Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha Mahasiswa S1 IPB di Bidang Wisata Alam

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT
BERWIRAUSAHA MAHASISWA S1 IPB DI BIDANG
WISATA ALAM

ANDI DICKY PRADIPTA

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Minat Berwirausaha Mahasiswa S1 IPB di Bidang Wisata Alam
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Januari 2015

Andi Dicky Pradipta
NIM. E34100025

ABSTRAK
ANDI DICKY PRADIPTA. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat
Berwirausaha Mahasiswa S1 IPB di Bidang Wisata Alam. Dibimbing oleh E.K.S.
HARINI MUNTASIB dan HENY K. DARYANTO.
Perguruan tinggi saat ini dituntut lebih mempersiapkan mahasiswanya
untuk menjadi wirausaha (job creator), tidak hanya sebagai job seeker. Institut
Pertanian Bogor (IPB) mempunyai visi menjadi perguruan tinggi dengan karakter
kewirausahaan yang diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang dapat
mengelola sumberdaya alam Indonesia dengan baik, salah satunya di bidang
wisata alam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui minat
berwirausaha mahasiswa IPB di bidang wisata alam dan mengidentifikasi faktorfaktor yang mempengaruhinya. Pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan kuesioner dan wawancara. Analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis inferensia (uji korelasi dan

regresi linear berganda). Hasil penelitian menunjukkan minat berwirausaha
mahasiswa termasuk dalam kategori baik dengan skor rata-rata 69.89 persen.
Hasil penelitian juga menunjukkan hampir seluruh mahasiswa (88%) menyatakan
berminat untuk berwirausaha di bidang wisata alam. Faktor-faktor yang
mempengaruhi minat berwirausaha adalah lingkungan keluarga, lingkungan
sosial, lingkungan pendidikan, dan pengalaman wirausaha.
Kata kunci:

lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan, lingkungan sosial,
minat berwirausaha, wisata alam
ABSTRACT

ANDI DICKY PRADIPTA. Determinant of IPB Undergraduate Student Interest
in Entrepreneurship in the field of Natural Tourism. Supervised by E.K.S.
HARINI MUNTASIB and HENY K. DARYANTO.
Nowdays colleges are required to prepare students to be an entrepreneurs
(job creator), not just as a job seeker. Bogor Agricultural University (IPB) has a
vision to be an university with an entrepreneurial character to produce graduates
who can manage natural resources well, one of them for natural tourism. The aims
of these research were to knowing about IPB students interest in entrepreneurship

and to identify the factors that influence it. Data collection in this research used a
questioner and interview method. Analysis technique in this research used
descriptive analysis and inferential analysis (correlation test and multiple linear
regression). The result of this research showed that student interested in
entrepreneurship, which is known that in good category has average score 69.89
percent. Result of this research also showed that almost students (88%) expressed
interest in entrepreneurship in the field of natural tourism. The factors that affect
of entrepreneurial interest is family environment, social environment, educational
environment, and entrepreneurship experience.
Keywords:
educational environment, entrepreneurial interest, family
environment, natural toursim, social environment

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT
BERWIRAUSAHA MAHASISWA S1 IPB DI BIDANG
WISATA ALAM

ANDI DICKY PRADIPTA
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

Judul Skripsi : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha
Mahasiswa S1 IPB di Bidang Wisata Alam
Nama
: Andi Dicky Pradipta
NIM
: E34100025

Disetujui oleh

Prof Dr E.K.S Harini Muntasib, MS

Pembimbing I

Dr Ir Heny K. Daryanto, MEc
Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Sambas Basuni, MS
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah berjudul Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Minat Berwirausaha Mahasiswa S1 IPB di Bidang Wisata Alam
berhasil diselesaikan. Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof Dr E.K.S Harini
Muntasib, MS dan Dr Ir Heny K Daryanto, MEc sebagai dosen pembimbing yang
telah memberikan banyak masukan selama proses penelitian dan penulisan skripsi
ini. Penghargaan penulis sampaikan kepada seluruh dosen Departemen

Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata yang telah memberikan banyak
ilmu dan pemahamannya kepada penulis.
Ungkapan terima kasih secara khusus disampaikan kepada Ayah, Ibu dan
seluruh keluarga atas kasih sayang dan dukungan dalam bentuk moril maupun
materil. Terima kasih juga disampaikan kepada teman-teman KSHE Angkatan 47,
BEM KM IPB dan saudara seperantauan IKAMI 47 (Muhammad Yunus
Djamaluddin, Ridha Vivianti Sam Achmad, Wa Ode Sofia Zahrah, Nurrahma Sri
Fitayani, Ika Inayah, dan Nardi Norman Najib) yang selalu memberikan semangat
dan dukungan selama masa studi di IPB dan dalam penyelesaian tugas akhir.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Bogor, Januari 2015

Andi Dicky Pradipta

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Kerangka Pemikiran
METODE
Lokasi dan Waktu
Metode Pengumpulan Data
Metode Pengambilan Sampel
Pengolahan dan Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Minat Berwirausaha
Minat Berwirausaha di Bidang Wisata Alam
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Minat Berwirausaha
di Bidang Wisata Alam
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha di Bidang
Wisata Alam
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vii
vii
vii
1
1
2
2
3
3
4
4
4
5
5
7
7
8
9

15
16
16
17
17
19

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

13
14

Komposisi jumlah sampel pada masing-masing fakultas
Pendapat mahasiswa terkait minat berwirausaha
Kategori menurut minat berwirausaha
Hubungan karakteristik individu dengan minat berwirausaha
Hubungan karakteristik keluarga dengan minat berwirausaha
Kategori menurut lingkungan keluarga
Hubungan lingkungan keluarga dengan minat berwirausaha
Kategori menurut lingkungan pendidikan
Hubungan lingkungan pendidikan dengan minat berwirausaha
Kategori menurut lingkungan sosial
Hubungan lingkungan sosial dengan minat berwirausaha
Kategori menurut mata kuliah di IPB
Hubungan mata kuliah di IPB dengan minat berwirausaha
Faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha di bidang wisata alam

6
7

8
9
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15

DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pemikiran penelitian
2 Persentase jumlah mahasiswa IPB yang berminat berwirausaha
di bidang wisata alam

4
8

DAFTAR LAMPIRAN
1 Sebaran karakteristik individu
2 Sebaran karakteristik keluarga

19
20

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Potensi sumberdaya alam berupa hutan dan laut dengan segala keindahan
alam flora, fauna dan ekosistemnya yang dimiliki Indonesia, berpotensi
dikembangkan lebih lanjut untuk keperluan wisata. Sebagai negara kepulauan
terbesar di dunia, Indonesia memiliki 13 466 pulau termasuk lima pulau besar
dengan dengan total garis pantai sepanjang 99 093 Km. Berdasarkan data
Kementerian Kehutanan tahun 2012, Indonesia memiliki kawasan hutan dengan
luas 134 290 240.94 Ha, yang memiliki potensi beragam flora dan fauna endemik
serta bentang alam yang unik berupa gunung, danau, sungai dan karst. Selain itu,
Indonesia dengan penduduk terbesar juga mempunyai 1 128 suku bangsa dengan
beragam bahasa, budaya, dan kesenian yang khas. Semua ini merupakan potensi
alam dan budaya yang dimiliki Indonesia dan dapat dikembangkan menjadi suatu
daya tarik wisata untuk kepentingan pembangunan nasional.
Institut Pertanian Bogor (IPB) sebagai perguruan tinggi berbasis
sumberdaya alam, diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang dapat
mengelola sumberdaya alam Indonesia dengan baik, salah satunya di bidang
wisata alam. Lulusan IPB diharapkan mampu mengambil peran dalam mengelola
sumberdaya pertanian secara luas, termasuk kehutanan, perikanan, kelautan,
peternakan, dan teknologinya secara mandiri untuk keperluan wisata alam,
sehingga akan semakin banyak pelaku usaha yang dapat memanfaatkan potensi
sumberdaya alam yang dimiliki Indonesia secara optimal. Kegiatan usaha wisata
alam yang dimaksud dapat berupa penyedia layanan wisata, transportasi,
akomodasi dan penginapan, tempat makan, biro perjalanan wisata (travel agent),
dan penyedia souvenir atau buah tangan.
Perguruan tinggi saat ini dituntut lebih mempersiapkan mahasiswanya
untuk menjadi wirausaha (job creator), tidak hanya sebagai job seeker (Siswoyo
2009). Hal ini dilakukan karena melihat tingginya angka pengangguran pada
lulusan perguruan tinggi. Ciputra dalam Siswoyo (2009) menyatakan agar
mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu jangan hanya diajarkan bagaimana bisa
bekerja dengan baik, tetapi harus dipacu untuk bisa menjadi pemilik dari usahausaha yang sesuai dengan latar belakang ilmu yang mereka miliki. Lebih lanjut
Ciputra menyatakan pendidikan kewirausahaan seharusnya membekali mahasiswa
untuk menjadi mandiri dan tidak berorientasi menjadi pencari kerja ketika para
mahasiswa menyelesaikan studinya.
Institut Pertanian Bogor telah menyadari pentingnya mengembangkan jiwa
kewirausahaan (entrepreneurship) mahasiswa. Hal ini terlihat dari visi Institut
Pertanian Bogor tahun 2013-2018 yang diacu dalam Buku Program Panduan
Sarjana tahun 2013, yaitu “Menjadi perguruan tinggi berbasis riset kelas dunia
dengan kompetensi utama pertanian tropika dan biosains serta berkarakter
kewirausahaan”. Implementasi visi ini terlihat dengan adanya mata kuliah wajib
kewirausahaan untuk mahasiswa tingkat persiapan bersama. Setiap tahunnya IPB
juga melaksanakan program-program untuk mendorong minat mahasiswa untuk
menjadi wirausahawan, seperti Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan
(PKMK), dan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW).

2

Berdasarkan data dari Direktorat Pengembangan Karir dan Hubungan
Alumni (DPKHA) IPB tahun 2013, setiap tahun jumlah mahasiswa IPB yang
berwirausaha semakin bertambah. Hal ini menunjukkan minat mahasiswa IPB
untuk berwirausaha semakin meningkat. Penelitian sebelumnya yang dilakukan
Ilham (2012) menyatakan bahwa keinginan seseorang untuk berwirausaha
dipengaruhi oleh faktor pribadi dan faktor lingkungan. Faktor pribadi meliputi
karakteristik individu dan karakteristik keluarga. Faktor lingkungan meliputi
lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan, dan lingkungan sosial. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui minat mahasiswa S1 IPB untuk berwirausaha di
bidang wisata alam dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Rumusan Masalah
Industri yang berkembang saat ini belum dapat menyerap ribuan sarjana
muda yang muncul setiap tahunnya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik,
tingkat pengangguran per-Februari 2013 adalah 7.17 juta orang atau 5.92% dari
jumlah angkatan kerja di Indonesia yang mencapai 121.2 juta orang. Sementara
pengangguran sarjana atau lulusan universitas per-Februari 2013 mencapai 360
ribu orang atau 5.04% dari total pengangguran. Data ini menjelaskan bahwa
tingkat pertumbuhan lapangan pekerjaan tidak sebanding dengan bertambahnya
jumlah sarjana yang setiap tahun semakin meningkat. Sehingga saat ini perguruan
tinggi dituntut untuk lebih mempersiapkan mahasiswa menjadi wirausaha (job
creator), tidak hanya sebagai job seeker.
Institut Pertanian Bogor sebagai salah satu perguruan tinggi negeri telah
berupaya untuk mendorong minat berwirausaha mahasiswa, salah satunya dengan
menyelenggarakan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) untuk menjaring
potensi wirausaha di kalangan mahasiswa agar kelak bisa berkarir sebagai seorang
wirausahawan. Saat ini kewirausahaan yang sudah dikembangkan oleh mahasiswa
IPB adalah usaha pembudidayaan ternak, perikanan, dan hortikultura, sedangkan
usaha yang bergerak di bidang wisata alam masih sedikit. Padahal Indonesia
memiliki potensi wisata alam yang melimpah. IPB juga telah memiliki mata
kuliah Rekreasi Alam dan Ekowisata yang memberikan pengetahuan kepada
mahasiswa untuk dapat mengembangkan potensi alam untuk keperluan wisata.
Sehingga mahasiswa IPB yang telah mendapatkan mata kuliah Pengantar
Kewirausahaan dan mata kuliah Rekreasi Alam dan Ekowisata diharapkan dapat
mulai mengembangkan kewirausahaan di bidang wisata alam.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana minat berwirausaha mahasiswa S1 IPB di bidang wisata alam.
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa S1 IPB untuk
berwirausaha di bidang wisata alam.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui minat berwirausaha mahasiswa S1 IPB di bidang wisata alam.
2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa S1 IPB
untuk berwirausaha di bidang wisata alam.

3

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan khususnya kepada
Institut Pertanian Bogor dan perguruan tinggi seluruh Indonesia pada umumnya.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada seluruh perguruan
tinggi di Indonesia agar dapat mendorong minat berwirausaha mahasiswa.
Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai bahan informasi dan bahan rujukan
bagi pihak-pihak yang berkepentingan
Kerangka Pemikiran
Salah satu peranan perguruan tinggi dalam mendorong pertumbuhan
kewirausahaan adalah dengan pendidikan kewirausahaan (Yohnson 2003).
Peningkatan wirausaha dari kalangan sarjana akan mengurangi jumlah
pengangguran dan menambah jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia. Sehingga
saat ini diperlukan peningkatan minat mahasiswa untuk berwirausaha. Minat
seseorang terhadap suatu obyek diawali dari perhatian seseorang terhadap obyek
tersebut. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan tumbuh dan berkembang
sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Minat dapat berubah-ubah
tergantung dari faktor-faktor yang mempengaruhinya di antaranya adalah faktor
lingkungan.
Yuwono et al. (2008) menyatakan bahwa minat merupakan rasa tertarik
seseorang untuk melakukan kegiatan usaha yang mandiri dengan keberanian
mengambil resiko. Minat berwirausaha yang tinggi dapat berarti kesadaran
wirausaha pada diri individu telah melekat kuat, sehingga individu lebih banyak
perhatian dan lebih senang melakukan kegiatan wirausaha. Penelitian sebelumnya
yang dilakukan Ilham (2012) menyatakan bahwa keinginan seseorang untuk
berwirausaha dipengaruhi oleh faktor pribadi dan faktor lingkungan. Faktor
pribadi meliputi karakteristik individu dan karakteristik keluarga. Faktor
lingkungan meliputi lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan, dan lingkungan
sosial.
Karakteristik individu terdiri dari jenis kelamin, usia, suku, dan
pengalaman berwirausaha. Karakteristik keluarga terdiri dari pekerjaan orangtua
dan pendidikan orangtua. Lingkungan keluarga terdiri dari sosial keluarga dan
ekonomi keluarga. Lingkungan pendidikan terdiri dari kegiatan akademik dan
kegiatan sosial. Lingkungan sosial terdiri dari teman, dosen, dan masyarakat.
Mata kuliah di kampus juga dapat mempengaruhi minat berwirausaha mahasiswa,
seperti Mata Kuliah Pengantar Kewirausahaan dan Mata Kuliah Rekreasi Alam
dan Ekowisata.
Penelitian sebelumnya (Indarti dan Rostiani 2008) menunjukkan bahwa
faktor demografi seperti gender, latar belakang pendidikan, serta latar belakang
orang tua mempunyai pengaruh terhadap intensi remaja untuk menjadi wirausaha.
Sukmana (2008) menemukan mahasiswa yang memiliki orangtua pengusaha
memiliki motivasi kewirausahaan lebih tinggi dibandingkan mahasiswa yang
bukan pengusaha. Lingkungan sosial menurut Suryana (2006) berpengaruh
terhadap pengembangan minat wirausaha mahasiswa. Secara sistematis faktorfaktor yang mempengaruhi minat berwirausaha mahasiswa digambarkan pada
kerangka pemikiran berikut.

4

-

Karakteristik
Mahasiswa:
- Jenis kelamin
- Usia
- Suku
- Pengalaman wirausaha

-

Karakteristik
Keluarga:
- Pekerjaan orang tua
- Pendidikan orang tua

-

Lingkungan:
Lingkungan Keluarga
- Sosial keluarga
- Ekonomi keluarga
Lingkungan Pendidikan
- Kegiatan akademik
- Kegiatan sosial
Lingkungan Sosial
- Teman
- Dosen
- Masyarakat

Mata Kuliah di
IPB:
Mata Kuliah
Rekreasi Alam dan
Ekowisata
Mata Kuliah
Pengantar
Kewirausahaan

-

Minat Wirausaha
Wisata Alam
Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian

METODE
Lokasi dan Waktu
Penelitian dilaksanakan di kampus Institut Pertanian Bogor (IPB)
Dramaga Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pengumpulan data dilakukan selama satu
bulan, pada bulan Juli dan bulan Agustus 2014.
Metode Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini didapatkan dengan cara berikut:
a. Wawancara, yaitu memberikan pertanyaan terstruktur kepada responden
dengan menggunakan kuesioner. Pertanyaan di kuesioner meliputi data
karakteristik individu, karakterisik keluarga, lingkungan keluarga, lingkungan
pendidikan, lingkungan sosial, mata kuliah di IPB dan minat berwirausaha di
bidang wisata alam.
b. Studi pustaka, yaitu melakukan penelaahan bahan pustaka sebagai referensi,
sekaligus mengumpulkan data relevan dengan obyek penelitian.
Metode Pengambilan Sampel
Sampel yang diambil dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive
Sampling. Purposive sampling digunakan karena penentuan sampel dilakukan
dengan pertimbangan khusus sehingga layak dijadikan sampel. Populasi dari
penelitian ini terdiri dari mahasiswa peserta Mata Kuliah Rekreasi Alam dan

5

Ekowisata tiga semester, yaitu semester ganjil tahun ajaran 2012/2013, semester
genap tahun ajaran 2012/2013, dan semester ganjil tahun ajaran 2013/2014
dengan jumlah total 751 mahasiswa dari berbagai fakultas di IPB.
Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini menggunakan hasil
perhitungan Slovin, dengan rumus :

Keterangan:
n
= ukuran sampel
N
= ukuran populasi
e
= persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang masih dapat ditolerir atau yang diinginkan (10%).
Dengan toleransi kesalahan 10 persen maka diperoleh sampel dengan
jumlah 88.25 = 89 orang responden (Bungin 2011). Kemudian dilanjutkan dengan
pengambilan sampel proporsi untuk mengetahui jumlah sampel yang akan diambil
dari masing-masing fakultas. Komposisi jumlah sampel untuk masing-masing
fakultas ditampilkan pada Tabel 1.

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Tabel 1 Komposisi jumlah sampel pada masing-masing fakultas
Jumlah
Fakultas
Jumlah Populasi
Responden
Pertanian
150
18
Kedokteran hewan
Perikanan dan ilmu kelautan
34
4
Peternakan
Kehutanan
279
33
Teknologi pertanian
Matematika dan ilmu
1
7
pengetahuan alam
Ekonomi dan manajemen
112
13
Ekologi manusia
169
20
Jumlah
751
89
Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan analisis
inferensia (uji korelasi dan uji regresi linear berganda). Data yang dikumpulkan
dari kuesioner dan wawancara diolah melalui proses editing, coding, scoring,
entry data, cleaning data, dan analize data. Data tersebut diolah dan dianalisis
menggunakan program Microsoft Excel 2007 dan SPSS 16.00.
Data yang telah terkumpul kemudian dilakukan skala pengukuran dan
pemberian skor. Selanjutnya dilakukan penjumlahan skor setiap variabel untuk
mengkategorikan variabel tersebut sesuai jumlah skornya. Pengkategorian yang
digunakan adalah interval kelas dengan kategori rendah/ kurang baik (0 – 33,33),
sedang/ cukup baik (33,34 – 66,67), tinggi/ baik (66,68 – 100) (Bungin 2011).

6

Data yang telah diskoring kemudian dilakukan uji statistik untuk melihat
hubungan dan pengaruh antara variabel-variabel penelitian. Selanjutnya analisis
data terbagi dua, analisis deskriptif untuk mengetahui minat berwirausaha dan
analisis inferensia untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat
berwirausaha. Analisis inferensia yang digunakan pada penelitian yaitu uji
korelasi spearman, dan uji regresi linear berganda.
Analisis deskriptif kualitatif
Data yang terkumpul dari hasil kuesioner dan wawancara, kemudian
ditampilkan dalam bentuk tabel, grafik, atau diagram, dan kemudian dianalisis
lebih lanjut menggunakan analisis deskriptif untuk mengetahui persentase minat
mahasiswa IPB untuk berwirausaha di bidang wisata alam.
Uji korelasi Spearman
Variabel yang diuji adalah hubungan antara karakteristik individu (jenis
kelamin, usia, suku, pengalaman wirausaha), karakteristik keluarga (pendidikan
orangtua, pekerjaan orangtua), lingkungan keluarga (sosial keluarga, ekonomi
keluarga), lingkungan pendidikan (kegiatan akademik, kegiatan sosial),
lingkungan sosial (teman, dosen, masyarakat), dan mata kuliah di IPB (Mata
Kuliah Pengantar Kewirausahaan, Mata Kuliah Rekreasi Alam dan Ekowisata)
dengan minat berwirausaha mahasiswa.
Uji regresi linear berganda
Metode regresi yang digunakan adalah metode enter. Uji regresi linear
berganda digunakan untuk melihat pengaruh karakteristik individu, karakteristik
keluarga, lingkungan pendidikan, lingkungan sosial, dan mata kuliah di IPB
terhadap minat berwirausaha mahasiswa IPB.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y=

α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + β7X7 + β8X8 +
y1D1 + y2D2 + y3D3 + y4D4 + y5D5 + Ɛ

Keterangan:
Y
= Minat kewirausahaan (skor)
α
= Konstanta
β(1-6) = Koefisien regresi
X1
= Lingkungan keluarga (skor)
X2
= Lingkungan pendidikan (skor)
X3
= Lingkungan sosial (skor)
X4
= Pengalaman wirausaha
X5
= Pendidikan ayah

X6
X7
y(1-5)
D1
D2
D3
D4
Ɛ

= Pendidikan ibu
= Mata Kuliah di IPB (skor)
= Koefisien dummy
= Jenis kelamin
= Suku
= Pekerjaan ayah
= Pekerjaan ibu
= Error

7

HASIL DAN PEMBAHASAN
Minat Berwirausaha
Minat berwirausaha yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah minat
berwirausaha di bidang wisata alam. Yuwono et al. (2008) menyebutkan tiga
aspek minat pada diri seseorang, yaitu (a) dorongan dari dalam untuk memenuhi
kebutuhan diri sebagai sumber penggerak untuk melakukan sesuatu, (b)
kebutuhan untuk berhubungan dengan lingkungan sosialnya yang akan
menentukan posisi individu dalam lingkungannya, dan (c) perasaan individu
terhadap suatu pekerjaan yang dilakukannya.
Minat berwirausaha mahasiswa
Minat berwirausaha adalah rasa ketertarikan seseorang untuk melakukan
kegiatan usaha yang mandiri dengan keberanian mengambil resiko (Yuwono
2008). Ilham (2012) dalam penelitian sebelumnya, mengidentifikasi minat
berwirausaha mahasiswa berdasarkan beberapa indikator seperti, ingin memiliki
penghasilan tinggi namun tidak tetap, pernah mengikuti mata kuliah dan seminar
berwirausaha, suka membuat sesuatu untuk dijual, ingin waktu kerja yang
fleksibel, ingin menciptakan lapangan kerja, ingin mengatur pekerjaan dan kantor
sendiri, dan suka mendengar kisah sukses usaha orang lain. Pendapat mahasiswa
IPB terkait minat berwirausaha dapat dilihat pada Tabel 2.

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Tabel 2 Pendapat mahasiswa terkait minat berwirausaha
Indikator Minat
Persentase (%)
Ingin memiliki penghasilan yang tinggi meski tidak
66.44
tetap
Sering mengikuti seminar kewirausahaan
41.58
Menikmati mata kuliah kewirausahaan
85.91
Suka membuat sesuatu untuk dijual
73.29
Ingin bisa mengatur waktu dan diri sendiri
99.33
Ingin jam kerja yang fleksibel dan lebih pendek
95.27
Ingin membantu orang lain dengan menciptakan
97.30
lapangan kerja baru
Suka pekerjaan yang memungkinkan menjalankan
100.00
tanggung jawab terhadap keluarga dan kerja
Ingin mengatur pekerjaan dan kantor sendiri
93.96
Suka mendengar kisah sukses orang lain yang memiiki
98.65
usaha sendiri

Berdasarkan Tabel 2, diketahui hampir seluruh mahasiswa ingin bisa
mengatur waktu dan diri sendiri (99.33%), ingin jam kerja yang fleksibel dan
lebih pendek (95.27%), ingin membantu orang lain dengan menciptakan lapangan
kerja baru (97.30%), ingin mengatur pekerjaan dan kantor sendiri (93.96%), suka
mendengar kisah sukses orang lain yang memiliki usaha sendiri (98.65%), dan
seluruh contoh (100%) suka pekerjaan yang memungkinkan menjalankan
tanggung jawab terhadap keluarga dan kerja.

8

Yuwono et al. (2008) menyatakan bahwa minat adalah gejala psikis yang
berkaitan dengan objek atau aktivitas yang menstimulir perasaan senang pada
individu. Hasil kategori menurut minat berwirausaha mahasiswa dapat dilihat
pada Tabel 3.
Tabel 3 Kategori menurut minat berwirausaha
Total
Minat Berwirausaha
N
%
Rendah (66.7)
45
50.6
Total
89
100
Rataan ± SB (Indeks)
69.89 ± 11.22
Hasil kategori dalam penelitian ini menunjukkan mahasiswa IPB memiliki
minat berwirausaha dengan skor rata-rata 68.89 persen yang artinya sebagian
besar mahasiswa IPB memiliki dorongan dan minat untuk berwirausaha yang
terkategori tinggi. Yuwono et al. (2008) menyatakan bahwa seseorang yang
memiliki minat berwirausaha adalah orang yang memiliki rasa ketertarikan yang
tinggi untuk melakukan kegiatan usaha yang mandiri dengan keberanian
mengambil resiko.
Minat berwirausaha di bidang wisata alam
Tingginya potensi sumberdaya alam yang dimiliki Indonesia dapat
dijadikan sebagai peluang untuk berwirausaha di bidang wisata alam. Perguruan
tinggi diharapkan dapat memberikan dorongan dan pengetahuan kepada
mahasiswa untuk dapat berwirausaha secara mandiri dan dapat memanfaatkan
potensi sumberdaya alam untuk keperluan wisata alam. Siswoyo (2009)
menyatakan bahwa di negara maju pertumbuhan jumlah wirausaha telah
menyebabkan peningkatan perekonomian yang luar biasa. Persentase jumlah
mahasiswa IPB yang berminat untuk berwirausaha di bidang wisata alam
digambarkan pada Gambar 2.

Gambar 2

Persentase jumlah mahasiswa IPB yang berminat untuk
berwirausaha di bidang wisata alam

9

Sebagian besar mahasiswa (88%) menyatakan berminat untuk
berwirausaha di bidang wisata alam dengan beberapa alasan yaitu peluang wisata
alam sangat diminati, banyaknya potensi tempat wisata yang belum dioptimalkan,
melihat prospek yang menjanjikan, melihat potensi di daerah yang sangat baik
untuk dikembangkan, masih sedikitnya pelaku usaha di bidang wisata alam,
mempunyai hobi berwisata alam, hingga ingin sekedar menambah penghasilan.
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa IPB memiliki ketertarikan
yang tinggi untuk melakukan kegiatan usaha yang mandiri yang bergerak di
bidang wisata alam. Sutjipto (2002) menyatakan individu yang mempunyai minat
pada suatu kegiatan akan melakukan lebih giat daripada kegiatan yang tidak
diminati.
Sedangkan sebanyak 12 persen mahasiswa menyatakan tidak berminat
untuk berwirausaha di bidang wisata alam (Gambar 2) dengan beberapa alasan
yaitu memiliki minat di bidang lain, bukan tipe wirausahawan, merasa kurang
mempunyai kemampuan dalam berwirausaha, tidak mempunyai modal, hingga
merasa kurang memahami konsep wirausaha di bidang wisata alam. Qomarun
(2000) menyatakan bahwa seseorang yang tidak berminat berwirausaha
bersumber pada kehidupan yang penuh keragu-raguan, tanpa orientasi tegas, tidak
percaya pada diri sendiri, tidak berdisiplin, dan mentalitas yang mengabaikan
tanggung jawab.
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Minat Berwirausaha di Bidang
Wisata Alam
Faktor-faktor yang berhubungan dengan minat berwirausaha di bidang
wisata alam yang diteliti dalam penelitian ini adalah karakteristik individu,
karakteristik keluarga, lingkunga keluarga, lingkungan pendidikan, lingkungan
sosial, dan mata kuliah di IPB.
Karakteristik individu
Mahasiswa yang menjadi responden berjumlah 89 orang yang terdiri dari
50.56 persen mahasiswa laki-laki dan 49.44 persen mahasiswa perempuan dari
angkatan 46 hingga angkatan 49. Mahasiswa dalam penelitian ini memiliki usia
antara 18 tahun hingga 24 tahun dengan rataan 20.6 tahun. Sebagian besar
mahasiswa dalam penelitian ini berasal dari suku Jawa (42.71%) dan Sunda
(32.58%), dan sebagian besar mahasiswa (58.43%) pernah memiliki pengalaman
berwirausaha sebelumnya. Hubungan antara karakteristik individu dengan minat
berwirausaha ditampilkan pada Tabel 4.
Tabel 4 Hubungan antara karakteristik individu dan minat berwirausaha
Karakterisitik Individu
Minat berwirausaha (r)
Jenis Kelamin
0.040
Usia
0.037
Suku
0.002
Pengalaman
0.459***
Keterangan: *** = nyata pada p ≤ 0.01, ** = nyata pada p ≤ 0.05, * = nyata pada p ≤ 0.10

10

Dari hasil uji korelasi (Tabel 4) diketahui bahwa pengalaman
berwirausaha berhubungan positif dan nyata dengan minat berwirausaha, yang
artinya mahasiswa yang mempunyai pengalaman wirausaha sebelumnya akan
memiliki minat berwirausaha yang lebih tinggi dan memiliki peluang untuk
berwirausaha kembali. Menurut Suhardi et al. (2007), wirausaha yang memiliki
usaha maju saat ini bukanlah usaha pertama kali yang dimiliki, kegagalan
sebelumnya tidak melunturkan semangat namun membuatnya lebih gigih.
Karakteristik keluarga
Tingkat pendidikan ayah dalam penelitian ini paling banyak (41.57%)
adalah lulusan Sarjana (S1), dan tingkat pendidikan ibu paling banyak (41.57%)
adalah lulusan SMA. Pekerjaan ayah paling banyak adalah Non-Wirausaha
(78.65%), pekerjaan utama ibu paling banyak (89.89%) juga Non-wirausaha.
Menurut Nitisusastro (2010), sebagian besar wirausaha yang saat ini sukses
dibesarkan oleh orangtua yang juga wirausaha karena dapat meneruskan usaha
keluarga. Hubungan antara karakteristik keluarga dengan minat berwirausaha
ditampilkan pada Tabel 5.
Tabel 5 Hubungan antara karakteristik keluarga dan minat berwirausaha
Karakterisitik Keluarga
Minat Berwirausaha (r)
Pendidikan Ayah
-0.171
Pendidikan Ibu
0.022
Pekerjaan Ayah
0.090
Pekerjaan Ibu
0.107
Keterangan: *** = nyata pada p ≤ 0.01, ** = nyata pada p ≤ 0.05, * = nyata pada p ≤ 0.10

Hasil uji korelasi (Tabel 5) menunjukkan tidak ada satupun karakteristik
keluarga yang berhubungan nyata dengan minat berwirausaha, artinya bahwa
pendidikan orangtua dan pekerjaan orangtua tidak memiliki hubungan dengan
minat berwirausaha. Mahasiswa yang orangtuanya wirausaha maupun nonwirausaha, tidak memiliki hubungan dengan minat berwirausaha mahasiswa.
Begitu juga dengan pendidikan orangtua, orangtua yang berpendidikan SD atau
orangtua yang berpendidikan sarjana tidak memiliki hubungan dengan minat
berwirausaha mahasiswa.
Lingkungan keluarga
Menurut Sutanto (2002) seorang anak perlu diberikan pendidikan
berwirausaha oleh keluarga sejak anak duduk di bangku sekolah dasar oleh karena
hakekat entrepreneur dapat melatih anak lebih mandiri, jeli melihat peluang
sehingga mempunai daya cipta yang lebih tinggi. Hasil penelitian pada Tabel 6
menunjukkan sebanyak 80.9 persen mahasiswa memiliki lingkungan keluarga
dengan kategori baik. Hasil perhitungan kategori memiliki skor rata-rata 78.89
persen dengan simpangan baku ± 11.51 persen yang menunjukkan lingkungan
keluarga mahasiswa secara keseluruhan termasuk kategori baik. Lingkungan
keluarga yang baik menunjukkan kondisi sosial keluarga yang baik dan keadaan
ekonomi keluarga yang baik. Keluarga dapat memberikan teladan yang baik,
keluarga mendorong untuk sukses, keluarga selalu menjadi inspirasi dalam
menjalani aktivitas, keluarga memiliki penghasilan yang cukup untuk pendidikan

11

dan kebutuhan sehari-hari. Kategori menurut lingkungan keluarga dapat dilihat
pada Tabel 6.
Tabel 6 Kategori menurut lingkungan keluarga
Total
Lingkungan Keluarga
N
%
Kurang Baik (66.7)
72
80.9
Total
89
100.0
Rataan ± SB (Indeks)
78.89 ± 11.51
Sutanto (2002) seorang anak perlu diberikan pendidikan berwirausaha oleh
keluarga sejak anak duduk di bangku sekolah dasar oleh karena hakekat
entrepreneur dapat melatih anak lebih mandiri, jeli melihat peluang sehingga
mempunai daya cipta yang lebih tinggi. Untuk melihat hubungan antara
lingkungan keluarga dengan minat berwirausaha, maka dilakukan uji korelasi.
Hubungan antara lingkungan keluarga dengan minat berwirausaha dapat dilihat
pada Tabel 5.
Tabel 7 Hubungan antara lingkungan keluarga dan minat berwirausaha
Lingkungan Keluarga
Minat Berwirausaha (r)
Sosial Keluarga
0.440***
Ekonomi Keluarga
0.189*
Keterangan: *** = nyata pada p ≤ 0.01, ** = nyata pada p ≤ 0.05, * = nyata pada p ≤ 0.10

Hasil uji korelasi menunjukkan semua variabel lingkungan keluarga
berhubungan positif dan nyata dengan minat berwirausaha (Tabel 7). Korelasi
terbesar pada lingkungan keluarga adalah variabel sosial keluarga, yang artinya
semakin baik kondisi sosial keluarga mahasiswa, maka akan semakin baik minat
berwirausaha mahasiswa di bidang wisata alam. Begitu juga dengan keadaan
ekonomi keluarga, yaitu semakin baik keadaan ekonomi keluarga, maka akan
semakin baik minat berwirausaha mahasiswa di bidang wisata alam. Alma (2009)
menyatakan bahwa lingkungan keluarga terutama orang tua berperan sebagai
pengarah bagi masa depan anaknya, oleh karena itu, orang tua secara tidak
langsung dapat mempengaruhi minat pekerjaan anak di masa yang akan datang,
termasuk dalam hal berwirausaha.
Lingkungan pendidikan
Lingkungan pendidikan universitas merupakan proses interaksi yang
mencakup pengembangan kompetensi akademis dan intelektual, membangun dan
memelihara hubungan interpersonal, mengembangkan sebuah identitas,
menentukan gaya karir dan kehidupan, menjaga kesehatan diri dan pribadi, serta
mengembangkan filosofi hidup terpadu untuk menentukan keberhasilan saat di
universitas (Prasetyo 2005). Kategori menurut lingkungan pendidikan mahasiswa
ditampilkan pada Tabel 8.

12

Tabel 8 Kategori menurut lingkungan pendidikan
Total
Lingkungan Pendidikan
N
Kurang Baik (66.7)
10
Total
89
Rataan ± SB (Indeks)
44.38 ± 19.47

%
28.0
61.8
11.2
100.0

Hasil penelitian pada Tabel 8 menunjukkan sebanyak 61.8 persen
mahasiswa terkategori cukup baik, sebanyak 28.0 persen mahasiswa terkategori
Kurang Baik, dan sebanyak 11.2 persen mahasiswa terkategori Baik. Hal ini
menunjukkan aktivitas mahasiswa di kampus cenderung baik dan positif. Hasil
hitungan kategori menurut lingkungan pendidikan total memiliki nilai rata-rata
44.38 persen dengan simpangan baku 19.47 persen. Hal ini menunjukkan secara
keseluruhan, mahasiswa memiliki lingkungan pendidikan yang cukup baik.
Lingkungan pendidikan dengan kategori cukup baik menunjukkan kegiatan
akademik dan kegiatan sosial mahasiswa di kampus cukup baik. Mahasiswa
sering melakukan diskusi kewirausahaan dengan dosen dan teman, mahasiswa
sering menghadiri seminar dan pelatihan kewirausahaan, mahasiswa senang
melakukan kegiatan usaha di lingkungan kampus, dan mahasiswa terus
mengembangkan jiwa wirausaha di lingkungan kampus.
Untuk melihat hubungan antara lingkungan pendidikan dengan minat
berwirausaha, maka dilakukan uji korelasi. Hubungan antara lingkungan
pendidikan dengan minat berwirausaha dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9 Hubungan antara lingkungan pendidikan dan minat berwirausaha
Lingkungan Pendidikan
Minat Berwirausaha (r)
Kegiatan Akademik
0.311***
Kegiatan Sosial
0.396***
Keterangan: *** = nyata pada p ≤ 0.01, ** = nyata pada p ≤ 0.05, * = nyata pada p ≤ 0.10

Hasil uji korelasi menunjukkan semua variabel lingkungan pendidikan
berhubungan nyata dan positif dengan minat berwirausaha pada semua mahasiswa
contoh (Tabel 9), yang artinya semakin baik lingkungan pendidikan mahasiswa,
maka semakin baik minat kewirausaaan mahasiswa di bidang wisata alam.
Suhardi et al (2007) menyatakan pendidikan berwirausaha dan peranan dosen
menjadi faktor penting dalam memotivasi, mengarahkan, dan mempersiapkan
calon sarjana agar mempunyai motivasi kuat, keberanian, kemampuan, serta
karakter pendukung lainnya dalam mendirikan usaha baru.
Lingkungan sosial
Santoso (2010) mengungkapkan bahwa kehidupan sosial merupakan
proses penyesuaian secara terus-menerus terhadap faktor-faktor eksternal. Jiwa
individu dapat dikembangkan melalui masyarakat di sekitarnya dan individu
selalu berada dalam tatar sosialnya. Kategori menurut lingkungan sosial
ditampilkan pada Tabel 10.

13

Tabel 10 Kategori menurut lingkungan sosial
Total
Lingkungan Sosial
N
%
Kurang Baik (66.7)
25
28.1
Total
89
100
Rataan ± SB (Indeks)
61.34 ± 12.06
Hasil penelitian pada Tabel 10 menunjukkan sebagian besar mahasiswa
(70.8%) memiliki lingkungan sosial total dengan kategori cukup baik, sebanyak
28.1 persen termasuk dalam kategori baik. Hasil kategori mahasiswa dalam
penelitian ini memiliki lingkungan sosial dengan skor rata-rata 61.34 persen
dengan simpangan baku 12.06 persen dan termasuk dalam kategori cukup baik.
Lingkungan sosial dengan kategori cukup baik menunjukkan mahasiswa
mendapatkan dukungan dari teman, dosen, dan masyarakat dengan cukup baik.
Teman-teman mendorong untuk berwirausaha bersama, dosen turut mendorong
agar menjadi wirausahawan, dan masyarakat sekitar sangat peduli dengan
pendidikan dan mendorong untuk sukses berwirausaha.
Untuk melihat hubungan antara lingkungan sosial dengan minat
berwirausaha, maka dilakukan uji korelasi. Hasil uji hubungan antara lingkungan
sosial dengan minat berwirausaha dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11 Hubungan antara lingkungan sosial dan minat berwirausaha
Lingkungan Sosial
Minat Berwirausaha (r)
Teman
0.489***
Dosen
0.423***
Masyarakat
0.348***
Keterangan: *** = nyata pada p ≤ 0.01, ** = nyata pada p ≤ 0.05, * = nyata pada p ≤ 0.10

Hasil uji korelasi menunjukkan semua variabel lingkungan sosial
berhubungan nyata dan bernilai positif dengan minat berwirausaha pada semua
mahasiswa contoh, yang artinya semakin baik teman, dosen, dan masyarakat
dalam mendukung minat berwirausah, maka semakin baik pula minat
berwirausahanya di bidang wisata alam (Tabel 11). Davidsson dan Honig (2003)
juga menyatakan bahwa seseorang yang memiliki teman dekat atau tetangga yang
berwirausaha memiliki peluang dua kali lipat untuk menjadi wirausaha baru.
Mata kuliah di IPB
Yohnson (2003) menyatakan bahwa faktor pendorong pertumbuhan
wirausaha di perguruan tinggi adalah pendidikan kewirausahaan. Mata kuliah di
IPB yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah mata kuliah pengantar
kewirausahaan dan mata kuliah rekreasi alam dan ekowisata. Hasil penelitian pada
Tabel 12 menunjukkan sebagian besar mahasiswa (68,5%) menyatakan mata
kuliah di IPB termasuk dalam kategori cukup baik. Hasil kategori dalam
penelitian ini menunjukkan mata kuliah di IPB memiliki skor rata-rata 67.42
persen dengan simpangan baku 10.88 persen dan termasuk dalam kategori Baik.

14

Hal ini menunjukkan bahwa Mata Kuliah Rekreasi Alam dan Ekowisata dan mata
kuliah Pengantar Kewirausahaan cukup baik dalam mendorong mahasiswa untuk
menjadi seorang wirausaha di bidang wisata alam yang dapat mengelola dan
mengembangkan sumberdaya alam untuk kegiatan wisata alam. Kategori menurut
mata kuliah di IPB ditampilkan pada Tabel 12.
Tabel 12 Kategori menurut mata kuliah di IPB
Total
Pengaruh MK di IPB
N
%
Kurang Baik (66.7)
28
31.5
Total
89
100
Rataan ± SB (Indeks)
67.42 ± 10.88
Mata kuliah di IPB termasuk dalam kategori cukup baik, hal ini
menunjukkan bahwa mata kuliah pengantar berwirausaha dan mata kuliah rekreasi
alam dan ekowisata cukup baik dalam mendorong minat mahasiswa untuk
berwirausaha. Proses pembelajaran mata kuliah pengantar kewirausahaan diisi
oleh nilai-nilai, semangat, jiwa, sikap dan perilaku agar memiliki pemikiran
kewirausahaan, dan akan mendukung untuk menjadi wirausaha. Proses
pembelajaran mata kuliah rekreasi alam dan ekowisata membekali mahasiswa
dengan teknik pembuatan program wisata alam, membuat paket wisata yang
menjual, memberikan praktek langsung kegiatan wisata alam, memberikan contoh
wirausaha yang sukses mengembangkan wisata alam, dan akan mendukung untuk
menjadi wirausaha di bidang wisata alam.
Untuk melihat hubungan antara mata kuliah di IPB dengan minat
berwirausaha, maka dilakukan uji korelasi. Hasil uji hubungan antara mata kuliah
di IPB dengan minat berwirausaha dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13 Hubungan antara mata kuliah di IPB dan minat berwirausaha
Mata Kuliah di IPB
Minat Berwirausaha (r)
MK. Pengantar Kewirausahaan
0.387***
MK. Rekreasi Alam dan Ekowisata
0.341***
Keterangan: *** = nyata pada p ≤ 0.01, ** = nyata pada p ≤ 0.05, * = nyata pada p ≤ 0.10

Hasil uji korelasi menunjukkan semua variabel mata kuliah di IPB
berhubungan nyata dan positif dengan minat berwirausaha mahasiswa di bidang
wisata alam (Tabel 13), yang artinya semakin baik mata kuliah Pengantar
Kewirausahaan dan mata kuliah Rekreasi Alam dan Ekowisata, maka akan
semakin baik minat berwirausaha mahasiswa di bidang wisata alam. Hal ini
menunjukkan bahwa mata kuliah di IPB memiliki hubungan dengan minat
berwirausaha mahasiswa. Semakin baik mata kuliah di IPB, maka semakin baik
pula minat berwirausaha mahasiswa di bidang wisata alam. Situmorang (2007)
menyatakan tujuan dari pendidikan kewirausahaan adalah mengembangkan
masyarakat berkewirausahaan (entreprising people) dan menanamkan sikap
percaya pada diri sendiri melalui proses belajar yang sesuai.

15

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha di Bidang
Wisata Alam
Yuwono et al. (2008) menyatakan minat berwirausaha adalah rasa tertarik
seseorang untuk melakukan kegiatan usaha yang mandiri dengan keberanian
mengambil resiko. Penelitian sebelumnya yang dilakukan Ilham (2012)
menyatakan bahwa keinginan seseorang untuk berwirausaha dipengaruhi oleh
faktor pribadi dan faktor lingkungan. Faktor pribadi meliputi karakteristik
individu dan karakteristik keluarga. Faktor lingkungan meliputi lingkungan
keluarga, lingkungan pendidikan, dan lingkungan sosial.
Hasil uji regresi linear berganda terhadap seluruh responden mahasiswa
IPB menunjukkan faktor yang berpengaruh nyata dan positif terhadap minat
berwirausaha di bidang wisata alam adalah lingkungan keluarga, lingkungan
sosial, lingkungan pendidikan, dan pengalaman berwirausaha. Untuk melihat
dimensi lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan, lingkungan sosial, dan
pengalaman wirausaha yang berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa
IPB dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14 Faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha di bidang wisata
alam
Variabel
Β
Sig.
(konstanta)
0.006***
Lingkungan Keluarga (skor)
0.247
0.005***
Lingkungan Pendidikan (skor)
0.198
0.036**
Lingkungan Sosial (skor)
0.289
0.006***
Mata Kuliah di IPB (skor)
0.103
0.292
Jenis Kelamin
0.046
0.581
Usia
-0.164
0.054
Suku Daerah
0.027
0.743
Pengalaman Wirausaha
0.184
0.048**
Pendidikan Ayah
-0.105
0.296
Pendidikan Ibu
0.051
0.597
Pekerjaan Ayah
0.131
0.157
Pekerjaan Ibu
-0.028
0.756
2
2
R (Adj-R )
0.475
F (Sig.)
0.000***
Keterangan: *** = nyata pada p ≤ 0.01, ** = nyata pada p ≤ 0.05, * = nyata pada p ≤ 0.10

Hasil penelitian pada Tabel 14 menunjukkan faktor yang paling
berpengaruh nyata pada seluruh contoh adalah lingkungan keluarga (β=0.247;
p=0.005), yang artinya mahasiswa yang memiliki lingkungan keluarga lebih baik
satu skor, maka akan memiliki skor minat berwirausaha di bidang wisata alam
lebih baik sebesar 0.247. Selain lingkungan keluarga, lingkungan sosial (β=0.289;
p=0.006) juga menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap minat berwirausaha,
yang artinya mahasiswa yang memiliki lingkungan sosial lebih baik satu skor,
maka akan memiliki skor minat berwirausaha di bidang wisata alam lebih baik
sebesar 0.289. Selain itu lingkungan pendidikan juga berpengaruh nyata dengan
minat berwirausaha (β=0.198; p=0.036), sehingga pertambahan skor lingkungan

16

pendidikan akan menaikkan skor minat berwirausaha sebesar 0.198. Adapun
diantara karakteristik individu dan karakteristik keluarga yang berpengaruh nyata
dan positif terhadap minat berwirausaha di bidang wisata alam adalah pengalaman
wirausaha (β=0.184; p=0.048). Mahasiswa yang memiliki pengalaman
berwirausaha sebelumnya cenderung memiliki skor minat berwirausaha lebih baik
sebesar 0.184.
Hasil uji regresi juga menunjukkan variabel Mata Kuliah di IPB tidak
berpengaruh nyata dengan minat berwirausaha mahasiswa IPB (β=0.103;
p=0.292), artinya Mata Kuliah Pengantar Kewirausahaan dan Mata Kuliah
Rekreasi Alam dan Ekowisata belum dapat mempengaruhi minat mahasiswa
untuk berwirausaha di bidang wisata alam. Widhiarso (2010) menyatakan ada
beberapa alasan variabel tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel lain, yaitu
ukuran sampel yang kecil, adanya outliers yaitu individu yang unik, perbedaan
konteks, atau terjadi heterokedasitas yaitu kontribusi dari prediktor tidak
signifikan karena antar error memiliki hubungan yang erat. Lebih lanjut
Widhiarso menyatakan bahwa banyak konteks yang bisa mempengaruhi
signifikasi hasil uji statistik, seperti karakteristik sampel, variabel yang diteliti,
kategori skor, hingga desain penelitian.
Hasil uji regresi linear terhadap minat berwirausaha menunjukkan nilai
koefisien determinasi penyesuaian (Adjusted R2) yang diperoleh adalah sebesar
0.475 pada seluruh contoh (Tabel 14). Hal ini berarti penelitian ini dapat
menjelaskan sebesar 47.5 persen pengaruh minat berwirausaha mahasiswa IPB di
bidang wisata alam, sementara sisanya dijelaskan oleh faktor lain diluar model.
Hasil uji regresi linear berganda menunjukkan bahwa lingkungan keluarga,
lingkungan sosial, lingkungan pendidikan, dan pengalaman wirausaha menjadi
suatu hal yang penting dalam upaya meningkatkan minat berwirausaha mahasiswa
di bidang wisata alam di lingkungan kampus IPB.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat berwirausaha mahasiswa di bidang
wisata alam termasuk dalam kategori baik. Hampir seluruh mahasiswa (88%)
menyatakan berminat untuk berwirausaha di bidang wisata alam. Hal ini
menunjukkan bahwa mahasiswa IPB memiliki ketertarikan yang tinggi dalam
hal berwirausaha di bidang wisata alam.
2. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang positif antara
lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan, lingkungan sosial, mata kuliah di
IPB dan pengalaman wirausaha dengan minat berwirausaha mahasiswa IPB di
bidang wisata alam. Mata kuliah di IPB tidak berpengaruh terhadap minat
berwirausaha mahasiswa IPB, sehingga dapat dikatakan mata kuliah di IPB
belum dapat mempengaruhi minat berwirausaha mahasiswa IPB di bidang
wisata alam. Berdasarkan hasil penelitian juga diketahui bahwa lingkungan
keluarga, lingkungan sosial, lingkungan pendidikan, dan pengalaman
wirausaha merupakan faktor yang berpengaruh terhadap minat berwirausaha
mahasiswa di bidang wisata alam. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan
keluarga, lingkungan sosial, lingkungan pendidikan, dan pengalaman

17

berwirausaha merupakan faktor penting untuk mendorong minat berwirausaha
mahasiswa IPB di bidang wisata alam.
Saran
Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah Institut Pertanian
Bogor hendaknya menciptakan lingkungan akademis dan sosial yang lebih
kondusif bagi proses pengembangan identitas dan pemilihan karir berwirausaha
mahasiswa, seperti memfasilitasi program-program kewirausahaan mahasiswa
melalui lembaga kemahasiswaan, dan mendorong mahasiswa untuk membuat
Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Kewirausahaan. IPB sebaiknya juga
mendukung kegiatan berwirausaha di lingkungan kampus dengan menyediakan
fasilitas pendukung berupa tempat usaha (entrepreneurship center) yang dapat
dipakai mahasiswa untuk melakukan aktivitas usaha. Perguruan tinggi sebaiknya
membuka kesempatan seluas-luasnya kepada mahasiswa untuk memiliki
pengalaman kerja/ magang di perusahaan wisata alam

DAFTAR PUSTAKA
Alma B. 2009. Kewirausahaan. Bandung (ID): Penerbit Alfabeta.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Ketenagakerjaan Indonesia. [internet].
[diunduh pada 2014 April 22]. Tersedia pada: http://www.bps.go.id
Bungin B. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan
Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial lainnya. Jakarta (ID): Kencana
2011.
Davidson P, Honig B. 2003. The Role of Social and Human Capital Among
Nascent Entrepreneurs. J. Bus. Venturing. 18(3): 301-331.
Effendi S, Ali T, Wijaya, Chasrul H. 1995. Fungsi Keluarga dalam
Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia. Jambi (ID): Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Ilham M. 2012. Pengaruh Lingkungan Keluarga, Lingkungan Pendidikan, dan
Lingkungan Sosial terhadap Minat Kewirausahaan Mahasiswa IPB. [tesis].
Bogor (ID): Sekolah Pascasarjana IPB.
Indiarti N, Rostiani R. 2008. Intensi Kewirausahaan Mahasiswa: Studi
Perbandingan antara Indonesia, Jepang, dan Norwegia. Jurnal Ekonomika
dan Bisnis Indonesia, Vol. 23 (4), pp. 1-27.
[IPB] Institut Pertanian Bogor. 2013. Panduan Program Pendidikan Sarjana
Edisi Tahun 2013. Bogor (ID): IPB Press.
[KEMENHUT] Kementerian Kehutanan. 2012. Data dan Informasi Pemanfaatan
Hutan Tahun 2012. Jakarta (ID): Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan.
Lupiyoadi R. 2007. Entrepreneurship From Mindset To Strategy. Cetakan
Ketiga. Jakarta (ID): Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
Nitisusastro M. 2010. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil. Bandung
(ID): Penerbit Alfabeta.
Prasetyo JR. 2005. A Study of Educational and Career Aspirations of Semarang
Freshmen Universities. Indonesia [dissertation]. Pittsburgh (US):
University of Pittsburgh.

18

Qomarun. 2000. Kewirausahaan: Buku Pegangan Kuliah Teknik Arsitektur.
Surakarta (ID): Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Santoso S. 2010. Teori-teori Psikologi Sosial. Bandung (ID): Refika Aditama.
Siswoyo BB. 2009. Pengembangan Jiwa Kewirausahaan di Kalangan Dosen dan
Mahasiswa. Jurnal Ekonomi Bisnis. Tahun 14 No. 2. Juli.
Situmorang. 2007. Program Diklat Entrepreneurship. DisainTek Vol. 01, No. 01
Desember.
Suhardi, Arissetyanto N, Purwanto SK, Maman F. 2007. Kewirausahaan:
Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda. Jakarta (ID): Penerbit
Salemba Empat.
Sukmana UD. 2008. Peran Pendidikan Kewirausahaan dalam Menumbuhkan
Motivasi Wirausaha (Studi tentang Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan
terhadap Motivasi Wirausaha Mahasiswa Universitas Kuningan).
EQUILIBRIUM. Vol. 4, No. 8 (1-23