebut terlihat dari nilai ulangan sebelumnya siswa hanya
mencapai nilai ketuntasan minimal. KTSP mencantumkan bahasan bunyi pada
materi IPA kelas VIII. Bahasan tema bunyi termasuk dalam SK memahami konsep
bunyi dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi seharihari yang diintegrasikan dengan SK memahami berbagai sistem dalam kehidupan
manusia. Konsep tersebut mempunyai KD mendeskripsikan konsep bunyi dalam
kehidupan sehari-hari yang diintegrasikan dengan KD mendeskripsikan sistem
koordinasi dan alat indera pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.
Berdasarkan latar belakang tersebut salah satu cara yang dapat ditempuh
untuk menyediakan bahan ajar IPA terpadu adalah dengan menyusun modul IPA

4

terpadu berpendekatan keterampilan proses pada tema bunyi, diharapkan adanya
modul IPA terpadu dapat mengatasi kendala pelaksanaan IPA terpadu dari segi
keterbatasan buku panduan. Sunyoto (2006) menyatakan bahwa modul merupakan
paket belajar mandiri yang meliputi: serangkaian pengalaman belajar yang
direncanakan dan dirancang secara sistematis untuk membantu siswa mencapai
tujuan belajar. Dengan menggunakan modul IPA terpadu siswa akan dilatih dan
dibiasakan untuk mempelajari IPA terpadu sehingga nantinya dapat menghasilkan
lulusan yang berkualitas.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, permasalahan yang akan dikaji
adalah:
1. Apakah modul IPA terpadu berpendekatan keterampilan proses pada tema bunyi
layak digunakan oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Satu Atap Ayah?
2. Bagaimana keefektifan modul IPA terpadu yang dikembangkan dalam penelitian
ini?

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1.

Mengetahui apakah modul IPA terpadu berpendekatan keterampilan proses
pada tema bunyi layak digunakan oleh siswa kelas VIII.

2.

Mengetahui keefektifan modul IPA terpadu yang dikembangkan dalam
penelitian ini.

5

1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.

Bagi siswa modul yang dikembangkan oleh peneliti diharapkan dapat dijadikan
sebagai salah satu sumber belajar dalam upaya meningkatkan kemampuan
siswa dibidang IPA dan memungkinkan siswa untuk belajar mandiri.

2.

Bagi guru bahan ajar yang dikembangkan oleh peneliti dapat menjadi pedoman
pembelajaran IPA secara terpadu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
serta dapat memberikan masukan untuk mengembangkan bahan ajar IPA pada
materi yang lain.

3.

Bagi sekolah, modul yang dikembangakan oleh peneliti diharapkan dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan
pengembangan bahan ajar IPA terpadu sesuai kurikulum yang berlaku di
sekolah yang bersangkutan.

4.

Bagi ilmu pengetahuan modul yang dikembangkan dapat memperkaya konsep/
teori kajian IPA khusunya pembelajaran IPA terpadu di Sekolah.

1.5 Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran terhadap istilah-istilah
dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan batasan istilah sebagai berikut:
1.

Pengembangan Modul
Menurut Depdiknas (2008) Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
menerangkan bahwa modul adalah kegiatan program belajar-mengajar yang
dapat dipelajari oleh murid dengan bantuan yang minimal dari guru
pembimbing, meliputi: perencanaan tujuan yang akan dicapai secara jelas,

6

penyediaan materi pelajaran, alat yang dibutuhkan, serta alat untuk penilai,
mengukur keberhasilan murid dalam penyelesaian pelajaran. Pengembangan
modul dalam penelitian ini adalah pembuatan bahan ajar yang dilakukan
dengan mengumpulkan kembali informasi-informasi yang ada di buku-buku
teks serta berbagai sumber lain, kemudian dilakukan penyesuaian kebutuhan.
Modul yang dikembangkan dinyatakan layak apabila hasil validasi pakar telah
mencapai kriteria penilaian buku teks dari BSNP tahun 2006 dan dinyatakan
efektif apabila ≥85% siswa telah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal
dengan KKM sebesar ≥80.
2.

IPA Terpadu
Depdiknas (2008) dalam pembelajaran IPA terpadu, suatu konsep atau tema
dibahas dari berbagai aspek bidang kajian dalam bidang kajian IPA. Selain itu,
Trianto (2010) menyatakan bahwa pembelajaran IPA terpadu dibedakan
berdasarkan pengintegrasian materi atau tema. IPA terpadu dalam penelitian
ini merupakan penyusunan modul dengan memperhatikan keterpaduan
berbagai bidang kajian IPA menjadi tema. Bidang kajian yang dipadukan yaitu
bunyi yang merupakan kajian fisika dan indra pendengaran yang merupakan
kajian biologi.

3.

Pendekatan Keterampilan Proses
Dimyati (2006) menyatakan bahwa menggunakan keterampilan proses untuk
mengajar ilmu pengetahuan, membuat siswa belajar proses dan produk ilmu
pengetahuan alam sekaligus. Keterampilan proses di dalam modul terletak
pada setiap uraian materi serta kegiatan diskusi dan kegiatan praktikum.
Keterampilan proses tersebut meliputi: keterampilan eksperimen, pengamatan,

7

menyusun

data,

menyimpulkan,

menjawab

pertanyaan,

dan

mengkomunikasikan.
4.

Tema
Puskur (2012) menyatakan bahwa pembelajaran terpadu dalam IPA dapat
dikemas dengan tema atau topik tentang suatu wacana yang dibahas dari
berbagai sudut pandang atau disiplin keilmuan yang mudah dipahami dan
dikenal siswa. Tema yang ditentukan adalah tema bunyi dengan
mengintegrasikan SK memahami konsep bunyi dan penerapan getaran,
gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari yang diintegrasikan
dengan SK memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia. Konsep
tersebut mempunyai KD mendeskripsikan konsep bunyi dalam kehidupan
sehari-hari yang diintegrasikan dengan KD mendeskripsikan sistem koordinasi
dan alat indera pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Gelombang
bunyi merupakan kajian fisika dan indra pendengaran merupakan kajian
biologi.

8

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Modul
2.1.1.1 Pengertian Modul
Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar siswa dapat
belajar secara mandiri tanpa atau dengan bantuan guru sehingga modul berisi paling
tidak tentang segala komponen dasar bahan ajar yang telah disebutkan sebelumnya
(Majid, 2012). Penjelasan senada juga diungkapkan oleh Prastowo (2012) bahwa
modul adalah sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang
mudah dipahami oleh siswa sesuai tingkat pengetahuan dan usia mereka, agar
mereka dapat belajar secara (mandiri) dengan bantuan atau bimbingan yang
minimal dari pendidik. Oleh sebab itu modul memungkinkan siswa untuk
mempelajari tiap materi dengan durasi waktu yang lebih lama sehingga siswa dapat
menemukan pemahamannya sendiri meski tanpa pengawasan guru dikelas. Modul
dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat memahaminya dengan cara
mereka sendiri.
2.1.1.2 Tujuan Penyusunan Modul
Modul mempunyai banyak arti berkenaan dengan kegiatan belajar mandiri.
Orang bisa belajar kapan saja dan di mana saja secara mandiri. Karena konsep
8

9

berciri demikian, maka kegiatan belajar itu sendiri juga tidak terbatas pada masalah
tempat, dan bahkan orang yang berdiam di tempat yang jauh dari pusat
penyelenggara pun bisa mengikuti pola belajar seperti ini. Terkait dengan hal
tersebut, Ditjen PMPTK (2008) menyatakan bahwa penulisan modul memiliki
tujuan sebagai berikut:
1. Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat
verbal.
2. Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik siswa maupun
guru/ instruktur.
3. Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti untuk meningkatkan
motivasi dan gairah belajar mengembangkan kemampuan dalam berinteraksi
langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya yang memungkinkan
siswa atau pebelajar belajar mandiri sesuai kemampuan dan minatnya.
4. Memungkinkan siswa dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil
belajarnya.
2.1.1.3 Perencanaan Pembelajaran Bermodul
Pelaksanaan pembelajaran bermodul sendiri, memiliki perencanaan
kegiatan sebagai berikut:
1.

Modul dibagikan kepada siswa paling lambat seminggu sebelum pembelajaran.

2.

Penerapan modul dalam pembelajaran bermodul dengan metode diskusi dan
praktikum.

10

3.

Pada setiap akhir unit pembelajaran dilakukan tes penggalan, tes sumatif dan
tugas-tugas latihan yang terstruktur.

4.

Hasil tes dan tugas yang dikerjakan siswa dikoreksi dan dikembalikan dengan
feedback yang terstruktur paling lambat sebelum pembelajaran unit materi ajar
berikutnya.

5.

Memberi kesempatan kepada siswa yang belum berhasil menguasai materi ajar
berdasarakan hasil analisis tes penggalan dan sumatif, dipertimbangkan
sebagai hasil diagnosis untuk menyelenggarakan program remidial pada siswa
di luar jam pembelajaran.

2.1.1.4 Karakteristik Modul
Modul merupakan salah satu dari beberapa jenis bahan ajar yang dapat
dikembangkan dalam KTSP. Menurut Ditjen PMPTK (2008) Sebuah modul bisa
dikatakan baik dan menarik apabila terdapat karakteristik sebagai berikut:
1. Self Instructional yaitu melalui modul tersebut seseorang atau peserta belajar
mampu membelajarkan diri sendiri, tidak tergantung pada pihak lain.
2. Self Contained yaitu seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi
atau sub kompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu modul secara utuh.
3. Stand Alone (berdiri sendiri) yaitu modul yang dikembangkan tidak tergantung
pada media lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan media
pembelajaran lain.
4. Adaptive yaitu modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap
perkembangan ilmu dan teknologi.

11

5. User Friendly yaitu modul hendaknya bersahabat dengan pemakainya. Setiap
instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat
dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon,
mengakses sesuai dengan keinginan.
2.1.1.5 Keuntungan Modul
Modul disusun untuk memudahkan siswa memahami materi pembelajaran
baik disekolah maupun dirumah untuk belajar mandiri. Pembelajaran dengan modul
memiliki beberapa keuntungan, yaitu:
1.

Meningkatkan motivasi siswa, karena setiap kali mengerjakan tugas pelajaran
yang dibatasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan.

2.

Setelah dilakukan evaluasi, guru dan siswa mengetahui benar, pada modul
yang mana siswa telah berhasil dan pada bagian modul yang mana siswa telah
berhasil dan pada bagian modul yang mana mereka belum berhasil.

3.

Siswa mencapai hasil sesuai dengan kemampuannya.

4.

Bahan pelajaran terbagi lebih merata dalam satu semester.

5.

Pendidikan lebih berdaya guna, karena bahan pelajaran disusun menurut
jenjang akademik.
(Indriyanti, 2010)
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat diyakini bahwa pembelajaran

bermodul secara efektif akan dapat mengubah konsepsi siswa menuju konsep
ilmiah sehingga pada giliranya hasil belajar mereka dapat ditingkatkan seoptimal
mungkin baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.

12

2.1.2 IPA Terpadu
Salah satu kunci pembelajaran IPA terpadu yang terdiri atas beberapa
bidang kajian adalah menyediakan lingkungan belajar yang menempatkan siswa
mendapat pengalaman belajar yang dapat menghubungkaitkan konsep-konsep dari
berbagai bidang kajian. Oludipe & Idowu (2011) menyatakan bahwa pembelajaran
terpadu memberikan siswa dasar yang kuat untuk ilmu studi pendidikan lanjutan,
maka seorang anak yang tidak didasarkan pada ilmu pengetahuan yang terintegrasi
pada tingkat ini tidak akan menunjukkan minat dalam menawarkan pelajaran inti
(biologi, kimia dan fisika).
Depdiknas (2008) menyatakan bahwa melalui pembelajaran IPA terpadu,
siswa dapat memperoleh pengalaman langsung sehingga dapat menambah kekuatan
untuk menerima, menyimpan, dan menerapkan konsep yang telah dipelajarinya.
Oleh sebab itu siswa terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang
dipelajari secara menyeluruh (holistik), bermakna, otentik dan aktif. Pembelajaran
terpadu dalam IPA dapat dikemas dengan tema atau topik tentang suatu wacana
yang dibahas dari berbagai sudut pandang atau disiplin keilmuan yang mudah
dipahami dan dikenal siswa. Dalam pembelajaran IPA terpadu, suatu konsep atau
tema dibahas dari berbagai aspek bidang kajian dalam bidang kajian IPA.
Pembahasan tema juga dimungkinkan hanya dari aspek makhluk hidup dan proses
kehidupan dan energi dan perubahannya, atau materi dan sifatnya dan makhluk
hidup dan proses kehidupan, atau energi dan perubahannya dan materi dan sifatnya
saja. Melalui pembelajaran terpadu ini beberapa konsep yang relevan untuk

13

dijadikan tema tidak perlu dibahas berulang kali dalam bidang kajian yang berbeda
sehingga penggunaan waktu untuk pembahasannya lebih efisien dan pencapaian
tujuan pembelajaran juga diharapkan akan lebih efektif.
Dari sejumlah model pembelajaran terpadu menurut Fogorty (1991) model
pembelajaran terpadu yang dapat diterpakan di tingkat pendidikan di Indonesia
adalah model keterhubungan (connected), model jaring laba-laba (webbed), dan
model keterpaduan (integrated). Nisak (2013) menyatakan bahwa materi yang
saling tumpang tindih dan menyebabkan pemahaman yang tidak utuh bila
dipisahkan, maka sesuai apabila menggunakan model terintegrasi, untuk materi
yang konsep-konsepnya saling

bertautan dapat dikembangkan menggunakan

model terhubung, sedangkan untuk materi yang tidak beririsan akan tetapi bila
dipadukan ke dalam satu tema dapat memberikan pemahaman yang lebih utuh dapat
menggunakan model jaring laba-laba. Agar pembelajaran dapat berlangsung
efektif, pemilihan model pembelajaran harus tepat dan disesuaikan dengan materi
yang diajarkan.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan model keterpaduan (integrated)
dengan alasan bahwa model keterpaduan memiliki kelebihan hubungan antar
bidang terlihat saat dalam kegiatan pembelajaran. Depdiknas (2010) menerangkan
bahwa Model keterpaduan (integrated) adalah dimulai dengan identifikasi konsep,
keterampilan, sikap yang overlap pada beberapa disiplin ilmu atau beberapa bidang
studi. Model keterpaduan memiliki kelebihan Hubungan antar bidang studi jelas
terlihat melalui kegiatan belajar. Selain itu, Yasin (2009) menyatakan bahwa model

14

keterpaduan adalah model pembelajaran sains terpadu yang menggunakan
pendekatan antar disiplin ilmu. Dalam model ini digabungkan beberapa disiplin
ilmu dengan cara menetapkan prioritas kurikuler dan menemukan keterampilan dan
nilai-nilai yang saling tumpang tindih di dalam beberapa disiplin ilmu. Hal pertama
yang pertama dilakukan guru adalah menyeleksi tema, keterampilan, dan nilai yang
akan dibelajarkan dalam satu semester dari beberapa disiplin ilmu sains.
Selanjutnya dipilih beberapa tema, keterampilan, dan nilai-nilai yang memiliki
keterkaitan yang erat dan tumpang tindih dengan antar beberapa disiplin ilmu
tersebut.
Contoh pembelajaran IPA terpadu dengan tema bunyi berpendekatan
keterampilan proses.

Pengaruh bunyi
terhadap lingkungan

Gelombang bunyi

BUNYI

Fenomena bunyi
didalam kehidupan
Sehari-hari

Gangguan pada alat
Indra (telinga)

Gambar 2.1 Jaringan Tema Bunyi
2.1.3 Pendekatan Keterampilan Proses

15

2.1.3 Pendekatan Keterampilan Proses
Keterampilan proses merupakan suatu strategi untuk meningkatkan mutu
pendidikan. Dalam hal ini keterampilan proses yang dimaksud adalah Keterampilan
Proses Sains (KPS) dalam pembelajaran IPA terpadu. Ozgelen (2012) menyatakan
bahwa KPS adalah kemampuan berpikir seperti ilmuwan untuk membangun
pengetahuan dalam rangka untuk memecahkan masalah dan merumuskan hasil.
Selain itu Ajoke (2012) menyatakan bahwa KPS terdiri dari keterampilan
mengamati, mengklasifikasi, mengukur, memanipulasi, menghitung, memprediksi,
menafsirkan, merumuskan, permodelan, dan menyimpulkan.
Pendekatan keterampilan proses adalah proses pembelajaran yang
dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan fakta-fakta,
membangun konsep-konsep dan teori-teori dengan keterampilan intelektual dan
sikap ilmiah siswa sendiri (Devi, 2010). Selain itu Ramesh (2013) menyatakan
bahwa pendekatan keterampilan proses dapat dilakukan melalui pendekatan inkuiri,
penemuan/ penelitian, investigasi yang mana siswa dapat terlibat dalam metode
ilmiah, memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Oleh karena itu sebagai
seorang guru harus dapat menumbuhkan dan mengembangkan kemampuankemampuan yang ada dalam diri siswa, yang nantinya diharapkan siswa mampu
menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta nilai yang dituntut.
Sugandi (2004) menjelaskan bahwa pada keterampilan proses perlu adanya
pemikiran, bagaimana memproses hasil belajar yang berupa konsep dan fakta yang
diperoleh untuk mengembangkan diri dan untuk menemukan sesuatu yang baru.

16

Konsep dan fakta yang tidak banyak, tetapi dipahami betul dapat menguasai dan
atau menemukan fakta dan konsep yang lebih banyak. Justru pemberian konsep dan
fakta yang terlalu banyak yang dapat menghambat kreativitas siswa.
Pendekatan keterampilan proses bertujuan menumbuhkan kemampuan
berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek
penting dalam kecakapan hidup (Eryyanti, 2013). Sudah sangat jelas bahwa
keterampilan proses mendidik siswa untuk menjadi scientist. Jadi pendekatan KPS
pada

penelitian

mengklasifikasikan,

ini

adalah

keterampilan

memprediksi,

mengukur,

siswa

dalam

mengamati,

mengkomunikasikan

dan

menyimpulkan melalui modul IPA terpadu pada tema bunyi.
2.1.4 Penilaian Modul sebagai Bahan Ajar
BSNP mengeluarkan beberapa kriteria sebagai standar penilaian. Standar
yang dikeluarkan oleh BSNP tersebut digunakan sebagai acuan umum untuk
menilai modul. Penilaian bahan ajar dari BSNP 2006 meliputi: dua tahap yaitu tahap
I dan tahap II. Penilaian modul IPA terpadu tahap I dinilai pada tiga komponen
penilaian yaitu komponen kelayakan isi, komponen penyajian, komponen
kegrafikan. Sedangkan penilaian modul IPA terpadu tahap II dinilai dari tiga
komponen penilaian yaitu komponen kelayakan isi, komponen kebahasaan dan
komponen penyajian. Modul dilayakan layak berdasarkan BSNP 2006 jika rata-rata
tiap komponen ≥ 2,5 atau 62,5%.

17

2.2 Kerangka Berpikir

Fakta

1. Belum adanya modul IPA terpadu yang di dalamnya ada
keterpaduan antar kompetensi: Fisika, Kimia, dan Biologi.
2. Siswa kurang terlatih mempadukan konsep Fisika, Kimia
dan Biologi menjadi terpadu.

1. Guru belum melaksanakan pembelajaran IPA secara
terpadu.
2. Diperlukan perangkat pembelajaran IPA terpadu, termasuk
modul IPA terpadu yang dapat melatih keterampilan
proses siswa.

Inovasi bahan ajar dengan mengembangkan produk modul IPA
terpadu berpendekatan keterampilan proses pada tema bunyi.

1. Guru mampu menerapkan pembelajaran IPA terpadu.
2. Tersedia modul IPA terpadu berpendekatan keterampilan
proses pada tema bunyi yang layak dan efektif

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir Penelitian dan Pengembangan Modul

18

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian dilakukan dengan mengerapkan pendekatan penelitian dan
pegembangan (Research and Development). Menurut Halimah (2009) dalam proses
pelaksanaannya, penelitian dan pengembangan ini membentuk suatu siklus, yang
dimulai dengan melakukan studi pendahuluan untuk menemukan kerangka produk
awal yang dibutuhkan yang selanjutnya produk awal tersebut dikembangkan dalam
suatu situasi tertentu, melalui suatu uji coba, yang hasilnya kemudian direvisi dan
diuji coba kembali sehingga pada akhirnya ditemukan suatu produk akhir yang
dianggap sempurna yang selanjutnya produk tersebut diuji validasinya. Penelitian
dan pengembangan ini menggunakan model yang diadaptasi dari Sugiyono (2009)
yang telah dimodifikasi pada tahapan-tahapanya. Model yang digunakan meliputi:
langkah-langkah penelitian dan pegembangan seperti yang ditunjukan pada
Gambar 3.1.

Potensi
dan
Masalah

Pengump
ulan
Data

Desain
Produk

Validasi

Revisi Hasil
Uji Coba

Uji Coba
Produk

Revisi
Desain

Revisi
Produk

Uji Coba
Pemakaian

Revisi
Produk

Modul
Final

Validasi

Gambar 3.1 Model Pengembangan Modul IPA Terpadu
18

19

3.2Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian
Penelitian dilakukan di SMP Negeri 3 Satu Atap Ayah yang terletak di Jalan
Gunung Lanang No. 001 Mangunweni, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen
54473. Waktu penelitian yaitu 3 Bulan. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa
kelas VIII A dan VIII B.

3.3 Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data
Sumber data dan metode pengumpulan data meliputi:
1.

Validasi modul oleh pakar diambil melalui metode angket yang mengacu pada
instrumen penilaian buku teks dari BSNP 2006 yang telah dimodifikasi.

2.

Tanggapan guru terhadap penggunaan modul diambil dengan menggunakan
angket tanggapan guru.

3.

Tanggapan siswa terhadap penggunaan modul diambil dengan menggunakan
angket tanggapan siswa.

4.

Observasi keterampilan proses diambil dengan menggunakan angket penilaian
observer.

5.

Uji coba modul berupa hasil belajar siswa diambil dengan tes kognitif bentuk
obyektif.

3.4 Prosedur Penelitian
Pengembangan modul IPA terpadu melalui tahap-tahap:
3.4.1 Persiapan Penelitian
a)

Observasi awal bahan ajar yang telah digunakan.

b) Perijinan penelitian dari pihak fakultas.
c)

Perijinan penelitian dari tempat penelitian.

20

3.4.2 Pelaksanaan Penelitian
a)

Potensi dan Masalah
Pengembangan modul IPA terpadu pada tema bunyi berpendekatan
keterampilan proses dilatar belakangi oleh adanya potensi dan masalah yaitu
masih terbatasnya bahan ajar IPA terpadu yang di dalamnya terdapat
keterpaduan bidang kajian Fisika, Biologi dan Kimia. Berdasarkan hasil
wawancara di SMP Negeri 3 Satu Atap Ayah diketahui bahwa siswa masih
menggunakan bahan ajar berupa buku teks IPA terpadu dan LKS yang
disajikan masih terpisah-pisah dalam Fisika dan Biologi, belum ditemukan
buku IPA yang disusun secara terpadu. Tema bunyi merupakan materi yang
tergolong sulit diantara sekian banyak materi IPA, sehingga dalam penelitian
ini akan dikembangkan bahan ajar berupa modul IPA terpadu berpendekatan
keterampilan proses pada tema bunyi yang dalam peraturanya hendaknya
disusun secara terpadu.

b) Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang berkaitan dengan pembuatan modul antara
lain, silabus (meliputi: SK dan KD), instrumen penilaian buku teks dari BSNP
tahun 2006, dan materi yang berkaitan dengan tema bunyi untuk dijadikan
bahan kajian untuk menyusun modul.
c) Desain Produk
Langkah-langkah pengembangan modul IPA terpadu yang dilakukan
dalam penelitian ini meliputi:
1.

Analisis SK dan KD pada tema Bunyi.

21

2.

Merumuskan tujuan yang akan dicapai siswa dengan menggunakan modul
IPA terpadu.

3.

Pembuatan desain halaman muka (cover), halaman kata pengantar
(foreword) dan daftar isi (content).

4.

Pembuatan petunjuk penggunaan modul untuk guru dan siswa (teacher
and student guidances).

5.

Penulisan bagian pendahuluan (introduction) yang terdiri dari judul, kata
pengantar, daftar isi, jaringan tema, peta konsep, dan tujuan pembelajaran.

6.

Penyusunan bagian isi yang terdiri dari tinjauan umum materi, hubungan
dengan meteri belajar lain, uraian materi, latihan soal dan rangkuman.

7.

Penulisan bagian penutup yang terdiri dari glossarium, tes akhir, kunci
jawaban dan indeks.

d) Validasi
Validasi oleh pakar berupa penilaian kualitatif dan kuantitatif. Validasi
dan revisi oleh para pakar selain berupa penilaian kualitatif berkenaan dengan
kinerja (performance) isi buku dan diperoleh masukan dan saran, buku tersebut
juga dilakukan penilaian secara kuantitatif dalam bentuk skor (Ibrahim, 2012).
Ditjen PMPTK (2008) menerangkan bahwa validasi modul bertujuan untuk
memperoleh pengakuan atau pengesahan kesesuaian modul dengan kebutuhan
sehingga modul tersebut layak dan cocok digunakan dalam pembelajaran.
Pakar yang mengevaluasi dan memvalidasi adalah dosen FMIPA Unnes dan
guru SMP Negeri 3 Satu Atap Ayah. Validasi tersebut meliputi: validasi oleh
pakar IPA, pakar penyajian dan pakar bahasa. Instrumen yang digunakan

22

mengacu pada isntrumen penilaian tahap 1 dan 2 buku teks dari BSNP tahun
2006 yang telah dimodifikasi.
e)

Revisi Produk
Pada tahap ini dilakukan revisi untuk memperbaiki kekurangan
berdasarkan hasil evaluasi dan masukan dari validator dan mempersiapkan
modul IPA terpadu hasil revisi untuk uji coba lapangan awal.

f)

Uji Coba lapangan Awal
Uji coba skala terbatas dilakukan di kelas VII B SMP Negeri 3 Satu
Atap Ayah. Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan urutan rangking nilai
IPA pada ulangan harian sebelum materi bunyi. Sampel tersebut diambil 10
siswa dengan kriteria 3 siswa kelompok atas, 4 siswa kelompok tengah dan 3
kelompok bawah sebagai subyek uji coba. Siswa-siswa tersebut diberikan draft
modul IPA terpadu hasil validasi pakar dan angket tanggapan siswa. Modul
beserta angket tanggapan tersebut dibawa pulang oleh siswa dan diberikan
waktu selama tiga hari untuk membaca, mempelajari, mengerjakan soal dan
memberikan tanggapan secara mandiri. Setelah itu angket tanggapan diminta
kembali guna menyempurnakan produk sebelum melakukan uji coba yang
lebih luas. Selain itu guru IPA juga diberikan angket tanggapan beserta modul
IPA terpadu hasil validasi pakar seperti halnya siswa dan setelah mempelajari
modul selama waktu yang diberikan angket pada guru diminta kembali untuk
keperluan penyempurnaan produk. Pelaksanaan uji coba lapangan awal ini
dilakukan sebelum tema Bunyi diberikan guru.

23

g) Merevisi Hasil Uji Coba
Pada tahap ini dilakukan revisi berdasarkan masukan dari guru dan
siswa. Selain itu, dilakukan evaluasi hasil uji coba lapangan awal untuk
mengkaji setiap kekurangan. Dari hasil evaluasi, kemudian dilakukan
penyempurnaan untuk memperbaiki kekurangan yang ada setelah itu,
mempersiapkan modul IPA terpadu hasil revisi untuk divalidasi kembali oleh
pakar apabila terdapat banyak perubahan sebelum dilakukan uji coba skala luas
h) Validasi
Produk modul IPA terpadu hasil revisi pada uji coba lapangan awal
apabila terdapat banyak perubahan di validasi kembali. Instrumen yang
digunakan sama dengan instrumen untuk validasi sebelum uji coba skala
terbatas tetapi yang digunakan hanya penilaian tahap II karena tahap I sudah
lolos penilaian.
i)

Revisi Produk
Pada tahap ini dilakukan revisi untuk memperbaiki kekurangan
berdasarkan hasil evaluasi dan masukan dari validator dan mempersiapkan
modul IPA terpadu hasil revisi untuk uji coba skala luas.

j)

Uji Coba Skala Luas
Modul IPA terpadu diuji keefektifannya dengan diterapkan pada
kondisi nyata, yaitu dengan pembelajaran menggunakan modul di kelas.
Sampel yang digunakan yaitu kelas VIII A yaitu kelas dengan pembelajaran
menggunakan modul IPA terpadu yang dikembangkan oleh peneliti dan diakhir
pembelajaran diadakan evaluasi untuk menilai hasil belajar siswa. Instrumen

24

tes hasil belajar yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah
instrumen tes yang sudah dilakukan validasi konstruk oleh dosen pembimbing.
Diakhir pembelajaran siswa diberikan angket tanggapan siswa untuk dilakukan
penyempurnaan modul. Guru IPA menggunakan modul IPA terpadu di dalam
pembelajaran yang sebelumnya sudah diberikan sehingga guru juga diberikan
angket tanggapan guru. Peneliti selama uji coba skala luas bertindak sebagai
observer yang mengamati pengelolaan kelas dan aktifitas siswa sekaligus
menilai aspek keterampilan proses siswa. Setelah selesai kegiatan belajar
mengajar peneliti dan observer melakukan refleksi terhadab KBM yang telah
dilaksanakan. Hasil refleksi digunakan untuk dasar revisi sehingga diperoleh
perangkat pembelajaran hasil pengembangan.
k) Revisi Produk
Pada tahap ini, hasil uji coba skala luas yang telah dilakukan kemudian
dilakukan analisis untuk mengetahui pengembangan modul efektif atau tidak.
Selanjutnya dievaluasi dan diadakan revisi akhir guna menyempurnakan modul
akhir.
l)

Modul Final
Setelah modul selesai direvisi maka akan dihasilkan modul final yang
layak digunakan.

25

3.5Analisis Data
3.5.1 Data Validasi Pakar
Skor data hasil validasi pakar terhadap modul dianalisis secara deskriptif
persentase. Validasi dilakukan oleh pakar IPA, bahasa dan penyajian
a.

Validasi oleh pakar IPA, bahasa dan penyajian.
Validasi oleh pakar IPA dan media terdiri dari 2 tahap, yaitu:

1) Tahap I
Pada tahap ini dinilai dengan memfokuskan pada kesesuaian SK dan KD,
kelayakan penyajian secara umum.
Data penilaian tahap I dianalisis menggunakan rumus
K=

Σni
N

x 100%

Keterangan:
K

= persentase

∑ ni = jumlah jawaban ya/ sesuai/ ada
N

= jumlah skor total

Modul IPA terpadu dinyatakan lolos penilaian tahap ini apabila semua butir
dalam lembar validasi mendapat “nilai atau respon positif (Ya/ Ada/ Sesuai) dengan
persentase 100%. Jika terdapat butir yang dijawab negative atau persentase yang
dihasilkan < 100%, modul IPA terpadu dinyatakan tidak lolos.
2) Tahap II
Pada tahap ini dinilai dengan memfokuskan pada komponen kelayakan isi,
kebahasaan dan penyajian. Modul divalidasi kembali secara lebih komprehensif
dan mendalam menggunakan lembar validasi tahap II.

26

Data-data

yang diperoleh

dianalisis

secara

deskriptif persentase,

menggunakan rumus sebagai berikut:
K=

Σni
N

x 100%

Keterangan:
K

= persentase skor yang diperoleh

∑ni = Jumlah skor yang diperoleh
N

= Jumlah skor maksimal

Tabel 3.1 Kriteria Persentase Skor Penilaian Berdasarkan BSNP.
Interval % skor
81,25%